Kim Do Han dan Prof Min berpacu dengan waktu untuk menyelamatkan Lee Soo Jin serta bayinya. Sekarang kondisi keduanya sangat kritis. Prof Min mengingatkan Do Han, kita tidak punya waktu lagi Prof Kim!
Pendarahannya terlalu parah dan jantungnya dalam kondisi lemah. Anda sudah melakukan yang terbaik, kita harus melepaskan bayinya. No!
Shi On tampak terpukul, ia ingat saat masih kecil lagi, saat ia dan hyung terperangkap dalam bekas tambang itu dan Dr. Choi harus memilih salah satu diantara mereka berdua.
Shi On menggeleng, tidak bisa. Kita harus menyelamatkan keduanya. Kemungkinan keduanya selamat adalah 50/50! Ada harapan untuk mereka berdua. Kita harus menyelamatkan keduanya. Kalau tidak, orang yang ditinggalkan akan merasa sangat sedih.
Do Han memutuskan untuk mencoba lagi, ia akan mengiris dari samping. Prof Min memperingatkannya, itu sulit sekali dengan kondisi anatomi seperti ini. Yoon Seo juga setuju, mereka mungkin akan merusak saraf sekitarnya.
Do Han : Hanya ini caranya untuk menyelamatkan bayi ini.
Prof Min akan memakai sonogram untuk membantu Do Han. Do Han menolaknya, tidak ada waktu lagi, lalu memanggil Shi On. Park Shi On, mendekatlah dan perkirakan lokasi tumornya. Rabalah leher bayi dan gunakan foto dari MRI untuk memperkirakan lokasi untuk melakukan irisan.
Prof Min protes, tapi Do Han minta seniornya mempercayai mereka. Ia minta scalpel. Shi On ragu sebentar, ia melirik Yoon Seo. Lalu Shi On jalan dan meraba leher bayi itu.
Shi On memejamkan mata, ia membayangkan dengan mata 3D-nya. Do Han minta Shi On bergegas.
Akhirnya Shi On membuka mata dan menunjuk satu lokasi, disini..disini, ini lokasi cincin trakea kedua dan ketiga.
Do Han mempercayai Shi On dan mulai melakukan irisan di leher bayi itu. Waktu tinggal 57 detik lagi. Do Han berhasil melakukan irisan dan minta selang. Selesai. Do Han minta Prof Min segera memotong tali pusat bayi itu. Shi On terlihat lega.
Pro Min segera bergerak untuk membereskan proses persalinan.
Do Han dan timnya segera mengambil bayi lalu bekerja untuk mengoperasi tumornya.
Do Han bekerja dengan cepat, semua tumor sudah disingkirkan. Dr. Cha selesaikan ini dan segera pindahkan pasien ke NICU. Yoon Seo mengerti. Semua membungkuk pada Do Han, anda bekerja dengan bagus.
Do Han jalan keluar, ia membungkuk ke arah Chief Go dan para supervisor di lantai atas. Semuanya terlihat lega dan membungkuk pada Do Han.
Operasi selesai dengan sukses. Shi On menemui Do Han di kantor, anda memanggil saya? Do Han tampak pusing, ia membenarkan.
Do Han : Kemungkinan selamat ibu dan bayinya, 50 berbanding 50 katamu?
Shi On mengiyakan. Do Han tampak kesal, tapi..bagiku kemungkinan keduanya meninggal adalah 100 persen. Jika kemungkinan keduanya meninggal adalah 100 persen, maka tugas dokter bedah adalah mengurangi kemungkinan itu. Setelah mengurangi kemungkinan itu sebanyak yang kau bisa, hasilnya menjadi kemungkinan yang terbaik.
Kemungkinan 50/50 yang kau sebutkan bukan persentase yang dikalkulasi, tapi itu adalah keinginanmu. Jangan pernah memperkirakan persentasi jika kau berhadapan dengan hidup dan mati. Apa kau mengerti?
Shi On mengangguk, Ya Profesor.
Do Han : Kau boleh pergi.
Shi On jalan pergi. Do Han memanggilnya lagi, Park Shi On. Hari ini kau bekerja dengan bagus. Nice.
Shi On membungkuk lalu pergi.
Yoon Seo dan Shi On mengamati bayi Soo Jin di NICU. Kondisinya tampak stabil. Yoon Seo minta maaf, karena marah pada Shi On yang mengajukan terlalu banyak pertanyaan saat meeting.
Shi On berkata ia terlalu mengantuk dan lupa kalau Yoon Seo marah kepadanya.
Yoon Seo tidak percaya semua pertanyaan Shi On bisa terjadi semuanya.
Shi On : Itu bukan apa-apa.
Yoon Seo jadi kesal, hei..kau mulai sombong sekarang ya? Shi On menggeleng, saya tidak menjadi sombong. Yoon Seo jelas sebal, ah kau sedikit lagi sudah benar-benar menyebalkan.
Yoon Seo mengulurkan tangan dengan main-main, ia ingin mencekik Shi On. Ah kau menyebalkan. Yoon Seo tersenyum, ia benar-benar mengagumi Shi On.
Yoon Seo akan pulang duluan, Shi On jalan bersamanya. Yoon Seo heran, bukankah ruang jaga kita ke arah sana? Shi On tidak bisa menjawabnya. Yoon Seo mengerti, apa jangan-jangan kau ingin mengantarku keluar?
Shi On menyangkalnya. Tidak.
Yoon Seo geli, kau pikir aku pasti akan takut jalan sendirian dalam gelap, ya kan?
Shi On mengarang alasan, saya ingin beli roti di toko serba ada. Yoon Seo minta Shi On membuka laci mejanya, ada roti di dalamnya. Kau bisa memakannya.
Shi On : Saya ingin mengisi ulang ponsel saya.
Yoon Seo : Aku juga punya charger dalam laciku.
Shi On : Palu...saya akan membeli palu. (Astaga..yang tidak bisa bohong katanya.)
Yoon Seo benar-benar bingung, palu? Apa ada palu di toko itu? Shi On membenarkan. Yoon Seo mengalah dan akhirnya membiarkan Shi On jalan keluar bersamanya.
