Wednesday, February 3, 2010
Sinopsis IRIS Episode 2
Lepas dari ikatannya, Hyun joon melempar kaca satu arah dengan kursi. Seorang petugas medis ingin menyuntik Hyun Joon, tapi Hyun Joon menyuntikkan jarum itu ke badan petugas. Direktur NSS Baek San dan juga Seung hee melihat Hyun joon dari sisi yang lain. Hyun joon akhirnya berhasil melarikan diri, berkelahi dengan penjaga, dan menuju ke lorong.
Hyun Joon menemukan Sa Woo setengah sadar di ruangan yang lain dan membebaskannya, menyeretnya sepanjang lorong untuk mencari jalan keluar. Tapi mereka menuju jalan buntu dan disudutkan oleh tiga agen bersenjata. Terperangkap.
Keduanya dibawa menghadap Baek San, dan dipaksa diam dibawah todongan senjata.
Direktur menjelaskan bahwa mereka sudah dites oleh NSS. Sekarang mereka sudah lolos dari ujiannya, mereka punya kesempatan bergabung dengan NSS sebagai agen untuk memperjuangkan keamanan nasional. Baek San meyakinkan mereka "Negara sudah memilihmu, tapi kau punya hak untuk menolaknya. Jika kau ingin pergi dari sini, kau boleh kembali." Jika mereka memilih bergabung, maka mereka akan dilatih dibawah pengawasan agensi dan akan dibuat menjadi salah satu agen NSS.
Mereka menerimanya.
Hari pertama di dalam kantor NSS, keduanya kaget saat dikenalkan oleh kedua atasan mereka. Pertama adalah kepala bagian terorisme, Park Sang Hyun, kakak kelas Sa Woo. Kedua, adalah Choi Seung Hee, wanita yang ditaksir keduanya.
Setelah kaget, mereka menjadi marah. Sa Woo ingin tahu apakah ini adalah bagian rencana Sang hyun, apa Sang Hyun memanggilnya untuk keluar minum hanya untuk ini? Sang Hyun menjawab ya, ia memang berniat merekrut Sa Woo.
Hyun Joon juga bertanya-tanya apa pertemuannya dengan Seung hee sudah diatur sebelumnya, apa Seung hee sudah merencanakan semuanya, seperti interaksi di ruang kelas? Ya, kata Seung hee. Ia perlu profil Hyun Joon.
Keduanya kesal, meskipun Sa Woo lebih cepat menerimanya. Atau karena ia sudah mulai tertarik pada Seung Hee, dan Sa Woo berkata pada Seung Hee bahwa ia mengerti.
Mereka berempat makan siang bersama di rumah Baek San. Kemudian ke-empat agen keluar untuk minum. Sang Hyun mengaku bahwa ia sangat susah menyimpan rahasia ini kepada isterinya sendiri, meskipun direktur terlihat biasa saja. Direktur Baek San memang sangat dingin.
Hyun Joon menatap tajam Seung Hee. Saat Seung Hee keluar untuk menjawab telepon, Hyun Joon mengikutinya. Dia ingin tahu apa yang dilihat Seung hee darinya dan menuntut Seung Hee minta maaf padanya. Tapi Seung Hee merasa ia tidak perlu minta maaf, karena ia tidak salah pada Hyun joon.
Tapi Seung hee mengaku, ia melihat Hyun joon menyembunyikan masa lalu yang pahit dan menyakitkan. Seung Hee bahkan mengungkapkan kenyataan bahwa Hyun Joon jatuh hati padanya dan menambahkan, "Tapi apa yang bisa kau lakukan? Kencan adalah hal yang terlarang diantara pegawai kami, dan bahkan jika diijinkan, kau bukanlah tipeku." Seung Hee mengingatkan Hyun Joon bahwa ia lebih superior darinya, dan tiba2 Hyun Joon menarik Seung hee dan menciumnya!
Seung hee membebaskan dirinya dengan marah dan menampar Hyun Joon. Hyun Joon menariknya lagi untuk ciuman kedua! Lagi, Seung hee meronta, tapi kali ini, ia menyerah setelah beberapa saat dan membalas ciuman Hyun Joon.
Seung hee memanggil Hyun Joon untuk berbicara secara pribadi di atap. Ia berkata atap adalah satu2nya tempat di NSS tanpa pengawasan kamera. Rasa bangga Hyun Joon lenyap saat Seung Hee sekali lagi mengingatkannya bahwa ia lebih superior dari Hyun Joon dan apa Hyun Joon pikir ia tidak penting sehingga Hyun Joon berlaku seperti itu padanya?
