Ternyata Putra Mahkota Yi Gak sudah pulang ke Joseon. Yi Gak duduk dan tubuhnya masih diliputi sinar aneh seperti pertama kali ia mendarat di Seoul.
Yi Gak membuka matanya dan terkejut dengan kondisi di sekelilingnya. Orang2 mulai melihat ke dalam kandang dengan aneh.
Yi Gak dan Chi San sepakat berpisah di ujung jalan. Polisi juga membagi pasukannya dan tetap mengejar mereka.
Yi Gak bersembunyi dan berhasil lolos dari polisi. Ia jalan mencari Chi San. Yi Gak kaget bukan main saat melihat Chi San terbaring di jalan dan ada merah2 di dekat bibirnya.
Chi San hanya bergumam lemah, Yang Mulia...
Yi Gak teriak, bagaimana kau bisa pergi seperti ini?!
Yi Gak : Itu saus?
Yi Gak sebal, ia melepaskan kepala Chi San. Lalu berdiri.
Yi gak mengajak Chi San segera kembali ke istana. Chi San kesal, Yang Mulia, jika kita kembali ke istana dengan baju seperti ini, kita pasti akan diseret ke penjara.
Chi San menunjukkan sendalnya yang hilang sebelah, sehingga ia harus pakai daun untuk alas kaki haha..
Chi San mengiyakan dan keduanya langsung mendatangi mereka dengan gembira.
Yi Gak tampak gembira, kalian berdua sudah tiba dengan selamat?
Chi San heran, bagaimana kalian membeli makanan?
Man Bo menjelaskan kalau mereka memberikan permen karet pada bibi pemilik kedai sebagai ganti makanannya.
Yi Gak melihat bibi pemilik kedai asyik makan permen karet. Bibi ini mirip pemilik rumah yang rumahnya dibel oleh Park Ha + Yi Gak. Mungkin leluhurnya haha..
Yi Gak membenarkan, semua ini membuatku haus. Yi Gak ingin minum bir Man bo. Ternyata sudah habis. Yi Gak minta bir pada keduanya.
Kakak Bu Yong membenarkan. Putra Mahkota baru saja kembali ke istana, saya melihatnya dengan mata kepala sendiri dan lari kesini.
Mu Chang mengangkat wajahnya...wua..dia Tae Mu Joseon! Dengan dingin berkata kalau para pembunuh semalam pasti sudah membuat kesalahan. Aku akan pergi untuk memperbaikinya.
Yi Gak : Apa kalian semua bisa pulang dan menemui keluarga kalian?
Ketiganya mengiyakan.
Chi San : Bukankah itu bisa diduga? Dari sisi adikmu, baru satu hari dia tidak melihatmu.
Yong Seol : Ya, ini luar biasa. Kita ada di Seoul selama beberapa bulan dan mengalami banyak hal. Tapi di Joseon ternyata baru berlalu semalam.
Yi gak : Kalian tidak mengira ini semua adalah mimpi, ya kan?
Joseon 3 langsung tertawa, Man Bo berkata ini konyol! Di Seoul, kenangan tentang rumah atap Park ha Nuna benar2 sangat nyata, bagaimana ini bisa disebut mimpi?
Chi San : Sama sekali bukan bukan mimpi. Mimpi? tentu bukan.
Man bo dkk langsung membungkuk minta maaf.
Yi Gak : Kita ada di Joseon sekarang, jadi kita harus melakukannya sesuai cara Joseon.
Ketiganya : Yang anda katakan itu benar, Yang Mulia.
Yi Gak tersenyum, lalu berkata kalau sekarang mereka akan mulai penyelidikan tentang pembunuhan Putri Mahkota dan kita akan mengadakan penyelidikan khusus tentang ini.
Joseon 3 : Baik, Yang Mulia. Pelayan anda akan mematuhi perintah anda.
Yi Gak : Bawa segera anggota keluarga Putri Mahkota ke Pengadilan.
Kita sudah tenggelam dalam kesedihan setelah kehilangan Putri Mahkota dan sekarang tiba2 mereka berpikir kita adalah pembunuh? Ada apa sebenarnya?Katakan sesuatu Tuanku.
Ayah Bu Yong hanya menghela nafas, ini akan segera berakhir. Entah aku yang akan mati, atau Putra Mahkota yang akan mati.
Yi Gak : Bangsawan Hong Man Pil. (astaga..marganya juga Hong?)
Hong : Ya, Yang Mulia.
