Friday, December 27, 2013

Good Doctor episode 20 - Final

Prof Kim Do Han, Yoon Seo dan Shi On lari dengan panik ke kamar In Hae. In Hae tidak bisa bernafas dan tekanan darahnya rendah. Do Han mengerti, In Hae mengalami DIC (Disseminated intravascular coagulation, terbentuknya penyumbatan darah kecil yang menimbulkan pendarahan berlebihan dan mengganggu aliran darah menuju organ.)
Semua langsung mengerti apa artinya, kemungkinan bisa terjadi pendarahan dalam rongga perut dan mereka harus segera menghentikan pendarahan ini demi menyelamatkan nyawa In Hae.

Do Han minta Shi On segera melakukan test darah untuk In Hae. Shi On tertegun lalu segera lari. Yoon Seo tanya apa ini karena obat immunosuppressant? Do Han membenarkan dan ia masih berharap ini bukan DIC.

Do Han mengumpulkan anggota timnya dan memberikan konfirmasi, In Hae terkena DIC sebagai efek samping obat immunosuppressant. Lebih parahnya lagi konsentrasi plasma fibrinogen-nya (tingkat protein dalam plasma darah) terlalu rendah. Ini akan memperparah pendarahan.

Jin Wook tanya apa mereka bisa menyuntikkan heparin (obat pengencer darah). Do Han melarangnya karena bisa memicu situasi yang lebih buruk.
Tidak ada yang bisa mereka lakukan saat ini kecuali membuang kelebihan darah dan terus melakukan transfusi darah.
Shi On tanya apa mereka bisa mengoperasi In Hae lagi. Do Han menggeleng, terlalu sulit dan kondisi In Hae akan menurun. Saat ini tidak ada yang bisa mereka lakukan kecuali menunggu pendarahan ini berhenti dengan sendirinya.
Shi On menghela nafas sedih.
Jin Wook terpaksa berbohong pada In Young saat In Young tanya soal In Hae. Jin Wook berkata kondisi In Hae baik dan minta In Young tidak khawatir.
In Young percaya pada Jin Wook, kalau kau tidak disana, kami kakak-beradik mungkin tidak akan merasa tenang seperti ini.


Direktur Choi, Do Han, Yoon Seo dan Shi On berdiri di depan kamar In Hae. Direktur merasa sedih dengan kondisi In Hae. Do Han minta maaf kepadanya. Direktur menggeleng, ia bahkan tidak akan bisa memikirkan hal seperti ini.
Direktur Choi minta mereka tidak menyerah, dokter biasa akan mengangkat tangannya, tapi kalian jangan. Karena masih ada pengobatan lain yaitu harapan tulus kalian agar pasien sembuh. Itulah pengobatan yang terakhir.
Yoon Seo gelisah, ia tidak terima kenapa In Hae yang mengalami ini. Apa dia tidak bisa bahagia paling tidak sekali saja?
Shi On : Seperti kata Direktur, tidak ada lagi yang bisa kita lakukan selain berharap dengan tulus.
Yoon Seo menghela nafas, harus setulus apa lagi mereka berharap? Yoon Seo merasa dunia tidak adil.


Shi On minta Yoon Seo tidak berpikir seperti itu. Ia yakin In Hae akan bangun.


Shi On berdiri di dekat In Hae dan mengingat semua kenangannya dengan In Hae. Shi On minta maaf pada In Hae. Shi On merasa bersalah karena tidak bisa segera menyembuhkan In Hae.


Shi On mengunjungi ayahnya. Ayah tetap saja marah-marah. Ibu berusaha menenangkan ayah Shi On. Shi On tampak kesal, ia cerita soal In Hae dan jika terjadi sesuatu yang buruk kepadanya, Shi On pasti akan sedih. Shi On mengaku masih membenci ayahnya, tapi jika ayahnya meninggal ia akan merasa lebih sedih lagi.
Shi On : Karena aku membencimu, karena aku tidak bisa menyukai ayah. Tolong ijinkan aku menyukaimu sedikit saja, Ayah. Agar aku tidak terlalu sedih nanti.

Ayah Shi On tampak hampir menangis mendengar kata-kata Shi On.


Chae Kyung memikirkan kata-kata Kang Hyun Tae dan tidak lama, Kang masuk ke kantornya.
Kang Hyun Tae tanya apa kunjungan Chae Kyung ke Harden-Chase Bank berjalan lancar. Chae Kyung membenarkan, ia mengajukan pinjaman atas info dari Kang.

Kang Hyun Tae minta Chae Kyung mengajukan pinjaman pada dua bank lagi dalam minggu ini dan ia yakin, proposal Chae Kyung juga akan disetujui dua bank itu.
Chae Kyung heran, bagaimana anda bisa yakin soal itu?

Kang tersenyum dan menjelaskan, meskipun sepertinya bank2 asing kelihatan tahu soal negeri ini, tapi sebenarnya mereka tidak ada apa-apanya. Itulah mengapa mereka cenderung mempercayai pemain kecil seperti dirinya.
Ketiga bank itu mungkin tahu kalau West Emerson adalah kreditur Yayasan Seongwon dan kebetulan mereka saingan bisnis West Emerson. Mereka jelas tidak mau jika West Emerson menjejakkan kaki ke Korea.


Chae Kyung : Mereka juga mungkin tahu kalau anda adalah orang Presdir Jeong.
Kang tahu itu tapi mereka juga mungkin tidak punya pilihan kecuali mendengar apa yang ia katakan. Dunia memang seperti itu. Daripada mendengar kata-kata orang dalam, orang biasanya lebih mendengar kata-kata penghianat. (wkkk mengambil keuntungan dari penghianatan)

Chae Kyung tidak mengerti bagaimana Kang bisa membantu mereka. Kang juga tidak tahu, ia hanya minta Chae Kyung menjalankan semuanya sebaik mungkin.


