Yeon Jae : Meskipun sedih, tapi tidak seperti itu.
Se Kyung berkata tidak mungkin Ji wook akan tetap bersama Yeon Jae. Pernikahan-nya tidak akan batal, dan Yeon Jae hanya akan dicampakkan saja.
Bagi Yeon Jae, semua itu tidak masalah. Bagaimanapun itu tidak akan terjadi, aku merasa tidak sehat. Apapun yang terjadi dalam beberapa bulan ini tidak ada hubunganya denganku. Bagiku, hari ini, sekarang, perasaanku yang paling penting. Jika Kang Ji wook ingin menemuiku, maka aku akan menemuinya.
Kenapa? Karena aku juga ingin menemuinya.
Se Kyung marah, kau tidak akan menyerah? Yeon Jae hanya memandang Se Kyung dengan berapi-api. Se Kyung juga tidak akan mundur, ia tidak akan menyerahkan Ji Wook untuk wanita seperti Yeon Jae. Kau tunggu saja.
Setelah Se Kyung pergi, Yeon Jae jongkok kesakitan di tanah.
Eun Seok terperanjat, kau dimana sekarang?
Laporan paramedis membuatnya semakin gelisah, tekanan darahnya sangat rendah. Eun Seok berusaha menyadarkan Yeon Jae, bangun Yeon Jae! bangun Yeon Jae!
Yeon Jae membuka mata dan wajahnya pucat sekali, Eun Seok-ah..kali ini sepertinya bukan konstipasi. ha!
Eun Seok kesal, disaat seperti ini, kau masih bercanda?
Yeon Jae pingsan lagi. Eun Seok bergegas membawanya ke ruang perawatan.
Se Kyung menemui ayahnya dan kondisi Presdir Im semakin baik, lusa ia bisa pulang. Se Kyung minta ayahnya menyerahkan masalah Ji Wook padanya.
Eun Seok melihat hasil scan Yeon Jae dan ternyata kankernya membesar.
Ji wook terkejut mendengar suara pria menjawab ponsel Yeon Jae. Lee Yeon Jae tidak bisa menerima telp saat ini.
Ji wook : Kau siapa? apa kau teman dokternya itu? Kenapa kau yang menjawab panggilan telp Yeon JAe?
Eun Seok hanya mengatakan saat ini Yeon Jae tidak bisa menerima telp. Ia menutup telp dan mematikannya. Ji wook semakin gelisah di sana haha.
Yeon Jae mengiyakan dan heran kenapa ia tiba2 kesakitan. Eun Seok hanya berkata ada peradangan dalam kelenjar empedunya dan memicu terjadinya sepsis (bakteri dalam aliran darah).
Eun Seok berkata ia akan memberikan antibiotik untuk peradangan itu. Yeon Jae harus tetap diinfus sampai demamnya turun.
Yeon Jae yang tidak mengerti betapa seriusnya kondisinya berkata : benar-benar melegakan.
Eun Seok mengulangnya dengan gaya sarkastis : Benar-benar melegakan.
Eun Seok kesal, karena waktu itu Yeon Jae tidak menjalankan pengobatan sesuai jadwal, pengobatan yang sudah mereka jalankan jadi sia-sia dan sekarang kondisi Yeon Jae sangat lemah. Eun Seok bahkan tidak bisa memastikan apa Yeon Jae bisa menjalankan pengobatan siklus ke-2.
Eun Seok minta apapun yang dilakukan Yeon Jae, tolong jangan menunda pengobatanmu. Kau juga harus segera mengatakan pada ibumu.
Yeon Jae : Aku..aku akan mempertimbangkannya.
Eun Seok tidak mengerti berapa lama kau bisa menyembunyikan ini dari orang2 disekitarmu?
Yeon Jae tidak bisa mengatakan pada ibunya, kalau anaknya akan segera meninggal. Bagaimana aku bisa mengatakan itu, jika itu kau..jika itu kau, apa kau bisa mengatakannya?
Yeon Jae tidak ingin ketahuan, saat aku mengatakannya semua akan menjadi sedih.
Eun Seok : Jadi..kau akan menghadapinya sendirian? Seperti kemarin saat kau sangat kesakitan, paling tidak seharusnya ada seseorang di sampingmu.
Yeon Jae : Bukankah aku memiliki dirimu? Saat aku kesakitan, kau ada di sisiku.
