Shi On mengaku sebenarnya ia tidak ingin ikut campur karena takut Yoon Seo merasa tidak enak, tapi hari ini, ia tidak bisa. Shi On menegaskan, Yoon Seo tidak bersalah dalam kasus Dong Jin.
Yoon Seo mulai menangis, ia sudah banyak menghadapi masalah dan sekarang Shi On juga..
Shi On tidak menunggu Yoon Seo selesai bicara, ia jalan mendekat dan memeluk Yoon Seo.
Yoon Seo terkejut dan untuk beberapa saat tidak bisa bereaksi. Lalu Yoon Seo mendorong Shi On, hei..kenapa tiba-tiba ? Apa tadi? Apa yang kau lakukan?
Shi On berkata ia hanya mencoba menghibur Yoon Seo. Yoon Seo tahu itu tapi..
Shi On mengingatkan, Yoon Seo juga selalu memeluknya kalau Shi On sedang sedih teringat kakaknya dan dokter juga memeluk saya saat ingin menghibur saya. Itulah mengapa saya juga..
Yoon Seo : Jadi itu arti pelukan tadi?
Shi On mengangguk. Yoon Seo tampak lega.
Di tepi sungai Han, ada seorang ibu yang sedang jalan-jalan bersama putrinya. Nama anak itu Yeong Seo. Ibu Yeong Seo ingin membeli minuman hangat untuk anaknya. Ia minta Yeong Seo menunggu di bangku taman. Ibu pergi.
Di dekat situ, ada seorang wanita mengendarai sepeda, ia membunyikan bel pada pejalan kaki. Tiba-tiba ada seorang pria marah karena bunyi bel itu dan mendorong pengendara sepeda itu sampai jatuh. Tidak cukup sampai disitu, pria itu juga menikam wanita itu.
Yeong Seo melihatnya. Pria itu langsung lari ke arah Yeong Seo dengan pisau masih terhunus. Yeong Seo menjerit ketakutan. Ibu Yeong Seo kembali dengan dua gelas coklat panas, ia menjatuhkan minumannya dengan syok.
Shi On dan Yoon Seo duduk di depan apartemen. Keduanya tampak kikuk. Yoon Seo komen, sepertinya akan turun hujan. Shi On melihat langit, langitnya cerah. Bulannya hampir sebesar pizza. Mirip seperti pizza keju. Keduanya kikuk lagi.
Yoon Seo akhirnya minta maaf karena sudah marah soal Dong Jin. Shi On berkata itu sama sekali tidak mengganggunya. Yoon Seo minta Shi On tidak melakukan itu lagi mulai sekarang.
Shi On mengangguk, baiklah.
Yoon Seo juga ingin hubungan mereka kembali normal dan akrab lagi. Apa bisa? Shi On setuju, ia akan melakukannya.
Shi On tahu sejak kecil orang-orang merasa tidak nyaman berada di dekatnya. Jadi ia tahu rasanya tidak disukai. Shi On tahu Yoon Seo mungkin juga merasa tidak nyaman dengannya.
Yoon Seo berkata, ia bukan tidak nyaman, ia justru merasa senang bersama Shi On. Tapi Yoon Seo tahu, mungkin ia sudah egois. Tahu bahwa Shi On menyukainya tapi tetap saja ia ingin hubungan mereka tetap seperti dulu. Yoon Seo buru-buru menambahkan, kalau kau tidak enak, kita tidak perlu melakukannya.
Shi On : Saya tidak merasa seperti itu. Saya tidak akan marah seperti anak-anak karena saya menyukai dokter. Bersama dengan berlalunya waktu, kedewasaan saya juga akan bertumbuh semakin tinggi.
Yoon Seo : Apa kau tidak kesulitan melalui tahap itu?
Shi On : Sama sekali tidak sulit. Saya ingin terus makan makanan enak dan minum bersama anda. Tidak bisa melakukan semua itu akan membuat saya semakin frustrasi.
Yoon Seo tersenyum, terima kasih Shi On-ah. Shi On mengangguk. Tidak lama Shi On menerima telp darurat dari RS. Ia langsung terkejut, apa?
Keduanya bergegas kembali ke RS. Mereka harus menangangi kasus Yeong Seo. Jin Wook sudah memeriksa kondisi Seo Yeong dan polisi mengatakan kalau Seo Yeong diserang di taman dan terluka parah.
Yoon Seo ikut mengecek Seo Yeong. Shi On langsung tahu, ada pendarahan besar di dekat livernya. Ibu Yeong Seo datang sambil menangis. Yoon Seo minta segera disiapkan foto sinar X dan ruang operasi. Do Han juga kembali dan minta mereka segera memindahkan Yeong Seo ke ruang OR.
Do Han dan tim mempelajari kondisi Yeong Seo. Anak ini terluka parah, di liver, organ internal dan usus 12 jari. Yeong Seo juga mungkin terkena infeksi di sekitar usus 12 jari dan daerah perut.
Pertama, temukan dulu lokasi pendarahannya dan hentikan itu. Kemudian jahit bagian usus 12 jari. Semua mengerti dan mulai bekerja.
Do Han memimpin operasi. Semua bekerja keras untuk menyelamatkan nyawa Yeong Seo.
Shi On mengamati Yeong Seo, ia tampak sangat sedih.
Operasi selesai dan Yeong Seo berhasil diselamatkan. Do Han menemui ibu Yeong Seo untuk mengatakan soal ini. Ibu hanya bisa menangis lega.
Do Han minta Ibu Yeong Seo tidak terlalu sedih dan beristirahat. Sayangnya polisi belum bisa menangkap pelakunya yang sudah kabur.
Ibu masih syok, putrinya adalah satu-satunya keluarganya. Setelah suaminya yang petugas kebarakan meninggal dalam tugas tahun lalu.
Do Han menghela nafas, ia terlihat marah.
Do Han berdiri di samping tempat tidur Yeong Seo, mengamati anak itu dengan wajah muram.
Para dokter berkumpul membahas kasus penikaman ini. Orang itu bukan manusia, bagaimana ada orang yang bisa melakukan itu?
