Tuesday, November 26, 2013

Good Doctor episode 17

Yoon Seo membangunkan In Hae dan memintanya bersiap untuk segera ke RS. In Hae menjawab lemah, sebentar lagi.
Park Shi On datang ke apartemen Yoon Seo untuk menjemput In Hae. In Hae sudah duduk di tepi tempat tidur, tapi wajahnya pucat sekali dan darah mulai merembes keluar dari sudut mulutnya.
In Hae jatuh pingsan. Shi On dan Yoon Seo syok, In Hae-ya! keduanya lari ke arah anak itu dan segera membawanya ke RS.
Shi On menggendong In Hae dan Yoon Seo lari di samping mereka. Ketiganya bergegas lari ke UGD untuk menyelamatkan In Hae.
Jin Wook dan dokter UGD langsung membantu Yoon Seo dan Shi On, semuanya terlihat tegang dengan kondisi In Hae yang langsung drop. Demam tinggi dan tekanan darahnya rendah. In Young menangis melihat kondisi In Hae.

Yoon Seo terlihat menyesal, ini karena ia tidak minum obat penekan asam lambungnya. Jadi In Hae kena infeksi lagi.
Do Han lari menemui In Hae, apa ini septic shock? (Syok yang timbul akibat penggandaan bakteri dalam darah dan pelepasan racun2nya. Bisa membuat organ-organ tubuh jadi tidak berfungsi)  Do Han minta laporan soal darah In Hae serta mengganti chemoport anak itu.
(Chemoport : Kateter yang dipasang di vena yang melalui hati, digunakan untuk transfusi obat dan darah). Semua langsung bergerak.

Chae Kyung menemui Presdir Lee. Ibu tirinya masih marah, ia tidak ingin melihat wajah Chae Kyung dan memintanya pergi, tidak perlu mengurusi masalah Yayasan.

Chae Kyung mengejutkan Presdir Lee dengan meminta maaf, saya tulus. Permintaan maaf ini sepertinya yang pertama saya katakan sejak saya di sekolah menengah. Chae Kyung tahu tidak mungkin baginya untuk segera memperbaiki apa yang sudah ia lakukan tapi paling tidak Chae Kyung minta ibu tirinya memberinya kesempatan untuk memperbaikinya.
Presdir Lee menghela nafas dan berkata saat ini tidak ada yang bisa dilakukan Chae Kyung untuk Yayasan ini.

Chae Kyung : Ini bukan karena Yayasan, ini demi Ayah, Direktur dan..demi anda.

Shi on dan Jin Wook duduk dengan lesu. Yoon Seo mendekati mereka, ia berkata untungnya In Hae masih memiliki pembuluh darah yang hidup. Ia menyesal, seharusnya tidak membawa In Hae ke rumahnya.

Jin Wook menghiburnya, meskipun In Hae di RS, hal seperti ini tetap bisa terjadi. Jangan menyalahkan diri sendiri. Shi On setuju, paling tidak satu atau dua minggu sebelumnya, In Hae sudah mulai infeksi. Tapi Yoon Seo tetap merasa bersalah.

Do Han masuk, jelas kelihatan sangat marah. Ia langsung minta mereka mengikutinya ke kantor. Sampai di ruang dokter anak, ia marah-marah pada semuanya. Apa sebenarnya yang kalian lakukan?!

Ketiganya menunduk. Do Han membentak Shi On, Park Shi On! sebagai dokter jaganya, bagaimana kau bisa lupa memberinya obat sesuai jadwal? Shi On minta maaf.

Do Han : Han Jin Wook, kau yang paling lama memonitornya, kau seharusnya memperhatikannya! Cha Yoon Seo, bagaimana kau bisa membawa seorang pasien ke rumahmu? Apa gunanya menganggap anak itu sebagai keponakan kalian kalau hanya membuatnya pingsan?

Prof Kim Jae Joon tiba-tiba masuk dan marah2 pada Do Han. Apa kau tidak bisa menjaga pasien dengan benar? Dia adalah anak yang sudah dijadwalkan untuk operasi, kenapa kalian membuatnya dalam kondisi seperti ini? Apa yang akan kalian lakukan jika ia tidak pulih sampai saat operasi nanti?
Do Han hanya bisa minta maaf. Kim Jae Joon minta mereka menjaga In Hae dengan benar, jika kalian tidak ingin membunuh pasien sebelum transplantasi.

Yoon Seo, Jin Wook dan Shi On menemui In Young. Ketiganya minta maaf pada kakak In Hae. Tapi In Young menangis, ia menyalahkan dirinya sendiri yang sudah membuat adiknya sampai lari keluar di tengah cuaca yang begitu dingin.
Do Han menemui Joon Young. Ia memeriksa anak itu dengan stetoskop kuningnya :)
Anak ini cakeppp banget ^^ tunggu 10 th lagi ..pasti keren
Setelah itu Do Han duduk dan bicara dengan Joon Young, apa posisimu dalam tim? Joon Young ada di bagian outfielder dan ia adalah pemukul ke-5.
Do Han kagum, wow..jadi kau adalah salah satu dari trio pembersih (pemukul ke-3, 4 dan 5 dalam baseball). Joon Young membenarkan, ia kelihatan senang karena Do Han mengerti.

Joon Young ingin menjadi pemain baseball terkenal seperti Lee Byung Gyu (julukannya si Kuda bersurai merah). Do Han yakin Joon Young bisa menjadi pemain baseball hebat.
Joon Young memberikan bola pada Do Han, tolong diterima, ini adalah bola yang pertama kali saya pukul. Do Han heran, kenapa kau memberikan benda berharga ini pada paman?

Joon Young ingin memberikan hadiah pada Do Han, ia mohon Do Han merawatnya dengan baik. Do Han terharu dan menolak pemberian Joon Young. Tapi Joon Young memaksanya.
Akhirnya Do Han mengambil bola itu, lalu menggenggam tangan Joon Young erat-erat. Kang Hyun Tae melihat keduanya, ia menghela nafas.