Saat mereka sampai di pintu keluar, ternyata Do Han sudah menunggu Yoon Seo. Shi On dan Yoon Seo terkejut juga. Do Han minta Yoon Seo masuk ke mobil, ia akan mengantar Yoon Seo.
Yoon Seo menolak tapi Do Han mendesaknya, ini juga sekalian jalan ke rumahku. Yoon Seo menoleh serba salah ke Shi On, pastikan kau membeli palu itu, ok? sampai ketemu besok.
Shi On tampak bingung dan sedikit cemberut. Yoon Seo jalan masuk ke mobil Do Han dan melihat ke arah Shi On sampai mobil berjalan.
Shi On hanya bisa menunduk, rasanya sakit tapi tidak tahu harus bereaksi seperti apa. Shi On masuk ke dalam, ia duduk dan memukulkan buku tebal ke kepalanya sendiri. Menyesali kebodohannya, kenapa di depan Dr. Cha, ia tidak bisa mengungkapkan isi hatinya.
Do Han menghentikan mobil di dekat apartemen Yoon Seo. Yoon Seo tanya apa Do Han sudah berbaikan dengan GM Yoo Chae Kyung. Do Han hanya tersenyum.
Yoon Seo : Bagaimana kalau dia mencampakkan Profesor?
Do Han dengan santai menjawab, kalau begitu aku akan dicampakkan-nya. Yoon Seo kesal, saya tahu, anda pasti akan melampiaskan stres pada kami semua.
Do Han mengaku, dulu..ia pernah sangat mencintai Chae Kyung. Yoon Seo membenarkan, kalian berdua adalah pasangan yang sangat mesra. Mengingatnya saja..sudah membuat saya merinding. Wkk
Do Han tidak tahu kenapa ia melupakan semuanya akhir-akhir ini. Aku merasa dikelilingi oleh tirai di sekitarku. Aku tidak bisa ingat bagaimana aku hidup dan aku tidak tahu bagaimana aku harus hidup mulai sekarang. Aku heran, apa yang kulakukan sepanjang hari ini.
Yoon Seo : Ini mungkin karena terlalu banyak yang anda pikirkan.
Do Han minta maaf sudah berkeluh kesah pada Yoon Seo. Padahal Yoon Seo juga lelah.
Yoon Seo : Tidak apa-apa, saya minta maaf karena tidak bisa membantu meringankan beban anda.
Do Han geli dan membelai rambut Yoon Seo. Aku bangga padamu..kau bahkan tahu soal bebanku. Yoon Seo sedikit kikuk, lalu berkata akan segera masuk ke rumahnya. Yoon Seo keluar dari mobil, hati-hati di jalan.
Paginya, Shi On ternyata benar-benar membeli palu. Haha..lucu sekali dia. Shi On cemberut. Yoon Seo melihatnya dan mengambil palu di tangan Shi On. Ia tampak heran, wah toko serba ada benar2 menjual palu.
Shi On membenarkan, ya letaknya dibawah bohlam lampu. Yoon Seo membaca stiker harganya, 7000 Won? Tae Yang Hardware? Ada toko serba ada yang bernama Tae Yang Hardware? wkk..Yoon Seo benar2 menggoda Shi On.
Shi On kelihatan kesal, ia cepat-cepat membersihkan stiker harga palu itu. Dari tadi juga Shi On ingin membersihkan stiker ini, tapi Yoon Seo keburu mengambil palunya. Hehehe pasangan ini lucu sekali.
Do Han bertemu Chae Kyung. Chae Kyung heran melihat wajah Do Han, ia tahu Do Han banyak pekerjaan tapi Chae Kyung minta Do Han menjaga kesehatannya.
Do Han tanya apa Chae Kyung tetap akan menjalankan rencananya. Chae Kyung diam saja. Do Han mengerti, itu artinya ya. Do Han jalan pergi.
Chae Kyung memanggilnya, oppa..apa aku begitu membuatmu tidak nyaman? Do Han menjelaskan, bukan Chae Kyung yang membuatnya tidak nyaman, tapi rencana Chae Kyung yang membuatnya seperti itu.
Chae Kyung tanya apa sebenarnya yang terjadi diantara mereka, seharusnya ia merasa sedih saat Do Han berkata ingin berpisah sementara, kita berdua seharusnya sangat sedih. Tapi kenapa tidak satupun diantara kita yang merasakan apapun? Yang membuatku sedih, bukan kata-kata oppa, tapi karena aku tidak merasakan apapun. Chae Kyung jalan pergi. Do Han hanya menghela nafas.
Yoon Seo melihat seorang pria tampak kikuk berdiri di ruang bayi. Yoon Seo mendekat, apa anda ingin melihat bayi? Siapa nama bayinya? Pria itu gugup dan berkata bayinya mungkin belum memiliki nama, tapi ibunya bernama Lee Soo Jin. Ah! ini dia suami takut ibu itu.
Yoon Seo mengantar suami Soo Jin melihat putranya di NICU, operasinya berjalan lancar dan pemulihannya juga berjalan baik. Apa anda sudah menjenguk istri anda? Dia adalah orang yang paling menderita saat ini, dia tidak memiliki siapapun di sisinya. Apa anda tahu kenapa Ny. Soo Jin begitu hebat? karena dia tidak membenci siapapun.
Ini bukan karena dia terlalu bodoh atau terlalu baik. Tapi ini adalah caranya mencintai keluarganya. Itu sebabnya ia begitu kuat. Lebih dari siapapun, ia akan menjadi ibu yang baik.
Pria itu terlihat bersalah, tapi ia diam saja. Ia mengamati bayinya lalu pergi tanpa bicara pada Yoon Seo.
Shi On menunduk di depan "dewi-cinta" In Hae. In Hae tidak percaya, dokter menganggap itu pengakuan cinta? apa itu? "Kau sudah makan?" ah yang benar saja.
In Hae : Dokter tidak bisa menyatakan perasaan dan tidak bisa mengakui perasaan anda, apa artinya mengajari dokter? Aku akhirnya mengerti kenapa guruku menyerah padaku dalam pelajaran. (maksudnya? haha anak ini.)
In Hae heran, apa wanita itu menganggapmu seperti anak-anak? Kalau begitu, ini akan membuat pernyataan perasaanmu menjadi sulit. Dia lebih tua atau tidak, tapi kalau ia menganggap dokter sebagai anak kecil..