Eun Seok : Benar, karena aku adalah doktermu. Kemarin, pria itu meneleponmu.
Se Kyung telp Ji Wook dan berkata kalau ayahnya akan segera keluar dari RS, ia minta Ji Wook juga ikut datang. Ji Wook menolak, dan berkata akan bertemu saat kondisinya lebih baik. Ji wook minta Se Kyung mengatakan kalau ia berterima kasih pada ayahnya. Ayahmu akan mengerti.
Yeon Jae telp Ji Wook. Ji wook mencemaskan Yeon Jae dan kenapa Eun Seok yang menjawabnya malam2 seperti itu.
Yeon Jae berkata ia ada di RS. Ji wook terkejut, kau sakit, ya kan? Yeon Jae belum bisa mengatakan kondisinya jadi ia berkata kalau ibunya sakit tapi sekarang sudah baikan.
Ji Wook lega dan mengajak Yeon Jae makan malam. Yeon Jae menolaknya, hari ini tidak mungkin.
Ji wook : Kenapa?
Yeon Jae : Aku tidak boleh membiarkanmu melihat wajahku agar kau merindukanku. Bekerja sajalah, kau bilang ada masalah di kantor, jadi bagaimana direktur bisa main2?
Ji Wook : Baiklah, tapi apapun yang terjadi, kau harus mengangkat telpmu sendiri.
Yeon Jae mengiyakan.
Se Kyung menemui Presdir Kang dan berkata kalau ayahnya melakukan ini hanya ingin menahan Ji wook. Se Kyung ingin membicarakan Ji Wook dengan Tuan Kang.
Eun Seok : Tidak.
Yeon Jae minta maaf karena membuat Eun Seok cemas, ia janji tidak akan menunda waktu pengobatannya lagi. Eun Seok menghela nafas, ia tidak bisa mengatakan kalau kanker Yeon Jae membesar.
Yeon Jae : Bukan hal yang serius.
Ibu : waktu itu dia memelukmu dan menangis.
Yeon jae : Benarkah?
Ibu : Ada apa denganmu, kau semakin aneh. Ibu menunjukkan sesuatu pada Yeon Jae. Tanaman ibu tumbuh dan ini adalah pertanda baik.
Direktur Kim tampak tertarik, tidak jelek. Manager Noh setuju dan mereka mulai memasarkan produk ini.
Ji wook ingin telp Yeon Jae. Tapi Yeon Jae lebih dulu menelepon-nya. Ji Wook komen, pasti ada telepati diantara kita. Yeon Jae mengajaknya makan malam. Ji Wook pura2 jual mahal, tapi kemudian berkata kalau hari ini ia bisa pergi.
Yeon Jae geli, kau pasti sedang senang.
Yeon Jae tanya, kau beli cumi? Ji wook menunduk, ia lupa.
Akhirnya Ji wook memutuskan masak bibimbap saja haha..
Yeon Jae ingin tahu kenapa waktu itu, Ji wook ingin mencari bukit itu. Kenapa kau mencarinya.
Ji wook cerita, dulu dia dan ibunya menyembunyikan sesuatu disana. Ji wook ingin menemukannya lagi, tapi tidak mudah.
Meskipun kau main2 kau seharusnya mempertimbangkan apa yang kau lakukan! Saat kau main2 seperti ini..apa kau tahu apa yang dilakukan Se Kyung? Dia mencoba meyakinkan Presdir, melakukan banyak hal mencoba dan memastikan kalau ini tidak akan menyebar. Meskipun kau membatalkan pertunangan, dia masih melakukan banyak hal untukmu.
Tapi kau, main-main dengan wanita seperti ini, benar-benar tidak pantas!
Ji wook : Hentikan. Aku tidak peduli apa yang kau katakan, tapi aku akan tetap menemui wanita ini.
Tuan Kang : Baik! Jika kau ingin tetap menemuinya, temui saja dia sesukamu. Tapi jika kau ingin menikah, kau tetap harus menikah dengan Se Kyung.
Ji Wook : Ini sama sekali tidak masuk akal.
Tuan Kang ke Yeon Jae, Nona, kau pasti tidak berharap Ji Wook menikahimu kan? Kau sudah melewati usia untuk bermimpi. Aku memperingatkan kalian, kau bisa berkencan tapi sama sekali tidak boleh diketahui oleh Se Kyung.
