Monday, October 30, 2017

One Day - Part 2


Sutradara Lee Yoon Ki
Script : Kim Sun Ah
Release : 5 April 2017

Starring 
Kim Nam Gil as Lee Kang Soo

Chun Woo Hee as Dan Mi So

Kang Soo : Bukan anak yang itu. Tapi mungkin beberapa waktu lalu...ada seorang anak perempuan. Dan Mi So, dia teman saya. Sekitar dua bulan lalu dia pergi ke sini.
Ny Kim : Aku tidak mengerti..
Kang Soo : Dia mengalami kecelakaan mobil disini tanggal 5 Maret sekitar pk 3:50. Dia dirawat di RS Nasional dan sekarang dalam kondisi koma.

Ny. Kim gemetar dan langsung membuka kembali kain penutup leher Kang Soo lalu memintanya pergi. Kang Soo tanya apa Ny. Kim tidak mau mengunjungi Mi So.
Ny. Kim berkeras tidak mengenal Mi So dan mengusir Kang Soo.

Mi So ada di atas atap RS. Ia tersenyum melihat pasien anak-anak yang mewarnai ditemani ibu mereka. Wajahnya berubah saat melihat seorang anak yang tidak ada orang tuanya.

Manager Park marah karena Kang Soo menghilang beberapa hari dan setelah kembali ke kantor tidak berhasil menyelesaikan kasus Mi So. Ia minta Asisten Cha mengambil kembali kasus Mi So dan mengancam wali Mi So dengan tuntutan hukum kalau tidak segera membuat kesepakatan. 
Kang Soo pergi ke RS dan langsung dipanggil Mi So. Mi So mendorongnya ke arah taman bermain dan memaksanya untuk menemani anak laki yang tidak ada orang tuanya.
Kang Soo langsung menolaknya, tidak bisa. Mi So menarik lengannya, dia disini sendirian. Kang Soo tidak mau, mereka itu semuanya keluarga, aku ini bukan ayahnya.

Mi So : Berpura-puralah menjadi ayahnya!
Kang Soo : Aku tidak bisa.
Mi So meyakinkan Kang Soo, kau terlihat seperti seorang ayah dari kepala sampai kaki (kkk.. sinyal Kng harus segera nikah?)
Kang Soo ingin melepaskan diri tapi terus ditahan Mi So, ayolah kumohon...sekali ini saja, ayah..ayah, sekali ini saja, ok?
Mi So menyeret Kang Soo, ayolah!
Kang Soo  : Tidak....!!

Jreng...!
Akhirnya Kang Soo duduk juga di sebelah anak itu. Keduanya tampak kaku sekali. Kang Soo menarik nafas dan membuka percakapan, apa aku boleh melihatnya? (peralatan prakarya itu) 
Beberapa saat kemudian, mereka sudah asyik menggambar dan mewarnai. Anak itu menggambar ayahnya dan dirinya. Mi So muncul di dekat mereka.

Kang Soo komen, ayahmu kelihatannya baik, dimana dia?
Anak itu menjelaskan kalau ayahnya kerja di dua lokasi, pagi di konstruksi dan malam melakukan pengantaran barang, untuk membayar tagihan RS yang sangat besar. Kang Soo terharu tapi dia tidak bertanya lagi. Mereka ternyata membuat layang-layang sendiri dan mencoba menaikkannya. Layang2 mereka terbang paling tinggi dan membuat anak itu gembira.
Ayah anak itu datang dan ternyata dia pasien palsu Choi Doo Young. Kang Soo dan Doo Young tampak serba salah.
Mi So memuji Kang Soo, kau benar-benar orang yang baik.
Kang Soo : Yah..benar.
Mi So mengacungkan kedua jempolnya membuat Kang Soo tersenyum geli. 

Kang Soo melihat Ny. Kim jalan ke arah kamar Mi So, Kang Soo meminta roh Mi Soo pergi dulu, ia harus melakukan sesuatu.
Ny. Kim hanya melihat Mi So dari luar kamar, ia tampak syok dan jalan menjauh. Kang Soo menyapanya dan memintanya masuk. Ny. Kim tidak sanggup masuk ke kamar Mi So.

