Saturday, October 16, 2010

Uigwe

8 panel gambar di dalam Uigwe judulnya “Royal Procession to the Ancestral Tomb in Hwaseong” abad ke-18, cat warna diatas sutra, tinggi 142 cm, lebar 62 cm. Courtesy: Samsung Museum of Art.

Uigwe adalah buku yang mencatat berbagai macam event kenegaraan secara visual dan juga tertulis khususnya di jaman Raja-Raja Korea.

Karena sudah menjadi tradisi untuk mengikuti apa yang dilakukan oleh Raja sebelumnya ketika ada acara-acara kenegaraan penting (terutama yang berkaitan dengan Keluarga Raja).
Semua prosedur dicatat dengan teliti dalam Uigwe agar bisa menjadi panduan untuk generasi sebelumnya.

Uigwe adalah kombinasi dari dua kata uisik (upacara) dan gwebum (contoh).

Selain mengatur pernikahan kerajaan, jamuan istana, pewarisan takhta, koronari atau penobatan, pemakaman, dan ritual-ritual adat, Uigwe juga merupakan kumpulan karya tulis, seperti Sillok, dan juga konstruksi istana-istana serta benteng.

Yang membuat Uigwe sangat spesial adalah karena Uigwe begitu detil. Misalnya untuk pernikahan, bukan hanya mencatat urut-urutan ritual dan siapa saja yang terlibat atau hadir, tapi juga busana yang dikenakan, bahkan ukuran, warna, dan barang-barang yang digunakan dalam upacara juga dicantumkan, lengkap dengan gambar.

Catatan mengenai pembangunan istana-istana dan bangunan penting juga termasuk deskripsi lokasi bangunan-nya, struktur dan aturan bangunan, bahan yang digunakan dalam proses pembangunan, budget atau dana yang dianggarkan dan biaya sesungguhnya yang dikeluarkan, juga catatan perkembangan pembangunan setiap hari-nya. Keren ya...

Ada catatan mengenai nama-nama pelayan dan juga pekerja dalam setiap acara, beserta tanggung jawabnya masing-masing. (Sedikit aneh, tapi yang sangat disyukuri oleh generasi sekarang akan kekayaan budayanya, dan ini juga bisa dijadikan dasar untuk pembuatan drama atau film historis)

Selain itu juga ada catatan tentang laporan keuangan-nya yang sekarang mungkin kita kenal seperti laporan keuangan auditor independent (apa mungkin juga disertai dengan pendapat auditornya ya...wajar tanpa syarat atau wajar dengan syarat hehe...Ini bahkan sebelum dasar2 akunting diciptakan di Amerika)

Manfaat lain Uigwe, jika ada bangunan yang terbakar atau rusak akibat bencana, akan mudah dibangun kembali sesuai dengan desain aslinya.

Nilai dari Uigwe sebagai sumber untuk para sarjana di masa itu, dalam hal musik tradisional, arsitektur, dan currency atau nilai mata uang benar-benar tidak ternilai.

Restorasi bangunan benteng Hwaseong yang dijuluki jewel in the crown atas arsitektur Korea misalnya, dibangun kembali setelah rusak sejak jaman perang Korea, juga menurut petunjuk dari Uigwe, th 1970.


Ilustrasi Benteng Hwaseong dalam Uigwe

5 comments:

  1. hebat ya raja korea terdahulu, sudah melkukan administrasi yang rapi... salut...salut..... dah itu jaman dulu di korea udah mengenal belajar atau sarjana2 gtuh!.....
    kagum saya........

    ReplyDelete
  2. bedanya dengan kerajaan di Indonesia, korea tuh pencatatannya lengkap bgt ya. haduhh iri aku. aku sering nyari info ttg raja2 jawa tapi gak selengkap wiki dari dinasti joseon. phew...

    ReplyDelete
  3. Coba dulu kerajaan di Indonesia kyk gitu ya pasti keren tuh ....

    ReplyDelete
  4. Di Indonesia, baru mengenal pencatatn sejarah baru sejak Nusantara di masuki oleh Eropa.
    sebelum Eropa masuk bukti2 sejarah baru berupa prasasti saja.

    ReplyDelete
  5. orang korea itu bener-bener sayang ya ma generasinya buktinya menulis catatan sejarah untuk masa depan generasi yang akan datang, eh salam kenal ya mbak tirza ................, blognya mbk sangat b'guna sekali ......... khamsahamnida ........... ^_^

    ReplyDelete