Kang bicara berdua dengan Do Han, ia ingin pergi ke Jepang minggu depan. Kang Hyun Tae sudah membuat janji dengan Prof Miuda Daisuke dari RS Gameda.
Do Han tahu Prof Miuda adalah salah satu dokter anak terbaik di dunia. Kang Hyun Tae tidak bermaksud menyinggung harga diri Do Han, tapi ia mohon Do Han mengerti.

Do Han mengerti, ia sama sekali tidak tersinggung. Kami akan memberikan semua catatan kami (soal kasus Joon Young) pada anda.
Kang Hyun Tae berterima kasih. Sebelum berpisah, Do Han komen, paling tidak ia merasa ini lebih baik. Do Han bisa mengingat Kang Hyun Tae sebagai seorang ayah yang menyayangi putranya. Do Han membungkuk dan jalan pergi.

Shi On menemui Chae Kyung dan mengembalikan sweater mahal itu. Chae Kyung heran, apa kau tidak akan mengenakannya? Kau tidak menyukainya?
Shi On menggeleng, bukan. Hanya saja ini terlalu mahal dan saya jadi tidak enak. Chae Kyung membujuk Shi On mengenakannya.

Shi On menolak, terima kasih, saya tidak boleh menerimanya. Chae Kyung langsung mengerti, sepertinya bukan karena harganya yang mahal. Kenapa? Apa ada seseorang yang melarangmu mengenakannya?
Apa ada orang yang cemburu kalau aku membelinya untukmu?

Shi On melongo, ia heran bagaimana Chae Kyung tahu. Chae Kyung geli melihat ekspresi polos Shi On. Orang yang menerima pengakuan darimu pasti sangat menyukaimu. Jika tidak apa-apa diantara kalian, dia tidak akan mengatakan apapun.
Shi On : Benarkah? Apa benar-benar karena itu?
Chae Kyung : Kau tidak ingin mengenakannya karena kau sadar dengan perasaan orang itu, aku hanya ingin mengatakan itu.

Shi On cemberut, saya dibohongi. Shi On berkata ia mulai sedikit tidak menyukai Chae Kyung. Tapi hanya sedikittt sekali, Shi On menunjukkan ujung jarinya. Lalu Shi On bergegas melarikan diri.
Chae Kyung tersenyum geli, lucu sekali.

Do Han membuka perban luka di pinggangnya, astaga ..luka itu sepertinya terbuka lagi karena Do Han tidak istirahat dengan benar. Do Han merawat sendiri lukanya.

Chief Nam diam-diam memikirkan Perawat Jo, betapa gagahnya dia saat mengancam si pembunuh waktu itu wkk, lalu Chief Nam geleng2 kepala dan menepuk wajahnya sendiri, mengusir pikiran "aneh" itu.
Perawat Jo masuk ke kantornya dan nyengir, apa anda memikirkan saya? gubrag. Chief Nam langsung menyangkal dengan keras.

Perawat Jo membuat gerakan seolah bisa membaca pikiran orang, saya adalah Gung Ye di RS ini, anda tahu? Perawat Jo langsung merapal mantra. (lucu sih, andai tidak ada one-eye pose-nya itu. Pesan sponsor kali.)
Perawat Jo mengingatkan Chief Nam, sudah waktunya untuk membuat pertunjukan tahunan untuk Ulang Tahun bagian bedah anak.
Chief Nam terkejut, omo! benar. Ini sudah waktunya. Perawat Jo tanya apa dia siapkan saja sendiri pertunjukannya. Chief Nam minta Jo membahas dengan bagian medis dan melarangnya membuat sesuatu seperti Cinderella seperti tahun lalu. Perawat Jo mengerti.

Do Han menemui Direktur Choi. Direktur tanya soal luka Do Han, jangan melupakan perawatannya hanya karena kau sibuk. Untuk melayani pasien, seorang dokter harus sehat terlebih dahulu.
Do Han mengerti dan tanya soal Yayasan.

Direktur menjelaskan, Presdir dan stafnya sudah melakukan semua cara yang bisa dilakukan. Tapi ia merasa ragu akan berhasil. Masalahnya, orang-orang berbakat di RS ini akan mulai terpengaruh pada cara-cara kapitalis.
Do Han membenarkan, tapi sepertinya sulit berpegang hanya pada prinsip. Direktur membenarkan, itu memang sulit, tapi prinsip itu bagaikan tameng. Memang tameng tidak memiliki sisi tajam tapi tameng bisa melindungi dari sisi tajam, agar tidak satupun yang terluka. Do Han mengangguk.


Shi On menjaga In Hae, ia ingat soal mimpinya. Shi On menghela nafas dan terlihat sedih.

Yoon Seo masih mempelajari kasus Joon Young. Do Han melihatnya dan tanya kenapa Yoon Seo masih bertahan dengan kasus itu. Yoon Seo tidak melakukannya demi operasi, tapi ia ingin menulis paper-nya sendiri soal ini.
Do Han mengatakan rencana Kang Hyun Tae yang ingin membawa Joon Young menemui Prof Miura di Jepang. Yoon Seo terkejut, dia adalah orang tertinggi dalam bidang kedokteran anak. Do Han minta Yoon Seo segera menyelesaikan paper itu dan mengalihkan perhatiannya untuk kasus lain.

Do Han tiba-tiba menekan pinggangnya, ia tampak kesakitan. Yoon Seo terkejut, anda tidak apa-apa? Apa lukanya infeksi?
Do Han menjawab pendek, tidak. Ia jalan pergi. Setelah itu, Yoon Seo mendapat sms, ia memenangkan sesuatu.

Ayah Joo Nam menemui Shi On. Shi On..Shi On ini aku. Shi On heran, ia tidak mengenali pria itu. Ayah Joo Nam mengatakan namanya, aku Dong Goo. Jang Dong Goo.
Shi On tertegun, ia ingat sekarang, Dong Goo..

Nama itu membuat Shi On ingat kejadian diluar tambang, dia adalah anak yang suka memukulinya dan menolak Shi On bergabung bersama kelompok mereka. Anak yang menyuruhnya masuk ke tambang untuk mengambil sekrup. Anak yang secara tidak langsung membuat kakaknya meninggal.
Wajah Shi On langsung terlihat muram.