Bagaimanapun, kalian berdua tidak akan bisa bertahan lama.
(Menyedihakan, tapi bagi Yeon Jae itu memang kenyataan)
Yeon Jae meletakkan pot itu di rak. Ji wook mengikutinya dan memeluk Yeon Jae dari belakang. Maafkan aku. Benar..benar minta maaf.
Yeon Jae menangis.
Se Kyung hanya ingin membantu Ji wook. Ji Wook kesal, aku sudah memutuskan pertunangan denganmu.
Se Kyung : Bukankah kau memintaku untuk hidup dengan caraku sendiri? Jadi, aku juga tidak akan mendengar ayahku dan hidup untuk hidupku sendiri.
Se Kyung belum melepaskan Ji wook, kita akan sering bertemu nanti. Se Kyung pergi.
Yeon Jae menemukan gambar yang mirip dengan deskripsi Ji wook lalu telp seseorang.
Yeon Jae mengantar Ji wook ke lokasi itu. Yeon Jae sendiri yang menyetir mobil. Yeon Jae ingin melakukannya untuk Ji Wook.
Ji Wook heran, aku sudah mencarinya selama 10 th, apa kau pikir kau bisa menemukannya?
Yeon Jae : Aku kerja di bagian logistik selama lebih dari 10 th. Coba kau mempercayaiku kali ini.
Katamu, kau bisa melihat sekolah dari jalan, tapi mereka bilang sudah tidak ada lagi karena bencana 7th lalu, jadi lingkungan sekitarnya mungkin berubah.
Yeon Jae menunjuk sebuah pohon, tapi pohon itu tidak berubah dan katanya sudah berusia 200th lebih.
Ji Wook menemukan kotak yang dikubur ibunya. Ia janji menggalinya saat usia 20th tapi tidak bisa menemukannya. Sedangkan ibunya yang tahu lokasi ini sudah meninggal.
Ji wook membuka kotaknya dan menemukan macam2 barang, salah satunya adalah surat dari ibu. Ji wook menangis.
Ji wook cerita tentang kehidupannya dengan ibu. Mereka harus pindah2 karena penagih hutang. Ibu Ji Wook kerja di pertanian membantu tetangga, tapi mereka sering kesulitan makan, dan kami tidak bisa menghubungi ayah. Itulah mengapa aku sangat membencinya.
Satu hari, setelah 3 th tanpa berita, ayah tiba2 mencari kami. Kami pindah ke apartemen besar di selatan Kangnam. Kukira kami akan bahagia, tapi ternyata tidak seperti itu. Ayah selalu menggunakan pekerjaan sebagai alasan dan tidak pernah pulang ke rumah. Hanya ada ibu dan aku.
Suatu hari, ibu berkata akan pergi ke pasar. Aku sibuk main game dan berkata tidak akan ikut. Itulah saat terakhir aku melihatnya. Ibu meninggal karena kecelakaan. Aku tidak pernah bisa mengatakan kalau aku mencintainya sekali saja. Dalam sekejap mata, ia pergi begitu saja. Aku tidak ingin ada orang yang meninggalkanku seperti itu lagi.
Yeon Jae merasakan sakit saat dalam perjalanan pulang. Ia mencoba minum obat sembunyi-sembunyi tapi sulit. Ji wook muncul dan mengira Yeon Jae kelelahan karena menyetir.
Yeon Jae membenarkan. Ia pergi ke toilet untuk minum obatnya.
Ji wook menemukan foto Junsu dari agenda Yeon Jae. Ia geli melihatnya. Ji Wook juga membaca daftar keinginan Yeon Jae. Tapi tidak curiga, justru tampak geli dan memikirkannya.
Ji Wook ingat salah satu keinginan Yeon Jae, hidup seperti tokoh utama dalam film dalam sehari. Yang satu ini belum dilakukan Yeon Jae, Ji wook memikirkan sesuatu.
Eun Seok : Aku akan memberikan obat penahan sakit lainnya.
Yeon Jae tidak mengerti, ia sudah minum semua obatnya. Tapi kondisinya tidak seperti dulu lagi, aku merasa sangat tidak enak. Apa mungkin..kondisiku memburuk? Katakan yang sebenarnya. Apa kondisiku memburuk?