In Hae minta nama dan tanggal lahir wanita itu, agar ia bisa membantu Shi On mengeceknya lewat horoskop, apa mereka berjodoh atau tidak haha..ada aja akalnya untuk mengetahui nama kecengan Shi On.
Shi On : horoskop?
In Hae membenarkan, ia hanya membutuhkan nama dan tanggal lahir wanita itu. In Hae sudah melihat semua horoskop teman-temannya yang sedang pacaran.
Shi On : Namanya....Baek Seol (Putih Salju hahahaha)
In Hae : Namanya aneh, nama keluarganya?
Shi On : Gong (Princess)
In Hae ngamuk, Putri Putih Salju? Snow White Princess. Sudah, aku tidak mau tahu! In Hae pergi.
Setelah In Hae pergi, Shi On bicara sendiri sambil manyun, dimataku..dia terlihat seperti Snow White Princess.
Yoon Seo menemui Soo Jin. Soo Jin hanya mendapat pesan lewat voicemail dari suaminya. Suaminya minta maaf karena tidak bisa datang. Yoon Seo kelihatan kesal.
Soo Jin berkata ia mengerti kenapa suaminya seperti itu, ia pasti kesulitan karena orang-orang menyebutnya anak-mami. Tapi ibu mertua memang sangat berkuasa, semua orang akan bersikap seperti itu disekitarnya.
Soo Jin ingin melihat bayinya tapi tubuhnya masih lemah. Yoon Seo ingat sesuatu, tunggu dulu, saya memotretnya. Yoon Seo menunjukkan ponselnya pada Soo Jin.
Soo Jin melihat foto bayinya dengan terharu, ia menangis dan membelai bayinya dengan lembut. Dia manis sekali. (oh mataku kelilipan)
Suami Soo Jin tiba-tiba muncul, Sayang..
Soo Jin dan Yoon Seo terkejut melihat pria itu. Suami Soo Jin perlahan mendekat, Sayang..maafkan aku. Ia meraih tangan Soo Jin, Saat kau melalui semua ini, aku tidak bisa bersama denganmu. Dan juga terima kasih..karena sudah melindungi bayi kita.
Soo Jin : Terima kasih apa, kau tidak perlu berterima kasih. Bagaimanapun aku juga seorang ibu.
Suami Soo Jin berkata akan membawa Soo Jin dan bayi mereka ke AS saja. Soo Jin terharu. Suaminya memeluknya, sayang..maafkan aku. Aku benar-benar minta maaf. Keduanya berpelukan sambil menangis.
Yoon Seo tersenyum melihat keduanya. Ia lega sekali.
Shi On bergegas lari menemui Do Han. Do Han kelihatan menakutkan, sudah kubilang kau harus datang tepat waktu untuk ujian. (Astaga, ujian!)
Shi On minta maaf karena ia masih harus mengurus pasien.
Do Han : Kau harus menjawabku dengan segera begitu aku selesai mengajukan pertanyaan. Jika lewat dari 5 detik, aku akan menganggapnya salah (What? sadis.) Kau siap?
Shi On : Ya.
Do Han mulai menguji Shi On untuk mendiagnosa penyakit. Seorang anak muntah. Tapi bukan karena gangguan pencernaan atau enteritis (peradangan pada usus halus yang biasanya disertai diare.) Apa dugaanmu? Katakan padaku kedua kategorinya.
Shi On bisa menjawab dengan lancar, itu bisa dikategorikan ke dalam muntah cairan empedu dan bukan.
Do Han terus mengejarnya, kalau muntah cairan empedu? Shi On langsung memberikan semua diagnosanya. Bahkan yang bukan muntah cairan empedu.
Do Han menanyakan kasus berikutnya dan Shi On juga memberikan jawaban yang sangat memuaskan. Do Han akhirnya berhenti sampai kasus ketiga. Bagus. Hari ini cukup sampai disini. Kau lulus semua pertanyaan hari ini. Kau boleh pergi.
Shi On kelihatan senang. Ia berdiri dan membungkuk lalu cepat-cepat pergi lagi. Do Han tampak kagum dengan keajaiban Shi On.
Shi On lari sambil lompat2 kecil. Ia senang juga bisa lulus dari ujian Do Han. Yes!
Yoon Seo menemui Do Han untuk tanya hasil test Shi On. Do Han tampak kagum, dia lulus dari semua pertanyaan. Yoon Seo kagum, pria monster itu. Apalagi mendengar tingkat kesulitan test kali ini adalah yang paling sulit. Bahkan Shi On berhasil menjawab pertanyaan soal demam perut pada anak-anak.
Do Han sendiri tidak tahu jawabannya karena itu adalah topik pengobatan Cina Kuno. Yoon Seo tersenyum bangga.
Kang Hyun Tae bicara di telp dengan seseorang, bagaimana Joon Young? Dokter tidak mengatakan apa-apa? Tetaplah disana, kau tidak perlu ke Korea.
Sepertinya masalah keluarga. Kang Hyun Tae melihat Direktur Choi dan segera menyudahi pembicaraannya. Kang membungkuk pada Direktur Choi.
Direktur Choi mengingatkan Kang Hyun Tae untuk segera keluar dari RS Seongwon. Kang Hyun Tae mengerti, tapi ia akan melakukan sesuai dengan keinginannya sendiri. Sebelum Direktur Choi pergi, Kang Hyun Tae berkata seharusnya Direktur Choi menahannya.
Yoon Seo menemui Ny. Oh dan mengabarkan soal kesuksesan Shi On. Ny. Oh sangat gembira, saya yakin ini karena dokter mengajarinya dengan baik. Yoon Seo menggeleng, bukan, ini karena dia bekerja dengan sangat keras.
Ny. Oh merasa bagaikan bermimpi kalau melihat putranya saat ini. Saat Shi On kecil, ia bahkan tidak bisa bicara. Saya sangat mencemaskan dirinya. Saya bahkan sering berpikir ingin mati saja bersama dengannya. Ini salah saya, seharusnya dia bertemu dengan ibu yang lebih baik.
Yoon Seo minta Ny. Oh tidak berpikir seperti itu. Ia tanya tentang ayah Shi On. Ny. Oh tidak tahu, terakhir kali saya melihatnya adalah saat saya meninggalkan dirinya.