Shi On ingat kata-kata dua dokter yang mengejek Yoon Seo karena pacaran dengan Shi On. Ia menghela nafas. Perawat Jo melihatnya, astaga..saya rasa RS ini akan ambruk. Kenapa anda menghela nafas seperti itu?
Shi On cerita semuanya pada Perawat Jo. Jo tampak kesal, bagaimana mereka bisa sebodoh dan sekasar itu?
Shi On kelihatan marah juga, saya akan mematahkan lengan dan kaki mereka.
Perawat Jo : Itu kata-kata saya. Dokter Park, anda harus mengatakan hal-hal yang sopan.

Shi On berkata ia tidak apa-apa tapi ia tidak suka Dokter Cha mendengar hal-hal tidak menyenangkan karena dirinya. Perawat Jo memuji Shi On, Dokter Park kita ini memang pria sejati. Pria sejati. Jika mereka mengatakan itu lagi, daripada mengotori tangan anda, bawa saja mereka pada saya, Dokter Park. (nanti akan dijadikan perkedel oleh Perawat Jo haha)


Yoon Seo menceritakan kondisi In Hae pada Eun Jeong. Lalu Eun Jeong tanya apa Yoon Seo bisa datang ke reuni teman2 mereka.
Eun Jeong si mulut besar sudah mengirim sms pada semua teman mereka bahwa Yoon Seo sudah punya pacar dan semua ingin tahu pacar Yoon Seo. Meskipun mereka belum tahu orang seperti apa dia.

Yoon Seo : Orang seperti apa dia?
Eun Jeong : Tidak, bukan itu maksudku.
Yoon Seo merasa tertantang dan bersedia datang ke reuni mereka. Eun Jeong merasa Yoon Seo tidak perlu mengajak Dr. Park. Yoon Seo kesal, aku kencan dengannya. Apa salahnya aku mengajaknya? Dr. Park pasti mau datang.
Tentu saja Shi On menolak datang. Yoon Seo tampak stres, kenapa kau tidak mau?
Shi On : Tidak mau saja.
Yoon Seo ingin Shi On menjelaskan alasannya. Shi On tidak bisa. Yoon Seo salah paham, apa kau tidak percaya diri? Lalu bagaimana rencanamu untuk terus berkencan denganku kalau kau selalu menghindar seperti ini.

Shi On : K-kenapa? Kenapa anda tidak mengerti perasaan saya?
Yoon Seo : Aku mengerti. Baiklah. Lakukan saja apa yang membuatmu nyaman. Aku tidak akan memaksanya.

Do Han merenung sambil memikirkan kata-kata Direktur Choi, soal harapan tulus para dokter agar pasien segera sembuh adalah obat terakhir.
Do Han memutuskan menemui Chae Kyung. Chae Kyung heran tapi senang, oppa? Do Han tanya apa Chae Kyung ada waktu.
Chae Kyung langsung mengiyakan. Do Han mengajak Chae Kyung pergi ke satu tempat.


Ternyata Do Han mengajak Chae Kyung pergi ke Gereja. Chae Kyung langsung berdoa. Do Han masih lihat kesana-sini, ia tampak kikuk karena sepertinya Gereja bukan habitatnya kkkk
Chae Kyung komen tanpa membuka mata : Itu (masalahmu) akan selesai kalau kau berdoa. Tutup matamu dan satukan tanganmu.
Do Han menurut dan mulai berdoa. Mungkin Do Han sudah lama sekali tidak berdoa.


Ayah Shi On tidak bisa tidur, ia tanya apa makanan untuk upacara peringatan kematiannya akan terasa enak? Lalu Ayah mengeluh, ini sungguh perasaan yang menyebalkan.


Shi On merenung di mejanya, ia ingat adegan dalam drama Peter Pan yang ia mainkan bersama Yoon Seo, keinginan Wendy untuk menjadi anak-anak dan ada di sisi Peter Pan selamanya.
Shi On tiba-tiba mendapat telp dari Sin-nae-ba (alias Yoon Seo) haha, tapi Shi On tidak mau mengangkatnya.

Yoon Seo juga merenung di rumahnya dan ingat ramalan hubungannya dengan Shi On, hanya ada satu jembatan roh diantara kalian, jika jembatan itu lenyap maka mereka tidak akan pernah bertemu lagi.
Yoon Seo tidak terima, tidak. Ini tidak benar, tidak benar.


Chief Go memberikan daftar nama dokter yang harus ia singkirkan pada Lee Hyuk Pil. Kakak iparnya membaca laporan Chief Go dan heran, ini sedikit aneh, kenapa ada orang-orangku disini?

Chief Go bicara sendiri, orang-orangmu..apanya, mereka semua sampah. Lee marah, apa sebenarnya pilihanmu?
Flashback, Chief Go sudah menemui Direktur Choi dan menunjukkan daftar para dokter yang menerima sogokan dari perusahaan obat. Termasuk dirinya. Chief Go merasa malu dan bersedia menerima konsekuensinya. (Karena mereka membahayakan nyawa pasien dengan menggunakan obat yang sudah dilarang BPOM demi mendapat uang tambahan dan fasilitas dari perusahaan obat.)
Direktur Choi tampak kagum dan terharu.

Lee Hyuk Pil marah besar, kau benar2 tidak tahu berterima kasih. Chief Go minta kakak iparnya berhenti mengatur hidupnya, sebelum aku menjadi adik iparmu, aku adalah dokter bedah. Dokter bedah anak di RS Univ Seongwon!  Lee terkejut. Tapi Chief Go menegaskan, apa kau pikir semua orang bisa menjadi Presdir? Daripada membuang waktu disini, lebih baik perlakukan kakakku dengan baik. Aku ada jadwal pembedahan, aku harus pergi. Haha sekarang Chief Go mirip Do Han.


Kang Hyun Tae juga menemui Presdir Jeong. Presdir tidak mengerti kenapa Kang melakukan ini.
Kang : Presdir, anda tidak rugi sama sekali, anda akan mendapat uang anda kembali dari saham yang sudah anda beli.
Presdir Jeong tidak setuju, kau sudah menghancurkan hasil kerja kerasku selama 15 th!


Kang Hyun Tae : Presdir, anda pernah berkata bahwa anak-anak adalah harapan. Meskipun ini mungkin harapan yang berbeda. Alasannya sederhana, anda tidak bisa seperti itu pada anak-anak. Jika anda ingin membawa tindakan saya ke pengadilan, saya tidak akan menghindarinya.
Kang Hyun Tae berdiri dan membungkuk lalu jalan pergi. Presdir Jeong teriak2, hei! Kang Hyun Tae!