Setelah selesai berbicara, Seung Hee akan pergi tapi Hyun Joon menghentikannya. Hyun Joon mengakui, ia tidak mengambil pekerjaan ini karena alasan patriotisme atau kesetiaan. Hyun Joon berpikir ini akan menyenangkan dan ia berpikir, "Ah, ini pasti sudah takdirku." Hyun Joon sudah melihat NSS ,organisasi yang berbahaya dan rumit, dengan satu pendapat simpel, "Jika aku mempertaruhkan hidupku, Aku bisa melakukannya dengan senang hati karena berpikir ini takdirku."
Bahkan jika ia tidak termotivasi oleh rasa patriotisme, Hyun Joon mengaku ini adalah murni pilihannya. Juga, ia menambahkan ia tidakpernah menganggap Seung hee tidak penting, dan kali ini Hyun Joon pergi duluan. Setelah percakapan ini, Seung Hee memandang Hyun Joon dengan pemahaman baru, ia cukup heran bahwa ada sisi lain Hyun Joon yang baru ia lihat.
Setelah itu, mereka bekerja seperti biasa. Tapi Seung Hee mulai merasa lain pada Hyun Joon. Sambil bekerja mereka saling menggoda dan bertukar pandang dan tetap menjaga senyuman mereka agar tidak dilihat rekan sekerja mereka. seung Hee bahkan menggoda Hyun Joon dengan kakinya dibawah meja. Hyun joon membalasnya dengan memasangkan borgol di kaki Seung Hee dan mengikatnya dengan meja.
Mereka juga bertemu staf pendukung mereka, Oh Hyun Ku yang bekerja di bagian penyelidikan lokasi kejahatan dan forensik. Setelah menemui mereka, Oh Hyun Kyu memberi mereka nasihat, "Jangan bertempur dengan monster, agar kau tidak menjadi monster." Oh menjelaskan pada Seung hee kemudian bahwa ia membaca file Hyun Joon dan melihat bahwa Hyun Joon bisa menjadi monster.
Mereka bertemu dengan Hwang Tae Sung staf lain, Yang Mi Jung seorang programer komputer dan hacker.
Hyun Joon sepertinya mulai berkencan diam2 dengan Seung hee. Ia menyelinap dari rumah (ia tinggal dengan Sa Woo) dan menuju rumah Seung Hee, tapi Sa woo lebih cepat. Ia juga menuju rumah Seung Hee dan bahkan sudah sampai saat Hyun Joon datang. Hyun Joon menyembunyikan dirinya agar tidak terlihat temannya. Sa woo sedikit gugup dan mencari2 alasan mengapa ia datang ke rumah Seung hee. Tiba2 keduanya mendapat telepon, dari kantor.
Team anti terorisme mengadakan briefing. Target mereka adalah Pria Jepang dengan kewarganegaraan Siria, namanya Yamamoto Takashi. Takashi diinginkan bukan hanya oleh NSS tapi juga agen keamanan Jepang. Mereka punya informasi bahwa Takashi akan tiba di Bandara Incheon besok pagi dan ia dikenal sebagai teroris.
Mereka tidak bisa mencegah ini begitu saja atau melarangnya masuk ke negara ini, karena jika ia mempunyai rencana teror, lebih penting untuk membiarkan ia melakukan apa yang akan dilakukannya. Ini juga berarti bahwa Takshi sudah berhasil menerobos sistem keamanan dengan menyusup ke Korea. Itulah mengapa merka harus mengamati Takashi dan mencari tahu apa yang sebenarnya ia lakukan. Ini adalah misi pertama Sa Woo dan Hyun Joon.
Mereka berpisah dan mengikuti Takashi dari bandara ke plaza di luar (Cheonggyecheon), dan kemudian ke casino. Hyun Joon duduk beberapa meja dari Takashi, Sa Woo duduk dengannya.
Sampai, tentu saja, mereka berdua melihat seseorang yang tidak diharapkan duduk di sebelah Takashi, Seung Hee! seung Hee menyamar dan ia menggoda Takashi dan memuji kepintarannya berjudi. Seung Hee ikut bertaruh berdasar pada keputusan Takashi dan bersorak senang saat Takashi memenangkan uang mereka. Sa Woo dan Hyun Joon melihat dengan tegang, mereka sama sekali tidak menyukainya. Khususnya saat Takashi mengundang Seung Hee ke kamarnya untuk minum champagne.
Karena Seung Hee disadap, kedua agen itu bisa mendengar apa yang diperbincangkan Seung Hee dan Takashi, keduanya benar2 benci melihatnya membahayakan nyawanya seperti ini.