Ny. Kim tanya apa Mi So akan meninggal. Kang Soo tidak bisa menjawabnya. Tapi Kang Soo tahu kalau Mi So membutuhkan ibunya saat ini. Ny. Kim menangis, tidak aku tidak bisa. Aku tidak pantas menjadi ibunya. Ia jalan pergi.
Kang Soo mengejar Ny. Kim tapi terhenti saat melihat roh Mi So berdiri di ujung koridor. Mi So mendengar semuanya.
Keduanya bicara di atap RS. Kang Soo minta maaf, dia hanya ingin membantu Mi So. Mi So tahu itu tapi ia tidak berharap Kang Soo membantunya sehingga terjadi hal ini (Mi So harus mendengar penolakan ibunya sekali lagi).
Mi So tidak menyalahkan Kang Soo, dia seharusnya memberitahu Kang Soo kalau sudah pernah bertemu ibunya.

Kang Soo : Lalu kenapa kau tidak cerita?
Mi So : Kurasa aku merasa malu. Aku merindukan ibuku yang tidak pernah datang menemuiku. Aku tidak ingin menunjukkan sisi itu pada orang lain. Satu hari..saat aku sudah dewasa, aku akan pergi menemuinya. Selama ini aku hanya menunggu waktu yang tepat.
Kang Soo tanya kemana Mi So pergi, sendirian lagi. Ternyata Mi So memang sudah pergi ke salon milik ibunya. Ia membawa tongkat penuntun. Mi So melipat tongkatnya dan masuk ke dalam salon. Ny. Kim masih melayani pelanggan lain dan minta Mi So duduk dulu. Mi So mengenali suara ibunya, "Aku menemukan ibuku setelah waktu yang lama. Aku mencoba untuk berani." 
Ny. Kim meminta Mi So duduk di kursi. Ia tidak menyadari kalau Mi So tidak bisa melihat. Mi So berdiri dan tampak ragu. Ny Kim mendekati Mi So dan menuntunnya ke arah kursi. Mi So menyentuh tangan ibunya.
Ny. Kim tanya apa yang diinginkan Mi So. Mi So ingin potong rambut. Ny. Kim mempersiakan peralatan dan tanya dimana Mi So tinggal. Mi so menjawab ia datang dari Seoul dan mengenalkan diri, saya ..Dan Mi So. Ny. Kim tertegun, situasinya mirip saat Kang Soo menemui Ny. Kim.

Mi so minta maaf kalau membuat Ny. Kim takut, ia awalnya juga tidak yakin, tapi ia mengenali suara Ny. Kim.
Ny. Kim gemetaran dan memalingkan wajah. Mi So tanya kabar ibunya, dan berkata kalau ia berusia 25 tahun saat ini. Ny. Kim menyangkalnya, maaf, tapi kau datang ke tempat yang salah.

Mi So : Saya tidak akan mengganggu Nyonya, saya bahkan tidak akan memanggil anda ibu. Saya hanya ingin berkata kalau saya baik-baik saja.
Ny Kim : Maaf, tapi aku bukan ibumu. 
Ny. Kim pergi. Mi So tertegun, ia terpukul dan berusaha jalan keluar. Ia meraba-raba dan mencari mantel serta tasnya. Mi So tidak sadar saat tongkat penuntunnya terjatuh di sofa salon. Ah...disitu tongkatnya. Kasihan.
Mi So jalan tertatih-tatih meninggalkan salon ibunya dan menyadari kalau tongkatnya hilang. Mi So kebingungan tapi tidak mau kembali ke salon, ia mencoba jalan sambil merapat ke pinggir jalan.

Mi So menangis dan tampak putus asa, ia berusaha meraba sekitarnya tapi tidak ada apapun sebagai pegangan. (Chun Woo hee, you're brilliant, girl..)
Sampai akhirnya Mi So jalan di tengah jalan raya dan terjadilah kecelakaan itu. Roh Mi so berdiri di dekat tubuh Mi So yang terbaring di atas aspal. Roh Mi so tampak syok dan kebingungan.
Mi So berkata pada Kang Soo, kau tanya apa aku berniat mengakhiri hidupku. Ya, mungkin kau benar. Aku merasa sedih. Benar-benar menyedihkan rasanya dibuang dua kali. Paling tidak kau sudah tahu semuanya, apa itu akan membantumu?