Dong Goo cerita, anaknya terkena tumor sacrococcygeal dan besok anaknya harus dioperasi. Dong Goo menjelaskan ia mendapatkan anak itu waktu SMa karena kecelakaan dan ia tetap saja ingin pacarnya tetap melahirkan anak itu. Dong Goo melihat Shi On kemarin tapi belum berani bicara pada Shi On.
Dong Goo tahu, meskipun kejadian itu sudah lama sekali, saat mereka anak-anak, tapi ia tetap bersalah pada Shi Ok dan Kak Shi Deok. Dong Goo merasa sebagai hukumannya, anaknya Joo Nam harus sakit parah.

Shi On memotongnya, anak itu hanya sakit. Anak itu tidak dihukum.
Dong Goo : Dulu, aku menghilangkan kesempatan untuk meminta maaf. Maafkan aku. Kumohon maafkan aku, temanku.

Shi On cemberut, ia langsung berbalik dan jalan pergi. Dong Goo mencoba memanggilnya tapi Shi On masih merasa marah.
Do Han melihat Shi On duduk bengong di aula RS. Ia sedikit geli dan menemui Shi On, kenapa kau duduk disini? Shi On segera berdiri. Ia ingin tanya sesuatu.
Do Han : Apa lagi sekarang?

Shi On tanya, bagaimana jika ada orang yang sudah melakukan kesalahan besar padanya dan ingin minta maaf. Apa saya harus memaafkannya?
Do Han : Itu tergantung pada orangnya. Jika orang itu minta maaf hanya untuk membuat hatinya tenang maka jangan memaafkannya. Tapi jika ia minta maaf dengan tulus, maka tidak apa-apa memaafkannya.

Shi On tidak tahu apa orang itu tulus atau tidak.
Do Han berkata itu mudah, amati baik-baik bagaimana orang itu telah hidup sampai saat ini dan bagaimana ia hidup saat ini. Shi On mengerti.

Yoon Seo bertemu Shi On, kau jalan dengan pikiran melayang kemana-mana.
Shi On meraih sesuatu di udara, saya sudah menangkapnya wkk (menangkap pikirannya.)

Yoon Seo dengan santai tanya apa Shi On punya waktu malam ini, ia ingin mentraktir Shi On makan.
Shi On heran, kenapa ia harus makan dengan Yoon Seo.

Yoon Seo cerita, ia memenangkan hadiah makan dan ingin mengajak Shi On. Sampai nanti. Yoon Seo langsung pergi.
Shi On bengong. Artinya ini kencan honey ..wkk

Next, kita lihat pasangan ini mengenakan pita besar di atas kepalanya di tengah staf restoran yang menembakkan confetti dan teriak-teriak : cium..cium! Cium! cium! kkk

Yoon Seo menghentikan mereka dan berkata untuk membiarkan Shi On makan dulu.
Salah seorang staf yang mirip Shin Bong Sun (cameo,  Kim Young Hee) berkata setelah makan semuanya ini mereka harus cium!..cium! Yoon Seo minta mereka diam, kami akan mengurus soal itu.
 

Kim Young Hee berbisik, apa maksudnya anda akan mengurusnya? Kami akan mematikan lampu sehingga anda bisa melakukannya. Cium! cium! Yoon Seo susah payah mengusir mereka. Astaga.

Yoon Seo berkata ke Shi On, ia pikir ini hanya kupon makan, tapi sepertinya ini acara untuk pasangan. Shi On menjawab, tidak apa-apa. Saya hanya ingin memakan steaknya. Shi On mulai mengiris-iris daging. Yoon Seo terlihat geli.

Yoon Seo dengan wajah polos tanya, apa yang akan dilakukan Shi On jika mereka berkeras meminta kita untuk berciuman lagi setelah makan? Apa yang akan kau lakukan?

Shi On tertegun, wajahnya terlihat panik. Tidak bisa. Saya tidak ingin melakukannya.

Yoon Seo : Aku cuma bercanda tapi kau benar-benar tidak menyukainya.
Shi On menggeleng, bukan seperti itu, saya dengar ciuman hanya dilakukan oleh orang yang akan kita nikahi. Itu sebabnya saya tidak bisa melakukannya.

Yoon Seo tidak percaya, Shi On ternyata kuno sekali. Wkk (Tapi Shi On benar juga, demi menjaga hal-hal yang tidak diinginkan hehehe, soalnya daging itu lemah honey.)
Shi On terkejut, apa saya salah mendengar? Lalu kapan dan dimana seseorang bisa melakukannya?

Yoon Seo terlihat senang, ia meletakkan peralatan makannya untuk menjawab dengan serius, dimana saja, kapan saja.
Shi On mengerti, ia mengangguk-angguk. Oh..ini sesuatu yang seharusnya dilakukan sesekali. Yoon Seo mengangguk. Ia minum anggurnya dan terlihat sangat menikmati ini. Wkk

Do Han mengajak Chae Kyung duduk di balkon diatas ruang operasi. Chae Kyung heran, kenapa oppa membawaku kesini?
Do Han ingin membantu Chae Kyung menemukan kenangan indah dari masa lalu, aku mengakui perasaanku padamu disini. (yah..)

Chae Kyung mengangguk, ya benar juga. Sekarang aku ingat. Apa katamu saat itu? Kau mengatakan sesuatu yang keren. Do Han sedikit geli, itu sama sekali tidak keren.
Do Han : Yang kukatakan waktu itu adalah "setelah memikirkannya, aku bosan sendirian."
Chae Kyung heran, sudah?
Do Han mengangguk : Yep.

Chae Kyung tidak percaya, benar? cuma itu? haha..Do Han membenarkan. Chae Kyung tidak mengerti, tapi kenapa waktu itu aku mengira itu keren?


cute manicure
Do Han nyengir, kurasa aku lebih keren dari pengakuanku. (ya oklah setuju. Belum2 Chae Kyung pasti sudah bilang, I do..I do..wkk)

Chae Kyung geli, ia merangkul lengan oppanya, kurasa kau benar. Bagaimana tidak keren kalau kau melihatnya seperti itu? Kenangan indah bukanlah sesuatu yang bisa kau ingat dengan kata-kata.
Do Han ketawa : Benar, yang kuingat suhu saat itu sekitar 36,7 derajat Celcius dan seorang wanita yang memiliki humerus dan ulna (lengan dan siku) kurus sedang duduk di depanku.
Chae Kyung memukul lengan Do Han, ia geli mendengar Do Han bicara seperti ini. Do Han meraih tangan Chae Kyung dan menggenggamnya. Keduanya tertawa geli.