Hong : Yang Mulia! Pelayan anda tidak mengerti alasan tindakan anda ini. Seluruh keluarga saya, karena kematian Putri Mahkota telah tenggelam dalam duka yang mendalam.
Yi Gak menoleh pada Ny. Hong, Lady Cheon Gyeong..adik Putri Mahkota...dimana Bu Yong sekarang?
Ny. Hong membungkuk, Yang Mulia..putri saya Bu Yong sekarang menderita sakit menular. Dia tidak bisa meninggalkan ruangannya saat ini dan harus tetap di dalam kamar. Saya mohon Yang Mulia mengampuni saya.
Yi Gak mengangguk, baiklah. Kalau dia sakit, aku tidak akan bisa menanyai dirinya. Sekarang, aku akan mengungkapkan kebenaran tentang pembunuhan Putri Mahkota.
Tuan Hong terlihat terkejut.
Flashback, Bu Yong bersembunyi di balik pilar dan mengintip PM Yi Gak dari jauh. Bu Yong memandang Yi Gak dengan mata penuh kerinduan.
Bu Yong berbalik dan jalan pergi. Tapi ia tersandung kakinya sendiri dan jatuh. Bu Yong menjatuhkan sesuatu yang seperti kotak bedak lalu menumpahkan sebagian bubuknya.
Bu Yong mengeluh dalam hati lalu ingin mencoba berdiri.
Bu Yong terkejut dan menunduk.
Bu Yong merasa malu dan ingin berdiri, Yang Mulia..saya..
Yi Gak melarangnya bergerak, aku sudah bilang jangan bergerak.
Yi Gak mengulurkan tangannya. Bu Yong tidak melihatnya, sampai Yi Gak mengetukkan sepatu di dekat Bu Yong agar Bu Yong melihat ke arahnya.
Yi gak tampak geli, apa kau jatuh lagi?
Bu Yong menunduk dan minta maaf.
Bu Yong membenarkan, Ya, Yang Mulia. Orrabeoni mengirim kotak ini untuk Putri Mahkota.
Yi Gak mengangguk, kakakmu sungguh perhatian. Oh Ya, aku memberikan teka-teki untuk kau pecahkan waktu itu. Apa yang mati tapi hidup dan hidup tapi mati?
Bu Yong berkata ia belum tahu jawabannya.
Yi Gak : Kalau kau belum memecahkannya sampai dengan besok, aku akan menang. Kau mengerti?
Bu Yong membungkuk, Ya.
Putri Mahkota langsung membuka surat itu, ayah mengirimkan surat untukku? Putri membacanya.
Bu Yong : Mereka berkata bubuk ini berasal dari Cina.
Bu Yong menciumnya, harumnya berbeda. Apa saya boleh melihatnya? Bu Yong hampir membuka kotak itu.
Putri Mahkota tiba2 teriak, jangan menyentuh kotak itu!
Bu Yong terkejut, saya minta maaf. PutriMahkota menghela nafas, tidak apa-apa, kau boleh pergi sekarang.
Bu Yong memberikan sapu tangan sulam untuk Putra Mahkota. Putri Mahkota kesal, bukankah aku sudah menyuruhmu pulang?
Bu Yong : Ya, Yang Mulia. Ayah berkata kalau anda selesai membaca surat itu, saya harus membawanya kembali.
Putri Mahkota minta Bu Yong menunggu, Putri minta lem pada dayangnya. Tapi Putri Mahkota tampak gelisah dan Bu Yong sedikit heran melihatnya.
Ayahnya menoleh dan Bu Yong membungkuk.
Lady Cheon : Saat P. Mu Chang masih berusia 3 th, ibunya Moon Cheon Bin dibuang. Bersama dengan semua keluarganya, mereka dipaksa meninggalkan istana.
Bu Yong : Lalu kenapa dia tinggal di rumah kita?
Ibunya berkata itu urusan ayah, Bu Yong tidak perlu tahu. Kau masuk dan istirahat saja. Bu Yong mengiyakan.
Bu Yong menghentikan kegiatannya, ia heran, kenapa bedak itu tidak memiliki aroma yang sama seperti bedak biasa?
Tuan Hong menulis, Bin Gung Ma Ma, hari ini adalah harinya. mulai sekarang dengar baik-baik pada kata2 ayah anda. Anda tidak boleh membuat kesalahan.
Tuan Hong minta putranya mengambil dari kamar Bu Yong.
Kakak Bu Yong pergi ke kamar adiknya, tapi Bu yong tidak di dalam dan suratnya terbuka. Kakak Bu Yong terkejut, adiknya pasti sudah membaca isi surat itu.