Eun Seok mau tidak mau harus memberi tahu Yeon Jae, kalau kankernya sudah menyebar, jadi kau akan merasakan sakit lebih lagi.
Eun Seok : Pertama, kita harus menyusun rencana pengobatan baru untukmu.
Yeon Jae : Apa aku bisa hidup 5 bulan lagi?
Eun Seok diam saja. Yeon Jae tanya lagi, apa aku bisa bertahan 5 bulan lagi?
Eun Seok berkata saat ini yang paling penting adalah menjalankan pengobatan.
Yeon Jae memberanikan diri tanya pada Ibu, apa yang dirasakannya saat mendengar Ayah sakit kanker.
Ibu heran, kau sudah tahu kan, kenapa kau tanya? Yeon Jae hanya ingin tahu karena perasaan-nya tidak sama menanggapi masalah itu.
Ibu : Aku sangat ketakutan, tahu bahwa orang yang kucintai bisapergi kapan saja. Itu adalah hal yang paling menakutkan yang bisa terjadi.
Melihatnya semakin melemah, seperti memakukan paku ke jantungku. Setiap hari, paku itu menancap semakin dalam 1 cm. Jangan menganggapnya bercanda, kau harus bertemu seseorang yang sehat. Jika kau menikah, paling baik kalau menua bersama, ya kan?
Yeon Jae berkata harus pergi dulu karena lupa sesuatu.
Ji Wook mengumpulkan staf wanita di kantor dan tanya seperti apa hidup bagaikan tokoh utama film. Nam berkata adegan Film Pretty Woman, saat RG memberikan kartu kredit pada manager toko untuk membayar baju2 untuk JR. Itu impian semua wanita.
Gadis lain mengatakan, saat tokoh utama wanita dicintai dua pria. Ji wook tidak menyukai ide itu.
Hye Won heran kenapa Ji Wook menanyakan ini. Ji Wook berkata ia sedang merancang paket wisata dan ini mungkin bisa membantu.
Yeon Jae naik bis dan ingat kata2 Ji Wook. Ia sampai lupa turun dari bis.
Hye Won : Tidak, keluarganya dalam kesulitan. Satu keluarga besar hidup bersama dalam rumah kontrakan kecil. Dan..gajinya sangat kecil.
Yeon Jae : Kalau begitu kau tolak saja.
Hye Won kesal, bagaimana bisa semudah itu? Ini pertama kalinya aku dilamar seumur hidupku. Pria yang begitu mencintaiku seperti ini mungkin tidak akan muncul lagi di masa mendatang.
Yeon Jae : Kalau begitu menikah saja dengannya.
Hye Won : Lee Yeon Jae, apa katamu? Hanya karena ini bukan masalahmu, bagaimana kau bisa mengatakan hal tidak bertanggung jawab seperti ini?
Jika ini kau, apa kau setuju?
Yeon Jae : Sejujurnya, bukankah posisimu sama? Kau sudah tua dengan gaji yang begitu rendah, ya kan?
Hye Won marah, kata2mu terlalu kasar. Kau berkencan dengan pria seperti Direktur. Jadi maksudmu, aku harus puas dengan pria seperti ini?
Yeon Jae juga marah: Sejujurnya aku iri denganmu, bisa bertemu pria seperti Direktur. Tapi tidak ada yang bisa kulakukan, aku tidak bisa menikah dan memiliki anak dengannya. Seperti apapun masa depan itu, rasanya seperti mimpi bagiku. Bukankah kau terlalu kejam?
Yeon Jae pergi. Hye Won mengejarnya, ia minta maaf dan menangis, aku tidak mempertimbangkan itu, aku minta maaf.
Aku tidak pernah mengira..aku terpesona oleh cinta. Apa yang akan terjadi padanya kalau aku mati nanti? Aku tidak memikirkan itu. Apa yang harus kulakukan sekarang?
Yeon Jae pergi sambil menangis.
Yeon Jae berlutut, Eun Seok-ah..kau seorang dokter..tolong bantu aku. tolong selamatkan aku.
Eun Seok berlutut dan hanya bisa menepuk-nepuk bahu Yeon Jae.
Eun Seok mengantar Yeon Jae pulang dan minta Yeon Jae jujur saja kepada Ji Wook.
Yeon Jae menolak, lebih baik tidak. Bagaimanapun kami akan putus. Terima kasih karena sudah mengantarku pulang, kita ketemu di RS.