Kembali ke pasangan Shi On-Yoon Seo. Keduanya sekarang sudah menikmati kopi dan kue. Yoon Seo tanya apa Shi On dan Jin Wook sering membahas masalah kehidupan cinta mereka.
Shi On membenarkan. Yoon Seo tanya apa Shi On mengatakan soal pengakuan Shi On padanya.

Shi On menggeleng, tidak.
Yoon Seo : Karena kau merasa malu?
Shi On tidak merasa malu, ia hanya tidak ingin mengatakan soal itu kepada Jin Wook. Yoon Seo ingin tahu kenapa, bukannya kau ingin jujur dan terbuka?

Shi On mengaku sebenarnya ia ingin melakukannya, tapi jika ia terbuka dan mengatakan pada orang-orang tentang perasaannya, ia takut ia mungkin akan melukai orang yang ia sukai.
Yoon Seo heran, melukai seperti apa?

Shi On : Karena saya berbeda dengan orang lain. Orang yang saya sukai mungkin akan diejek oleh orang lain. Teman-teman saya juga diejek, karena mereka dekat dengan saya. Jadi lebih nyaman kalau saya sendirian. Kalau saya sendiri yang diejek itu lebih mudah.
Yoon Seo tertegun, itu memang kenyataan.

Jin Wook menemukan In Young duduk di lorong RS. In Young tampak kelelahan. Jin Wook mendekatinya, kenapa kau tidak mencoba tidur?
In Young berkata ia tidak apa-apa. Jin Wook mencoba menghibur, dia masih sedikit demam tapi..kau tahu benar septicemia membutuhkan waktu untuk stabil lagi. Jangan cemas, karena ia akan segera pulih dalam beberapa hari.

Jin Wook membungkuk dan jalan pergi. In Young tiba-tiba menahannya. Maaf dokter..
Jin Wook ; Ya?

 In Young : Tidurlah dengan nyenyak. Jangan gelisah.

Jin Wook heran mendengar kata2 In Young. In Young menjelaskan, ia tidak akan menjadi wanita normal lagi setelah operasi transplantasi dan ia tidak ingin menjadi beban untuk Jin Wook. In Young ingin Jin Wook mengakhiri semuanya sampai disini.
Jin Wook : Apa In Hae adalah beban bagimu, In Young? Sama saja bagiku, bagaimanapun kau tidak akan menjadi beban bagiku.

Beberapa saat kemudian, Jin Wook sibuk mengejar dan menggelitik Shi On. Hei, Park Shi On! Kau kan? Tidak ada orang lain yang tahu. Katakan padaku! Kau kan yang mengatakannya pada In Young, benar kan?
Shi On tidak berdaya menghadapi serangan Jin Wook, maaf! maaf! itu keluar begitu saja, tidak bermaksud untuk...

Jin Wook tersenyum geli, tapi bagaimanapun ..terima kasih karena kau membantuku mengaku. Hore..Shi On adalah ahli dalam soal ini wkk.
Shi On duduk dan tanya bagaimana reaksi In Young. Jin Wok menghela nafas, bagaimana menurutmu? Tapi apa boleh buat, cinta yang menyakitkan tetaplah cinta. Shi On bengong mendengarnya. Jin Wook terlihat gemas dan mencubit pipi Shi On.

Yoon Seo juga memikirkan kata-kata Shi On bahwa pengakuannya hanya akan membuat orang yang ia cintai menderita.

Shi On patroli di RS malam itu dan melihat Dong Goo menunggui putranya. Ia mencoba bercanda dan menghibur Joo Nam. Shi On bisa merasakan ketulusan hati Dong Goo pada anaknya, ia menghela nafas.

Paginya, Shi On mengecek kondisi In Hae. Perlahan In Hae membuka matanya. Shi On menyapanya, kau sudah sadar sekarang?
In Hae menjawab lemah, kukira aku sudah mati. In Young menangis, kenapa kau harus mati? In Hae minta maaf pada Shi On dan juga pada Dr. Cha.

Shi On mengerti, ia akan menyampaikan permintaan maaf In Hae. Mulai sekarang, kau harus rajin minum obatmu dan menjalani perawatanmu.

In Hae menangis. Shi On mengusap air matanya, jangan menangis. In Hae mengangguk, aku tidak akan menangis sekarang dan aku..tidak ingin meninggal.

Do Han dan Shi On mengunjungi Joo Nam dan Dong Goo. Do Han memeriksa anak itu, ia tersenyum dan membelai kepalanya. Do Han berkata ke Dong Goo, mereka akan mulai membedah Joo Nam dalam satu jam.
Dong Goo : Ya, tolong urus dia dengan baik Dokter.

Shi On tiba-tiba buka suara, ia membungkuk ke Profesornya dan mohon agar Do Han memperhatikan Joo Nam. Dia adalah teman sekampung saya dan Joo Nam adalah putranya.
Do Han terkejut, teman sekampungmu? Lalu kenapa kau tidak mengatakan apapun sebelumnya? Shi On diam saja. Tapi Dong Goo terlihat lega.

Shi On bicara berdua saja dengan Dong Goo. Dong Goo berterima kasih padanya.
Shi On : Tidak perlu berterima kasih. Tentu saja operasinya harus berhasil. Kau sangat menyayangi Joo Nam kan?

Dong Goo membenarkan. Bagaimanapun Joo Nam adalah putranya, meskipun sulit sekali membesarkannya, tapi anak itu satu-satunya harapan Dong Goo.
Shi On mengerti dan tanya satu hal dari Dong Goo. Apa aku benar adalah temanmu?
Dong Goo : Tentu saja, kau adalah temanku. Dulu aku bukan seorang teman yang baik, sekarang aku adalah teman yang berterima kasih padamu.

Shi On : Kalau begitu aku akan memaafkanmu. Dengan satu syarat.
Dong Goo : Apa?
Shi On : Kau harus membesarkan Joo Nam menjadi anak yang sehat dan kuat seperti dirimu.
Dong Goo menangis terharu dan memeluk Shi On.