Kang Soo menghela nafas, percuma saja, aku sudah tidak memegang kasusmu lagi. 
Mi So : Kalau begitu kita tidak akan sering bertemu lagi.
Kang Soo : Aku juga bisa dipecat.

Tiba-tiba Mi So memegang dadanya. Kang Soo heran, ada apa? 
Mi So berkata ia merasa sakit dan menghilang. Kang Soo tampak cemas.
Kang Soo lari ke kamar Mi So dan terpana. Mi So dalam kondisi kritis dan tampak memuntahkan darah. Perawat mengusir Kang Soo keluar.
Dokter lari ke kamar Mi So dan tidak lama mereka membawa Mi So ke ruang operasi. Kang Soo tampak syok, ia teringat saat Sun Hwa kritis. 
Setelah beberapa hari tinggal di lantai bawah rumahnya, Kang Soo memberanikan diri naik ke kamar atas. Kang Soo berdiri di depan sebuah ruangan dan perlahan membuka pintunya. Ruangan itu penuh barang dan merupakan kamar kerja Sun Hwa. Kang Soo menghela nafas berat.
Kang Soo mendengar kalau Asisten Cha berhasil membuat wali Mi So membuat kesepakatan akhir minggu ini. Kang Soo langsung pergi ke RS dan bertemu Park Ho Jung.

Kang Soo mengantar Ho Jung menemui Ny. Kim. Ho Jung berusaha membujuk Ny. Kim tapi sepertinya sulit.Tidak lama anak Ny. Kim yang masih remaja pulang dari sekolah. 
Kang Soo dan Ho Jung masih menunggu di depan salon Ny. Kim sampai mereka menutup salon. Tapi Ny. Kim tidak mempedulikan Kang Soo + Ho Jung dan jalan pulang bersama putrinya.
Kang Soo pulang bersama Ho Jung. Kang Soo kembali ke RS, ia memandangi Mi So dan menghela nafas. Mi So melihat Kang Soo pulang dari jendela kamarnya dan tampak sedih.

Kang Soo bertemu dengan pasien Choi di dekat toko. Choi menawarkan rokok pada Kang Soo. Kang Soo menerimanya. Choi merasa Kang Soo tampak kacau. Kang Soo tanya kesehatan putra Choi.
Choi menghela nafas, anak itu sakit parah. Kang Soo heran kenapa Choi  tidak bercerita soal anaknya. Choi merasa akan percuma saja. Sebelum Choi pergi, ia memberikan bir yang belum diminum pada Kang Soo. Hubungan keduanya membaik.

Kang Soo tidak ke kantor lagi dan mematikan ponselnya. Tapi ia bergegas ke RS menemui Ho Jung. Kang Soo membuka kamar Mi So dan tampak lega saat melihat Ny. Kim mengunjungi Mi So bersama putrinya yang kedua.

Kang Soo dan Ho Jung menjelaskan hak-hak Ny. Kim, anda akan mengambil alih semua hak Mi So. Penyelesaian untuk kecelakaan, pengadilan, dan mengambil uang asuransi. Anda yang berhak mengambil semua hak Mi So dan bukannya Ho Jung. Ho Jung juga membenarkan.
Kang Soo menyodorkan dokumen untuk ditandatangani, tapi diluar dugaan Ny. Kim menolak, aku ini ibunya. Bukan walinya.
Ny. Kim jalan pulang tapi putrinya tampak marah, apa ibu sudah gila? Ibu mengurusnya, tapi tidak mau menandatangani dokumen itu? Bagaimana kalau dia meninggal? Ibu bahkan tidak bisa mengurus diri ibu sendiri, ibu juga masih hidup pas-pasan!
Adik Mi So jalan pergi. Ibu tampak serba salah, ia tidak tahu kalau roh Mi So berdiri di dekatnya dan mendengar semua.
Ny. Kim membelai rambut Mi So, kau pasti sangat membenciku. Ibu minta maaf karena telah menyakitimu. Ibu berhutang permintaan maaf padamu.
Roh Mi so berdiri di sudut kamar mendengar kata-kata Ibunya, ia menangis. 
Manager Park tidak percaya mendengar laporan Asisten Cha, sekarang kita menemukan ibu kandungnya? Cha membenarkan, ibu kandung Dan Mi So belum bersedia membuat kesepakatan dan meminta waktu lagi. Park marah dan tanya siapa yang menemukan ibu kandung wanita itu. Mereka menoleh ke arah Kang Soo.