Kedua anak buah P.Mu mengiyakan. Sementara kakak Bu Yong pucat pasi, ia tidak percaya P.Mu tega mengatakan ini di depannya.
Bu Yong lari dengan cepat menuju istana. Ia mengingat isi surat ayahnya, Yang Mulia, saat dayang istana membawakan kesemek kering, anda harus menerimanya sendiri.
Kim Sanggung mengiyakan, saya sudah mencicipi kesemek kering dan makanan lainnya. Tidak ada masalah.
Putri Mahkota memintanya pergi. Dayang Kim membungkuk dan pergi.
Sikap Yi gak dan Putri Mahkota terlihat penuh formalitas.
<Saat dayang istana meninggalkan ruangan, alihkan perhatian Putra Mahkota. Setelah itu taburkan bubuk arsenik dari dalam kotak ke atas kesemek kering.>
Putri Mahkota menawarkan diri menuangkan arak untuk Yi Gak. Yi Gak berkata kalau tadi Bu Yong pasti mengunjungi Putri Mahkota.
Hwa Yong mengiyakan, tapi dari mana Yang mulia tahu? Yi gak berkata ia bertemu Bu Yong tadi, dia terjatuh dan menumpahkan bedak wajah yang akan ia berikan kepadamu.
Bu Yong sudah tiba di istana Putra Mahkota, ia berlari ke arah kamar Putra Mahkota.
Yi Gak mengulurkan tangan mengambil kesemek itu dan Hwa Yong menahan nafasnya. Tiba2 dayang mengumumkan, Yang Mulia! Adik perempuan Putri Mahkota Bu yong, memohon menemui anda.
Hwa Yong terkejut sekali. Yi Gak heran, kenapa adik ipar datang berkunjung malam-malam seperti ini?
Yi gak : Baik, Bu Yong, kenapa kau datang ke sini malam-malam seperti ini?
Bu Yong : Yang Mulia, saya terlalu berani. Tapi saya datang malam-malam seperti ini karena saya harus mengatakan sesuatu yang sangat penting kepada anda.
Bu Yong tidak mau beranjak.
Putri Mahkota terlihat tegang, ia melihat dengan kesal ke arah adiknya. Bu Yong melirik Hwa Yong sekilas, lalu menjawab kalau ia sudah memecahkan teka tekinya.
Bu Yong membenarkan. Yi Gak mengerti, kalau Bu Yong tidak berhasil memecahkannya sampai dengan besok, maka ia akan menang. Baiklah, kita dengar jawabanmu. Apa yang mati tapi hidup dan hidup tapi mati?
Yi Gak tertegun lalu memejamkan matanya. Putri Mahkota langsung memarahi adiknya, Bu Yong, bagaimana bisa jawabannya adalah namamu sendiri? Jangan main-main disini. Kau seharusnya segera kembali dan pulang ke rumah.
Yi Gak membuka matanya, Bin Gung, kita dengar dulu apa alasannya. Kenapa jawabannya adalah Bu Yong?
Bu Yong : Bu Yong adalah nama lain bunga teratai, bunga yang mekar di dalam kolam, benar kan?
Yi Gak : Benar. Orang-orang menyebut bunga teratai dengan nama Bu Yong juga. Jadi?
Bu Yong : Semua yang hidup akan dikubur di dalam tanah kalau sudah mati.
Yi Gak membenarkan.
Bu Yong : Bunga teratai harus mati dan dikubur dalam lumpur, sebelum bisa kembali sebagai bunga. Jadi, ini mati tapi hidup, inilah artinya.
Agar tetap hidup, bunga itu harus mati dan meninggalkan bijinya di tanah. Hidup tapi mati.
Apa yang mati tapi hidup dan hidup tapi mati adalah Bu Yong.
Yi Gak : Hanya itu?
Bu Yong : Lagipula, lambang Budha untuk reinkarnasi juga adalah bunga teratai.
Putri Mahkota minta Bu Yong segera pulang kalau ia sudah selesai.
Yi Gak heran, maksudmu sekarang juga? di jam selarut ini?
Bu Yong tampak kurang sopan, tapi ia tidak peduli. Yang Mulia, sebagai hadiah saya, tolong ijinkan saya mendapatkan kesemek kering itu/kotkam.
Putri Mahkota terkejut mendengarnya dan tampak syok.
Yi Gak : Aku menjanjikan hadiah besar untukmu, apa kesemek kering ini akan cukup?