Ji wook menunggu Yeon Jae di depan rumah. Yeon Jae tampil dengan manis sore itu, mengenakan bajunya yang paling bagus dengan dandanan rapi.
Ji wook berkata ia punya hadiah. Yeon Jae heran, apa itu?
Ji Wook dengan bangga : Aku! haha..dia memberikan dirinya sendiri.
Yeon Jae dan Ji Wook jalan2 sambil makan ice cream.
Aku ingin membeli banyak baju. Ji Wook memberikan kartu kreditnya ke manager yang tampak membelalak-kan mata.
Ji Wook memotongnya, ia berkata ada yang kurang dari baju itu. Ji wook sengaja jalan mundur seolah ingin melihat baju itu lebih jelas, tapi sebenarnya ia sengaja menyenggol mawar merah satu kotak penuh di stand penjual bunga.
Jadi saat penjualnya datang, Ji wook buru2 minta maaf dan membeli semuanya sebagai ganti rugi hehe..padahal memang sengaja ingin membelinya.
Yeon Jae sudah tahu sejak tadi. Ji Wook menghadapkan wajah Yeon jae ke arahnya dan menciumnya. Yeon Jae menangis.
Kau harus selalu ada di sisiku.
Yeon Jae menolaknya, aku tidak bisa. Aku tidak ingin bertemu denganmu lagi. Ji Wook terkejut, kenapa tiba2 seperti ini, apa karena ayahku?
Yeon Jae membenarkan dan berkata sangat terhina jadi aku harus memikirkannya lagi. Aku sangat terhina dan merasa aku tidak perlu bertemu denganmu lagi.
Ji wook : Apa ini yang ingin kau katakan?
Yeon Jae : Ya.
Ji Wook : Apa kau pikir kau tidak terlalu kejam?
Yeon Jae : Kata-kata ini memang selalu kejam. Aku tidak ingin terbebani, kau memutuskan pertunangan, bukan karena aku tapi karena dirimu sendiri, itu yang kau katakan.
Yeon Jae jalan pergi. Ji wook menyusulnya dan membujuk Yeon Jae, aku akan membujuk ayahku.
Yeon Jae menolak. Ji wook sampai berkata, ia tidak tahu apa yang ia lakukan sampai membuat Yeon jae sakit hati, tapi ia akan minta maaf, aku minta maaf.
Yeon Jae memanggil taksi. Ji wook mengerti, ia minta Yeon Jae pulang dan istirahat, tapi ketemu lagi nanti untuk bicara. Yeon Jae tidak mau.
Yeon Jae menyuruh sopir ke RS. Ia baru menangis dalam taksi.
Yeon Jae menjatuhkan mawarnya dan pingsan.
Ji wook tidak bisa menghubungi Yeon jae. Ji wook pergi ke rumah dan bertemu Ibu. Ibu heran, kau siapa? Apa ingin bertemu kakek? Ji Wook menanyakan Yeon Jae.
Ibu : Omo..aku ibu Lee Yeon Jae.
Ji wook tanya apa Yeon Jae di rumah. Ibu berkata Yeon Jae melakukan perjalanan bisnis. Ji Wook heran, perjalanan bisnis?
Ji wook mengerti dan ia berkata akan datang lagi lain waktu.
Ibu tampak gembira, kalau itu pacar Yeon Jae berarti bagus.
Ji wook tanya ke Noh, apa kau memberikan Lee Yeon Jae tugas lagi?
Noh heran, tidak.
Ji Wook tanya Hye Won, apa kau tahu dimana Lee Yeon Jae? Hye Won berkata tidak tahu, mereka jarang kontak akhir2 ini.
Hye Won keluar dan telp Yeon Jae, ia berkata kalau Ji Wook menanyakan Yeon Jae. Aku pikir aku bisa mati karena tegang. Yeon Jae bagaimana kondisi tubuhmu? apa kau kesakitan? baiklah aku akan segera kesana.
Ji wook mendengar Hye Won akan menemui Yeon Jae. Diam-diam ia mengikuti Hye Won.
Ji wook jalan ke depan kamar dan tertegun membaca nama pasien : Lee Yeon Jae.
Eun Seok muncul dan melihat Ji wook. Kang Ji Wook!
SOAW [1], [2], [3], [4], [5], [6], [7], [8], [9]
No comments:
Post a Comment