Ny. Oh : Saya memang melakukan kesalahan, tapi kondisi Shi On memburuk
karena ayahnya. Shi On dan saya terus menerus dipukuli. Shi On dipukuli
karena lain dengan anak sebayanya dan saya dipukuli karena melahirkan
Shi On.
Ny. Oh berharap ayah Shi On tidak pernah muncul di depannya. Yoon Seo terlihat prihatin dengan kondisi keluarga Shi On.
Satu hari, sebuah tim kru film dokumenter datang di RS Seongwon. Mereka ingin meliput tim bedah anak RS ini yang terkenal. Shi On lari-lari dengan semangat ke kantor. Semua rekannya juga semangat karena akan masuk TV. Tapi Do Han tampak enggan, masih ada bagian lain yang lebih baik untuk dibuat dokumenternya.
Tapi pihak kru film berkata bagian bedah anak yang paling terkenal.
Yoon Seo dan Jin Wook terlihat setuju, sepertinya bagus, anda seharusnya menyetujuinya. Jin Wook bahkan ingin ganti baju. Produser ketawa, tidak perlu. Anda bisa tampil sebagaimana biasanya.
Sejak tadi Shi On menyelinap dan sibuk di depan cermin. Yoon Seo memanggilnya, kau sedang apa Dr. Park?
Shi On menoleh, rambutnya sudah diatur ala Lee Kang To. Yoon Seo terperangah. Dr. Hong langsung ngakak dan semua ketawa geli.
Shi On : Karena saya akan muncul di TV..
Do Han kesal, Ya..Park Shi On! Yoon Seo langsung memberi kode agar Shi On biasa saja. Shi On cemberut dan mengacak rambutnya lagi. Yoon Seo dan Do Han geli.
Syuting mulai. Kru dokumenter mengambil gambar saat Do Han dibantu Shi On dll menjalankan pembedahan untuk seorang anak. Lalu saat jadwal visitee ke kamar rawat inap. Anak-anak heboh semua. Mereka senang karena masuk TV. Cute.
Para perawat juga sedikit salah tingkah saat masuk TV haha..
Kru Tv mengikuti Shi On dan Yoon Seo sampai di bagian NICU. Tapi Shi On terus melihat ke arah kamera. Yoon Seo susah payah membuat Shi On melihat ke arahnya dan tidak melihat terus ke kamera.
Setelah adegan itu selesai, Yoon Seo menarik Shi On keluar sambil ngomel, kenapa kau terus melihat ke arah kamera? Benar2 memalukan.
Shi On selalu melakukan itu kapanpun ia melihat kamera TV. Tidak peduli sejauh apa kamera itu, saya selalu lari dan menunjukkan wajah saya ke arah kamera.
Yoon Seo heran, apa kau ingin menjadi selebritis? Shi On menggeleng, ia hanya berharap satu kali nanti ayah dan ibunya bisa melihat wajahnya di TV. Yoon Seo tertegun.
Shi On : Saya dengar orang tua tetap mengenali wajah anak mereka meskipun mereka sudah tumbuh dewasa. Jika mereka melihat saya di TV, saya harap mereka akan mengenali saya.
Shi On jalan pergi. Yoon Seo terlihat serba salah.
Para residen berkumpul di ruang jaga. Dr. Hong dan Il Kyu saling memuji diri sendiri. Lalu Hong Gil Nam tanya apa Prof Kim dan Dr. Cha sudah pulang?
Sun Joo membenarkan, mereka pulang bersama. Sun Joo heran, apa yang terjadi dengan Prof Kim dan GM Yoo Chae Kyung akhir2 ini. GM Yoo juga jarang berkunjung lagi kesini.
Shi On terkejut, tunggu..apa Prof Kim dan GM Yoo Chae Kyung berkencan? Gil Nam membenarkan, bahkan keduanya sudah bertunangan.
Shi On sepertinya takjub, wow. Haha..kenapa? Apa Shi On tidak mengira kalau Do Han bisa punya pacar?
Detik berikutnya, Shi On sudah mondar-mandir di depan kantor Chae Kyung. Chae Kyung heran melihatnya, apa kabar? Apa kau kesini untuk menemuiku? Shi On mengangguk, ya.
Sementara Do Han mengajak Yoon Seo pergi ke satu tempat. Yoon Seo heran, mau kemana kita? Do Han menjawab, kau akan tahu kalau kita sudah sampai.
Yoon Seo protes, apa ini penculikan? wkk Do Han geli dan berkata ia akan menjadi senior yang baik setelah 12 th. Yoon Seo mencibir, selama 12 th Do Han tidak pernah menjadi senior yang baik, kenapa tiba-tiba seperti ini?
Do Han : Kau ini selalu membantahku.
Yoon Seo : Tidak selalu, hanya sesekali, atau sekali dua kali..
Do Han geleng kepala.
Ternyata Do Han mengajak Yoon Seo ke butik. Ia menyuruh Yoon Seo memilih salah satu. Yoon Seo bingung, saya punya banyak baju, saya juga tidak mengenakan baju mahal seperti ini.
Do Han : Lakukan saja apa yang kukatakan.
Yoon Seo : Beli saja untuk GM Chae Kyung, saya akan memilihkan untuk anda.
Do Han mulai kesal : Selesaikan dalam 10 menit.
Do Han jalan keluar. Yoon Seo garuk kepala, aku bisa gila.
Shi On diajak makan oleh Chae Kyung. Shi On mengaku ada seseorang yang ia sukai dan ia harus mengakui perasaannya. Chae Kyung bingung, apa?
Shi On : Tapi saya tidak tahu bagaimana melakukannya. Jadi saya ingin tahu bagaimana Prof Kim menyatakan perasaannya pada anda. Prof Kim adalah orang yang hebat, saya yakin ia menyatakannya dengan cara yang sangat keren.
Chae Kyung jadi geli, ia minta Shi On menanyakannya langsung pada Do Han.
Shi On : Kalau saya bertanya kepadanya, dia hanya akan mengatakan satu hal.
Chae Kyung : Apa itu?
Shi On menirukan Do Han : Park Shi On. Keluar! Pulang sana!