Do Han memberikan briefing tentang tumor Joo Nam pada timnya. Mereka harus segera mengambil tumor yang menekan urethra dan kaki anak itu.
Lalu mereka mendapat telp dari bagian UGD, ada seorang pasien yang mengeluh sakit perut. Kemungkinan besar hernia.

Do Han minta Shi On segera mengecek pasien itu dan memintanya tidak mengikuti operasi Joo Nam. Shi On mengerti dan bergegas pergi.

Shi On menemui pasien barunya. Seorang anak laki-laki yang mengeluh sakit dada dan perut. Anak itu pingsan saat olah raga dan berada di UKS dalam waktu cukup lama. Lalu saat dibawa ke RS, mereka kena macet sehingga anak itu sudah menahan sakit cukup lama. Sekitar 4 jam.
Ibu anak itu mulai panik, dokter kenapa dengan anak saya?

Shi On baru bisa memastikan setelah mendapat hasil CT Scan. Shi On lalu mengirim pesan minta bantuan. Siapa lagi yang bisa diandalkan Shi On saat itu, tentu saja Chief Go! Ayo Chief!
Chief Go langsung berlari ke arah UGD, membuat para perawat kaget. wkk komik banget.

Tim Do Han masih sibuk melakukan operasi pengangkatan tumor. Kelihatan sekali ini memang tim kelas A.

Chief Go masuk ke ruang UGD, Ah..Dr. Park mana CT scannya? Ia segera lari ke arah monitor dan mempelajari kondisi anak itu.

Chief Go syok melihat hasil scan itu, bagaimana bisa ada diaphragmatic hernia dan sebesar ini..? Shi On menjelaskan, gejalanya terlambat diketahui. Ususnya sudah mendesak ke arah dada dan menekan paru-paru.
Chief Go mengerti, Ususnya terjepit di diafragma dan menjadi sel mati.

Shi On langsung panik, Kita harus segera mengoperasinya, cepat..cepat! Chief Go menggeleng, sudah terlambat. Kalau kita melakukannya saat ini, anak itu akan kena serangan jantung.

Il Kyu mendengar kabar itu dan menyampaikannya pada Do Han. Do Han tahu kasusnya lumayan berat. Yoon Seo memutuskan untuk melihatnya.

Chief Go masih adu pendapat dengan Shi On, begitu kita membedahnya, anak itu akan meninggal. Shi On masih membujuknya, Ch..Chief..
Chief Go stres, ah diamlah. Shi On terus memandangi Chief Go dengan penuh harap. Chief Go mengeluh, ah aku bisa gila.

Shi On : Waktu terus berjalan.

Chief Go semakin stres, aku tahu. Tiba-tiba Chief Go melihat tangannya yang kapalan dan tiba-tiba memberi perintah : Dr. Park, siapkan ruang operasi dan ahli anestesi. Panggil dokter dari bagian bedah umum.
Shi On tertegun dan tidak segera bereaksi. Chief Go membentaknya, apa yang kau lakukan? Shi On langsung bergegas pergi menyiapkan perintah Chief Go. Wow..

Yoon Seo lari ke UGD dan mencari pasien itu tapi tidak ada karena sudah dibawa Chief Go ke ruang operasi. Il Kyu lapor pada Do Han, Chief Go yang memimpin operasinya. Do Han dan timnya terkejut.

Chief Go menunjuk Shi On menjadi asisten pertamanya. Cie.. Shi On sampai syok tapi segera mengiyakan.
Chief Go memulai operasi. Ia menerima scalpel dan mulai mengiris.

Mata Chief Go memancarkan rasa panik dan takut sementara mata Shi On tampak tajam. 

Benar saja, tidak lama setelah dibedah, anak itu mengalami serangan jantung.
Semua tegang. Chief Go ingin mengeluarkan usus mati yang terjepit dalam diafragma untuk melonggarkan pernafasan. Chief Go memasukkan jarinya untuk mengambil usus mati itu, ia tampak kesulitan.
Dokter anestesi berseru : tekanan darahnya turun drastis. Chief Go belum juga menemukan usus yang terjepit.

Shi On memejamkan mata dan konsentrasi, ia melihat usus itu dalam pikirannya. Chief..retractor! (alat medis seperti sekop kecil untuk menggali atau menahan organ tubuh)

Chief Go mengambil retractor dan dengan bantuan alat itu, akhirnya ia berhasil mengeluarkan usus yang terjepit itu. Masalah berikutnya, kondisi vital anak itu masih belum pulih dan jantungnya dalam bahaya.

Chief Go minta disiapkan alat pemacu jantung, ia akan mengurus necrosis itu nanti. Semua langsung mengikuti perintah Chief Go. Mengoleskan gel pada defibrillator dan mulai mengejutkan jantung anak itu. 50 joule..belum ada reaksi.
Yoon Seo dan Do Han berdiri di depan pintu operasi dan mengawasi jalannya operasi dengan tegang. Chief Go menaikkan energi, 100 joule. Tapi tetap saja tidak ada perubahan, jantung anak itu tetap berhenti. Chief Go syok.

Shi On memanggilnya, Chief..Chief! Chief Go langsung sadar dan menyerahkan alat di tangannya pada dokter lain dan mulai memacu jantung secara manual.
Chief Go menekan jantung anak itu dengan wajah tegang, ayolah..ayo.
Yoon Seo dan Do Han juga terlihat tegang. Sampai tiba-tiba, dokter anestesi lapor, denyut jantungnya mulai kembali! Kondisi vitalnya mulai membaik.


Chief Go lega sekali. Shi On mengingatkan Chief Go, sekarang anda bisa menghilangkan bagian organ yang mati. Chief Go mengangguk, baik.
Yoon Seo menghembuskan nafas lega, ia pernah mendapat pengalaman buruk dengan operasi seperti ini.