Manager Park menyindir Kang Soo, kau sudah melakukan pekerjaan yang hebat. Menemukan ibu kandung wanita buta yatim piatu itu. Lalu kita apa? organisasi sosial?
Kang soo murka, ia menghantam meja, hentikan omong kosong itu! Kang Soo jalan pergi. Park dan yang lain tampak ketakutan dengan emosi Kang Soo. Asisten Cha meralat ucapan Park, Pak, bukan buta. Tapi penglihatannya kurang.
Kang Soo pergi ke RS dan melihat Ny. Kim merawat Mi So. Kang Soo naik ke atap RS dan duduk di tempat Mi So biasa duduk. Mi So muncul, disana berbahaya! Kang Soo menoleh dan tersenyum melihatnya. 
Mi So duduk di samping Kang Soo, diatas pagar pembatas. Mi So tanya apa Kang Soo tidak takut. Tidak juga, kata Kang Soo.
Keduanya melihat ke bawah dan Mi So sempat mengagetkan Kang So ..dar! Kang Soo hampir jatuh. (astaga ini anak, kalau jatuh dari sana Kang Soo bisa ngga berbentuk.) Mi So tertawa. Kang Soo mengaku ia sedikit takut. Mi So senang, aku benci kepura-puraan.

Mi So senang bisa melihat langit yang indah, ia bahkan bersedia memberikan apa saja asal bisa melihat. Bagus juga aku bisa melihat dengan cara seperti ini. Tapi sekarang, aku merindukan masa lalu.

Kang Soo : Kenapa? bukankah bagus bisa bersama ibumu?
Mi So membenarkan, tapi ia tidak bisa melakukan apapun untuk ibunya. Aku tidak bisa menghapus air matanya. Semakin lama aku bertahan hidup, akan semakin sulit baginya. Jadi, daripada melihatnya menderita, lebih baik aku pergi sekarang.
Mi So : Aku juga pasti akan meninggalkan tempat ini. Aku tidak ingin membuat orang yang kucintai menderita.

Kang Soo : Apa yang kau bicarakan?
Mi So : Aku membutuhkan bantuanmu.
Kang Soo : Apa kau sudah gila?
Mi So : Aku tahu ini berat, tapi kau pasti bisa melakukannya. Untukku.
Kang Soo menolak, tidak ..aku tidak bisa melakukannya. Mi So membujuknya, kau satu-satunya yang bisa membantuku. Bantu aku pergi sebelum semuanya menjadi lebih berat.
Kang Soo menggeleng, aku tidak bisa, aku tidak mau. 
Mi So mengerti. Kang Soo merasa Mi So tidak akan pernah mengerti. (rasa sakit orang yang ditinggalkan)
Kang Soo bercerita soal Sun Hwa, suatu hari ia mendapati istrinya jatuh kesakitan di lantai ruang kerjanya. Kang Soo langsung membawa ke RS untuk operasi. Sun Hwa sakit parah.
Kang Soo : Aku tidak pernah berpikir itu akan terjadi padaku.

Mulailah hari-hari penuh perjuangan menghadapi penyakit yang diderita Sun Hwa. Sun Hwa minum obat, sayang maafkan aku.
Kang Soo : Apa yang kau bicarakan?