Yoon Seo tanya kenapa Shi On tidak menjawab telpnya. Shi On beralasan ia tidak mendengar bunyi telp karena mengubah ke mode getaran. Yoon Seo tidak percaya, Shi On sudah pintar berbohong. Haha..Shi On mulai normal soalnya.
Yoon Seo : Apa kau tersinggung dengan perkataanku?
Shi On tidak tersinggung hanya saja banyak yang harus ia pikirkan. Yoon Seo heran kenapa Shi On memiliki banyak hal yang harus dipikirkan.

Shi On menjelaskan, mereka berdua mirip Peter Pan dan Wendy. Dua orang yang hidup dalam dunia yang sangat berbeda. Jadi agar kita bisa bersama rasanya sulit sekali.
Yoon Seo : Lalu kenapa? apa karena aku Wendy maka kau ingin mengantarku pulang dan tidak akan menemuiku lagi?
Shi On heran kenapa Yoon Seo marah-marah terus. Yoon Seo tidak seperti ini sebelumnya. Yoon Seo berkata karena ini sudah berbeda dari sebelumnya, ini bukan hubungan kakak-adik lagi.
Shi On : Mungkin dulu itu lebih baik. Apa yang saya pikirkan benar, orang-orang mengira anda aneh dan mengatakan hal-hal jahat tentang anda. Ini benar2 sulit untuk ditahan.

Yoon Seo kesal, siapa? Siapa yang mengatakan hal-hal jahat itu? Ia tidak peduli. Tapi Shi On tidak bisa, hatinya bagai teriris besi tajam.

Para dokter menjenguk In Hae lagi dan kondisi anak ini memburuk. Tekanan darahnya terlalu rendah, jika terus seperti ini, meskipun terus mendapat transfusi darah, In Hae mungkin akan mengalami kematian otak karena tekanan darahnya dalam satu atau dua hari ini.
Shi On menggeleng dan tampak panik, tidak..dia tidak akan mengalami itu.


Jin Wook duduk di samping tempat tidur In Young sambil membaca buku harian In Hae. Jin wook menghela nafas.
Yoon Seo duduk di samping tempat tidur In Hae, menggenggam erat tangan In Hae.


Shi On hampir tertidur, ia bicara pada In Hae. In Hae-ya, masih banyak hal yang ingin kukatakan padamu. Kau harus mendengar masalahku. Tanpa kau, pada siapa aku akan mengatakan ini semua? Jangan pergi In Hae-ya. Jangan pergi...
Shi On bermimpi lagi, ia melihat In Hae mengenakan baju putih. Lalu In Hae main-main dengan Min Ji, gadis kecil yang meninggal di meja operasi Yoon Seo.
In Hae menghentikan gadis itu, lalu Min Ji melambaikan tangan pada In Hae. In Hae juga melambai, ia tersenyum pada Min Ji lalu jalan pergi. Shi On membuka matanya.


Yoon Seo tertidur sambil duduk di samping tempat tidur In Hae. Tiba-tiba jari In Hae bergerak. Yoon Seo langsung terbangun. In Hae-ya.. In Hae!
In Hae perlahan membuka matanya, uisa-nim..
Yoon Seo menangis lega, In Hae-ya!


Do Han, Jin Wook dan Shi On segera lari ke kamar In Hae. Semua tampak lega sekaligus takjub. Yoon Seo heran, tekanan darahnya kembali normal. Denyut jantungnya juga normal. Bagaimana ..pendarahannya bisa tiba-tiba berhenti seperti ini?
Do Han juga tidak tahu, tidak seorang pun tahu alasannya. It's a miracle.

Shi On komen, In Hae-ya..aku merindukanmu saat kau tidak ada. In Hae tersenyum lemah tapi tidak bisa menjawab. Yoon Seo masih terharu, kau sudah banyak menderita, In Hae-ya. Kau benar-benar sudah sadar.
Presdir Lee memuji hasil usaha Chae Kyung. Mereka sudah bisa mengembalikan 75% pinjaman, jadi posisi Seongwon sudah lumayan aman saat ini.
Chae Kyung merasa semua ini ironis, bagaimana kita harus berterima kasih pada Asisten Direktur. Presdir Lee juga masih tidak percaya. Chae Kyung mengajak ibu tirinya, Direktur Choi dan juga Do Han untuk makan bersama kapan-kapan. Presdir Lee langsung setuju.


Direktur Choi menerima Kang Hyun Tae, ia ingin tahu kenapa Kang membantu mereka. Kang Hyun Tae berkata bagian anak RS Seongwon memiliki obat terbaik yang tidak dimiliki pabrik obat lain. Tapi obat ini justru akan lenyap jika kau mencoba membelinya dengan uang.
Kang Hyun Tae : Karena apa yang paling berharga tidak bisa ditukar dengan uang. Sama dengan obat ini.


Direktur Choi tersenyum, ia berterima kasih karena Kang menghargai hal seperti itu. Kang Hyun Tae menambahkan, dan juga...sing sing (suara angin). Direktur Choi heran. Kang Hyun Tae tersenyum geli, ada yang seperti itu yang berbunyi sing..sing.
Direktur Choi mengerti, ini pasti faktor Shi On-nya. Ia tersenyum.


Kang Hyun Tae meninggalkan RS dan bertemu Do Han di halaman luar. Do Han mendengar apa yang dilakukan Kang Hyun Tae pada RS ini. Kang berkata itu bukan apa-apa.
Do Han tanya apa yang akan dilakukan Kang setelah ini, Kang mungkin tidak bisa kembali lagi pada perusahaan West Emerson.

Kang Hyun Tae menghela nafas, yah ..saya hanya akan hidup sebagai seorang ayah. Sudah lama ..saya ingin melihat pertandingan baseball dengan nyaman. Tim kesayangan saya akan masuk ke pertandingan untuk pertama kalinya dalam 11 tahun. Do Han tersenyum geli.
Kang mengaku ia benar-benar menghormati Do Han. Do Han berterima kasih. Keduanya saling membungkuk dan mengucapkan selamat tinggal.