Di Kamar, Seung Hee minta Takashi mandi duluan. Saat ia mendengar suara shower kamar mandi, Seung Hee mulai bergerak, ia menggunakan alat khusus mentransfer semua data di telepon selular Takashi ke markas NSS. Waktu berjalan dan proses transfer masih berlangsung..., tapi Seung Hee selesai tepat pada waktunya dan pergi sebelum Takashi melihat apa yang ia lakukan. Takashi menemukan catatan di tissue, Seung Hee minta kencan mereka ditunda sampai besok pagi.
Hari kedua kencan mereka, Hyun Joon dan Sa Woo bertindak sebagai tim bantuan, memonitor percakapan Seung Hee dengan Takashi dari dalam mobil, Seung Hee dan Takashi berkencan seperti orang normal, mereka berjalan-jalan di toko dan Seung Hee mencoba baju.
Seung Hee tetap mengawasi Takashi dan sepertinya semua berjalan baik, sampai..tiba2 Takashi menariknya dengan kasar dan mendorongnya ke area penyimpanan yang sepi. Membentukan Seung Hee di dinding dan berteriak untuk siapa Seung Hee bekerja dan menarik anting Seung hee, yang menjadi alat penyadapnya. Takashi menghancurkan anting Seung Hee dan sambungan ke markas NSS langsung terputus.
Hyun Joon dan Sa Woo langsung berlari menyelamatkan Seung Hee karena penyamarannya terbongkar. Seung Hee melawan, tapi Takashi lebih kuat dan ia berhasil menahan Seung Hee di lantai dan mencekiknya dengan satu tangan. Sa Woo dan Hyun Joon mendekat dan Takashi lari. Sa Woo langsung mengejar Takashi, Hyun Joon pertama-tama mengecek keadaan Seung hee, Seung hee berteriak ia tidak apa2, dan minta Hyun Joon menyusul Takashi.
Dengan menggunakan tracking dari satelit, staf NSS menginformasikan pergerakan Takahi pada keduanya. Takashi merebut skuter dan mereka mengejar dengan mobil dengan panduan NSS. Mereka mengejar sampai ke stasiun KA bawah tanah, Takashi mencoba bergabung dengan orang banyak. Keduanya mencari diantara orang2, dan Hyun Joon melihat target menyelinap masuk ke dalam kereta. Hyun Joon mengejar dari satu gerbong ke gerbong yang lain, matanya tetap pada Takashi.
Tapi saat Hyun Joon berhasil menyusulnya, terdengar teriakan kaget dari orang2. Takashi tergeletas di bawah dengan kaku, darah mengalir di sekitar kepalanya.
Mereka terlambat. Seseorang sudah membunuh Takashi. Kereta mulai bergerak, Hyun Joon melihat seorang pria dengan baju hitam, yang keluar dari stasiun berjalan menuju ke luar. Mereka tidak tahu siapa orang itu, Orang itu ternyata agen dari Korea Utara, Park Chul Young.
Pemeriksaan dari mayat Takashi menunjukkan bahwa ia ditembak dengan tembakan yang bersih, satu kali tembakan melalui belakang kepalanya, benar2 pekerjaan seorang ahli.
NSS mengetahui bahwa motif Takashi adalah terorisme, tapi mengapa ia dibunuh benar2 tidak diketahui. Dalam meeting, semua kemungkinan didiskusikan, dari Presiden Korea Selatan, duta besar Amerika, dan sejenisnya, tapi itu masih tidak jelas, mereka harus mempersempit penyelidikan mereka.
Hyun Joon berbicara, ia mempunyai perasaan tersendiri mengenai motif Takashi. Tapi Hyun Joon tidak bisa membuktikan. Tetapi agen yang memimpin rapat dengan marah memotong dan berkata mereka sudah cukup terlibat masalah dengan ini, mereka tidak perlu lagi memperkeruh penyelidikan dengan perasaan agent.
Sebagai hasilnya, Hyun Joon dan Sa Woo dieluarkan dari misi. Seung Hee membela mereka dan berkata bahwa pengamatan agen di lapangan dapat saja lebih akurat daripada analisis data, tapi Sang hyun mendiamkannya dan menyuruh Seung Hee keluar dari kasus.
Mereka bertiga terganggu. seung Hee dan Hyun Joon tidak mau menghentikannya begitu saja dan melanjutkan penyelidikan. Seung hee menganalisa peta dan Hyun Joon tanya jadwal Jo Myung Ho, salah satu politikus yang berniat mencalonkan diri menjadi Presiden.
Melihat agendanya, Hyun Joon menyadari bahwa salah satu tujuan politikus itu adalah Cheonggyecheon, tempat yang sama yang pernah didatangi Takashi. Apa ini cuma kebetulan ?