Chief Go menyelesaikan operasinya dengan baik. Selesai, kata Chief Go. Sisanya akan dibereskan oleh Dr. Park. Shi On mengiyakan. Ia dan semua dokter langsung membungkuk pada Chief Go, anda sudah bekerja keras. wow...hidup Chief Go..kkk

Chief Go tertidur karena kelelahan di ruang dokter. Do Han masuk dan berkata, anda sudah melalui banyak kesulitan. Chief Go menjawab singkat, ah kesulitan apa.
Do Han mengira Chief Go akan memindahkan pasien itu ke RS lain lagi.
Chief Go : Apa ada alasan membiarkan anak itu meninggal di jalan?
Do Han mengerti, kalau begitu silahkan istirahat. Ia membungkuk lalu jalan keluar. Chief Go memanggil Do Han, Prof Kim..terima kasih. Do Han tersenyum, tidak perlu.


Shi On lari masuk, ia membungkuk  pada Do Han lalu berdiri di depan Chief Go.
Chief Go ngomel melihat Shi On, kenapa kau lari kesana-sini membuat orang terkejut saja?
Shi On langsung mengacungkan jempolnya, Pak..anda yang terbaik!
Chief Go syok, astaga..kau mengejutkanku saja! Shi  On berkata, seperti dugaan saya, anda adalah orang yang pantas saya hormati.

Chief Go ngomel, anak ini..kau sepertinya selalu mengejekku setiap hari. Tapi Chief Go tersenyum sedikit. Shi On tampak bangga dengan supervisornya. Cie..


Hong Gil Nam mentraktir semua temannya makan-makan, karena ini waktunya gajian. Shi On tidak ikut karena harus membantu Chief Go menyusun file.
Semua  membicarakan Chief Go. Akhir2 ini ia aneh, menyelesaikan operasi dengan gemilang, dia bahkan sering pergi ke bagian dokumen dan laboratorium.

Yoon Seo heran, ini benar-benar aneh. Apa dia bertukar roh dengan seseorang? Il Kyu cerita, kudengar ia bahkan pergi ke rumah Dr. Park. Katanya dia sudah menyiapkan sup anti mabuk untuk Chief Go.
Semua geli, kombinasi apa ini? Ini sama sekali tidak cocok. Hehe..


Shi On memeriksa kondisi Joon Young dan semuanya stabil. Joon Young tanya apa Shi On menyukai baseball.
Shi On tidak tahu banyak soal baseball dan tidak tahu aturannya. Ia hanya tahu jika seseorang gagal memukul 3 kali kau harus ganti dan ia juga tahu soal home run.

Joon Young tampak semangat, baseball itu menyenangkan. Kau seharusnya belajar paling tidak sekali.
Shi On : Kalau begitu apa kau mau mengajariku?
Joon Young : Tentu saja, datanglah sesekali.

Joon Young senang karena bisa mengajarkan sesuatu pada dokter yang pintar. Kang Hyun Tae tersenyum melihat anaknya bisa tersenyum dan akrab dengan Shi On.

Chief Go menerima pasiennya dengan ramah, ia tersenyum dan menangani mereka dengan penuh perhatian. Il Kyu mencatat di samping Chief Go dan terlihat heran. Il Kyu ingin tanya sesuatu tapi tampak ragu.

 Yoon Seo memeriksa In Hae. Ekspresi wajahnya terlihat cemas. In Hae minta Yoon Seo bersikap santai. Yoon Seo merasa bersalah pada In Hae.
In Hae : Ya ampun, jangan seperti itu, jika dokter terus seperti itu, saya akan marah.

Yoon Seo tersenyum. In Hae komen, Yoon Seo pasti tidak tahu seberapa besar ia menerima cinta dari Dr. Park Shi On. Jika cinta itu kecil, akan lebih mudah dilihat tapi jika ukurannya sangat besar, akan sulit dilihat.
In Hae juga tidak bisa melihat cinta kakaknya dengan jelas. Ia merasakannya saat pingsan. In Hae tidak tahu alasannya, tapi ketika ia sadar lagi, ia benar2 ingin hidup demi kakaknya.

Yoon Seo membelai dahi In Hae.


In Hae merasa ia dan Yoon Seo mungkin sama, kita tidak benar-benar melihatnya.
Yoon Seo tersenyum, ia merasa kata-kata In Hae ada benarnya juga.

Chief Go minum bersama Il Kyu. Il Kyu ingin tanya satu hal, ini sudah lama ingin ia tanyakan. Chief Go tanya ada masalah apa, cepat katakan.
Il Kyu tanya kenapa Chief Go memberinya nilai tinggi saat ia hampir tidak lulus waktu itu. Apa ibu saya menyuap anda?

Chief Go ngamuk, apa? dasar brengsek. Kau pikir aku ini apa? Kenapa aku menaikkan nilaimu? Kau ingin tahu?
Il Kyu : Ya.

Chief Go menghela nafas, kau..si brengsek, kau ini mirip aku. Aku benar-benar ingin menjadi dokter bedah, tapi bidang ini dipenuhi orang-orang jenius. Dan aku sudah mencoba yang terbaik, tapi bukannya terus maju, aku ketinggalan di belakang mereka. Aku juga berusaha keras bertahan di RS.
Kau mirip seperti aku dulu. Baik, caraku memang salah, tapi aku ingin kau bertahan disana. Karena kupikir kau akan berhasil kalau aku membiarkanmu tinggal. Sedangkan aku..tidak ada orang yang melakukan itu untukku.

Il Kyu terdiam. Chief Go minum sojunya dan menyuruh Il Kyu minum, keduanya terus minum soju.

Shi On minta ijin pulang sebentar untuk tidur sebentar pada Jin Wook. Jin Wook justru menyuruhnya kembali ke RS besok pagi saja, kau belum tidur selama 3 hari. Shi On menolak. Tapi Jin Wook memaksanya, jika kau tidak konsentrasi, nanti justru akan menimbulkan kecelakaan. Istirahatlah.
Shi On mengangguk, baiklah. Terima kasih.

Shi On jalan pulang sambil menguap, ia ngantuk sekali. Lalu melihat di kejauhan...Chief Go dan Il Kyu sama-sama mabuk di pojangmacha. Bener juga Chief Go dan Il Kyu ini mirip wkk

Paginya. Omo..omo..bed scene~!