Shi On lari ke kamar ayahnya. Ayah ingin pulang ke Tae Bak. Shi On tidak setuju. Ayah minta Shi On tidak perlu cemas, dia tidak akan memukuli ibunya lagi karena ia sudah merasa lelah hanya dengan berdiri saja. Ayah sudah tidak bisa memukul orang lagi.


Ibu membujuk Shi On untuk mengijinkan ayahnya pulang. Keduanya jalan keluar kamar. Shi On mengejarnya.
Direktur Choi juga lari ke kamar mereka dan bertemu keluarga itu di depan kamar. Direktur minta mereka tidak pergi tapi Ayah tidak ingin menjadi beban bagi Direktur.
Ayah Shi On ingin meninggal dengan tenang di rumahnya sendiri. Lalu dengan kikuk mengucapkan terima kasih pada Direktur yang sudah membuat Shi On, dari anak yang kurang normal menjadi manusia seutuhnya.
Ibu Shi On membungkuk dan berterima kasih pada Direktur Choi. Ayah akhirnya membungkuk lalu keduanya jalan pergi.
Beberapa saat kemudian, Shi On duduk sendiri, "Ayah, kuharap paling tidak aku memiliki satu kenangan yang baik tentang dirimu. Sebelum ayah pergi jauh, kumohon tinggalkan kenangan baik untukku. Kumohon."


Perawat Jo masuk ke kantor Chief Nam, ia mencoba memberikan voucher spa untuk Chief Nam. Akhirnya Chief Nam melunak hatinya dan bersedia menerima voucher dari perawat Jo.
Perawat Jo senang sekali dan berlutut di dekat meja Chief Nam. Ia tanya apa Chief Nam tidak akan pergi dengannya.

Chief Nam syok, ia reflek menampar pipi perawat Jo. Lalu Chief Nam terkejut sendiri, oh ..ma..maafkan aku. Ia segera membelai pipi perawat Jo.
Perawat Jo langsung menahan tangan Chief Nam, hanya kau wanita yang bisa menampar wajahku seperti ini.  Chief Nam setuju pergi dengan syarat mengajak dua perawat lain, kau memesan dua kamar kan?

Perawat Jo langsung senang dan berkata begitu tiba di spa, ia bisa menyelinap untuk bertemu Chief Nam.
Chief Nam reflek menampar pipi perawat Jo lagi. Astaga dua orang ini :)


Yoon Seo memergoki sendiri dua orang dokter membicarakan dirinya dan Shi On. Mereka bergandengan tangan di luar RS, ini keterlaluan.
Dokter lain komen, jika Dr. Cha menggandeng tangan Park Shi On, bukannya dia akan seperti terapis?

Yoon Seo marah dan membentak keduanya. Ikut aku! Kedua dokter itu menunduk dan ikut Yoon Seo wkk
Shi On kebetulan ada di situ dan melihat mereka.


Yoon Seo : Apa kalian berdua yang diam-diam membicarakan Dr. Park dan aku?


Keduanya mencoba menyangkal tapi Yoon Seo tidak percaya dan membentak keduanya, tutup mulut kalian!


Yoon Seo : Apa kalian lebih baik dari Park Shi On? Apa kalian pernah memimpin operasi pembedahan? Apa kalian bisa langsung mendiagnosis pasien dengan tepat pada situasi darurat? Bagaimana kalian bisa menganggap diri kalian cukup baik untuk membicarakan orang lain?
Kedua dokter itu minta maaf. Yoon Seo memukul keduanya dan mengusir mereka. Hehehe..keren.

Yoon Seo turun tangga dan melihat Shi On. Ia sadar Shi On mendengar semuanya. Yoon Seo kesal, kau seharusnya mengatakan itu pada mereka. Apa yang kau takuti?
Shi On diam saja. Yoon Seo kesal dan jalan pergi.


Shi On merenung di kantor. Ia memanggil Jin Wook yang sedang menulis laporan, Seonbaenim..
Jin Wook menjawab tanpa menghentikan kegiatannya: Ya?

Shi On : Apa kau ingat apa yang kau katakan dulu? Kalau cinta yang menyakitkan juga cinta.
Jin Wook berbalik, ya kenapa? Shi On sekarang tahu sedikit apa maksud Jin wook. Kupikir cinta adalah penghilang rasa sakit yang sempurna. Ternyata cinta juga menyakitkan.


Jin Wook tersenyum, berdasarkan pengalamanku, cinta biasa dan cinta yang menyakitkan adalah obat penawar yang berbeda. Jika cinta biasa adalah penahan rasa sakit maka cinta menyakitkan adalah desinfektan. (kkk) Awalnya terasa sangat sakit, tapi kemudian lukanya akan sembuh dengan sempurna. Kesimpulannya, cinta yang menyakitkan juga menyembuhkanmu.
Jadi meskipun menyakitkan, kau harus menahannya.


Shi On : Desinfektan. Katupkan gigi dan menahannya.


Yoon Seo hiking untuk melepas stres (oh Korean with their hiking habits). Yoon Seo menolong seorang wanita yang terkilir kakinya. Ternyata wanita itu adalah tukang ramal waktu itu.
Peramal itu tanya tentang Shi On. Yoon Seo berkata Shi On tidak bisa libur karena ia dokter residen di RS. Peramal itu tanya, kalian belum putus kan?

Yoon Seo : Kami tidak bisa putus, kami hanya memiliki satu jembatan jiwa.
Wanita peramal itu tampak bersalah, ternyata ia hanya berbohong. Agar pasangan muda tidak cepat putus. haha hari gini percaya peramal.


Yoon Seo terkejut dan tanya soal roh api dan alkohol. Wanita itu berkata ia menebak saja dari karakter Yoon Seo dan mencium bau alkohol. Yoon Seo mengejarnya, lalu soal pacarku dan binatang?
Wanita itu tersenyum, onnie, pacarmu kelihatan baik dan orang seperti it tidak mungkin membenci binatang. Lalu ia minta maaf pada Yoon Seo. Onnie, ini perasaanku sebagai wanita, menurutku oppa itu adalah orang yang sangat baik.