Kang Soo memeluk Sun Hwa dan memintanya jangan khawatir, dan jangan mengatakan hal seperti itu lagi (minta maaf karena sakit). 
Kang Soo merawat Sun Hwa saat mengalami demam tinggi dan tampak tabah.
Tapi ada kalanya sakit Sun Hwa sangat parah dan Kang Soo tidak tahan melihatnya, ia ikut menangis. Sun Hwa menghabiskan hari-harinya di balik dinding RS.
Kang Soo mengantar Mi So ke suatu tempat.

Kang Soo teringat Sun Hwa lagi, saat Sun Hwa memintanya jujur, apa kau tidak pernah berharap aku mati saja?
Kang Soo : Tidak. Tidak pernah.
Sun Hwa : Aku bisa melihat dari wajahmu. Kau ingin aku mati saja!

Kang Soo pulang dan jongkok kelelahan di dinding rumahnya, sangat menakutkan, betapa penyakit bisa mengubah seseorang.
Sun Hwa mulai stres dan mencoba merokok. Kang Soo langsung mengambilnya. Sun Hwa marah, sebatang rokok tidak akan membunuhku! kembalikan, sekarang!

Kang Soo juga stres, kenapa aku harus mengalami ini? Kang Soo tampak putus asa.
Satu hari Sun Hwa bertanya, sayang...apa kita bisa melihat laut?

Kang Soo dan Roh Mi so tiba di pantai, keduanya duduk memandangi lautan. 
Kang Soo membawa Sun Hwa berlibur ke tepi pantai. Keduanya memandangi lautan. Kang Soo sempat berpikir, ia ingin semuanya berakhir (maksudnya semua masalahnya)
Sun Hwa memanggil Kang Soo dan berkata kalau ia merasa dingin. Apa kau bisa mengambilkan selimut untukku?
Kang Soo mengiyakan. Ia memasang pengaman di kursi roda Sun Hwa dan jalan kembali ke hotel. Aku segera kembali.
Beberapa saat kemudian, Kang Soo keluar hotel sambil membawa selimut dan jaket Sun Hwa, tapi ia tidak melihat Sun Hwa di tempat semula. Kang Soo jalan mencari Sun Hwa dengan panik, dia kemana? Oh Tuhan..
Kang Soo melihat beberapa polisi lari ke arah jalan raya di bawah bukit. Hatinya tidak enak dan ia lari mengikuti arah para polisi.

Apa yang dilihat Kang Soo adalah mimpi buruk. Sun Hwa terbaring tanpa bergerak di jalan raya, sepertinya kursi rodanya meluncur tanpa rem ke bawah dan ia tertabrak mobil.
Kang Soo mengikuti Sun Hwa sampai ke UGD, perawat harus mengusirnya agar mereka leluasa menolong Sun Hwa. Wajahnya pucat dan syok. Sun Hwa tidak tertolong.

Mi So ingat, ia pernah melihat kejadian itu. Saat itu dia juga ada di UGD yang sama dan melihat tubuh Sun Hwa serta Kang Soo yang tampak terpukul serta kebingungan.

Mi So : Aku melihatmu untuk pertama kalinya di sana.
Mi So memandang cakrawala, saat terakhir akan lebih terkesan dari saat pertama, ya kan? Aku ingin berada disini untuk saat terakhir.
Mi So memandang Kang Soo, apa kau akan mengingatku?
Kang Soo : Hentikan.
Mi So : Berjanjilah, bahwa kau akan mengingatku.
Kang Soo : Aku tidak mau mendengarnya.
Mi So berjalan dan duduk di depan Kang Soo, ia memegang tangan Kang Soo, berjanjilah. Akan terasa menyedihkan kalau tidak ada yang mengingatku.
Mi So menarik tangan Kang Soo dan meletakkannya di pipinya, kita pernah melakukan ini sebelumnya kan? Dengan begini, kau akan ingat.
Kang Soo hampir menangis tapi ia ikut memejamkan mata.