Chief Go dan Il Kyu terbaring di atas tempat tidur Shi On. Keduanya sepertinya tidak pakai baju, pasti dilucuti Shi On atau buka2an sendiri nyehehehe

Akhirnya keduanya terbangun dengan syok. Il Kyu langsung menutupi tubuhnya, Chief..apa yang kau lakukan padaku?
Chief Go tidak kalah panik, aku..aku..bukan aku, dasar brengsek!

Tiba-tiba Shi On muncul : Baju anda berdua terkena sup jadi saya mencucinya. Saya menemukan anda pingsan di pojangmacha. Sup anti mabuknya sudah siap, anda harus segera makan, pali..pali!

Chief Go dan Il Kyu duduk di meja makan dengan hanya mengenakan selimut. Shi On menyajikan sup dan minta keduanya makan. Chief Go pasrah, sudahlah..kita makan saja dulu. Il Kyu mengangguk, sepertinya ia mulai sedikit melunak pada Shi On :)

Kang Hyun Tae tidak menemukan anaknya di kamarnya. Ia pergi mencari Joon Young. Ternyata Joon Young main bersama pasien anak lainnya. Kang Hyun Tae komen, bukannya Joon Young akan kelelahan?

Istri Kang berkata Joon Young tampak gembira, tidak seperti saat di Amerika. Disini, ia senang dengan dokter dan juga tampak ceria, dia sepertinya sangat menikmatinya seperti baseball.
Kang Hyun Tae tersenyum, ia senang juga melihat anaknya tampak bahagia.

Do Han mengamati bola baseball pemberian Joon Young. Ia mengerti harapan anak itu kepadanya.

Yoon Seo kesal sekali pada ibunya yang menyetujui kencan buta (matseon, untuk menikah) tanpa seijinnya. Yoon Seo setuju akan datang dan duduk selama 1 jam, setelah itu ia tidak ingin ibunya komen apapun.

Yoon Seo bertemu Shi On. Shi On heran, dokter pulang lebih awal? Yoon Seo tanpa sadar langsung berbohong, ah..aku ada reuni dengan teman sekelasku.
Shi On mengerti, kalau begitu selamat bersenang-senang. Shi On membungkuk dan jalan pergi. Yoon Seo tidak percaya, kenapa ia harus bohong? wkk..

Yoon Seo menemui kencan butanya. Ia hanya menjawab pertanyaan2 dari pria itu seburuk mungkin. Misalnya, hobi Yoon Seo adalah kerja keras di RS (artinya sering lembur dan tidak pulang ke rumah wkk), Yoon Seo sama sekali tidak bisa main golf (tidak bisa menemani suaminya main golf dengan teman2nya). Kampung halamannya adalah di Seoul (Yoon Seo tidak akan mudik kalau Chuseok, bukan jenis menantu yang baik  wkk) dll
Akhirnya Yoon Seo bebas dan jalan pulang. Ia susah payah jalan dengan hak tinggi. Yoon Seo ngomel, Voldemort..darimana Voldemort ini berasal haha

Yoon Seo kembali ke RS dan jalan ke ruang dokter. Hanya ada Shi On yang sibuk mempelajari file. Shi On tidak menyadari kehadiran Yoon Seo. Yoon Seo memutuskan memanggil Shi On. Shi On-ah!

Shi On menoleh dan terkejut, ia langsung memuji Yoon Seo : wow..wow..wow! anda benar-benar sangat cantik! Anda seperti pembaca berita jam 9. Yoon Seo tampak senang, ini berita berikutnya. (setelah berita jam 9, berarti drama Good Doctor ^^)

Shi On heran, kenapa Yoon Seo ke RS dan bukannya langsung pulang ke rumah. Yoon Seo berkata ini pilihannya, apa ada masalah?

Keduanya duduk sambil minum jus. Yoon Seo mengaku ia sebenarnya pergi untuk acara seon dengan si profesor Voldemort.
Shi On mengangguk. Yoon Seo menjelaskan kalau ini adalah ide ibunya, jadi ia harus duduk disana sebentar. Yoon Seo tanya apa Shi On merasa sedikit kesal?

Shi On : Apa maksudnya?
Yoon Seo : Tadi aku bohong padamu...aku bilang akan pergi menghadiri reuni.
Shi On : Oh itu... Saya tidak apa-apa.

Yoon Seo kecewa : Apa yang membuatmu "tidak apa-apa" setiap saat? Kau membuat orang merasa tidak enak.
Shi On : Tapi ini pertama kalinya, anda mengenakan baju yang cantik sejak saya kerja di RS ini.

Yoon Seo : benarkah?
Shi On : Yah.
Yoon Seo memastikan lagi, kau benar-benar tidak marah atau apa? Shi On mengiyakan dengan pasti. Yoon Seo jelas kecewa, baiklah. Kalau begitu aku pulang.

Setelah Yoon Seo keluar dari ruang dokter, Shi On tampak sedikit cemberut. Yoon Seo pulang dan ia juga terlihat kesal.

Kang Hyun Tae bicara dengan anaknya. Joon Young berkata ia sangat menyukai RS ini, ia merasa aneh karena disini, rasa sakitnya justru berkurang. Seperti sebelum aku terluka.
Joon Young : Ayah, apa ayah ingat saat aku pindah tim ke SD Sung Tang?
Kang ingat. Joon Young ingat, saat itu ia pindah tim karena katanya mereka memiliki pelatih yang terkenal. Tapi penampilannya justru memburuk. Itulah sebabnya aku kembali ke sekolah lamaku. Kang Hyun Tae mengerti.

Joon Young : Pelatih di sekolah kita memang kurang terkenal ..tapi dia membuatku merasa nyaman. Itu sebabnya aku bisa menciptakan banyak home-run. Perasaan yang sama ketika aku pergi ke RS besar di Amerika. Secara fisik dan emosional aku merasa lebih sakit.
Kang Hyun Tae tertegun mendengarnya. Ia membelai kepala anaknya dan tersenyum.


Kang Hyun Tae bertemu Do Han dan memintanya untuk mengoperasi Joon Young. Ia sangat berharap Do Han sukses melakukannya.
Do Han heran, kenapa anda berubah pikiran?