Yoon Seo tidak marah, ia justru lega dan tersenyum lebar. Tiba-tiba Yoon Seo mendapat sms. Dari Shi On, saya akan mengatupkan gigi dan bertahan.
Yoon Seo semakin senang membacanya.


Chae Kyung ada di rumah Do Han, ia heran melihat Do Han yang kelihatan serius sekali. Oppa, kenapa kau kelihatan serius sekali?
Do Han mendekat dan berkata, ada yang harus ia lakukan. Ia mengambil sesuatu dari kantongnya.

Do Han memberikan cincin untuk Chae Kyung, dengan kata lain ia ingin melamar Chae Kyung.
Chae Kyung tertegun mengamati cincin berlian itu, oppa. Mau pengakuan cintamu atau lamaranmu, kau benar-benar konsisten (hahaha tidak romantis sama sekali ya. Tapi memang seperti itulah Do Han.)

Do Han hanya perlu mengatakan intinya saja. Do Han meraih tangan Chae Kyung dan memasangkan cincin di jari manis Chae Kyung.
Chae Kyung masih menunggu kata-kata lainnya, dan?
Do Han : Kita lakukan saja, pernikahan kita.

Chae Kyung mengeluh, astaga..kau ini benar-benar..cuma mengatakan intinya saja.
Do Han mencium pipi Chae Kyung, ayo kita hidup dengan baik.
Chae Kyung masih belum bereaksi. Do Han mulai bingung, maksudku...bagaimana aku..apa lagi yang harus kulakukan?
Chae Kyung tersenyum geli dan memeluk Do Han, ayo kita menikah. Apa lagi yang kubutuhkan?
Do Han tertawa dan memeluk erat Chae Kyung. I love this couple.


Yoon Seo dan Shi On pergi ke acara reuni teman-teman Yoon Seo. Teman Yoon Seo merasa Shi On lumayan manis. Yoon Seo menyapa mereka, hei..kalian semua masih hidup rupanya. Ia minta Shi On menyapa teman2nya. Mereka teman SMA-ku.
Shi On membungkuk dan memberi salam, halo saya Park Shi On.
Eun Jeong berdiri dan mengajak Yoon Seo bicara diluar sebentar. Yoon Seo tampak enggan dan pesan dengan wajah sadis ke teman2nya, kalian harus baik kepadanya!

Yoon Seo tanya apa yang ingin dikatakan Eun Jeong. Eun Jeong tidak mengira Yoon Seo benar2 mengajak Shi On.
Eun Jeong tidak seperti ini karena ia tidak menyukai Dr. Park. Eun Jeong melakukan ini karena memikirkan Yoon Seo. Saat ini hanya mereka, bagaimana kalau berita ini sampai ke semua teman sekelas kita? (I say : Just screw them, who cares with highshool mates anyway? Highschool is over. Live your own life, please.)
 

(Btw, aku ingat sekarang dimana pernah melihat Eun Jeong. Dia adalah Gye Sun-Gaksital! pernah menjadi mata2 Koiso)

Yoon Seo tidak peduli, biarkan saja ini tersebar. Kalau aku ingin menyembunyikannya, kenapa aku harus mengajaknya kesini? Kenapa kau seperti ini?
Eun Jeong : Karena kau baru datang, kau bicara sebentar pada mereka dan pergilah. Jika suasana jadi tidak enak...

Belum selesai Eun Jeong bicara, terdengar suara tawa dari dalam. Teman-teman Yoon Seo tampak menikmati cerita Shi On.
Shi On cerita soal pertemuan pertamanya dengan Yoon Seo di apartemennya waktu itu.
Yoon Seo tersenyum melihatnya, ia melirik Eun Jeong sekilas dengan pandangan : "piye? pacarku keren to?" hahaha

Yoon Seo masuk ke ruangan dalam bersama Eun Jeong. Teman SMA Yoon Seo memuji Shi On. Dr. Park lucu sekali, apa masih ada lagi pria lucu (manis) disekitarmu?
Yoon Seo segera merangkul lengan Shi On, berharaplah sesuai kemampuanmu. Tidak peduli seberapa besar perbuatan baik yang kau lakukan selama hidupmu, ini bukan sesuatu yang akan datang padamu begitu saja.


Mereka tanya apa yang disukai Shi On dari Yoon Seo?
Shi On : Dia seperti hadiah Natal, jika saya tidak melihatnya, saya akan merindukannya. Dan kalau saya melihatnya, saya merasa sangat bahagia. Dia disini atau tidak, dia tetap membuat saya sangat bahagia.
 

Yoon Seo terharu dan senang. Teman Yoon Seo komen, aku sampai merinding. Lalu salah seorang tanya, kapan kalian melakukan ciuman pertama kalian?

Yoon Seo kelabakan, hei..itu memalukan. Yoon Seo belum sempat mengarang jawaban saat Shi On tiba-tiba mendekat dan mencium Yoon Seo di depan teman-temannya. Wow..
Yoon Seo sampai tertegun dan tidak bisa bereaksi setelah itu hahaha

Keduanya jalan pulang. Yoon Seo protes, hei..apa yang harus kulakukan kalau kau tiba-tiba mendekatiku seperti tadi?
Shi On : Bukankah katanya itu sesuatu yang harus dilakukan kapanpun dan dimanapun kita suka. (Nah lo!)

Yoon Seo membenarkan, tapi paling tidak ia ingin Shi On memberikan tanda padanya.
Shi On mengerti dan berpikir, lalu memutuskan untuk berkedip pada Yoon Seo jika ia ingin menciumnya. Yoon Seo tidak setuju, itu lebih aneh lagi.

Yoon Seo mengulurkan tangan dan keduanya jalan sambil bergandengan tangan. Yoon Seo tanya bagaimana perasaan Shi On. (saat menciumnya)
Shi on : Meskipun cuma sebentar, saya merasa ada orang yang meletakkan es dibelakang leher saya.
Yoon Seo mengejar lagi, dan...?
Shi On : Rasanya seperti berdiri setelah melakukan hand-stand dalam waktu lama, kepala saya terasa pusing.
Yoon Seo : Dan apa lagi?