Bahkan ternyata korbannya sudah ada 6 orang, untungnya mereka tidak terluka parah.
Do Han masuk menemui mereka. Do Han minta Jin Wook dan Shi On akan menjadi dokter jaga untuk Yeong Seo. Dr. Cha juga harus mengecek kondisinya dengan teratur.
Semua mengerti.
Shi On mengantar Yoon Seo pulang. Yoon Seo tanya apa Shi On mengantarnya lagi. Shi On mengiyakan. Yoon Seo terkejut, kau bicara dengan terus terang sekarang?
Shi On membenarkan, saya tidak mau membeli palu lagi! Toko Matahari sampai 3 perhentian bis jaraknya. Terlalu jauh. Wkk
Yoon Seo kelihatan geli. Shi On menambahkan, jangan merasa tidak enak. Karena dunia ini adalah tempat yang keras dan menakutkan. Jadi saya, yang lebih kuat harus melindungi orang yang lebih lemah, yaitu anda.
Yoon Seo menahan tawa, yah seperti yang kaukatakan..dunia ini adalah tempat yang cukup keras. Tapi apa kau benar2 kuat?
Shi On mengangguk : Saya lebih kuat dari kelihatannya. Saya bisa membelah apel dan bisa membuka kaleng tuna hanya dengan satu tangan!
Yoon Seo memuji Shi On : wow..kau benar2 Hercules!
Shi On juga ingin mengajak Yoon Seo makan makanan enak besok malam. Shi On yang traktir.
Yoon Seo senang, benarkah? Shi On mengangguk yakin, pikirkan sesuatu yang ingin kau makan. Yoon Seo mengerti dan jalan pulang dengan wajah berseri-seri.
Shi On memandangi punggung Yoon Seo, Ini cukup untukku. Melihat wajahmu yang tersenyum, dan bisa selalu di dekatmu. Itu cukup bagiku. Aku merasa kedewasaan pikiranku telah tumbuh 15 cm!
Yoon Seo pulang lalu memutuskan untuk memungut kembali bunga mawar dari Shi On dan menempelkannya kembali ke papan pesan-nya. Yoon Seo tersenyum memandangi bunga itu.
Dr. Han Jin Wook melihat In Hae duduk di sudut sendirian. Jin Wook heran, kenapa kau disini dan tidak tidur? In Hae diam saja.
Jin wook duduk di samping In Hae, ia minta maaf. In Hae tahu, Jin wook menyimpan rahasia demi dirinya. Saya minta maaf karena marah pada dokter.
In Hae bukan marah karena Jin Wook dan kakaknya merahasiakan sesuatu, tapi ia kesal karena tidak ada harapan antara Jin Wook dan kakaknya.
Jin Wook heran. In Hae menjelaskan, sebelum kejadian ini, jika dokter berkata menyukai kakak maka saya rasa masih ada harapan, Tapi sekarang tidak ada. Bagaimana mungkin seorang dokter seperti anda mau berkencan dengan orang yang bekerja di tempat seperti itu?
Jin Wook tertegun. In Hae juga mengerti kalau sekarang Jin Wook tidak menyukai kakaknya lagi.
Jin Wook : Aku juga terkejut, tapi aku bisa merasakan betapa sayangnya In Young kepadamu dan bersedia mengorbankan dirinya untukmu. Dia bahkan bersedia melakukan pekerjaan yang sulit untuk adiknya. Sejujurnya, ini hal yang sulit dilakukan meskipun demi keluarga. Kau akan mengerti kalau kau dewasa nanti.
Aku ini aneh kan? Aku percaya hal yang tidak kelihatan lebih berarti daripada yang terlihat. Ada banyak hal yang tidak terlihat yang sebenarnya sangat penting dalam hidup ini.
Jin Wook tersenyum. In Hae terharu mendengarnya. Jin Wook merangkul In Hae.
Ayah Park marah-marah pada perawat karena hanya diberi makan bubur saja. Ia minta nasi. Perawat itu menolak dan pergi.
Shi On melihat ayahnya dari luar. Ayah langsung minta Shi On masuk, ia minta anaknya membelikan makanan "sundae-guk"(sup sosis isi darah..huekk) Ayah teriak minta Shi On pergi membelinya.
Shi On menolak karena itu akan melukai tenggorokan ayahnya.
Ayah marah, ia menghina Shi On lagi, kau tahu apa memangnya? Shi On memberanikan diri dan menjawab dengan keras : Aku tahu benar karena aku seorang dokter! Jadi tolong minum obat sesuai resep dokter. Jangan sampai terlewatkan!
Shi On langsung lari keluar setelah mengatakan itu. Ayahnya sampai sedikit terkejut, lalu menggerutu lagi, dasar anak brengsek itu.
Shi On mengatur nafasnya saat sudah diluar kamar. Fiuh ..
Chae Kyung menemui Presdir Lee, ia tanya kenapa ibu tirinya tidak mengatakan soal penyebab kematian ayahnya. Kalau Presdir Jeong yang bertanggung jawab.
Presdir Lee terkejut, darimana kau mendengar itu?
Chae Kyung : Apa itu penting?
Presdir Lee merahasiakan ini karena ia tidak ingin Chae Kyung terluka. Karena kau masih berduka dengan kepergian ayahmu. Ayahmu juga tidak ingin kau mengetahuinya.
Chae Kyung marah, seharusnya anda mengatakan soal ini pada saya setelah beberapa saat. Presdir Lee minta maaf.
Chae Kyung kesal, apa ini bisa diperbaiki hanya dengan permintaan maaf? Kenapa anda selalu membuat saya menjadi orang jahat?
Yoon Seo menemui Do Han. Profesor, ada permintaan konsultasi dari RS Anak Boston pada Direktur tapi Direktur minta untuk memberikannya pada anda Profesor.
Ini soal pasien anak penderita hydrocephalus (menumpuknya cairan dalam otak). Sebenarnya anak ini seorang pemain baseball, usianya 10 th dan ia terluka parah di kepalanya saat latihan. Setelah itu dia terkena hydrocephalus.