Kang menjelaskan, anaknya yang ingin dioperasi disini. Tapi bukan itu alasan seutuhnya, saya ingin seseorang memenuhi harapan saja. Tapi, saya harus memilih harapan saya sendiri, tidak seorang pun bisa melakukan itu pada saya. Rasa cemas saya sebagai ayah membuatnya kehilangan pilihan untuk berharap. Sekarang saya bisa mengerti. Itu sebabnya saya mengubah pikiran saya.
Do Han mengerti. Kang Hyun Tae menambahkan, ia harus menegaskan satu hal, situasi ini dan pengambil-alihan RS adalah hal yang berbeda. Do Han tahu itu. Kang Hyun Tae berterima kasih.

Ayah Shi On kesal karena ia merasa Shi On tidak pernah menemuinya. Ibu Shi On berkata Shi On sibuk karena banyak pasien yang harus diurus.
Ayah tidak percaya, siapa yang mau mempercayai idiot seperti dia. ibu kesal dan melarang suaminya menyebut Shi On dengan sebutan idiot lagi. Ayah memaksa bangun, ia ingin jalan-jalan. Tapi saat ia berdiri, ia kesakitan dan terjatuh lagi. Ayah Shi On pingsan. Ibu panik dan teriak memanggil perawat.

Yoon Seo menjelaskan rencana operasi pada Joon Young. Mereka akan memasang kateter di kantung empedunya untuk mengeluarkan cairan dari otak melalui katupnya. Cairan itu akan diserap oleh usus.
Do Han tanya kemungkinan kesulitan yang muncul. Yoon Seo berkata resikonya timbul saat memasang kateter, kalau lubangnya tidak pas, kateternya bisa lepas.

Jin Wook tanya jika itu terjadi, lalu bagaimana. Do Han menjawab, cairan sumsum tulang belakangnya bisa bocor dan bisa timbul peradangan. Itu sangat berbahaya. Do Han melihat Shi On masih mengamati foto sinar X Joon Young. Ia tanya apa Shi On menemukan sesuatu.
Shi On berkata ia setuju dengan Dr. Cha. Pemasangan kateter adalah hal yang bisa menimbulkan resiko.
Do Han : Kita akan hadapi itu setelah kita membedahnya.

Do Han tanya Dr. Lee (cameo by Kong Jung Hwan), apa ada yang ingin ia katakan. Dr. Lee berkata, tim bedah syarafnya akan membuka kulit kepala, lalu mereka akan memasang kateter sampai ujung rongga perut. Tugas tim Do Han, meneruskan kateternya sampai kantung empedu.
Do Han mengerti. Lalu berkata, kasus VP Shunt ini lebih sulit dari VP Shunt lainnya. Tapi perkembangan dari ide menjadi realita benar-benar sangat penting. Untungnya, Dr. Cha bisa menyampaikannya dengan baik. Semua langsung bertepuk tangan memuji Yoon Seo. Operasi dimulai.


Dr. Lee dan tim bedah syarafnya memulai operasi dengan membuka kulit kepala Joon Young. Kang Hyun Tae berdiri di atas ruang operasi mengawasi jalannya operasi. Mungkin hanya Kang Hyun Tae satu-satunya orang tua pasien yang memiliki hak seperti ini.
Do Han dan timnya mengamati setiap tahap operasi.

Tiba-tiba Do Han tampak gelisah, ia seperti kesakitan. Yoon Seo menyadarinya.
Dr. Lee : Proses memasang kateter sampai ujung rongga perut sudah selesai.

Do Han mengerti dan akan melanjutkan proses berikutnya.
Do Han mengambil scalpel dan bersiap melakukan operasi, Yoon Seo melihat sesuatu yang tidak beres. Dokter..

Do Han kesakitan dan menjatuhkan scalpelnya. Semua terkejut. Yoon Seo dan yang lain menolong Do Han. Do Han pucat pasi menahan sakit.
Yoon Seo panik, Profesor..tolong konsentrasi. Do Han kesakitan dan menjatuhkan peralatan operasi. Semua panik, profesor! profesor! Tapi Do Han masih bisa berkata, aku tidak apa-apa.

Yoon Seo, Shi On dan tim mereka tampak tegang. Apalagi Kang Hyun Tae. Ini nyawa putranya yang menjadi taruhan.

Good Doctor [1], [2], [3], [4], [5], [6], [7], [8], [9], [10], [11], [12], [13], [14], [15], [16]

Notes :
Menurutku Do Han tidak bertanggung jawab saat ini. Sebagai dokter seharusnya dia mengutamakan kesehatannya juga, kenapa tidak mendengar nasihat gurunya.
Sebaliknya, Chief Go benar2 on the spotlight wkk..thanks to maknae Shi On :) pasti tidak lama Il Kyu juga berubah.

Heirs pasti lanjut, cuma blom ada waktu nonton.

Minggu lalu sampai kemarin hanya bisa nonton sedikit-sedikit. Tetangga depan rumah dapat musibah lagi, setelah ditinggal ibunya, dia juga harus kehilangan suaminya. Suaminya meninggal saat touring dengan moge, bukan kecelakaan tapi jatuh karena darah tinggi, mana anaknya yang satu mau masuk SMP, yang kecil masih 3 tahun kurang, sigh. Jadi hari Minggu kemarin benar-benar heboh. Polisi datang bersama ketua RT, RW, tetangga semua keluar.

Aku terkejut juga karena Sabtu malamnya masih sempat melihat almarhum tetanggaku itu. Ternyata selain keluarganya, aku satu-satunya orang yang melihat almarhum sebelum pergi selamanya. Tetangga lain tidak pernah melihat lagi karena semua sibuk berat. Tapi dari musibah ini, kami jadi pergi ramai2 ke rumah duka. Kesempatan seperti ini lumayan langka. Besok, almarhum akan dikubur, setelah semuanya selesai yang harus dipikirkan kemudian adalah bagaimana cara membantu keluarganya survive. Fiuh..
Memang keluarga mereka lumayan berada, tapi istri almarhum ini tidak bekerja, we have to figure out something, but let's wait until the dust settle first.
Jadi we curhat. Tapi benar, tetanggaku itu cuma 2 tahun lebih tua dari aku. Umur manusia tidak ada yang tahu, so ..manfaatkanlah waktu yang ada sebaik mungkin. God bless you all ^^