Shi On : Dan juga..
Yoon Seo : Apa?
Shi On menyentuh bibirnya, saya merasakan sesuatu di bibir saya..Tapi Shi On jadi malu, ia cekikikan sendiri lalu lari. Yoon Seo mengejarnya, hei! Kau harus memberikan gambarannya secara mendetail padaku! Bagaimana rasanya?  Yoon Seo mengejar Shi On.

Do Han mengamati rubik 12 sisi yang sudah diselesaikan Shi On dan mengingat saat pertama bertemu Shi On sampai saat ini. Dari orang yang jenius tapi kaku, menjadi dokter yang bisa bertanggung jawab dan lebih dewasa. Do Han memandangi rubik di tangannya lalu tersenyum.

Direktur Choi menemui tim dokter anak. Chief Go minta maaf sudah membuat Direktur datang jauh-jauh ke departemen mereka. Direktur mengerti dan tanya apa yang ingin mereka bicarakan.
Do Han menjelaskan, ini soal Dr. Park Shi On. Sudah tiga bulan sejak ia pertama kali datang ke sini. Dia kerja disini untuk mendapatkan kualifikasinya sebagai seorang dokter dan karena pembatalan validasi kelulusannya pada ujian kedokteran nasional. Sekarang kami siap untuk memberikan keputusan kami.
Yoon Seo menambahkan, seharusnya mereka memberikan keputusan dalam waktu 6 bulan, tapi kami rasa saat ini pun kami sudah bisa membuat keputusan.

Direktur Choi menghela nafas, ia siap mendengar yang terburuk soal Shi On.
Tapi yang ia dengar adalah serentetan pujian. Mulai dari Jin Wook, ia tersenyum lebar, tidak ada masalah sama sekali. Dia adalah teman sekelas dan hoobae yang baik bagi kami semua.
Hong Gil Nam langsung mengacungkan jempol, saya setuju. Dr. Park adalah pencipta suasana menyenangkan dalam departemen kami. Sun Joo menambahkan, dia adalah senior yang baik dan mengajarkan banyak hal pada saya.

Il Kyu masih diam. Jin Wook memintanya bicara. Il Kyu mengaku ia merasa bersalah. Saya..saya tidak bisa berperan sebagai senior yang baik. Jadi, saya ingin dia tetap disisi saya dan menjadi senior yang baik untuknya.
Do Han tersenyum. Yoon Seo menepuk lengan Il Kyu dan Chief Go menambahkan, saya..saya akan merasa bosan sekali kalau tidak ada Dr. Park Shi On. Hahaha
Direktur Choi terharu, ia lega sekali dengan tanggapan mereka pada Shi On.

Yoon Seo tahu Direktur tahu perasaannya pada Shi On meskipun ia tidak mengatakannya. Semua tersenyum. Do Han memberikan laporan resmi, ini daftar kegiatan harian Dr. Park dan evaluasi tentang performa kerjanya. Sekarang giliran anda Direktur untuk menyelesaikannya.

Direktur Choi membaca keputusan Dewan Ujian Nasional Kedokteran dan tersenyum lega, karena mereka sekarang membatalkan untuk mendiskualifikasi Dr. Park sebagai Dokter resmi setelah mendapatkan verifikasi dari RS Univ Seongwon.
Shi On berusaha memakai dasi tapi gagal. Do Han datang dan membantunya. Shi On mengucapkan terima kasih.
Do Han tanya apa Shi On ingat permintaannya untuk melebihi dirinya? Shi On mengangguk. Do Han berkata Shi On sudah melebihi dirinya. Ini karena kau bisa mengatasi segalanya.  Shi On tersenyum.

Shi On menghadiri pertemuan untuk mengangkatnya sebagai dokter residen resmi. Direktur Lee dari NHPLEB sendiri yang datang untuk menyerahkan surat konfirmasi.
Apa kabar, saya Lee Cheol Ho, Direktur Dewan Penguji Lisensi Tenaga Medis Nasional. Tidak ada kesempatan seperti hari ini dimana saya secara pribadi menyerahkan sertifikat pada seseorang. Tapi hari ini adalah hari yang sangat berarti dan itulah sebabnya saya datang.

Dokter Park Shi On telah mengatasi kekurangannya dan menunjukkan kualifikasi untuk menjadi dokter yang baik. Dia menghancurkan kecurigaan dalam masyarakat ini dan memberikan harapan bagi semua orang yang memiliki kekurangan. Mulai dengan ini, kami juga akan menyiapkan satu cara untuk menguji orang dengan kekurangan dan akan terus mengembangkannya lebih jauh.
Dokter Park Shi On, silahkan kedepan.

Shi On berdiri dan menerima surat konfirmasinya. Ia membungkuk dan memberi salam pada Direktur Lee.
Semua yang hadir bertepuk tangan, bangga pada Shi On.

Shi On memberikan sambutan : Saya masih....sedikit berbeda dari yang lain. Cara saya bicara dan cara saya bersikap masih sedikit berbeda. Itulah sebabnya saya bekerja keras untuk mengatasi perbedaan itu.
Tapi, itu tidak berhasil. Semakin keras saya mencobanya, rasanya semakin sakit. Itulah sebabnya saya berpikir, saya akan hidup dengan berbeda sampai saya meninggal. Tapi banyak orang-orang baik yang mengisi kekurangan itu. Itulah sebabnya saya ada disini sekarang.

Shi On menatap Direktur Choi dan semua rekan2nya, terima kasih karena telah mengisi kekurangan saya. Terima kasih karena tidak menghidari saya dan juga,.

Shi On menatap Yoon Seo : Terima kasih..terima kasih banyak karena mencintai saya.
Yoon Seo menatap Shi On dengan terharu. Shi On membungkuk pada semuanya.