Do Han : Mereka bisa memasukkan VP Shunt (Ventriculoperitoneal) lewat perut. (Mengalirkan cairan otak ke rongga perut agar bisa keluar secara alami)
RS Boston sudah melakukan prosedur itu dan mengoperasi anak itu 10 kali. Tapi sekarang mustahil karena ada masalah dalam rongga perut anak itu. RS Anak Boston saat ini mencari alternatif lain selain VP Shunt.
Do Han berkata tidak ada cara lain, hanya dengan VP Shunt. Yoon Seo ingat sesuatu, oya, pasiennya adalah orang Korea. Awalnya anak itu dirawat di RS Tae Yang, lalu dipindah ke Boston.
Shi On masuk ke ruangan mereka dan langsung dipanggil Do Han, Dr. Park. Kau tahu penyakit apa ini?
Shi On mengamati hasil CT Scan itu. Do Han tanya apa pendapat Shi On.
Shi On : Tidak ada metode lain selain VP Shunt. Menurut saya. Tapi..
Yoon Seo : Tapi ..apa?
Shi On : Ya, tidak ada cara lain lagi.
Do Han setuju, memang tidak ada cara lain. Kita berikan jawaban itu saja. Yoon Seo mengerti, meskipun kelihatan ia seperti ingin mencari cara lain.
Chae Kyung menemui Kang Hyun Tae. Ia minta Kang Hyun Tae mengatakan pesannya pada Presdir Jeong, beraninya dia menipu Chae Kyung seperti ini, dia akan menerima balasannya satu hari nanti.
Kang Hyun Tae geli, membalas bukanlah sesuatu yang dilakukan orang lebih lemah kepada orang yang kuat. Itu hanya hal yang mungkin dilakukan diantara orang kuat. Lagipula, bukankah tujuan anda adalah menurunkan Presdir Lee dan mengambil alih Yayasan ini?
Chae kyung menegaskan, tujuannya sudah berubah. Sekarang ia ingin melindungi Yayasan yang dibangun ayahnya.
Kang masih membujuk : Menempatkan anda di posisi Presdir Lee adalah pertimbangan manusiawi yang diberikan oleh Presdir Jeong sebagai tanda penyesalannya atas kejadian masa lalu.
Chae Kyung tidak membutuhkannya, ia tidak butuh permintaan maaf maupun simpati dari Presdir Jeong.
Yoon Seo, Shi On bersama para perawat menunggu Yeong Seo yang akan dipindah ke kamar perawatan. Pemulihannya lebih lama dari yang diperkirakan.
Perawat Jo merasa murka dengan kejadian yang dialami anak kecil itu. Awas jika kau tertangkap olehku, aku akan menghancurkannya!
Chief Nam langsung komen, aigoo..kau yang akan kabur pertama kali jika orang itu muncul. Benar kan? Perawat Jo nyengir.
Akhirnya Yeong Seo muncul, anak itu masih terlihat trauma berat. Ia tidak berkedip dan hanya melihat satu titik.
Polisi juga datang ingin bertanya pada Yeong Seo. Ibu Yeong Seo dan Shi On melarangnya karena anak itu masih merasa trauma. Tapi Polisi memohon pada Shi On, kami harus cepat-cepat menangkap penjahatnya agar tidak melakukan hal ini pada orang lain. Shi On masih menolak, Yeong Seo masih belum aman kondisinya. Dia akan merasa sangat kelelahan.
Polisi memohon, saya mohon pengertian anda. Do Han akhirnya setuju dan minta ibu Yeong Seo mengijinkannya.
Anak ini cantik banget |
Yeong Seo ingat saat ia ditusuk dan ibunya berusaha membela putrinya. Ia melihat ibu dan penjahat itu saling tarik-menarik, tanpa sengaja topeng pria itu terbuka dan ia melihat wajah orang itu sekilas.
Yeong Seo tidak bisa menjawab, ia justru syok berat. Tangannga gemetaran dan tubuhnya jadi kaku. Do Han langsung memeriksa Yeong Seo. Ia minta polisi menghentikan pemeriksaannya.
Do Han dan Shi On jalan keluar. Shi On berkata, orang-orang tidak mengerti. Bahwa trauma masa kecil itu akan berdampak sangat besar. Tidak akan bisa dilupakan dengan mudah. Semakin kau berusaha tidak memikirkannya, setiap hari luka itu akan terasa semakin sakit.
Do Han : Kalau kau tahu itu, maka kau tahu apa yang harus dilakukan untuk Yeong Seo.
Shi On membenarkan, saya hanya perlu meyakinkannya bahwa ada orang lain yang sangat kuat yang berada disisinya.
Do Han : Orang yang kuat?
Shi On : Ada orang yang membuatnya ketakutan, tapi juga ada orang yang lebih kuat dan hangat yang berada di sisinya. Saya harus membuatnya tahu itu.
Do Han diam saja, Yeong Seo sudah tidak memiliki ayah yang merupakan figur kuat untuknya.
Shi On terus saja bicara, bagi saya, Hyung adalah orang itu dan juga anda. (Ow)
Do Han hanya menghela nafas dan jalan pergi. Shi On mengikutinya.
Mereka melewati seorang pria yang duduk di sudut. Si penikam itu! Dia sepertinya ingin membunuh Yeong Seo karena melihat wajahnya.
Shi On melihat anak-anak sedang main, mereka memukuli kantung pasir. Shi On tidak suka jika anak-anak belajar berkelahi. Berkelahi itu tidak baik. Kalian tidak boleh berkelahi.
Anak-anak protes, meskipun mereka tidak mau berkelahi tapi anak-anak lain mengganggu mereka, apa mereka harus diam saja kalau diganggu? Mereka membujuk Shi On mencobanya.
Shi On mencoba memukul, pow! Tapi kurang kuat. Anak-anak memberi contoh dan akhirnya Shi On bisa memukul dengan benar. Anak-anak bersorak.
In Young menemui adiknya. In Hae berbaring memunggungi kakaknya. In Young minta maaf, ia salah.
In Hae : Aku tidak seperti ini karena kau berbuat salah. Kakak tidak melakukan kesalahan. Aku seperti ini karena aku marah dan sedih karena aku selalu membebani kakak.
In Young : Kau adikku satu-satunya, apa maksudmu beban?
In Hae ingin segera keluar dari RS besok. sejak kemarin, aku merasa bagaikan tidur diatas duri, aku tidak suka RS.
In Young memutuskan akan berhenti bekerja di bar. Aku tidak akan melakukan pekerjaan itu lagi. Kita lakukan saja operasimu, aku sudah mendapatkan uangnya. In Hae menahan tangisnya.
Shi On mengambil makan siang. Ia melihat ibunya, tapi Shi On masih merasa marah. Shi On hanya menatap ibunya lalu pergi tanpa menyapanya. Ny. Oh tampak sedih.
Chief Go makan satu meja bersama Woo Il Kyu. Chief Go menanyakan kondisi kesehatan ibu Il Kyu. Shi On mendekati meja mereka, apa kabar?
Shi On langsung bergabung dengan mereka. Chief Go sampai terlompat kaget. Hehe..
Il Kyu juga heran, kau ini anak baru tapi bisa duduk makan disini dengan santai? Shi On mengangguk, ya. Sun Joo akan jaga di UGD untuk sementara menggantikan saya, jadi saya bisa makan sebentar.
Chief Go hanya menghela nafas, ia tidak bicara lagi dan meneruskan makan, apalagi Shi On mengambil Japchae juga wkk..selera mereka sama.
Shi On hampir membuat Chief Go keselek saat ia dengan santai berkata : Pak, anda harus datang ke rumah saya lagi untuk main. Saya memesan 20 pak Sup Sapi Pedas dari Jaringan Home Shopping untuk anda jika anda berkunjung lagi. Saya berhasil memesannya tepat sebelum sup itu habis terjual.
Anda bisa memakannya untuk menghilangkan mabuk alkohol.
Chief Go syok dan dengan panik berusaha menyangkal, k..kenapa aku harus pergi ke rumahmu? Il Kyu melihat ke arah Chief Go dengan curiga.
Shi On juga mengundang Il Kyu, senior..anda harus datang ke rumah saya juga.
Il Kyu : Tidak perlu, kau urus saja Chief dengan baik.
Wkk..cinta segitiga yang rumit.
Ny. Oh menemui Yoon Seo dan mengatakan soal sikap Shi On, tapi ibu mengerti Shi On punya alasan bersikap seperti itu.
Yoon Seo berusaha menghiburnya, Dr. Park seperti itu hanya dari luar saja, tapi hatinya mungkin tidak seperti itu. Dalam hati ia pasti bahagia memiliki kalian dan dia sedang dalam proses pendewasaan. Jadi tolong bersabar dan tunggu dia.
Ibu sadar sebagai orang tua mereka tidak bisa berbuat banyak soal anaknya, justru Yoon Seo yang bisa melakukan lebih banyak untuk Shi On. Ibu sangat berterima kasih untuk sikap hangat Yoon Seo pada putranya. Yoon Seo hanya menggeleng.
Shi On menemui In Hae, kudengar kau akan dioperasi. Jangan takut, semuanya akan baik-baik saja.
In Hae menghela nafas, Dokter..apa hidup memang seberat ini?
Shi On tidak tahu, kurasa begitu. In Hae merasa meskipun ia menjalani operasi, hidupnya tidak akan lebih baik.
Shi On mengerti, apa ini karena kakakmu? Shi On mencoba menghibur In Hae.
Shi On pulang bersama Yoon Seo. Yoon Seo heran bukannya Shi On tugas jaga malam ini? Shi On berkata ia sudah minta Dr. Han menggantikan dirinya khusus untuk malam ini.
Yoon Seo langsung senang, ah ini karena kau ingin membelikan makanan enak untukku kan? Apa? Kau mau membelikanku makanan apa? Cepat katakan.
Shi On tersenyum : Rahasia.
Shi On jalan pergi. Yoon Seo tidak percaya ini.
Yoon Seo terus mengikuti Shi On, keduanya jalan keluar RS, kita akan segera memakannya, kenapa kau terus merahasiakannya padaku? Kalbi atau Sushi dengan sashimi, Babi asam manis, sup ikan, aku benar-benar ingin memakannya...
Mereka hampir menyeberang jalan tapi Yoon Seo tidak melihat ada mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi. Shi On melihatnya, ia langsung menarik Yoon Seo menghindari mobil itu.
Yoon Seo tertegun sesaat, mungkin baru sadar kalau Shi On ini ternyata cowok juga wkk..khas drama. Yoon Seo melepaskan diri dan pura2 meneriaki mobil gila itu. Shi On tanya apa Yoon Seo baik2 saja. Yoon Seo mengiyakan, masih tampak deg-degan. Lalu mencoba bersikap biasa dan tanya Shi On akan mentraktirnya makan apa.
Shi On ternyata tidak membawa Yoon Seo kemanapun. Ia mengajak Yoon Seo ke apartemennya dan Shi On sengaja masak untuk Yoon Seo. Wuih..sounds romantic? Nope.
Shi On memasak sambil membaca buku resep. Jadi laammaaa sekali. Yoon Seo cemberut di meja makan, apa dia pergi ke Itali untuk mendapatkan spaghetti?
Shi On tahu Yoon Seo tidak sabar, ia minta maaf. Tolong tunggu sebentar. Saya tinggal merebus mienya.
Yoon Seo : Kau sedang merebus mie sekarang?
Akhirnya masakan Shi On selesai. Tarra...spaghetti ala Shi On.
Yoon Seo mengambil piringnya, ia heran bagaimana Shi On bisa masak spaghetti dengan somyeon. Shi On lupa beli spaghetti dan ia justru membeli somyeon.
Yoon Seo tidak peduli, sudahlah yang penting rasanya enak. Yoon Seo mencicipi masakan Shi On. Yoon Seo mengernyit.
Shi On tanya bagaimana rasanya. Yoon Seo berusaha menelan mienya dan minta Shi On mencicipinya sendiri. Shi On mengambil mie dalam jumlah banyak lalu memakannya. Huek..Shi On juga susah payah berusaha menelannya.
Shi On : Rasanya seperti saus tomat pedas dengan cincangan bawang dan nasi.
Yoon Seo kesal, jangan pernah berkata kalau kau akan masak untukku lagi!
Shi On mengangguk, saya minta maaf.
Yoon Seo menyingkirkan piring mie-nya, ayo kita buat kesepakatan. Kita tidak boleh memasak. Yoon Seo menyilangkan tangannya.
Shi On mengangguk, itu ide bagus. Saya setuju.
Yoon Seo : Kau cepat sekali setuju. Ayo bawa keluar kimbap segitiga itu. Aku lapar.
Shi On segera pergi mengambil kimbap dari kulkasnya. Yoon Seo tepuk tangan, bagus. Wkk (Kalau mereka menikah dan punya anak, anaknya saja yang masak haha)
Do Han menemui Chae Kyung, ia ingin tahu dari mana saja Chae Kyung. Kau tidak ada di kantormu. Chae Kyung tampak blank, hanya dari sana-sini.
Chae Kyung berkata sudah membereskan hubungan bisnisnya dengan Presdir Jeong. Do Han lega, bagus.
Chae Kyung merasa menyesal, ia sudah membocorkan kondisi dana yayasan Seongwon, aku sudah memberikannya pada mereka. Apa yang harus kulakukan?
Chae Kyung tidak mengerti kenapa ia melakukan ini, semua ini bukan untuknya ataupun untuk orang lain.
Do Han mencoba menghiburnya, kau melakukannya untukku.
Chae Kyung menggeleng, tidak. Aku pura-pura melakukannya untuk oppa padahal itu untukku sendiri. Aku juga ingin menemukan kembali tujuanku yang sebenarnya. Chae Kyung merasa sedih karena kehilangan kenangannya bersama Do Han, ia ingin melupakan kenangan buruk tapi kenangan indah juga ikut hilang, saat kita benar-benar saling mencintai. Kenangan saat kita bahagia.
Kurasa pikiranku jadi kosong, seperti rumah kosong tanpa penghuni.
Do Han menghela nafas, ia jalan dan duduk di samping Chae Kyung. Do Han memeluk Chae Kyung.
Chae Kyung akhirnya menangis di pelukan Do Han.
Yoon Seo menerima telp dari ibunya yang terus mengejarnya untuk ikut kencan buta. Yoon Seo pusing mendengar ocehan ibunya dan pura-pura sinyalnya jelek, oh ibu..aku tidak bisa mendengarmu..suaranya tidak jelas..halo? Ibu ..aku tidak bisa mendengarmu...oh..
Yoon Seo memutuskan telp. Haha.. bukan contoh yang baik memang. Shi On mengamati Yoon Seo dengan wajah heran.
Yoon Seo duduk di depan Shi On, ia ngomel karena dituntut ikut kencan buta di usianya ini (Yoon Seo kan masih muda, belum usia darurat nikah). Ini memalukan.
Shi On justru mendukung Yoon Seo, dokter seharusnya pergi saja. Shi On mendengar kalau Yoon Seo akan dijodohkan dengan Jaksa. Jaksa itu orang baik, kan?
Yoon Seo jadi ngamuk.
Shi On berkata ia juga ingin dijodohkan nanti. Yoon Seo terkejut, benarkah? Apa aku harus mengenalkanmu dengan seseorang?
Shi On setuju. Yoon Seo menghela nafas, disini semuanya single. Hei, apa kau mau melihat foto pria itu yang akan dijodohkan denganku? Yoon Seo menunjukkan foto calon kencan butanya, dia benar-benar lucu.
Shi On mengamati foto pria itu, tawanya menyembur. Dia seperti Voldemort dalam Harry Potter.
Yoon Seo menyibakkan rambutnya, apa itu artinya aku mirip Shineba Hermione?
Shi On : Semuanya sudah ketahuan.
Yoon Seo heran, apanya? Shi On cerita, kisah asli shineba (tubuh pemberian dewa) terungkap saat makan malam kemarin. Julukan itu bukan pemberian orang pada anda, tapi itu julukan yang anda buat sendiri.
Yoon Seo murka, anak ini. Itu sebabnya telingaku gatal saat itu. Wkk Apa kau diam saja? Katakan kalau itu benar. Itu yang sesungguhnya. Kau seharusnya membelaku.
Shi On : Saya sibuk dengan daging sapi, jadi saya tidak bisa membela anda.
Yoon Seo : Apa kau begitu menginginkan daging sapi?
Shi On mengangguk. Lalu ia membela diri, tapi bagaimana saya bisa mengetahuinya? Yoon Seo menegaskan, seharusnya kau mengatakan itu benar. Itu yang sesungguhnya!
Shi On : Saya hanya melihat wajah anda. Saya tidak melihat tubuh anda. Wkkk pinter.
Yoon Seo sampai memukul meja, pokoknya itu tidak benar. Shi On akhirnya setuju, saya akan mengatakannya. Dokter Shineba.
Paginya, Shi On berusaha memeriksa Yeong Seo tapi gagal. Meskipun ibu Yeong Seo sudah membujuk putrinya. Ternyata Yeong Seo takut dengan stetoskop yang digunakan Shi On.
Do Han dan Psikolog mengamati Yeong Seo. Rekan Do Han langsung mengerti, anak itu menderita trauma karena stres. Dia melihat stetoskop sebagai senjata.
Do Han : Bukankah kita harus segera melakukan terapi kepadanya?
Psikolog itu setuju tapi kondisi fisik anak itu harus sedikit kuat agar terapinya berhasil. Apa kita mulai saja? Do Han akhirnya minta temannya menunggu dulu, ia akan mencoba pendekatan lain untuk memeriksa Yeong Seo.
Shi On melihat anak-anak menyelinap sambil membawa makanan. Ia mengikuti mereka.
Shi On memergoki mereka dan anak-anak sekarang mengundangnya bergabung tanpa syarat. Tapi Shi On sudah berubah.
Shi On menggiring anak-anak itu kembali ke kamar, memperlihatkan makanan kecil pada para ibu dan memarahi anak-anak itu di depan semua ibu mereka. Hore..!
Shi On bahkan menyita semua makanan itu, aku akan menyimpannya di kantor Kepala Perawat, agar kalian bisa membawanya nanti kalau kalian sudah keluar dari sini. Anak-anak hanya bisa menunduk lesu dan para ibu senang serta geli melihat Shi On.
Perawat Jo masuk kantor Chief Nam, ia melihat lotion pemberiannya di tong sampah dan syok. Perawat Jo cepat-cepat mengecek, ternyata Chief Nam menggunakan lotion pemberiannya sampai habis. Perawat Jo menari-nari kegirangan.
Do Han merenung dan ingat kata2 Shi On soal Yeong Seo. Do Han tampak tersentuh, mungkin selama ini ia tidak menyadari kalau kehadirannya bisa menjadi sosok yang kuat dan hangat untuk anak-anak dan juga bagi Shi On.
Do Han melihat Yoon Seo masih mempelajari kasus Hidrocephalus dan Yoon Seo berkata mungkin masih ada cara lain. Ini mengusik saya.
Do Han tampak senang dengan kerja keras Yoon Seo, ia minta Yoon Seo memikirkannya sampai Shi On datang. Do Han jalan keluar.
Shi On mencoba memeriksa Yeong Seo lagi dan gagal. Do Han masuk ke kamar Yeong Seo. Shi On lapor kalau ia sudah mencobanya sejak kemarin tapi belum berhasil juga.
Do Han mengerti. Ia mengeluarkan stetoskop kuning pemberian Shi On dengan panda di ujungnya. Do Han tersenyum, Yeong Seo ..ini lucu kan? Ini bukan sesuatu yang menakutkan, jadi jangan takut. Yeong Seo memandangi panda di ujung stetoskop itu dan ia tidak menunjukkan penolakan. Shi On juga terlihat takjub, itu stetoskop pemberian darinya.
Do Han mulai memeriksa Yeong Seo. Ia menghibur Yeong seo, jangan takut..aku ini hebat dalam berkelahi (Ya jelas..Wolya-rang! ciattt!) Do Han memberi kode ke arah Shi On. Dokter ini juga tahu.
Shi On langsung mendukung Profesornya, itu benar Yeong Seo-ya, Profesor kami ini seperti Won Bin dalam Ahjussi. Ibu Yeong Seo tersenyum lega melihat kemajuan putrinya.
Do Han dan Shi On jalan keluar. Do Han berhenti, ia berbalik ke arah Shi On, kau tertawa ya? Shi On menggeleng, tidak saya tidak ketawa.
Do Han tahu sejak tadi Shi On cengar-cengir.
Shi On menunjuk stetoskop kuning itu. Do Han mengeluarkannya, kenapa memangnya? Shi On berterima kasih karena Do Han menggunakan stetoskop pemberiannya.
Do Han : Lalu apa seharusnya dibiarkan saja di sudut?
Shi On menggelengkan kepala, tidak. Saya mohon Profesor mau menggunakannya terus. Shi On membungkuk dan pergi.
Do Han tersenyum geli. Just love them ^^
Sayangnya, si penikam masih ada di sekitar mereka. Ia muncul di lorong RS.
Perawat Jo mengendap-endap ke kantor Chief Nam, ia menghadiahkan voucer spa di Hotel Pink. Vouchernya bisa digunakan sampai dengan akhir tahun ini.
Chief Nam terkejut. Lalu Perawat Jo berkata kalau Chief Nam tidak memiliki teman untuk pergi ke spa itu, mereka bisa pergi berdua. Chief Nam langsung ngamuk dan memaki-maki perawat Jo, ia bahkan melempar voucher itu dengan kesal.
Kasihan Perawat Jo, ayo berjuang!hehe
Ayah Shi On marah-marah lagi pada istrinya, kau senang kan karena waktuku tinggal sebentar lagi?
Ibu Shi On minta suaminya tidak bicara seperti itu. Ayah tidak mau bertobat, ia justru ingin menyiksa ibu selama ia masih hidup. Kau harus menderita juga. Apa kau pikir akau akan meninggalkan dunia ini dengan baik-baik saja?
Ibu membujuk Ayah untuk menggunakan waktunya dengan baik, untuk terakhir kalinya jadilah ayah bagi Shi On. Ayah murka, ia membentak ibu, apa kau pernah berperan sebagai ibu baginya?! Kau pikir kau siapa berani mengatakan itu..
Ibu menangis, ia akan memohon..ia akan menghabiskan seluruh hidupnya memohon maaf pada Shi On. Kau juga harus melakukan hal yang sama.
Ayah marah, ia tidak mau melakukannya. Ayah ingin memukul ibu lagi. Tepat saat itu Shi On masuk dan teriak, jangan memukulnya!
Ayah terkejut, tapi ia tetap marah dan bahkan ingin memukul Shi On. Shi On sekarang bukan Shi On kecil lagi, yang akan gemetaran jika ayah seperti itu, dengan cepat Shi On menahan tangan ayahnya. Ibu sampai terkejut.
Shi On menatap tajam ayahnya, sekarang...saya lebih kuat. Itulah sebabnya, jangan lakukan itu. Jangan lakukan itu kepada Ibu.
Ibu berterima kasih pada Shi On setelah kejadian itu karena Shi On sudah membelanya.
Shi On kecewa : Sampai kapan ibu akan terus dipukuli Ayah? Saya senang saat saya tidak bisa mengingat kalau ibu dipukuli Ayah. Tapi karena ibu terus dipukuli sampai sekarang, maka sekarang atau waktu itu sama saja.
Ibu minta maaf. Shi On minta ibu tidak mengatakan hal seperti itu. Kenapa..ibu hanya merasa bersalah kepada saya?
Shi On jalan pergi sambil menahan tangis. Ibu tampak sedih.
Direktur Choi bertemu Kang Hyun Tae. Kang membawa rombongan calon investor untuk melihat RS Seongwon. Direktur Choi marah, kenapa kau masih disini? Bukankah aku dengan jelas mengatakan kalau kau sudah dipecat?
Kang Hyun Tae tetap tenang, ia datang bukan sebagai Asisten Direktur melainkan sebagai Perwakilan dari Dewan Pendanaan. Saya sedang menunjukkan RS ini pada para investor. Semua benar2 sempurna disini dan itu berkat anda Direktur.
Kang pergi tanpa mempedulikan Direktur Choi yang jelas terlihat marah.
Yoon Seo masih berkutat dengan foto-foto dan data anak penderita hydrocephalus. Yoon Seo menyadari sesuatu, ia teriak girang Ah benar! Shi On masuk ke ruang dokter dan heran melihat Yoon Seo.
Yoon Seo memanggil Shi On dan menjelaskan pemikirannya. Mereka tidak bisa lagi mengalirkan cairan otak ke dalam rongga perut karena kemampuan perut menyerap berkurang, jadi bagaimana kalau dialirkan ke tempat lain? Lewat kantung empedu. Yoon Seo minta Shi On memikirkannya.
Shi On membayangkan ide Yoon seo. Ia mulai mengerti ah! Kalau lewat kandung kemih mungkin akan sulit karena akan membuat anak itu terus menerus buang air kecil, tapi jika melalui kantung empedu, maka cairan otak akan mengalir ke usus halus dan akan diserap dengan baik.
Yoon Seo bersorak, benar kan? Kau juga berpikir kalau itu mungkin kan? Shi On mengiyakan. Ya, saya rasa memang itu mungkin.
Yoon Seo menemui Do Han, ia memberikan laporannya. Do Han membaca dan setuju, ya ini mungkin. Tentu saja ada resikonya. Yoon Seo merasa ini pantas dicoba. Do Han setuju, ia mengakui kemampuan Yoon Seo.
Yoon Seo senang sekali, ia berkata mencoba meniru Park Shi On, ia mencoba menggambar semuanya di kepalanya. Do Han geli, kita jadi memiliki seorang jenius lagi. Yoon Seo dengan percaya diri berkata kalau dia adalah Shin-nae-doo (Shin= dewa, naerin = pemberian, doonwae = otak, otak pemberian dewa) wkk
Do Han tidak percaya, Yoon Seo pede sekali. Ia menyuruh Yoon Seo mengontak Boston. Yoon Seo mengerti.
Chief Go ada di atap RS. Merenungkan semua kata-kata Shi On bahwa dia adalah dokter senior yang pantas dihormati. Chief Go jadi termotivasi dan telp Il Kyu. Ia minta Il Kyu mengumpulkan semua file pembedahan dari departemen mereka selama 2 tahun ini, simpan dalam flashdisk dan berikan kepadaku akhir minggu ini.
Setelah itu, Chief Go merentangkan tangan dan mencoba menghirup udara segar. Saat itulah..seekor burung memutuskan pup di dahi Chief Go wkk.. (Kenapa Do Han, Yoon seo dan Shi On tidak pernah kena pup burung waktu menyepi di atap RS ya)
Kang Hyun Tae menerima telp dari istrinya dan menerima kabar kalau anak mereka bisa dioperasi tapi harus dipindah ke RS lain. Ia tampak semangat dan tanya RS mana. Wajahnya langsung pucat saat mendengar kata-kata istrinya : RS Universitas Seongwon bagian bedah anak. Yaps..anak hydrocephalus itu adalah anak Kang Hyun Tae.
Shi On bertemu Chae Kyung di cafe RS, ia memberikan muffin coklat untuk Chae Kyung. Silahkan makan ini, ini tidak terlalu manis dan teksturnya lembut.
Chae Kyung terkejut tapi kelihatan senang. Shi On membungkuk dan jalan pergi. Chae Kyung memanggil Shi On dan mengajaknya bicara. Shi On berkata ia harus mengantar kopi untuk para seniornya. Mereka pesan agar saya segera membawanya sebelum dingin.
Chae Kyung tetap minta Shi On duduk, sebentar saja lalu kau bisa pergi. Seniormu itu sibuk semua. Mereka biasanya akan minum kopi mereka setelah dingin. Prof Kim Do Han juga seperti itu.
Shi On setuju dan akhirnya duduk di depan Chae Kyung. Chae Kyung masih ingat dengan kisah Shi on, apa kau sudah membuat pengakuan?
Shi On membenarkan. Chae Kyung tanya hasilnya. Shi On menggeleng, ia tidak tahu.
Chae Kyung : Sepertinya kau tidak benar-benar ditolak. Terima kasih dr. Park.
Shi On heran, untuk apa anda berterima kasih pada saya? Chae Kyung hanya merasa berterima kasih pada Shi On, ia juga berharap hubungan Shi On dan wanita yang ditaksirnya bisa sukses. Jika ada masalah, temui saja aku kapan saja. Hee..
Shi On mengangguk, baiklah. Terima kasih. Silahkan makan kuenya. Chae Kyung mengambil muffin-nya, bagaimana kalau kita makan bersama? Chae Kyung membagi setengah muffin itu untuk Shi On. Shi On menerimanya, ia sibuk mengunyah. Nom..nom, ini enak.
Yoon Seo kebetulan lewat dan melihat keduanya. Ia tampak ingin tahu. Hehe..
Yoon Seo langsung tanya pada Shi On, apa kau dekat dengan General Manager? Shi On mengiyakan. Dia mendengarkan masalah saya dan membelikan steak yang enak. (Kelemahan Shi On adalah..daging sapi wkk.)
Yoon Seo ingin tahu bagaimana Shi On bisa dekat dengan Chae Kyung. Shi On berkata semuanya terjadi begitu saja. Yoon Seo jadi sedikit jengkel, kenapa kau tidak mengatakan padaku kalau kau dekat dengannya?
Shi On : Saya lupa.
Yoon Seo : Masalah seperti apa yang kau bicarakan dengannya?
Shi On : Saya hanya konsultasi soal semua masalah hidup dengannya.