Chae Kyung benar-benar geli. Shi On memandang Chae Kyung dengan mata memelas, saya mohon, katakan pada saya.
Chae Kyung tidak bisa mengatakannya karena dialah yang lebih dulu mengakui perasaannya pada Do Han.
Shi On : Lalu, Profesor tidak mengakuinya?
Chae Kyung : Dia mengakuinya, tapi belakangan.
Shi On : Apa yang dikatakannya?
Chae Kyung tertegun, ia tidak bisa mengingatnya. Shi On kecewa.
Chae Kyung lebih merasa terganggu karena tidak bisa mengingat kata-kata Do Han saat itu. Shi On menghiburnya, lupa itu mungkin saja terjadi. Saya juga tidak bisa mengingat ibu saya.
Shi On : Tapi kalau dipikir, saya yang mencoba untuk tidak mengingatnya. Masa kecil saya sangat berat dan menyakitkan. Saya yakin saya memiliki kenangan indah, tapi karena saya ingin melupakan kenangan buruk, maka hal-hal yang indah juga ikut terlupakan.
Chae Kyung semakin gelisah mendengar kata-kata Shi On.
Jin Wook minum bersama residen lain. Semua mengeluh karena Jin Wook hanya membeli satu botol soju untuk diminum ber-empat. Dr. Hong meyakinkan Jin Wook, Senior, kita tidak akan ketahuan karena kita minum di tempat yang jauh dari RS.
Jin Wook minta mereka diam, kita mungkin harus menghadapi kasus darurat, jadi minum ini untuk membasahi mulut kalian dan makanlah snack.
Jin wook tiba-tiba melihat seorang gadis bar di seberang jalan, ia mengenali gadis itu. Itu Na In Young, kakak In Hae! Jadi ini pekerjaan In Young yang ingin ia sembunyikan dari adiknya. Jin Wook berdiri, ia segera menyeberang jalan. Rekan2nya heran, tapi Gil Nam minta semuanya makan saja, dia pasti akan segera kembali.
Jin Wook masuk ke bar itu dan mencari In Young. Ia kesulitan menemukan In Young, sampai sebuah suara menyapanya, selamat datang!
Jin wook syok, itu benar In Young. In Young juga terkejut melihat Jin Wook di bar ini.
In Young tanya bagaimana Jin Wook bisa tahu tempat ini. Jin Wook berkata ia kebetulan lewat dan melihat In Young masuk ke bar ini. In Young berkata seharusnya Jin Wook pergi saja, kenapa harus mengikutinya.
In Young tahu Jin Wook pasti terperanjat melihatnya dalam kondisi seperti ini. Seperti inilah ia hidup. Ini adalah kehidupan yang tidak akan dimengerti oleh orang seperti Jin Wook.
Jin Wook : Apa saya mengatakan sesuatu?
Jin Wook justru berpikir pasti In Young kesulitan demi mendapatkan uang untuk operasi In Hae. Jin Wook juga mencemaskan kesehatan In Young yang harus bekerja sampai malam. Jin Wook minta maaf karena sudah membuat In Young tersinggung.
In Young minta Jin Wook merahasiakan ini dari In Hae.
Shi On menunggu Yoon Seo di depan apartemen mereka. Yoon Seo pulang dan heran melihat Shi On, kenapa kau berdiri diluar seperti ini?
Shi On : Saya hanya merasa kepanasan. (lama-lama pinter bohong anak ini) Apa anda baru dari satu tempat?
Yoon Seo dengan kikuk mengakuinya, lalu menunjukkan tas bajunya, aku baru membeli baju. Sudah lama aku tidak membeli baju. Shi On mengangguk. Yoon Seo tanya apa ada yang ingin dikatakan Shi On kepadanya.
Shi On menggeleng, tidak ada. Selamat malam, saya harus segera kembali ke RS. Shi On bergegas pergi. Yoon Seo kelihatan heran, tapi ia hanya angkat bahu dan jalan masuk.
Ketiga dokter ini tenggelam dalam pikiran mereka masing2. Yoon Seo memikirkan Do Han sambil sesekali melirik tas berisi baju baru itu. Lalu menggelengkan kepala, mengusir perasaannya sendiri.
Shi On tidak bisa tidur di RS. Shi On cemberut sambil memandangi foto Yoon Seo di ponselnya. Lucu sekali tampang Shi On kalau seperti ini.
Sementara Do Han tiba-tiba memikirkan senyuman Yoon Seo. Lalu ia tersenyum sendiri.
Paginya, Presdir Lee mengatakan rencana Kang Hyun Tae pada Chae Kyung. Dia akan mengubah RS ini menjadi RS untuk keuntungan. Bahkan Kang sudah mengajukan proposal pada Direktur Choi.
Presdir Lee tidak tahu siapa dibelakang Kang Hyun Tae, tapi ia bahkan sudah mendekati Profesor Kim Do Han juga.
Chae Kyung terkejut, bahkan oppa juga?
Presdir Lee mengerti, Kang Hyun Tae dan semua dibelakangnya jelas membutuhkan Direktur Choi dan Prof Kim untuk menjalankan rencana mereka.
Sekretaris Presdir masuk, ia sedikit ragu saat melihat Chae Kyung. Tapi Presdir tanya ada masalah apa. Sekretaris lapor, pihak Bank telp dan meminta kita segera membayar semua pinjaman. Ini mengejutkan Presdir dan Chae Kyung.
Jin Wook jalan dengan blank di lorong RS dan tanpa sengaja menabrak In Hae yang jalan sambil membaca. Jin Wook minta In Hae hati-hati, bagaimana kalau kau terjatuh? In Hae menjawab, ia bukan anak kecil lagi dan tidak akan mudah terjatuh.
Jin Wook menatap In Hae dalam-dalam, membuat In Hae heran, apa dokter ingin informasi tentang onnie?
Jin Wook hanya tersenyum dan menepuk kepala In Hae. Lalu melanjutkan jalan. In Hae bingung melihatnya.
Yoon Seo muncul di kantor dan menyapa Shi On. Tapi Shi On terlalu bingung dengan perasaannya sendiri sehingga terlihat seperti menghindari Yoon Seo.
Yoon Seo heran, Dr. Park, apa kau marah kepadaku? Shi On menyangkal, tidak.
Yoon Seo : Lalu kenapa kau bersikap seperti itu kepadaku sejak kemarin?
Do Han muncul dan memanggil Shi On, ikut aku! Shi On tidak bicara lagi pada Yoon Seo dan jalan mengikuti Do Han.
Do Han membawa Shi On ke kamar operasi. Ia akan menguji Shi On dalam menjalankan pembedahan, tapi hanya secara imajinasi. Do Han melihat Shi On masih gugup selama operasi. Pertama kali kau menjadi asisten, tanganmu gemetaran. Jika bukan karena Dr. Cha, kau sudah membuat kesalahan.
Shi On bagus dalam mengingat dan mengatur informasi, tapi kau tidak akan menjadi dokter bedah kalau seperti ini. Kau harus bisa mengendalikan dirimu sendiri sepenuhnya. Kau hanya bisa mengatasi kelemahanmu jika kau menghadapi kasus yang paling buruk. Apa kau mengerti?
Shi On mengangguk, Ya.
Do Han tahu Shi On memiliki kemampuan imajinasi dan ia ingin Shi On mengimajinasikan kasus yang ia gambarkan dan menjadi dokter bedah utamanya. Mulai.
Do Han : Di atas meja ini, ada seorang bayi prematur dengan ketuban yang pecah terlalu dini. Perutnya membengkak dan warnanya biru, apa masalahnya?
Shi On membayangkan situasi yang digambarkan Do Han dan menyebutkan diagnosa serta penanganan secara bedah yang harus segera dilakukan. Do Han setuju, dengan pengetahuan prosedural yang kau miliki, kau akan mengoperasi bayi ini. Jika kau membuang waktu, bayinya akan meninggal. Mulai!
Shi On melihat pasien dan suasana pembedahan imajinasinya, ia mengulurkan tangan meminta scalpel. Lalu mulai membedah. Sayang, Shi On mulai gugup lagi. Ia tegang sekali.
Do Han menegurnya, apa kau tidak tahu, kau akan merusak liver bayi prematur itu kalau kau menekannya terlalu kuat?
Shi On mencoba konsentrasi dan menjalankan beberapa prosedur. Do Han mengatakan masalah2 yang timbul di tengah operasi, terjadi pendarahan. Cepat cari asalnya. Shi On mencoba melakukannya.
Do Han : Suhu badan bayi menurun, kenapa kau lama sekali? Pendarahannya semakin parah. Denyut nadinya menurun. Serangan jantung!
Shi On diserang rasa panik akut dan ia gugup sekali. Ia menjatuhkan pisau bedahnya.
Do Han mengumumkan, bayinya meninggal. Shi On syok, ia kehilangan pasien meskipun hanya imajinasi.
Do Han marah. Ini hanya sebuah skenario imajinasi dan kau bahkan tidak bisa melakukannya?! Jika kau terus seperti ini, kau tidak akan pernah melakukan pembedahan. Kau hanya akan menjadi cangkang. Dokter bedah yang tidak pernah praktek tapi hanya bisa bicara teori. Apa itu yang kau inginkan?
Shi On : Tidak.
Do Han : Jangan pernah berpikir kalau kau sudah berkembang pesat, dari yang kulihat..kau belum berubah sama sekali.
Shi On duduk sendiri dengan perasaan down. Yoon Seo duduk di sampingnya dan langsung memuji Shi On, kau sudah bekerja keras.
Shi On : Apa dokter melihat apa yang saya lakukan?
Yoon Seo tidak melihatnya karena ia ada pasien dan minta Shi On menganggap itu sebagai latihan sederhana.
Shi On : Profesor Kim berkata bahwa pasiennya meninggal.
Yoon Seo terkejut juga, tapi ia menghibur Shi On, ah Profesor mengatakan itu untuk membuatmu bekerja lebih keras lagi. Jangan terburu-buru, kau bisa melakukannya dengan perlahan. Kau masih punya banyak waktu
Yoon Seo mengacak rambut Shi On.
Setelah itu, Yoon Seo menemui Do Han. Prof, anda melatih Shi On lebih keras dari yang saya bayangkan.
Do Han membenarkan, ini memang latihan ekstrim, tapi Shi On harus bisa mengatasinya.
Yoon Seo berkata kalau Shi On sepertinya lebih sensitif dengan tekanan psikologis, lebih dari orang lain yang memiliki kecenderungan autistik. Park Shi On, memiliki trauma parah terhadap ayahnya saat masih kecil.
Do Han terkejut, ayahnya?
Shi On duduk bersama In Hae. Ia curhat, dulu waktu ia tidak bisa melakukan sesuatu dengan benar, ia hanya berkata kalau ini karena ia sedikit cacat. Tapi akhir2 ini, ia merasa malu dan itu membuatnya tidak enak.
In Hae : Tentu saja, tidak ada orang yang merasa bangga jika mereka tidak bisa melakukan sesuatu dengan benar.
Shi On tidak mau menunjukkan pada orang-orang rasa malunya ini. Shi On hanya tidak bisa menyembunyikannya.
Shi On mengeluh, banyak hal yang tidak bisa ia lakukan dengan baik. Aku ini hanya dokter bedah cangkang. In Hae minta Shi On tidak bicara aneh-aneh. Kata siapa, bahwa kau adalah cangkang?
In Hae mulai menebak, apa ini karena Shi On merasa malu telah menunjukkan kelemahan ini pada wanita itu? Shi On seperti tertangkap basah dan ia bergegas pergi agar In Hae tidak tanya-tanya lagi.
Do Han benar-benar terkejut mendengar masa kecil Shi On, bagaimana kau bisa tahu masa lalu Park Shi On? Yoon Seo berkata ia mendengar dari Direktur Choi.
Tapi Do Han memutuskan, ia tidak akan mengurangi tekanannya pada Shi On hanya karena itu. Aku yakin, Park Shi On selalu merasa lemah sejak kecil. Dia terbiasa dengan simpati dan rasa kasihan dari orang lain. Tapi kita harus menghancurkan itu. Tidak peduli betapa sakitnya itu.
Yoon Seo terlihat cemas.
Sun Joo muncul dan minta keduanya keluar, film dokumenter itu akan segera ditayangkan. Do Han dan Yoon Seo bersama para dokter melihat tayangan film dokumenter itu.
Mereka tersenyum melihat tingkah pasien anak-anak.
Lalu saat Shi On diwawancara, Shi On berkata, anak-anak adalah impian kami. Anak-anak adalah harapan kami. Gil Nam dan Jin Wook tersenyum geli.
Il Kyu protes, apa ini? Kalau orang melihatnya, mereka akan mengira kita semua seperti Shi On. Jin Wook menyambar, memang kenapa kalau seperti dia?
Do Han mengingatkan Il Kyu. Woo Il Kyu, jaga bicaramu. Yoon Seo dan Shi On terkejut melihat pembelaan Do Han. Yoon Seo tersenyum, sekarang Do Han benar2 di pihak Shi On.
Siapa lagi yang melihat tayangan film dokumenter itu kalau bukan..Ayah Shi On. Ah..tidak. Mata Ayah Park langsung membesar melihat betapa sukses anaknya sekarang.
Shi On bertemu Do Han lagi dan langsung digiring masuk kamar operasi lagi. Shi On hanya bisa menghela nafas dan jalan mengikuti Do Han. Yoon Seo melihat keduanya, ia juga mengikuti mereka.
Do Han melihat ketegangan di wajah Shi On, kenapa? apa kau tidak akan melakukannya?
Shi On : Saya akan melakukannya.
Yoon Seo juga mengenakan baju bedah dan berdiri di luar pintu. Ia mengamati keduanya. Shi On menoleh sekilas pada Yoon Seo.
Do Han mengatakan kasusnya, ada seorang anak laki-laki, usia 10 tahun, mengalami pendarahan di perut karena kecelakaan dan jatuh. Kemungkinan terjadi pendarahan di limpa dan liver-nya. Ada sebuah cabang yang menyebabkan luka besar di perutnya. Pikirkan langkah pembedahannya. Jangan biarkan anak ini meninggal seperti waktu itu. Kau mengerti?
Shi On mengerti dan minta scalpel pada perawat imajinasinya. Shi On mulai membedah.
Do Han menambahkan ketegangan, kondisi anak itu semakin gawat. Pernafasannya tidak stabil. Apa yang harus kau lakukan dalam situasi seperti ini?
Shi On : Saya harus memeriksa apa ada pneumothorax (kelebihan gas di ruang sekitar paru2 dan dinding dada) atau hemothorax (pendarahan di bagian dada)
Do Han minta Shi On bergegas, apa kau tidak bisa melihat bahwa oksigennya semakin menurun?
Shi On panik, selang..selang dada!
Do Han : Serangan jantung!
Shi On benar2 stres, defibrillator...tidak. Antropine..Antropine. Defibrillator!
Do Han dengan dingin mengumumkan, meninggal. Kau kehilangan kesempatan sebelum asystole (garis datar, tanda tidak ada gerakan dalam jantung). Tidak ada gunanya menggunakan defibrillator. Kau sama sekali tidak mengalami kemajuan!
Shi On melirik ke arah Yoon Seo dan semakin malu. Ia ingin berhenti sampai disini saja hari ini.
Do Han : Kata siapa? Lakukan lagi!
Shi On : Saya akan berlatih sendirian.
Do Han : Apa yang akan berubah jika kau sendirian? Kau biasanya tidak mudah menyerah.
Shi On benar2 tertekan, saya tidak bisa melakukannya!
Do Han : Kalau begitu, berhentilah. Jika terus seperti ini, kau bukanlah dokter bedah yang menyembuhkan orang dengan scalpelmu, tapi seorang pembunuh yang membawa pisau.
Yoon Seo menghela nafas, lalu masuk ke kamar operasi setelah Do Han keluar. Ia menepuk punggung Shi On, tidak apa-apa. Kau bisa berlatih lagi.
Shi On tidak terlalu semangat melihat Yoon Seo, kenapa anda datang kesini? Yoon Seo datang untuk melihat Shi On. Tapi ini masalah untuk Shi On, dia jadi malu dan semakin gugup.
Shi On berkata ia tidak berhasil dan mengacaukannya lagi. Yoon Seo menarik lengan Shi On untuk menghiburnya dan mengajak Shi On makan atau minum sesuatu.
Shi On perlahan melepaskan tangan Yoon Seo, saya..saya tidak akan merasa lebih baik dengan makan sesuatu. Dan saya..bukan seorang anak kecil yang hanya suka makan makanan enak.
Shi On jalan keluar. Yoon Seo heran melihatnya, Shi On-ah!
Shi On jalan terus tanpa mempedulikan Yoon Seo. Yoon Seo mengikutinya, Shi On! Aku sudah mengikutimu terus selama 10 menit! paling tidak bicaralah padaku. Aku tahu kau marah. Tapi kau seharusnya memberi kesempatan pada dirimu sendiri.
Yoon Seo mengejarnya, Shi On, Prof Kim hanya ingin membuatmu lebih kuat lagi.
Shi On tahu itu, ia tahu kenapa Prof Kim melakukan ini. Yoon Seo heran, kalau begitu kenapa..
Shi On tidak tahan lagi : Saya merasa malu. Saya marah karena saya tidak ingin merasa malu di depan anda!
Yoon Seo masih belum mengerti, kau tidak perlu merasa malu di depanku. Shi On mengaku, ia tidak merasa seperti ini sebelumnya tapi sekarang ia merasa malu.
Yoon Seo tanya kenapa sekarang seperti itu.
Shi On : Karena saya menyukai dokter! Setiap kali saya melihat anda, saya cegukan dan jantung saya mulai berdebar dengan cepat! Saya tidak ingin terlihat seperti orang bodoh di depan orang yang saya sukai. Saya ingin melakukan dengan lebih baik, saya ingin pamer ..tapi itu tidak mudah.
Yoon Seo terkejut mendengarnya. Shi On bergegas pergi, tidak mempedulikan teriakan Yoon Seo.
Kim Do Han juga jalan ke mobilnya, sepertinya Do Han masih memikirkan Shi On. Lalu menjalankan mobilnya.
Shi On jalan sendiri dan tanpa sengaja bertabrakan dengan dua pria mabuk. Mereka sepertinya sebaya. Mereka ingin Shi On minta maaf. Shi On mengucapkan maaf tapi dengan nada biasa-biasa saja.
Dua pria mabuk itu tidak terima, mereka mengira Shi On mempermainkan mereka. Shi On menyangkal, ia melakukannya dengan tulus.
Dua orang itu mengejek Shi On, kenapa cara bicaranya seperti ini? Apa dia punya kelainan?
Shi On minta mereka tidak bicara seperti itu dan tidak memulai pertengkaran. Shi On tidak menyukainya. Keduanya jadi marah dan tentu saja memukuli Shi On.
Shi On tidak melawan dan seperti saat ia masih kecil, Shi On diam saja dipukuli orang. Ia hanya meringkuk di tanah.
Kim Do Han kebetulan lewat dan melihat mereka. Ia sadar orang yang dipukuli adalah Shi On. Do Han langsung keluar dari mobil dan tanpa bicara lagi langsung memukuli kedua penyerang Shi On. Hore...!!!
Shi On melihatnya dan ingat dengan hyung-nya. Saat Hyung membelanya waktu ia diganggu anak-anak.
Semua digiring ke kantor polisi. Dua pria mabuk itu berkeras, bahwa Do Han yang mulai perkelahian. Polisi tetap minta kartu identitas mereka, karena dua orang itu yang lebih dulu memukul Shi On.
Salah seorang preman menunjuk Shi On, mereka bohong! Apa kalian tidak bisa melihat kalau dia (Shi On) itu idiot?
Do Han marah lagi, ia langsung berdiri : Apa katamu?
Pria itu menantang, aku bilang idiot!
Do Han murka dan langsung menerjang pria itu, untung para polisi menahannya. Wkk..I love Profesor.
Yoon Seo datang menebus keduanya. Do Han heran bagaimana Yoon Seo bisa tahu mereka ada di kantor polisi. Yoon Seo menjelaskan, polisi telp RS untuk verifikasi identitas. Do Han hanya menghela nafas.
Do Han mendekati Shi On, ia marah. Kenapa kau diam saja dipukuli seperti itu? Kau seharusnya membalas memukul paling tidak salah satu diantara mereka!
Shi On : Saya tidak bisa memukul orang.
Do Han tidak sabar, berapa lama lagi kau akan hidup seperti ini? Membiarkan orang menyebutmu idiot seperti tadi?
Shi On : Saya bukan idiot.
Do Han : Kalau begitu buktikan. Jika kau terus melakukan seperti di ruang operasi tadi, kau tidak akan pernah berubah.
Do Han pergi.
Shi On jalan bersama Yoon Seo. Yoon Seo menyinggung kata-kata Shi On tadi. Shi On langsung minta maaf.
Yoon Seo : Kau tidak perlu minta maaf.
Shi On : Di dunia ini, ada banyak persyaratan. Persyaratan untuk menjadi murid. Persyaratan untuk menjadi dokter. Persyaratan untuk menjadi seorang pria dan persyaratan untuk menyukai atau mencintai orang lain.
Shi On merasa masih banyak surat ijin yang harus ia dapatkan, jika ia tidak memiliki persyaratan itu, tidak ada yang bisa ia lakukan.
Shi On minta Yoon Seo tidak mengikutinya, saya ingin jalan sendiri. Saya selalu benci berjalan sendiri, tapi hari ini saya ingin jalan sendiri. Yoon Seo mengerti.
Yoon Seo pulang, ia memandang bunga mawar dari Shi On dengan arti lain sekarang. Yoon Seo menghela nafas.
Shi On tidak juga pulang. Ia duduk di pinggir jalan dan merenung.
Paginya, seorang pria muncul di RS. Astaga sepertinya ayah Shi On.
Shi On mengamati Do Han yang sedang menjalankan operasi. Ia ingat perkataan Do Han untuk mengunggulinya.
Yoon Seo menemui Do Han, ia merasa harga diri Shi On sedikit tersinggung kemarin. Yoon Seo tidak pernah melihat Shi On seperti itu.
Do Han menganggap ini hal yang bagus, jika ia memiliki harga diri, maka ia akan lebih gigih. Yoon Seo sepertinya ingin cerita soal Shi On yang menyukainya, tapi tidak jadi.
Shi On juga datang menemui Do Han, ia berkata akan mencoba ujian lagi. Tapi kali ini ia tidak akan menyerah dengan mudah seperti kemarin.
Do Han : Apa aku bisa mempercayaimu?
Shi On : Ya, Profesor Kim.
Sun Joo muncul, maaf, Dr. Park..ada tamu untukmu diluar. Shi On membungkuk pada Do Han lalu jalan keluar.
Ternyata benar, ayah Shi On muncul. Ia berbalik melihat Shi On. Shi On. Park Shi On, si brengsek ini..kau sama sekali belum berubah.
Shi On tertegun. Do Han, Yoon Seo, dan yang lain langsung berkumpul. Do Han terlihat protektif sekali wkk..apa ia pikir ada preman yang ingin membalas Shi On karena kejadian semalam ya.
Ayah memaki Shi On lagi, dasar idiot brengsek, idiot brengsek.
Semua kenangan mengerikan saat ayahnya menginjak dan menendang ibu dan dirinya membanjiri kepala Shi On. Shi On seperti akan pingsan.
Ayah : Shi On. Ayahmu disini.
Shi On tiba-tiba mundur dan terasa sangat pusing, ia tampak syok berat. Ayahnya memanggil Shi On. Ia teriak-teriak, ini ayahmu! Apa kau tidak mau kesini?
Shi On tidak tahan lagi dan langsung jatuh pingsan! Semua terkejut melihatnya.
Good Doctor [1], [2], [3], [4], [5], [6], [7], [8], [9], [10], [11]
Notes :
Wow..syok Shi On sangat berat. Orang tua jangan suka memukuli anaknya secara berlebihan, karena traumanya akan membekas sampai anak itu dewasa.
Ayah Shi On ini yang jadi asisten-nya Wolya-rang di QSD, yang membawa senjata baru untuk menembak Bi Dam. Disini dia ketemu lagi dengan Jo Sang Wook. Aneh, kenapa kepalanya besar sekali ya, ukurannya tidak normal.
No comments:
Post a Comment