Yoon Seo berdiri dan memberikan standing ovation. Semua akhirnya berdiri dan bertepuk tangan untuk Shi On. Oh no..I think I'm gonna cry ^^
Setelah itu, Yoon Seo menarik Shi On dan membelai pipinya, aku tahu sejak awal kau akan berhasil. Shi On berterima kasih pada Yoon Seo, ia tidak bisa sampai disini tanpa Yoon Seo.
Yoon Seo : Jika bukan karena dirimu, akan ada banyak hal yang kulalui tanpa melihatnya sedikit pun.
Yoon Seo memeluk Shi On. Keduanya saling berpelukan dengan bahagia.

Shi On berdiri memandangi ruang operasi sambil memainkan scalpel plastiknya.
Do Han datang, ia komen, bukankah itu scalpel mainan?

Shi On membenarkan, Ya, ini adalah sesuatu yang dibeli oleh kakak saya saat saya berkata ingin jadi dokter.
Do Han yakin itu hadiah yang berharga. Shi On mengangguk, bagi saya, ini adalah scalpel berharga yang membuat saya menjadi seorang dokter.

Shi On tanya apa arti scalpel hijau untuk Do Han. Do Han berkata, adik laki-lakiku.
Shi On mengerti, ia sudah mendengar kisahnya dari Dr. Cha. Lalu ketakutan, ah...dia minta saya tidak membicarakan itu.

Do Han tersenyum, tidak apa-apa sekarang. Karena, seperti kau yang menganggap scalpel ini begitu berharga, adikku juga sangat berharga bagiku.

Shi On mengacungkan jempolnya, Profesor, anda benar-benar kakak yang mengagumkan!
Do Han geli, ia tanya apa Shi On juga seperti ini dengan Dr. Cha. Shi On mengangguk, kami berdua menyukainya. Hahaha..Do Han hanya tersenyum.

Do Han : Shi On-ah..
Shi On terkejut, ini pertama kalinya anda memanggil nama saya. Do Han tersenyum, ia melanjutkan, apa kita jadi kakak-adik saja?
Shi On syok, maaf? Bagaimana saya....dan anda?
Do Han : Kalau begitu lupakan saja.
Shi On panik, ti..ti..tidak..Hyung!

Do Han tersenyum tapi ia mengingatkan Shi On untuk memanggilnya Hyung saat mereka hanya berdua saja, jika kau memanggilku di depan umum, mati kau! Hahahaha Do Han konsisten sekali.
Shi On mengiyakan.

Sayang kebahagiaan Shi On hari itu berkurang sedikit, ia mendapat telp dari Ibu. Shi On-ah..ayahmu meninggal.
Shi On tertegun. Shi On segera pulang ke Tae Bak dan menemui ibunya. Ia memeluk ibu yang duduk diam sambil memeluk foto Ayah. Ibu menangis di lengan Shi On.


Waktu berlalu, satu tahun kemudian.
Anak-anak panti asuhan tampak gembira menyaksikan film kartun di TV 3 dimensi. Sumbangan Dr. Park Shi On. Oh so sweet..Shi On memenuhi janjinya untuk membelikan TV 3D bagi anak-anak itu.
Shi On pindah rumah, ia sekarang tinggal dengan ibunya. Shi On memeluk ibu sekilas sebelum berangkat kerja. Ibu tersenyum bahagia.
Shi On memarahi seorang dokter residen baru, Hei, Park Woong Ki!  (cameo, Park Ki Woong) apa kau akan melakukannya dengan cara seperti ini? Aku benar2 tidak tahu harus bicara apa padamu! Memeriksa obat dan prosedur darurat, tidak ada satupun yang kau lakukan dengan benar!
Park Woong Ki minta maaf. Senior Shi On tetap tidak melepasnya begitu saja, apa ini adalah sesuatu yang bisa diselesaikan hanya dengan permintaan maaf? Apa kau tidak tahu kalau nyawa pasien dipertaruhkan karena kesalahanmu ini?

Park Woong Ki mencoba memberi alasan, bukannya saya tidak tahu, tapi saya mempunyai banyak tugas lain..

That and this haha..just hilarious
Shi On membentaknya, beraninya kau memberi alasan! Apa kau benar2 ingin kena marah? (bukannya ini sudah? haha)
Park Woong Ki meminta maaf.

Jin Wook dkk cekikikan geli melihat Shi On. Yoon Seo menasehati, hei, Dr. Park! Lakukan dengan halus, halus.
Shi On menoleh sekilas pada pacarnya dan berkata, tidak. Aku tidak bisa. Shi On menunjuk ke arah Park Woong Ki, kau..jika kau terus seperti ini, keluar saja! wuidihhh
Pulang sana!  (Shi On mirip sekali dengan Do Han)

Do Han keluar, ia mengangkat laporannya dan memukul kepala Shi On dengan perlahan (itu pukulan sayang wkk) Do Han tersenyum pada Shi On lalu melirik dingin ke arah Park Woong Ki. Do Han jalan sambil tersenyum geli.

Shi On melanjutkan omelannya : Kau! Jika sekali lagi aku melihatmu mondar-mandir dengan ceroboh...kau langsung keluar! Mengerti?
Park Woong Ki langsung mengiyakan : Ya, saya akan mengingat itu.
Shi On teriak, cepat pergi dan lakukan tugasmu! Park Woong Ki langsung lari keluar dengan terbirit-birit.


Chief Go masuk ke kantor mereka sambil mengeluh, kenapa kau selalu memarahi anak baik dan polos itu?
Shi On : Dia harus fokus atau kalau tidak akan menimbulkan masalah.

Semua dokter ketawa. Yoon Seo dengan bangga menunjuk dirinya sendiri, dia belajar dari aku. Hahaha
Chief Go bengong, wow..kau sekarang jadi mengerikan. Astaga. Shi On mengipasi wajahnya sendiri.

Park Woong Ki duduk dengan merana di bangku taman RS setelah kena marah senior Shi On.
Chief Go duduk disampingnya. Park Woong Ki gugup dan langsung berdiri sambil membungkuk. Chief Go memintanya duduk dan mengeluarkan es krim coklat dobel stik.

Chief Go membaginya. Sayangnya tidak sama besar. Ia memberikan bagian yang kecil untuk Woong Ki.