Tiba-tiba Kang Soo ingat sentuhan terakhir diantara dirinya dan Sun Hwa. Saat Kang Soo menepuk bahu Sun Hwa untuk pergi mengambil selimut dan Sun Hwa meletakkan tangannya di atas tangan Kang Soo.
Ia ingat senyuman terakhir Sun Hwa. Setelah Kang Soo menghilang dari pandangan, Sun Hwa menghela nafas dalam-dalam. Ia melepaskan kunci kursi rodanya dan menjalankan kursi rodanya sendiri. Jadi Sun Hwa sengaja bunuh diri. Oh no..
Kang Soo membuka matanya dan tertegun, yang di depannya bukan lagi Mi So melainkan Sun Hwa! 
Sun Hwa : Sekarang, kau tidak akan lupa kan?
Kang Soo menangis suaranya bergetar : Bagaimana....bagaimana aku bisa melupakanmu?
Sun Hwa : Maksudku semua kenangan indah kita. Aku hanya ingin meninggalkan kenangan indah untukmu. Maafkan aku.

Kang Soo : Tidak, Sun Hwa. Aku yang minta maaf.
Kang Soo menangis terisak. Sun Hwa tersenyum lembut dan membelai kepala Kang Soo. 
Kang Soo terus menangis terisak. Ia sendirian di pantai itu. Sun Hwa dan Mi So menghilang.
Mi So membuka matanya di RS. Wow...Mi So sadar?
Kang Soo pulang dan masuk ke kamar kerja Sun Hwa. Sun Hwa ini seorang crafter, ada banyak barang di kamar kerjanya. Kang Soo membersihkan debu di foto pernikahan mereka.

Kang Soo jalan ke jendela dan teringat semua kenangan manisnya bersama istrinya. Mengecat kuku istrinya, belanja bersama, bersantai bersama dll.
 Kang Soo akhirnya tersenyum. Ia sudah bisa menerima kepergian Sun Hwa.

Malamnya saat RS sepi, Kang Soo masuk ke kamar Mi So. Ia melihat Mi So membuka matanya, tapi tetap dalam kondisi koma. Kang Soo mematikan pengatur infus. What..?! 

Kang Soo menahan tangisnya dan duduk di samping Mi So. Astaga... ini euthanasia? well, memang roh Mi So minta tolong Kang Soo mengakhiri hidupnya tapi ini ilegal menurutku.

Kang Soo memegang tangan Mi So. Mi So seperti mengenali tangan Kang Soo dan jari-jarinya bergerak. Mi So menutup matanya, tanda-tanda vitalnya mulai melemah. Garis di monitor berubah datar. Mi So meninggal dunia. Kang Soo menangis.
Kang Soo jalan keluar RS dan memandangi kelopak bunga yang berguguran. Ia tersenyum tipis dan jalan pulang.

The End.


Notes, 
One Day menurutku adalah film tentang manusia. Bagaimana seorang manusia menerima kepergian orang yang dicintainya dan menghadapi kesedihannya lalu melanjutkan hidupnya. Kang Soo dan Mi So sama-sama memendam rasa sakit hati. Baik dari kematian pasangan maupun dari rasa terbuang oleh orang tuanya. Begitu sedihnya Kang Soo sampai tidak mau menghadiri upacara kematian istrinya sendiri. Mi So membuat Kang Soo bisa menghargai lagi hal-hal yang ia anggap biasa dalam hidupnya.

Sayangnya, semua kematian yang dihadapi tokoh utama adalah karena bunuh diri. Sun Hwa memutuskan mengakhiri hidupnya agar tidak membuat Kang Soo menderita. Padahal keputusan bunuh diri adalah keputusan yang salah, apapun alasannya. 
Keputusan Kang Soo "membantu" Mi So mengakhiri hidupnya agar tidak membuat ibu kandungnya menderita juga salah. Biarkan saja Mi So seperti itu, hidup mati ada di tangan Tuhan. Lebih masuk akal kalau ia membujuk ibu Mi So menerima saja penyelesaian damai dari asuransi atas nama Mi So. Kalau seperti ini kesannya Kang Soo seperti sengaja mengakhiri hidup Mi So.

Kalau akting, Kim Nam Gil seperti biasa aktingnya pas dengan micro facial expression yang keren. Genre seperti ini memang makanannya beliau 😉
Chun Woo-hee, wow she's brilliant. Kita bisa merasakan kegembiraannya dan menangis bersama kesedihannya.

Part 1