Mereka bekerja sendiri tanpa persetujuan atasan. Hyun Joon dan Sa Woo memeriksa Cheonggyecheon, yang penuh dengan orang2. Jo Myung ho sedang menyampaikan pidato disini, dan banyak sekali orang berkumpul dan bersorak-sorai.
Keduanya melihat sekitar, dimana mereka akan mulai aksinya karena ini terorisme. Mereka berdua setuju, balkon adalah tempat yang pas. Hyun Joon minta Sa Woo keatas dan ia tetap mengawasi di bawah.
Sa Woo mengontak Mi Jung, ahli komputer itu dan minta bantuan teknologi. Mi jung malas membantunya tanpa otorisasi, Sa Woo membujuknya mencari Seung hee yang akan mengambil semua tanggung jawab dan minta Mi jung menggunakan sistem pelacakan satelit untuk zoom in lokasi itu. Mi Jung kaget, mereka melihat seorang pria menyiapkan tembakannya, seorang sniper!
Sa Woo bergegas menghentikannya dan menembak sniper itu. Tapi mereka tahu pasti ada sniper kedua. Hyun Joon melihat kesekeliling dan mencoba menebak dimana sniper kedua.
Memang benar ada sniper kedua di bangunan yang lain. Hyun Joon mengamatinya. Jo Myung Ho bersiap pidato di podium. Tidak ada waktu lagi bagi keduanya untuk mencapai gedung yang kedua untuk menghentikannya, jadi Sa Woo mengambil senjata sniper pertama dan mulai membidik sniper kedua. Hyun Joon berlari menuju tangga untuk menyelamatkan politikus itu tepat pada waktunya.
Sa woo melihat targetnya dan menembak, tapi ia terlambat beberapa detik dan sniper itu sudah menembak. Hyun Joon beruntung, ia berhasil meraih sang politikus dan menjatuhkannya ke lantai, hanya beerapa detik sebelum peluru mengenai banner dibelakangnya.
Di tengah massa, seorang pria berbaju hitam mengamati semuanya, selama ini ia ada di bawah dan setelah tahu rencananya gagal, dia pergi dengan diam2.
Vic, melihat video rekaman saat Hyun joon menyelamatkan politikus itu. Ia menerima telpon dari Mr Black, Vic menjawabnya dan berkata dalam bahasa Inggris, "You got it. I'm on my way."
Biarpun ketiga agen itu bekerja tanpa otorisasi, tapi mereka sukses mencegah pembunuhan seorang politikus penting. Sang Hyun berkata yang penting pekerjaannya selesai. Mereka bertiga pergi minum untuk merayakan keberhasilannya. Sa Woo dan Hyun Joon berkaraoke sementara staf forensik Hyun Kyu mengingatkan Seung Hee bahwa Hyun Joon mungkin akan berubah menjadi monster.
Seung Hee juga sedang senang, dan mengundang keduanya ke rumahnya. Seung Hee minta mereka meninggalkan formalitas dan minta keduanya untuk berbicara dengan biasa saja dengannya. Hyun Joon mencoba duluan dan ia senang dengan percakapan yang informal. Sa Woo masih tidak enak dan harus dipaksa Seung hee untuk berbicara informal dengannya. Tapi saat Sa Woo memanggilnya Seung Hee-ya, ia langsung menikmati memanggil nama Seung Hee dari pada panggilan "Pemimpin."
Ketiganya akhirnya tertidur di lantai karena mabuk. Paginya, Sa Woo bangun dan melihat Seung Hee dan Hyun Joon tidur saling berpelukan.
Kemudian, Sa Woo dan Hyun Joon dipanggil ke Blue House (Kantor Preseiden Korea). Sesuatu menarik perhatian Hyun Joon, lukisan yang tergantung di dinding. Dia mendekatinya.
Saat Hyun Joon berdiri melihat bayangan-nya sendiri, Hyun joon mulai mendengar kata2 dari masa lalu, seorang anak kecil bernama Hyun Joon berdiri disini di ruangan ini dan berkata pada seorang pria (mungkin Presiden) bahwa jika ia besar nanti, ia ingin menjadi Superman untuk melindungi bumi.
Sa Woo ingin tahu dan tanya ada apa, Hyun Joon menjawab, "Aku kira Aku pernah disini sebelumnya."
Tapi itu bukan akhir ingatannya, Hyun Joon mulai ingat kilatan2 masa lalu, saat orang tuanya yang bahagia menyetir mobil malam itu, Hyun Joon main di kursi belakang. Tiba2 sebuah truk menghantam mobil mereka. Anak itu menangis ketakutan sementara orang tuanya terluka parah di kursi mereka.
Dan itu tidak cukup, seseorang datang medekati mobil dan menembakkan peluru melalui kaca mobil.
IRIS 1
IRIS
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment