Previously on Good Doctor,
Sebuah bis sekolah yang penuh dengan anak sekolah tergelincir dan mengakibatkan anak-anak terluka parah. Sebagian besar korban dilarikan ke RS Seongwon. Banyak korban yang harus mendapatkan pembedahan.
Chief Go, Prof Kim Jae Joong, Prof Kim Do Han, Dr. Cha Yoon Seo, dan Dr. Han Jin Wook semua sibuk menangani pasien masing-masing. Ada seorang pasien lagi, yaitu In Jeong, anak perempuan yang ayahnya buta. Shi On menangani In Jeong dan sadar kalau In Jeong juga harus dioperasi. Shi On memasukkan In Jeong ke dalam ruang operasi di sebelah kamar operasi Prof. Kim Do Han.
Shi On menjelaskan kondisi In Jeong dan minta Prof Kim menanganinya. Do Han bersedia, tapi saat ia hampir pergi, kondisi pasiennya juga menurun. Do Han tidak bisa meninggalkan pasiennya.
Shi On panik, anestesi-nya sudah selesai dan mereka harus segera membedah In Jeong. Do Han memutuskan, Park Shi On. Kau yang akan menjadi dokter bedahnya.
Shi On syok, ia terpaku. Do Han membentaknya. Shi On bingung, bagaimana bisa...saya yang menjadi dokter bedahnya?
Do Han marah, jika kau tidak segera membedahnya dalam 5 menit, pasiennya akan meninggal!
Shi on masih belum bisa melakukannya. Do Han berkata, kondisinya sama seperti dalam peperangan! Bukankah kau seharusnya menyelamatkan pasien tidak peduli apa posisimu? Saat ini, tidak ada orang lain selain dirimu yang bisa membedah pasien itu. Jika dokter lain yang datang, kita kehilangan kesempatan untuk menyelamatkannya. Tiga menit lagi.
Shi On panik. Do Han membentaknya, Park Shi On! Cepat!
Shi On stres, tapi ia bersedia melakukannya. Baik. Saya akan melakukannya! Shi On langsung pergi ke kamar sebelah. Dr. Hong minta ijin membantu Shi On. Do Han setuju, pergilah. Cepat.
Shi On berdiri di dekat In Jeong. Dr. Hong membantunya, ia minta seseorang memanggil dokter dari kamar bedah Dr. Cha untuk membantu mereka. Dr. Hong minta Shi On segera memulai pembedahan.
Shi On minta scalpel dan mulai membedah.
Yoon Seo terkejut saat mendengar dari Il Kyu kalau Dr. Park yang melakukan pembedahan di kamar sebelah. Ini karena tidak ada satupun Dokter bedah yang kosong, jadi profesor memerintah Dr. Park melakukannya.
Yoon Seo langsung minta Il Kyu membantu Shi On. Il Kyu mengerti dan pergi. Operasi Yoon Seo juga berjalan baik.
Kondisi In Jeong menurun, ia sudah mendapat banyak transfusi darah tapi tekanan darahnya tidak naik. Shi On masih belum berhasil menemukan pembuluh darah limpa sehingga belum bisa menghentikan pendarahan.
Semua mulai panik karena pendarahan yang dialami In Jeong banyak sekali. Dr. Park tolong cepat.
Shi On gugup, dibawah limpa. Dr. Hong minta Shi On tidak gugup. Dr. Woo Il Kyu juga datang membantu. Shi On akan mulai mengekstrasi limpa. Shi On berusaha membayangkan posisinya dengan mata 3D-nya tapi gagal. Aku tidak bisa melihatnya.
Il Kyu dan Hong Gil Nam cemas.
Shi On ingat kata2 Yoon Seo agar percaya pada dirinya sendiri dan kata2 Do Han, jika Shi On bisa mengatasi skenario terburuk, maka ia bisa mengatasi masalahnya sendiri. Semua ingatan itu membuat Shi On percaya diri lagi dan berusaha sekali lagi menemukan letak pendarahannya.
Shi On melihatnya! Ia berkata dengan percaya diri, hati-hati dengan sekitarnya, aku akan mendekati hilum splenicum (bagian permukaan limpa, bagian pembuluh darah dan saraf limpa). Penjepit. Shi On memberi instruksi dengan nada tegas. Keren.
Shi On selesai mengikat pembuluh darah limpa dan mulai mengikat bagian sarafnya.
Do Han juga selesai mengatasi kondisi pasiennya dan bergegas pergi ke ruang operasi Shi On. Yoon Seo juga tiba dan mengamati Shi On dari balik pintu. Shi On berhasil mengeluarkan bagian limpa yang rusak, ia tanya kondisi In Jeong.
Dokter anestesi lapor, kondisi vitalnya mulai stabil. Shi On lega sekali. Do Han juga menghela nafas lega. Semua memuji Shi On, bagus Dr. Park. Bagus. Yoon Seo tersenyum.
Shi On lega sekali sampai hampir pingsan. Ia menoleh ke arah Do Han, Do Han mengangguk, jelas Do Han bangga.
Shi On melihat ke arah Yoon Seo. Dalam hati berkata, saya menyelesaikan operasi dengan baik dokter.
Yoon Seo setengah menangis melihat Shi On, aku ..benar-benar bangga padamu. Bagus, Shi On-ah. Sepertinya aku tidak begitu dibutuhkan lagi.
Setelah itu, Shi On menemui orang tua In Jeong dan mengabarkan bahwa operasi berhasil. Putri mereka selamat dan bisa menjemput ayahnya lagi seperti biasa. Keduanya menangis bahagia dan berterima kasih pada Shi On.
Shi On menghadap Do Han. Do Han masih marah pada Shi On karena terlalu lama saat mengatasi pendarahan. Itu sesuatu yang sederhana.
Shi On : Waktu untuk menemukan lokasi pendarahan lebih lama dari yang diperkirakan.
Do Han minta Shi On mempercepat waktunya. Karena itu bisa mengurangi waktu untuk merespon jika terjadi hal diluar perkiraan. Shi On mengangguk, Ya.
Do Han berkata selama kejadian darurat seperti hari ini tidak terjadi lagi, maka Shi On tidak akan menjadi dokter bedah selama 5 th. Sampai kau menjadi dokter residen th ke-2. Aku akan mengatakan padamu sekarang, apa yang akan kukatakan padamu lima tahun lagi : Selamat untuk operasi pertamamu.
Shi On tampak gembira, ia tersenyum malu-malu.
Do Han langsung memperingatkan Shi On lagi, hanya karena kau pernah mengoperasi sekali, jika kau mulai pamer, aku akan mencincangmu sampai habis. Mengerti? Shi On langsung mengangguk, Ya. Wkk
Rekan-rekan Shi On masuk ke ruangan dokter, semua langsung menyerbu Shi On. Dr. Park..ayo membungkuk! Semua memukuli punggung Shi On, itu cara mereka memuji Shi On. Do Han tersenyum geli.
Shi On kesakitan, ia menoleh ke arah Yoon Seo. Yoon Seo tidak ikut memukulinya, ia hanya tersenyum lalu jalan keluar. Shi On tampak sedih. Do Han menyadarinya dan kelihatan heran.
Do Han : Kalian semua, luangkan waktu malam ini, karena kita sudah kerja keras hari ini, paling tidak kita harus makan-makan.
Semua langsung bersorak dengan gegap gempita. Jin Wook menggelitik Shi On. Do Han hanya tersenyum.
Kembali ke pertemuan antara Presdir Lee, Direktur Choi dengan pihak Presdir Jeong dan Kang Hyun Tae. Presdir Jeong ingin menjadi investor secara resmi. Kang Hyun Tae menambahkan, kondisi obligasi Yayasan Seongwon buruk dan mereka mencoba menyelamatkan RS Seongwon.
Direktur marah pada Kang Hyun Tae, tutup mulutmu. Beraninya kau menghina kami seperti ini? kami tidak setuju dengan pengambil alihan ini. Presdir Jeong menegaskan, mereka berdua tidak dalam posisi untuk setuju atau tidak. Aku berencana untuk membeli RS Seongwon. Tentu saja termasuk Direktur dan dia akan mengembangkan pusat bedah anak.
Tapi Jeong ingin Presdir Lee turun dari jabatannya. Ia ingin menunjuk seorang Presdir yang muda dan pintar (seperti Chae Kyung?)
Presdir Lee dan Direktur Choi jelas menolak. Tapi Jeong dengan santai berkata ia seorang pebisnis dan bisa menjual RS Seongwon pada siapa saja sesukanya dengan harga tinggi dan pembelinya bisa mengubah RS ini menjadi lebih buruk.
Presdir Lee tidak tahan lagi, ia berkata penuh kebencian : Suamiku meninggal karena dirimu! Apa kau pikir aku akan mendengar apa yang akan kau katakan?
Presdir Jeong dengan santai menjawab, jadi untuk menghindari tragedi seperti itu lagi, kau harus memikirkan itu baik-baik.
Presdir Lee tidak percaya, apa? apa kau mengatakan kata-kata itu sekarang? Presdir Jeong menghela nafas, kau memiliki waktu sebulan untuk membayar hutang. Bereskan saja semuanya dengan baik.
Direktur Choi tampak marah dan Kang Hyun Tae sedikit tidak enak. Mungkin ia tidak tahu latar belakang kasus kedua Presdir ini.
Yoon Seo merenung sendiri di atap RS. Menikmati hembusan angin dan ingat pengakuan Shi On.
Do Han menemukannya, ada apa lagi sekarang? Kau tidak bisa menyembunyikan emosimu. Do Han minta Yoon Seo bicara kepadanya, mereka tidak memiliki waktu. Apa yang membuatmu khawatir?
Yoon Seo mengaku, ini karena Shi On. Kurasa aku melakukan kesalahan, aku terlalu menganggapnya sebagai anak kecil.
Do Han merasa Yoon Seo tidak punya pilihan karena Park Shi On memang seperti anak kecil saat pertama kali datang ke RS ini. Yoon Seo membenarkan, dia memang seperti itu awalnya. Tapi kurasa aku berharap ia tetap seperti anak kecil selamanya dan aku tidak menyadarinya. Karena orang berkebutuhan khusus biasanya seperti itu. Tapi Shi On juga orang dewasa yang memiliki perasaan.
Do Han heran, apa itu sebabnya kau marah? Yoon Seo berkata ia marah dan menyesal. Do Han tanya apa Park Shi On mengatakan sesuatu kepadamu?
Yoon Seo : Bukan sesuatu seperti itu, hanya saja ..harga dirinya menjadi lebih kuat, hatinya pasti terluka karena aku.
Do Han tersenyum, mungkin saja seperti itu. Tapi, Shi On tidak akan seperti ini kalau kau tidak memberi perhatian padanya seperti itu. Karena perhatianmu kepada Park Shi On yang membuatnya seperti itu. Mulai sekarang kau bisa berubah sedikit demi sedikit sambil tetap memperhatikan Shi On. Itu bukan sesuatu yang pantas kau khawatirkan.
Yoon Seo : Kurasa Shi On sudah bisa melakukan sendiri semuanya dengan baik sekarang. Meskipun aku tidak mengawasinya untuk setiap situasi.
Do Han menyinggung soal makan2, ia tanya kemana mereka harus pergi. Yoon Seo menolak ikut, ia ingin di rumah saja. Do Han heran. Bagaimana mungkin ratu pesta seperti Yoon Seo tidak ikut acara makan malam bersama? wkk
Chae Kyung bertemu Kang Hyun Tae. Selamat, kata Kang Hyun Tae. Saya rasa anda akan menjadi Presdir Lee dalam waktu sebulan. Saya rasa saya akan menjadi anak buah anda pada saat itu.
Chae Kyung tidak ingin Prof Kim Do Han diseret masuk dalam bisnis kotor ini. Kang Hyun Tae tidak merasa menyeret Do Han, saya hanya menawarkan kerjasama kepadanya.
Chae Kyung : Saya dengar anda ingin memanfaatkan Dr. Park Shi On untuk alat publikasi.
Kang Hyun Tae : Saya tidak memanfaatkannya, saya hanya ingin memberdayakannya. Demi masa depan Dr. Park Shi On.
Chae Kyung tidak setuju Kang melakukan itu pada Dr. Park Shi On. Kang menyindir Chae Kyung, bukankah anda juga memanfaatkan Presdir Jeong? Demi mendapatkan kembali yayasan ini dari ibu tiri anda?
Kang Hyun Tae berkata mereka akan kerjasama mulai saat ini dan minta untuk menghilangkan semua perasaan tidak enak diantara mereka.
Kang Hyun Tae pulang, ia menerima telp dari keluarganya di AS. Pihak RS AS menolak merawat keluarganya. Kang minta mereka pindah ke RS di sekitar Boston, tapi keluarga Kang juga takut ditolak.
Kang minta mereka mencoba dulu. Istri Kang sepertinya ingin kembali ke Korea tapi Kang menolaknya, tidak ada gunanya meskipun kau kembali kesini.
Bagian Bedah anak pergi makan-makan, semuanya bersulang. Do Han memuji mereka semua yang sudah kerja keras, ia juga mengucapkan selamat pada Han Jin Wook untuk operasi pertamanya yang sukses. Jin Wook senang dan berterima kasih.
Jin Wook merasa suasananya sedikit garing tanpa Dr. Cha. Il Kyu setuju, itulah mengapa dia disebut Ratu Hwae dari RS Seongwon.
Do Han tanya apa artinya. Hong Gil Nam menjelaskan, itu artinya dia adalah Ratu dalam acara makan2 perusahaan. Itu julukan untuknya diantara para junior.
Shi On heran, bukannya julukan Dr. Cha adalah shin-nae-ba? Jin Wook nyengir, bagaimana kau tahu itu? Sun Joo ingin tahu apa artinya. Gil Nam dan Il Kyu juga tidak tahu. Shi On berusaha menjelaskan tapi Jin Wook melarangnya. wkk
Do Han : Tubuh yang diberikan oleh dewa (shin = dewa, naerin = memberikan, ba=tubuh) Itu bukan julukan, tapi dia sendiri yang memproklamasikannya.
Semua geli. Do Han mengulurkan gelas dan mengajak anak buahnya bersulang.
Lucunya, Yoon Seo kesal karena sejak tadi ada nyamuk di sekitar telinganya. Haha..ia bisa merasakan sepertinya kalau ada yang membicarakannya.
Yoon Seo mengamati mawar dari Shi On, ia tampak sedih dan serba salah. Yoon Seo membuang mawar itu ke tong sampah. (Tapi Yoon Seo tidak melempar bunga itu, ia meletakkannya dengan perlahan di tong sampah wkk) Yoon Seo berlutut dan memandangi mawar itu.
Do Han dan Shi On bicara secara pribadi setelah makan. Do Han tanya apa Shi On sudah menemui ayah kandungnya. Shi On menggeleng.
Do Han : Kau belum atau tidak mau?
Shi On diam saja. Do Han tahu Shi On tidak ingin harga dirinya terluka atau merasa dipermalukan. Shi On membenarkan.
Do Han : Apa kau tahu apa yang benar2 memalukan dan melukai harga dirimu? Tidak memiliki cukup keahlian? Tidak bisa mendapatkan uang? bukan itu. Jika kau takut pada sesuatu dan merasa takut karena hal yang sama untuk selamanya. Itu berlaku dalam pekerjaanmu di RS dan dalam aspek kehidupanmu juga. Banyak orang yang salah paham soal ini.
Mereka berpikir kalau mereka tidak merasakan ketakutan maka artinya mereka pemberani.
Shi On : Itu bukan keberanian?
Do Han : Bukan. Bukan berarti kau tidak pernah merasa takut, tapi jika kau takut dan bisa mengatasi ketakutan itu. Itulah keberanian.
Shi On mulai mengerti.
Paginya, Yoon Seo jalan keluar apartemen sambil mengamati jendela apartemen Shi On. Ia tersenyum. Yoon Seo bertemu Shi On di tempat sterilisasi. Ia mencoba bersikap santai dan tanya soal acara makan malam.
Shi On hanya menjawab pendek-pendek dan berkata harus segera masuk ke ruang operasi. Hee.. harga diri..harga diri bo yang terluka wkk
Do Han menemui Direktur Choi dan ternyata ia tahu soal Presdir Jeong. Do Han mendengar bahwa Presdir Jeong adalah ahli investasi soal RS di Amerika dan perusahaan farmasi.
Direktur Choi akhirnya cerita hubungan Presdir Jeong dengan mendiang Presdir/ayah Chae Kyung. 15 th lalu Presdir Jeong juga ingin menguasai RS dan Yayasan Seongwon. Bahkan lebih agresif daripada saat ini. Mendiang Presdir mati-matian mempertahankan Yayasan ini.
Mendiang Presdir berhasil tapi akhirnya ia menderita kanker liver karena kelelahan, lalu meninggal tidak lama setelah itu. Sepertinya Presdir Jeong sudah memutuskan seorang Presdir baru yang masih muda dan memiliki potensi.
Do Han tanya apa Chae Kyung tahu soal Jeong. Direktur Choi menggeleng, tidak. Dia dan Presdir Lee tidak mengatakan soal Jeong pada Chae Kyung karena mereka pikir itu akan melukai Chae Kyung.
Do Han merasa ragu, tapi ia diam saja.
Do Han memikirkan kata2 Chae Kyung, kalau dia yang bertanggung jawab soal investor yang menarik diri dari Yayasan Seongwon dan keinginannya menurunkan Presdir Lee. Do Han memutuskan menemui Chae Kyung, ia bisa menyimpulkan kalau Chae Kyung pasti tahu soal Jeong.
Do Han marah pada Chae Kyung, apa bedanya kau dan Asisten Direktur? Dia ada di pihak mereka tapi kau? Apa yang akan kau dapatkan setelah melawan keluargamu?
Chae Kyung dengan dingin minta Do Han berhenti menyebut kata "keluarga". Aku akan memutuskan siapa yang menjadi keluargaku.
Do Han menghela nafas, ia minta Chae Kyung memutuskan hubungannya dengan Presdir Jeong.
Chae Kyung tidak bisa. Do Han tidak percaya, apa kau tetap melakukan ini meskipun tahu orang seperti apa Presdir Jeong itu?
Chae Kyung merasa mengenal Presdir Jeong lebih baik daripada Do Han. Do Han ingin tahu bagaimana Chae Kyung mengenal Jeong.
Chae Kyung : Aku dikenalkan. Dia adalah teman ayahku.
Do Han : Bagaimana kau bisa mempercayainya dan bekerja sama dengannya?
Chae Kyung berkata tidak ada orang lain, hanya dia yang mau mendengarkan dirinya. Tidak ada orang lain yang peduli dengan masalah dan kemarahan Chae Kyung selama ini. Semua orang percaya, aku akan sembuh dengan sendirinya, bahkan oppa juga. Aku tidak bisa mengatasinya sendiri. Aku tidak sekuat yang oppa kira. Akan sangat menyenangkan jika oppa bisa membagi waktu kesendirianmu denganku.
Chae Kyung tersenyum getir, ini seperti anak bermasalah yang menyalahkan gurunya.
Do Han : Chae Kyung-ah, dengarkan aku baik-baik.
Han Jin Wook mengamati Yoon Seo dan komen kalau seniornya sekarang ini sering tampak murung.
Yoon Seo menyangkalnya, itu bukan murung. Apa aku tidak kelihatan lebih sopan sekarang kalau aku bersikap lebih baik?
Jin Wook nyengir, ia tidak keberatan Yoon Seo bersikap tidak sopan, kenapa kau tidak teriak seperti biasanya? Kau juga sepertinya tidak memperhatikan Shi On akhir2 ini.
Yoon Seo menjawab, itu karena Shi On sepertinya baik-baik saja, kenapa harus memperhatikan dirinya?
Jin Wook mencemaskan Shi On, meskipun ia memiliki ayah tapi ayahnya tidak seperti ayah normal dalam keluarga dan juga, mungkin ada insiden lain yang bisa melukainya selain ayahnya.
Yoon Seo tertegun sebentar. Lalu menutupi kecemasannya dan minta Jin Wook mengurus saja urusannya sendiri. Jin Wook tersenyum, tapi jelas Yoon Seo jadi memikirkan Shi On lagi.
Chae Kyung merenung di kantornya, ia memikirkan kata2 Do Han. Apa kau mengerti sekarang? Kau terlibat dengan orang yang bertanggung jawab atas meninggalnya ayahmu sendiri. Chae Kyung menggelengkan kepala, ia merasa marah.
Shi On duduk di samping In Jeong. Ia tanya kondisi anak itu. In Jeong sudah tidak kesakitan, ia berterima kasih pada Shi On. Karena Shi On, sekarang ia bisa membantu ayahnya lagi.
Anak itu mendengar bahwa ayah Shi On sakit. In Jeong langsung berkata, semakin sakit ayah dokter, dokter harus semakin menyayanginya.
Shi On tanya kasih sayang seperti apa yang bisa membantu ayahnya.
In Jeong : Seperti yang aku lakukan hari ini, dengan berpikir kalau aku meninggal, aku tidak akan bisa melihat ayahku.
Shi On menghela nafas.
Shi On menemui dokter spesialis kanker dan mendengar penjelasan penyakit ayahnya. Kankernya sudah menyebar di seluruh tubuh. Kau tahu bagaimana membaca ukurannya? Shi On mengiyakan. Dokter itu berkata kondisinya sudah parah, sudah terlambat. Pengobatan kanker juga mungkin tidak akan efektif.
Dokter itu hanya bisa meresepkan obat penahan sakit saja untuk mengurangi rasa sakitnya. Shi On tanya apa ayahnya tahu soal penyakitnya. Dokter membenarkan, ia dites 6 bulan lalu, tapi tidak tahu kalau kondisinya berkembang separah ini.
Shi On keluar dari kantor dokter dengan lesu. Shi On ingat kata-kata Do Han bahwa keberanian sesungguhnya adalah berhasil mengatasi ketakutan. Shi On memberanikan diri menemui ayahnya.
Shi On pergi ke kamar ayahnya dan melihat sikap ayahnya yang kasar pada perawat. Shi on muncul di depan pintu. Ayahnya teriak2 lagi, dasar brengsek. Akhirnya kau muncul juga.
Shi On mulai gemetaran. Ayahnya kesal karena waktu itu Shi On pingsan segala, ia membentak Shi On agar mendekat. Shi on memberanikan diri untuk jalan masuk dan mendekat ke ayahnya.
Begitu Shi On mendekat, ayah segera menarik baju Shi On. Shi On ketakutan lagi. Hei, apa kau sudah dengar kalau ayahmu sakit parah? Maka seharusnya putraku yang seorang dokter harus bisa menyembuhkan penyakit ayahnya.
Shi On diam saja. Ayah kesal dan membentaknya lagi, kenapa kau tidak menjawab?!
Shi On : Saya bukan dokter E.N.T (Dokter THT, Ear-Nose-Throat) Saya tidak bisa membantu ayah.
Ayah Shi On kesal, tentu saja, bagaimana sesuatu seperti dirimu bisa menjadi dokter. Taruhan, kau bisa disini pasti karena kebaikan Direktur. Ayah tanya apa Shi On mendapatkan gaji.
Shi On mengiyakan. Ayah langsung menuntut Shi On untuk membayar biaya perawatannya dan mengurusnya. Bagaimanapun aku ini ayahmu! Shi On terpaksa mengiyakan.
Ny. Oh ingin menemui suaminya dan melihat Shi On di dalam kamar ayahnya. Ibu terkejut, tapi ia tidak berani masuk menemui putranya. Ia belum siap.
Chief Go kebetulan mendengar percakapan orang tua pasien anak, mereka bersedia menunggu lama bahkan sampai 2 bulan hanya untuk diperiksa oleh Prof Kim Do Han.
Chief Go jadi kesal. Ia jalan ke arah mesin untuk membeli minuman. Sayang mesinnya macet dan minuman Dr. Go tidak keluar.
Tiba-tiba jasnya ditarik seorang anak perempuan. Chief Go terkejut. Anak manis itu mengulurkan jus untuk Chief Go. Chief Go jadi berseri-seri, ia mencubit perlahan pipi anak itu karena mengira anak itu memberikan jus untuknya.
Chief Go membuka kaleng jusnya dan bersiap minum saat anak itu menarik jasnya lagi. Chief Go heran. Anak itu mengulurkan tangan meminta jusnya kembali, hehe..anak ini cuma ingin Chief Go membantunya membuka kaleng. Chief Go merana lagi.
Chief Go keluar untuk menghirup udara segar. Ia melihat Shi On duduk merenung di bangku taman. Chief Go mendekatinya, hei, apa yang kau lakukan disini?
Shi On membungkuk hormat, apa kabar Pak. Chief Go sudah mulai menggerutu, apa yang harus kami lakukan kepadamu ha? Residen tahun pertama sudah berani seenaknya sendiri.
Shi On tiba-tiba tanya, ayah anda pasti adalah ayah yang baik, benar kan Pak?
Chief Go bingung, astaga..apa lagi yang kau bicarakan ini?
Shi On curhat : Saya merasa iri pada banyak hal di dunia ini. Banyak sekali. Saya berharap ayah saya juga bangga pada saya, meskipun oranglain tidak menghargai saya, saya berharap paling tidak ayah akan bangga pada saya. Dan saya juga berharap bisa merasa bangga pada ayah saya.
Chief Go : Apa kau punya masalah antara kau dan ayahmu?
Shi On menggeleng, ah..tidak juga. Shi On membungkuk, saya pergi dulu.
Tiba-tiba entah kesambet apa, Chief Go memanggil Shi On, hei tunggu dulu. Chief Go mengambil dompetnya dan mengeluarkan beberapa lembar uang untuk Shi On. Ini, untuk membeli makanan.
Shi On menolak, tidak apa-apa, saya juga memiliki uang. Chief Go memaksa Shi On mengambilnya, terimalah kalau orang tua memberikan sesuatu. Shi On membungkuk dan menerima uang jajan dari Chief Go, terima kasih Pak. wkk
Yoon Seo mengecek seorang pasien anak yang mirip Kang Ma Ru, namanya Dong Jin. Dong Jin berkata ia sudah tidak merasakan sakit lagi di perutnya. Ibu Dong Jin datang, ia tanya apa bisa keluar RS lusa. Yoon Seo mengiyakan, semuanya sudah membaik dan tidak ada yang aneh. Dong Jin-ah, kau pasti senang kan?
Dong Jin senang sekali, ia sudah kangen rumah.
Dong Jin ngobrol dengan teman-temannya, semua senang karena Dong Jin sudah sembuh dan boleh pulang. Mereka membahas apa yang akan dilakukan begitu pulang ke rumah. Tiba-tiba Dong Jin merasa perutnya tidak enak dan jalan ke toilet.
Dong Jin muntah lagi. Ia melihat muntahannya dan wajahnya tampak pucat. Shi On mengetuk pintu toilet, apa ada orang di dalam?
Dong Jin keluar dari toilet. Shi On tanya apa Dong Jin baru saja muntah, karena ia mendengar suara orang muntah. Dong Jin yang sudah sangat ingin pulang menyangkalnya, tidak. Ada sesuatu yang tersangkut di tenggorokan saya. Saya hanya batuk. Dong Jin pergi.
Shi On melihat tissue dengan bercak empedu di tong sampah. Shi On langsung menyadari kalau kondiri Dong Jin tidak sesehat yang dikatakannya. Shi On mengambil tissue itu dan menyimpan di saku jasnya. Mungkin akan ia tunjukkan pada Yoon Seo.
Ny. Oh sengaja menunggu Shi On. Ia mengajak Shi On bicara. Shi On sedikit heran, ada apa Nyonya?
Ny. Oh memberanikan diri mengaku, aku..aku adalah ibumu. Shi On tertegun. Ibu menangis, aku adalah ibumu. Maafkan aku Shi On-ah, karena baru bisa mengatakannya padamu sekarang.
Ibu mendekat dan membelai pipi Shi On, Maafkan aku. Aku benar-benar minta maaf. Shi On menyentuh tangan ibunya, ia sekarang ingat kejadian saat ia kecil.
Flashback, Shi On kecil hanya menemukan surat dari ibu, mianhae Shi-on ah, ibu pasti akan menemuimu nanti. Shi On kecil langsung menangis membaca surat itu, ibu..ibu..
Sekarang Shi On ingat, ia perlahan melepaskan tangan ibunya. Aku..tidak menyukai ibu. Ibu terkejut, Shi On-ah!
Shi On : Ibu meninggalkanku sendiri dan hanya memberikan surat. Ibu membuangku dan meninggalkanku.
Ibu menangis dan berusaha menjelaskan, Shi On-ah..bukan begitu..Tapi Shi On tidak mau mendengarnya, ia mundur, ibu jahat. Sama seperti Ayah, Ibu jahat!
Shi On menjauh, aku..tidak membutuhkan ibu. Shi On bergegas pergi. Ibu terpukul, ia hanya bisa menangis.
In Young mengunjungi adiknya lagi, lalu keluar untuk memanggil perawat mengganti cairan infus. In Hae menemukan dompet kakaknya, sepertinya kakak membeli dompet baru.
In Hae iseng membukanya dan menemukan kartu nama berwarna merah "Rose" kartu khas gadis bar. In Hae bingung, nomor telpnya sama, tapi siapa Na In Ra?
Ibu Shi On panik dan minta tolong Yoon Seo untuk mencari anaknya. Yoon Seo mengerti. Ia mencari Shi On dan menemukan Shi On di tempat biasa. Shi On tampak tenang, ia membaca sambil minum jus. Seolah tidak terjadi apa-apa.
Yoon Seo mendekat, Dr. Park.
Shi On berdiri, ya..ada apa? Yoon Seo tanya apa Shi On sudah bertemu ibu kandungnya.
Shi On membenarkan. Yoon Seo kelihatan heran, kau tidak apa-apa? Shi On mengangguk, saya baik-baik saja. Tapi masalahnya, saya tidak benar-benar ingin menemuinya.
Yoon Seo terkejut, kenapa? bukankah kau biasanya sangat merindukan ibumu?
Shi On : Ya, tapi saya sadar kalau ia tidak menyayangi saya. Waktu saya melihat ayah saya, pikiran yang terlintas adalah saat dia memukuli saya. Tapi ketika saya melihat ibu, pikiran pertama yang terlintas adalah saat ia membuang dan meninggalkan saya sendirian. Saya sangat membenci ibu saya.
Yoon Seo mencoba berkata kalau ia mengerti perasaan Shi On, tapi minta Shi On mencoba mendengar apa yang dikatakan ibunya.
Shi On menolak. Ia juga minta Yoon Seo tidak mencemaskannya. Shi On pergi. Yoon Seo jelas terlihat cemas.
Shi On juga tidak baik-baik saja. Ia duduk di sudut gelap dan sepi. Shi On mencengkeram bajunya sendiri lalu menangis diam-diam. Ah..kasihan anak ini.
Yoon Seo akan pulang dan bertemu Shi On lagi. Ia minta Shi On jujur padanya, kau pasti sedih karena ibumu kan? Shi On menyangkal. Yoon Seo minta Shi On mengatakan masalahnya pada Yoon Seo.
Shi On : Kalau saya memiliki masalah, saya akan mengatakannya pada Prof Kim Do Han.
Shi On membungkuk lalu jalan ke kantor dokter. Yoon Seo tampak kecewa.
Shi On mencoba mempelajari penyakit tapi ia merasa terganggu karena masih memikirkan penolakan Yoon Seo. Shi On tampak sedih.
In Hae menyelinap keluar RS lagi dan nekad masuk ke Rose Bar. In Hae mencoba mencari kakaknya. Ia mendengar suara yang familiar dan melihat seorang gadis yang mirip kakaknya.
Seorang gadis bar lain melihat In Hae, ia terkejut dan minta In Hae keluar. Ini bukan tempat untuk anak kecil, cepat keluar. In Hae tidak mau. Keributan itu membuat In Young menoleh dan syok. Karena ia melihat adiknya.
In Hae duduk di luar bar, benar-benar terpukul dan marah. In Young mendekat. In Hae marah-marah pada kakaknya. Karena selama ini kakaknya sudah bohong kepadanya.
In Young justru tanya bagaimana In Hae bisa ke tempat ini. Apa Dr. Han yang mengatakannya padamu?
In Hae semakin marah, bahkan Dr. Han juga tahu? In Hae berkata ia tahu tempat ini setelah menemukan kartu nama di dompet kakaknya. In Hae menangis, sudah lupakan saja. Aku tidak mau menjadi sehat dengan membuatmu menuangkan alkohol setiap malam.
In Hae menangis, apa ini? Aku tanya apa ini! In Hae lari pergi. Tidak mempedulikan panggilan kakaknya.
In Hae kembali ke RS. Jin Wook langsung menegurnya, Na In Hae! Kau kemana saja sampai pulang selarut ini? In Hae marah pada Jin Wook, kenapa dokter tidak mengatakannya?
Jin Wook heran, apa?
In Hae : Soal pekerjaan kakakku. Kau lebih buruk, dokter.
In Hae jalan ke kamarnya dengan wajah marah. Jin Wook tampak serba salah, In Hae-ah! In Hae tidak menggubris Jin Wook. Ia berbaring sambil menangis di kamarnya.
Paginya, Dong Jin tiba-tiba kesakitan dan jatuh pingsan saat jalan ke ruang bermain. Teman-temannya panik. Dong Jin-ah! Dong Jin bangun!
Yoon Seo langsung lari menemui Dong Jin dan memeriksanya. Ia kelihatan bingung. Ibu Dong Jin panik, bagaimana ini? bukankah katanya ia akan keluar RS besok pagi? Kenapa ia tiba-tiba seperti ini?
Kim Do Han dan Shi On datang ke kamar Dong Jin. Ada apa? Yoon Seo menjelaskan, 10 menit yang lalu, ia memuntahkan empedu dan kesakitan, lalu ia pingsan. Do Han segera memeriksa Dong Jin.
Shi On terkejut, ia ingat melihat muntahan empedu di toilet kemarin, tapi karena masalah dengan ibunya, Shi On lupa mengatakan soal itu pada Yoon Seo ataupun Do Han. Shi On benar-benar lupa.
Do Han minta Yoon Seo melakukan tes darah dan juga CT scan untuk Dong Jin.
Setelah hasil foto keluar, Do Han langsung tahu, ini intestinal obstruction, penyumbatan usus. Dong Jin mendapatkan synechia setelah operasi untuk pancreatic pseudocyst (cairan dalam perut, yang mungkin mengandung jaringan dari pankreas, enzim pankreas dan darah). Memang hanya di sebagian kecil area tapi sudah ada jaringan yang mati.
Do Han heran, kalau sudah seperti ini, seharusnya Dong Jin merasakan sakit paling tidak selama seminggu ini. Yoon Seo menggeleng, tidak, katanya dia tidak merasakan sakit sampai dengan kemarin.
Shi On diam saja, ia tahu kalau Dong Jin bohong. Yoon Seo minta Shi On menyiapkan kamar operasi. Shi On mengerti. Ia langsung pergi, tapi menoleh sebentar ke arah Yoon Seo. Shi On tahu Yoon Seo merasa bersalah.
Yoon Seo minta maaf pada Do Han saat mereka semua sedang sterilisasi. Do Han berkata ini bukan kesalahan besar, memang penyumbatan usus bisa menyebabkan masalah jika terlambat diketahui tapi mereka akan melakukan operasi sekarang dan tidak akan menimbulkan masalah.
Tapi tetap saja Yoon Seo merasa bersalah, apalagi ia sudah mengijinkan Dong Jin pulang. Do Han memotongnya, hentikan omong kosong itu dan segera masuk ke ruang OR.
Yoon Seo membantu Do Han membedah Dong Jin. Shi On berdiri saja mengamati mereka di barisan belakang. Shi On menatap tajam Yoon Seo, ia tidak tega melihat Yoon Seo seperti itu.
Setelah operasi, Yoon Seo duduk merenung di kantornya. Shi On menemui Dong Jin.
Shi On minta Dong Jin jujur, apa kau benar2 tidak merasakan sakit? Katakan padaku.
Dong Jin akhirnya jujur, sakit sekali. Aku muntah terus. Tapi ia menyembunyikan itu karena ia tidak mau tinggal di RS terus. Dong Jin ingin pulang, ia ingin berkumpul bersama ayah-ibu dan kakak perempuannya.
Shi On tanya, apa ibumu tahu kalau kau menahan sakit? Dong Jin menggeleng, ia minta Shi On merahasiakannya, ia takut kena marah ibunya. Shi On menghela nafas.
Diluar, Yoon Seo yang kena marah oleh ibu Dong Jin. Apa yang akan terjadi kalau ini terjadi setelah ia keluar dari RS? Aku..aku tidak bisa membiarkan ini begitu saja. Bagaimana jika hal seperti ini terjadi lagi jika aku diam saja? Demi anak lain, orang seperti dirimu harus didisiplinkan!
Shi On mendengar dan melihat kejadian itu.
Shi On mengambil tissue bekas muntahan yang masih ada di saku jasnya dan sepertinya ingin melakukan sesuatu.
Yoon Seo menghadap Do Han. Do Han tahu ibu Dong Jin kelihatannya marah. Tapi Do Han minta Yoon Seo tidak terlalu khawatir, itu bukan kesalahan medis tapi hanya kesalahan kecil. Aku akan mengurusnya jika timbul masalah.
Yoon Seo merasa ia juga bisa melakukan kesalahan. Ada kesalahan yang memang tidak bisa ia hindari. Sebagai dokter, konsentrasi saya terganggu jadi saya membuat Dong Jin dalam bahaya.
Do Han heran, konsentrasimu terganggu? Kau, Cha Yoon Seo? Yoon Seo berkata, sepertinya ia juga bisa terganggu konsentrasinya. Do Han menghela nafas.
Kedua perawat senior juga mencemaskan Dr. Cha dan mereka semakin heran waktu melihat Shi On yang membungkuk seperti minta maaf pada ibu Dong Jin.
Kenapa Dr. Park membungkuk seperti itu? Apa dia membuat masalah?
Tidak lama, Ibu Dong Jin pergi ke kantor dokter anak bersama Shi On, ia mencari Prof Kim Do Han.
Do Han menemui Ibu Dong Jin, ya, ada apa? Ibu Dong Jin mengeluh, tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Do Han heran, apa maksud anda?
Ibu Dong Jin berkata kalau ini adalah kesalahan dokter residen Park. Dia tahu Dong Jin-ku sakit tapi dokter ini lupa dan tidak melaporkannya.
Do Han, Yoon Seo dan semua rekan Shi On kelihatan heran.
Shi On menjelaskan, kemarin saya melihat Dong Jin muntah di toilet. Saya seharusnya melaporkannya pada Dr. Cha tapi saya lupa. Shi On mengeluarkan tissue berisi muntahan Do Jin sebagai bukti.
Ini salah saya, itulah sebabnya Dr. Cha tidak bisa mendiagnosa dengan benar. Yoon Seo berusaha menahan kemarahannya, Dr. Park! itu adalah..
Shi On : Ini bukan tanggung jawab Dr. Cha, tapi tanggung jawab saya.
Ibu Dong Jin tidak ingin memperpanjang masalah, karena ia mendengar dari ibu2 lainnya bahwa Shi On adalah dokter yang rajin. Ia juga tidak ingin menghalangi jalan dokter muda.
Aku..aku masih marah tapi aku akan mengakhirinya disini. Mengenai pengobatan Dong Jin selanjutnya..tolong lakukan sebaik mungkin. Ibu Dong Jin pergi.
Yoon Seo langsung memanggil Shi On untuk bicara berdua saja. Ia marah dengan sikap Shi On. Kenapa kau seperti ini? Shi On tetap berkata ini salahnya. Yoon Seo kesal, kalau kau melakukan ini, apa kau pikir aku akan merasa senang? Kenapa kau membuatku seperti orang bodoh!
Shi On tidak melakukannya agar Yoon Seo menjadi bahan tertawaan.
Yoon Seo : Lalu apa ini? Apa kau berkorban demi diriku?
Shi On tidak mengerti, berkorban..saya tidak tahu itu.
Yoon Seo menghela nafas, baiklah. Aku tahu kau melakukan ini karena diriku, itu yang membuatku semakin kesal dan marah. Kenapa kau harus berkorban untukku? Kau juga memiliki banyak kesulitan.