(arti lain : Yang Mulia adalah hadiah yang paling berharga untuk saya, jika saya bisa mati demi Yang Mulia, itu cukup. Asal Yang Mulia selamat dan hidup, meskipun saya mati, saya akan tetap hidup ...that's Bu Yong.)
Yi Gak geli, adik ipar sungguh mengejutkan, baiklah karena kau mampu memecahkan teka-tekinya, kau bisa memakan kesemek kering ini sebanyak yang kau inginkan.
Bu Yong membungkuk, terima kasih atas hadiah anda, Yang Mulia.
Putri Mahkota tampak cemas, ia tidak bisa mencegah adiknya makan buah beracun karena akan menyebabkan semua keluarganya dipenggal.
Bu Yong terus memakannya sampai hanya tinggal tiga biji saja di piring. Bu Yong susah payah menahan reaksi racunnya.
(Yang membuatku heran, di ep awal, Yi Gak dan anak buahnya sudah curiga kalau Putri Mahkota diracun melalui kesemek kering itu, tapi kenapa Yi gak tidak menyelidiki apa Bu Yong juga keracunan, karena bukankah ia sendiri melihat kalau yang makan buah kesemek dalam jumlah banyak adalah Bu Yong? Apa karena terlalu sedih, jadi Yi Gak lupa kali ya.)
Putri Mahkota memalingkan wajahnya.
Bu Yong : Aku tidak apa-apa.
Mereka mencemaskan Bu yong, jika Nona tidak enak badan, apa kami bisa memanggilkan orang untuk membantu Nona?
Bu Yong menolaknya, tapi ia pesan, jika Putri Mahkota mencariku nanti, tolong katakan kalau aku akan menunggu di Paviliun Bu Yong.
Mereka heran, apa mungkin Putri Mahkota mencari Bu Yong di malam selarut ini. Bu Yong menambahkan, itu kalau Yang Mulia mencariku. Mereka mengerti.
Bu Yong susah payah jalan menuju kolam. Ia perlahan menyeberangi jembatan menuju paviliun.
Hwa Yong : Kau sudah merusak segalanya!
Bu Yong memandang Putri Mahkota dengan pandangan memohon, Eonni..
Putri Mahkota : Kau..
Saat mereka menemukan racun itu, keluarga kita akan dicurigai dan dieksekusi. Eonni..anda juga akan kehilangan nyawa juga.
Bu Yong : Saya akan mengenakan baju anda. Jika saya tenggelam dalam kolam teratai, mereka akan berpikir kalau Putri Mahkota meninggal karena tenggelam. Tidak ada yang akan mencurigai ini sebagai percobaan meracuni Putra Mahkota. Dengan begitu, kakak dan keluarga kita bisa hidup.
Jika kakak turun dari posisi Putri Mahkota, maka ayah tidak akan berani berpikir untuk membunuh Putra Mahkota lagi. Dengan cara itu, kita juga bisa melindungi Putra Mahkota.
Hwa Yong tampak bimbang. Bu Yong mendesaknya, eonni, kita tidak punya banyak waktu. Cepat!
Akhirnya keduanya mulai membuka baju mereka dan siap tukar baju.
(Aku pernah memikirkan proses ini di komen ep 2, tapi sama sekali tidak berpikir kalau Bu Yong sendiri yang mengusulkan pertukaran baju ini, aku tidak berpikir ayah Bu Yong ingin membunuh Yi Gak. Bukan Putri Mahkota sasaran pembunuhannya, tapi Yi Gak.)
Tidak lama, Putri Mahkota yang sudah bertukar baju dengan Bu Yong lari keluar dari paviliun, ia menahan tangis karena sadar adiknya akan meninggal sebentar lagi.
(Sekarang aku mengerti kenapa sejak awal, Tuan Hong ingin anaknya yang kedua jadi Putri Mahkota. Karena Tuan Hong pasti ingin menjodohkan Hwa Yong dengan P. Mu Chang. Sejak awal, Tuan Hong sepertinya sudah berniat menjatuhkan Putra Mahkota. )
Yi Gak menatap tajam Tuan Hong, Bangsawan Hong, kenapa kau tidak menjawabku?
Tuan Hong menyangkalnya, Yang Mulia, apa yang sudah anda katakan tentang orang yang jatuh ke dalam kolam dan tenggelam adalah Bu Yong dan bukannya Putri Mahkota, itu adalah omong kosong.
Yi Gak marah, Lady Cheon Gyeong, apa kau melihat Bu Yong di rumah hari ini?