Yoon Seo sedikit ngomel, kau tidak mengatakan padaku hal-hal seperti itu. Yoon Seo lalu setengah menyindir Shi On, Manager benar-benar cantik kan?
Shi On dengan jujur membenarkan, ya. Dia benar-benar cantik.
Yoon Seo : Dia juga baik.
Shi On setuju. Yoon Seo menyindirnya lagi, kalian sepertinya lumayan dekat. Shi On menggeleng, kami tidak sedekat itu.
Yoon Seo : Manager adalah orang yang baik, jadi cobalah lebih dekat dengannya. Konsultasilah dengannya tentang masalahmu juga.
Shi On mengangguk polos, ya. Yoon Seo kesal karena Shi On tidak mengerti kalau dia sebenarnya jengkel. Aku akan kembali ke RS. Yoon Seo jalan dengan wajah cemberut. Shi On benar-benar bingung wkk.
Do Han mengecek Yeong Seo. Yoon Seo masuk ke kamar anak itu, ia heran. Anda belum pulang?
Keduanya bicara di dekat tangga. Yoon Seo tanya apa Do Han ingat Direktur Choi dulu? Sebelum menjadi Direktur, dia juga tidak pulang karena ia sibuk mengecek pasien-pasien-nya. Dia juga tinggal di ruang jaga bersama para residen. Saya melihatnya dalam diri anda, Profesor.
Do Han tersenyum, akhir2 ini aku menanyakan banyak pertanyaan pada diriku sendiri. Apa aku benar-benar dokter yang baik? Do Han geli, ia jadi suka memikirkan pertanyaan2 dari buku teks. Ini karena ada seorang residen dalam timnya yang seperti buku teks. Dia benar-benar membuat kepalaku sakit. Wkk
Saat itu Ibu Yeong Seo lari memanggil Do Han. Dokter...
Do Han dan Yoon Seo langsung lari ke kamar Yeong Seo. Yeong Seo terbangun, ia bergumam : Ku..mis. Bekas..luka..di atas..a..lis-nya.
Pihak RS mengatakan kesaksian Yeong Seo pada polisi. Polisi tahu Yeong Seo tidak bisa memberikan deskripsi yang lengkap tapi bekas luka pasti membantu pencarian kami. Yoon Seo merasa Yeong Seo pasti dalam bahaya karena tahu wajah pelakunya.
Polisi menenangkan mereka, biasanya penjahat jika sudah kabur tidak akan kembali lagi untuk membunuh orang yang melihat wajahnya.
Pihak RS tidak yakin dan minta polisi menjaga Yeong Seo. Polisi memastikan itu tidak akan terjadi. Perawat Jo tetap tidak tenang, bagaimana kalau ia dibunuh?
Polisi : Kami adalah ahlinya. Tolong percaya dengan apa yang kami katakan. (Stupid cop)
Do Han, Yoon Seo, Shi On kembali ke kantor. Yoon Seo tanya apa mereka perlu minta petugas sekuriti RS untuk membantu. Ia sudah berusaha memanggil tapi petugas hanya bisa patroli di lorong RS.
Do Han merasa mereka terlalu berlebihan, ia minta mereka tidak terlalu cemas. Dr. Cha, kau pulang saja.
Yoon Seo : Bagaimana dengan Anda, Profesor?
Do Han berkata harus melakukan sesuatu dulu. Yoon Seo masih cemas, Yeong Seo akan baik-baik saja kan? Do Han mengangguk, dia baik-baik saja.
Do Han masih belum pulang. Ia berdiri diluar kamar Yeong Seo dan mengamati ibu dan anak itu yang sudah tidur lelap.
Do Han jalan ke arah lift. Ia berpapasan dengan pembunuh itu. Oh no. Tapi Do Han tidak terlalu curiga dan jalan terus.
Pembunuh itu jalan melewati pos perawat. Ia melihat perawat Jo sudah teler karena mengantuk. Pria itu jalan ke arah kamar Yeong Seo.
Shi On juga pergi ke pos perawat. Ia melihat pria itu. Shi On mengamatinya.
Pembunuh itu berdiri di depan kamar Yeong Seo. Ia menutupi wajahnya dengan masker dan perlahan masuk ke kamar itu.
Do Han masuk ke dalam lift. Tepat sebelum pintu lift tertutup, ia ingat pria yang berpapasan dengannya tadi. Do Han curiga karena pria itu mengenakan sarung tangan. Do Han segera keluar dari lift dan lari ke arah kamar Yeong Seo.
Pria itu mengendap-endap ke arah Yeong Seo dan ibunya. Ia siap menghunus pisau di sakunya.
Shi On tiba-tiba muncul, Siapa kau?
Pembunuh itu terpaku. Ibu Yeong Seo terbangun dan segera membangunkan anaknya. Yeong Seo melihat pria itu, ia menangis lalu berkata, itu orangnya!
Shi On marah : Apa kau orang yang membuatnya seperti itu? Ahjussi, kau benar-benar orang jahat.
Shi On justru terpaku di dekat pintu. Pria itu mendekati Shi On, ia ingin menyerang Shi On.
Untung Do Han muncul dengan jurus tendangan tanpa bayangannya. Ia langsung merobohkan pria itu dan berusaha menahannya. Do Han teriak ke Shi On, cepat bawa Yeong Seo dan pergi!
Shi On segera bergerak. Ia menggendong Yeong Seo diikuti ibu Yeong Seo. Shi On menyerahkan Yeong Seo ke tangan perawat Jo, ia teriak minta Jo telp polisi.
Shi On lari lagi ke kamar untuk membantu Do Han. Do Han masih bertarung dengan pembunuh itu. Shi On muncul di dekat pintu.
Do Han berhasil menekan leher pria itu, tapi pria itu bisa meraih pisaunya dan menikam Do Han. Do Han tampak kesakitan. Shi On syok. Nooo! Not my Profesor!
Good Doctor [1], [2], [3], [4], [5], [6], [7], [8], [9], [10], [11], [12], [13], [14]
No comments:
Post a Comment