Shi On menyangkalnya, saya tidak mengalami kesulitan.
Yoon Seo : Shi On-ah, pikirkan saja dirimu sendiri lebih dari memikirkanku. Aku akan baik-baik saja jika aku membuat kesalahan. Tapi tidak untukmu.
Do Han juga memanggil Shi On dan bicara kepadanya. Aku tahu kau melakukan ini untuk Dr. Cha. Tapi kau tidak bisa mengambil tanggung jawab begitu saja, apalagi jika tanggung jawab itu bukanlah tanggung jawabmu.
Shi On : Bukan seperti itu, Direktur berkata, bertanggung jawab pada sesuatu yang tidak kau lakukan, adalah yang terjadi di dunia ini.
Do Han tanya kenapa Shi On bersedia bertanggung jawab atas sesuatu yang tidak ia lakukan.
Shi On melakukannya untuk menghibur. Karena selama ini ia hidup dengan menerima hiburan dan pengertian. Itulah mengapa Shi On merasa bersyukur, saya juga ingin menghibur dan memberikan pengertian pada orang lain, tapi tidak ada yang bisa saya lakukan. Itulah mengapa, jika saya lebih pintar dan mendapatkan pengakuan, saya benar-benar ingin mencobanya.
Do Han geli, tapi sepertinya Dr. Cha tidak begitu suka tentang itu. Do Han menasehati Shi On, Hiburlah dia dengan kesungguhan. Bukan sesuatu yang besar seperti itu, tapi hiburlah dia dengan tulus. Hiburan yang sederhana dan hangat seperti yang kau terima dari orang-orang.
Yoon Seo minum sendirian di bar milik Paman Byung Soo. Byung Soo heran, apa terjadi sesuatu? Yoon Seo menggeleng, tidak. Bukankah baru satu atau dua hari aku minum sendirian?
Byung Soo : Bukan hanya sehari atau dua hari saja kau minum sendiri dengan lesu seperti itu.
Byung Soo memberikan makanan untuk Yoon Seo, makanlah, jangan minum saja nanti perutmu rusak.
Malamnya, Yoon Seo tidak bisa tidur, ia keluar dan melihat Shi On berdiri dengan kepala tertunduk di depan apartemen. Seperti anak kecil yang merasa bersalah.
Yoon Seo menemui Shi On, kenapa kau disini?
Shi On : Hanya..disini saja.
Yoon Seo : Kenapa?
Shi On : Saya takut, dokter mungkin marah jadi saya berdiri di sini saja. Saya salah. Maafkan saya karena membuat dokter marah.
Tapi..itu satu-satunya yang bisa saya lakukan untuk anda. Saya tidak ingin dokter marah.
Yoon Seo tidak menyukai tindakan Shi On. Shi On-ah aku tahu kau melakukan ini karena kau menyukaiku, tapi ..tidak ada yang bisa kulakukan untukmu. Selain kata "terima kasih"
Shi On tidak apa-apa dengan itu, apa yang ia lakukan hari ini tidak ada hubungannya dengan perasaannya pada Yoon Seo. Saya hanya..saya ingin menghibur dokter. Dengan tulus.
Shi On : Siapa tahu anda merasa tidak nyaman, saya sengaja menjauh dari anda. Tapi hari ini, saya harus melakukannya. Jangan terlalu merasa bersedih, Dong Jin..itu bukan kesalahan anda. Jangan terus seperti ini.
Yoon Seo mulai menangis, aku sudah kesal dan mendapatkan banyak masalah, dan kau..
Shi On tidak menunggu Yoon Seo selesai bicara, ia jalan mendekat dan memeluk Yoon Seo. Oh wow...ini kemajuan.
Good Doctor [1], [2], [3], [4], [5], [6], [7], [8], [9], [10], [11], [12], [13]
Notes :
Kembali ke Good Doctor lagi rasanya begitu tenang dan kenyang. Serial ini benar2 mantap dan berkualitas, jadi rasanya garing setelah dari GD lalu lihat Heirs, haha (ini jujur).
Hubungan Shi On dan Chief Go semakin mesra saja. Aku asli geli melihat dua orang ini, tapi Shi On bagaikan amplas untuk karakter Chief Go, dia lama-lama akan menjadi dokter yang baik.
tengkyu mbak Tirza...
ReplyDeleteAq setuju bgt sama pendapat mbak... Tema & emosi dlm The Heirs lbh encer dibandingkan dengan Good Doctor...
Tp kelebihan The Heirs adalah drama itu lbh realistis dibandingkan dengan Good Doctor...
Selain emosi terkuras qta jg mendapatkan banyak pengetahuan...
@Rienz, memang the Heirs lebih realistis. Sampai skr aku juga belum pernah ketemu dokter bedah anak yang menderita autistic savant. Terus terang, sebagai parent, aku mungkin berpikir dua kali jika harus ke dokter dan dokternya menderita autistic savant. Biasanya penderita autistic savant lebih ke seni, spt lukisan dan musik.
ReplyDeleteEh mau cerita, dulu waktu Jang Geum diputar pertama kali di TV kan anakku masih di perut tu ya, lalu dia lihat Ji Jin Hee pertama kali kan pas jadi Sukjong di Dong Yi.
Skr waktu anakku lihat Min Jung Ho di Jang Geum, dia kaget, loh itu om yang waktu itu ngga bisa berkelahi kok sekarang jagoan? aku jd geli, anakku masih belum ngerti kalau pemain drama bisa jd apa aja, dipikirnya sekali Raja tetap Raja.
hehehehe... dasar anak2... aq blm pny anak sih mbak... Tp aq jg pny cerita kalo salah satu ponakanku gaya nya spt Jun Pyo... apalagi gestur n gaya merintah nya... hadeeeehhh... untung msh TK.. jd blm kenal ngebully temannya...yg kena bully mama, om2 sama tante2nya...
DeleteHeirs nya tetap dilanjuti kan mbak ?
ReplyDelete