Tapi Park Woong Ki menunjuk bagian yang lebih besar, saya ingin yang itu. Chief Go terpaksa memberikan es yang lebih besar, ia tidak percaya ini. Astaga..ada anak aneh masuk kesini lagi. Hahaha..
In Hae akhirnya boleh pulang. Shi On, Yoon Seo dan semua perawat melepas keluarga Na. Yoon Seo memeluk In Hae, kau sudah banyak menderita sepanjang tahun ini.
In Hae tersenyum, ia bisa melewati semuanya dengan bantuan Yoon Seo dan yang lain. Kedua perawat senior terharu.

Shi on ke In Hae : Kau, kau tidak boleh pergi keluar dengan sembarangan.
In Hae : Aku tahu. Kau galak sekali akhir2 ini.

Perawat Jo mengajak In Hae makan jokbal/kaki babi kapan2. In Hae langsung mau. Chief Nam jadi terharu lagi. Perawat Jo ketawa bahagia karena sekarang Dr. Han sudah resmi pacaran dengan In Young. Jin Wook nyengir.

In Hae berpesan agar Shi On dan Dr. Cha tidak bertengkar dan harus akur, kalian adalah pasangan yang kujodohkan. Yoon Seo langsung merangkul lengan Shi On, tentu saja. Shi On berkata akan telp In Hae kalau ada masalah.

In Hae menolak, jangan. Kali ini kau harus menyelesaikannya sendiri. Semua tertawa mendengar jawaban In Hae. In Young mengucapkan terima kasih dan keluarga itu pulang diantar Jin Wook. Semua melambai melepas In Hae.

Shi On jalan bersama Do Han. Profesor, Dr. Cha meminta saya menjadi orang yang baik dan dokter yang baik.
Do Han : Lalu?
Shi On : Profesor, bagi anda, apa arti dokter yang baik itu?


Do Han berhenti dan menatap Shi On, dokter yang baik? Setiap dokter yang mempertanyakan dokter seperti apa dia adalah dokter yang baik.
Do Han tersenyum lalu jalan lagi. Wow..dia sekarang sering senyum.

Mendekati akhir drama, Do Han pergi ke rumah abu dan meletakkan bunga di altar Su Han, adiknya. Shi On dan Yoon Seo duduk di atas ruang pengamatan di atas kamar operasi. Yoon Seo menyandarkan kepalanya ke bahu Shi On.

Shi On mengamati jalannya operasi sambil berpikir : 
Sekarang kalau dipikir, kurasa itu benar. Setiap dokter yang mempertanyakan dokter seperti apa dirinya, adalah dokter yang baik dan juga adalah orang yang baik. Tapi untuk menjadi orang yang baik, aku sadar orang itu pasti memiliki banyak bekas luka. Jika orang itu ingin menyembuhkan luka orang lain, dia harus mengerti terlebih dulu seperti apa rasanya terluka.
Jadi, aku akan terluka setiap hari tapi meskipun demikian, kurasa aku akan baik-baik saja. Karena aku ada diantara orang-orang dan aku akan dicintai oleh seseorang.



THE END
 
Good Doctor [1], [2], [3], [4], [5], [6], [7], [8], [9], [10], [11], [12], [13], [14], [15], [16], [17], [18], [19]


Notes :
Setelah  berbulan-bulan akhirnya Good Doctor selesai juga. Terima kasih untuk kesabarannya ^^
Aku tidak mengira akan benar-benar menyukai GD tapi sebelum aku sadar aku sudah menyukainya. Cerita Good Doctor mungkin sulit jika dicari dalam realita kehidupan sehari-hari. Banyak orang dengan Autistic Savant Syndrome berhasil dalam hidup tapi sepertinya belum ada yang jadi dokter, kebanyakan jadi seniman seperti pelukis, musikus dan penulis.

Good Doctor mengajarkan satu proses kehidupan, dalam hidup kita mungkin melakukan kesalahan, tapi bagaimana kita mau mendengar suara hati kita dan memperbaiki kesalahan itu lalu hidup dengan tujuan untuk menjadi orang yang baik, dokter yang baik. Proses yang terus berlangsung sepanjang hidup kita.

Aku ingin tahu bagaimana kelanjutan hubungan Dr. Park-Dr. Cha, semoga mereka bisa terus bersama. I will miss Good Doctor, a lot. Aktor2 cilik yang jadi pasien, semuanya hebat-hebat. Terutama pemeran Eun Ok itu. I love most of the casts, yah kecuali ayahnya Shi On. Ayah Park ini  benar-benar orang yang hidupnya sia-sia. Memang benar dia kecewa karena anaknya menderita autisme, tapi itu bukan pembenaran untuk melakukan kekerasan dan melarikan diri ke minuman keras. Dia sedikit berubah saat sakit parah dan hampir meninggal, coba kalau dia tidak sakit, apa dia akan berubah? such a waste life.

Untung Shi On memiliki Dr. Choi dan Hyung meskipun sebentar, serta orang-orang yang mau menerimanya. Drama ini mengajarku untuk membuka hati dan memberi kesempatan pada orang-orang yang berkebutuhan khusus. Gomawo Shi On-ah.

Merry Christmas and Happy New Year
Thank's for reading.

Love, 
Tirza Kwan

BTS pictures :



Source : https://twitter.com/Moonjunwon

Bye and Thank's..!!

5 comments:

  1. Mksih mba tirza dah buat good doctor. Wlaupn dah nton, bca di blog lain jga tp psti nengok ke sni. Proyek slnjtnya ap mbak.......

    ReplyDelete
  2. yyeeaaayyy akhirnya selesai juga GD ...smp terharu bacanya...thanks mb Tirza.. love this drama <3.. ditunggu kelanjutan PMI nya :D

    ReplyDelete
  3. Tks Mba,, Finally. Love this drama. dari sekian drama 'do han' yg wa tonton. ini yang paling bagus wkwkwk..yg laennya karakter dia agak 'nyebelin' walau jadi toko utama sekalipun. Padahal kalau dia ketawa Ganteng banget lo.. LOL . Merry Xmas & Happy New Year ya *hugs*

    ReplyDelete
  4. ada yang tahu nggak... judul lagu pas do han ngelamar pacarnya???

    ReplyDelete