Lady Cheon : Yang Mulia, putri saya terkena penyakit menular, jadi dia telah mengunci pintu dan tetap di kamarnya.
Yi Gak tanya lagi, apa kau yakin kalau itu Bu Yong?
Lady Cheon tampak bingung.
Yi Gak marah, ia berseru : Sekarang, kita akan memeriksa kediaman mereka. Segera kepung!
Petugas mengiyakan dan segera bergerak.
Pasukan Yi gak bergerak dan mencari ke seluruh penjuru rumah keluarga Hong.
Ia membawa Putri Mahkota menghadap Yi Gak.
Yi Gak berhadapan lagi dengan Tae Mu di Joseon, dan yang satu ini lebih buas. Yi Gak sampai terjatuh. Man Bo dan Chi San ketakutan, Yang mulia!
Putri Mahkota diam saja. Yi Gak akhirnya mengulurkan tangan membuka sendiri cadar Putri Mahkota.
Yi Gak murka, ia teriak : Bagaimana orang seperti dirimu bisa menjadi Putri Mahkota negeri ini?
Hwa Yong masih memohon agar Yi Gak menyelamatkan nyawanya.
Yi Gak merasa sakit hati dan dikhianati, oleh orang yang ia pikir mencintainya. Yi Gak pasti kesal, karena berduka untuk orang yang salah.
Yi Gak mengeluarkan liontin kalung hadiah dari Park Ha, sekarang ada lubang di tengah liontin.
Dia berkonspirasi dengan Hong Man Pil untuk membunuhku agar ia bisa menjadi Raja. P. Mu Chang, aku menghukummu dengan hukuman pancung juga.
Kedua ibu dan anak juga pantas mendapat hukuman mati dengan cara dipancung. Tapi demi Bu Yong, aku akan mengampuni kalian.
Joseon 3 dan pasukan : Baik, Yang Mulia!
Yi Gak membukanya, itu surat terakhir Bu Yong : Yang Mulia, jika anda membaca surat ini, itu artinya anda masih hidup. Itu membuat saya, Bu Yong..sangat bahagia.
Sepanjang hidup saya, saya selalu menyayangi anda.
Yi Gak berdiri di tepi kolam, ia menangis.
Park Ha, aku sudah tiba dengan selamat. Apa kabarmu?...
Park Ha jalan-jalan ke istana. Ia jalan mendekat ke tiang itu dan membongkar batu di bawah tiang. Siapa tahu ada sesuatu. Park Ha tampak gembira karena menemukan sesuatu.
Ia menemukan tabung berisi surat dari Yi Gak.
Park Ha sibuk di cafe jus-nya. Ia melayani pelanggan demi pelanggan.
"Aku hanya bisa membayangkan kehidupanmu, tapi aku tidak bisa mengulurkan tanganku untuk menyentuhmu. Aku merindukanmu seperti hampir mati rasanya, Park Ha. Aku ingin mendengar suaramu. Aku ingin menyentuhmu."
Park Ha terus memikirkan surat Yi Gak sambil melayani pembeli.
"Jika aku bisa menemuimu lagi setelah aku mati, aku berharap aku bisa mati saat ini."
Park Ha masih melamun dan tidak menyadarinya.
Tae Yong mengulang pesanannya, satu jus apel.
Park Ha masih memikirkan surat Yi Gak, "Aku seharusnya mengatakan kalau aku mencintaimu lebih sering sebelum aku harus pergi.
Park Ha, aku mencintaimu. Aku sangat merindukan wajah tersenyum-mu, aku merasa seperti akan gila. Kumohon jaga dirimu. Kumohon, kau harus sehat."
Park Ha menyelesaikan jus-nya dan menerima uang Tae yong. Terima kasih. Ia sama sekali tidak mengangkat wajahnya.
Tae Yong menerima jus lalu jalan keluar. Tae Yong cengar-cengir sendiri. Sepertinya langsung jatuh hati lagi pada Park Ha.
Di Joseon, ada antrian panjang. Mereka antri untuk membeli Omurice Park Ha.
Man Bo mencatat pesanan, dua omurice! Mereka mendapatkan banyak uang. Yong Seol yang memasak, pintar juga dia.
Chi San : Kau mulai lagi.
Man bo : Apa maksudmu, aku mulai lagi? Kau seharusnya mendengar kalau ada orang yang bicara. Berapa kali aku harus mengatakannya padamu, kalau saus adalah bagian yang paling penting!
Chi San tidak peduli dan tetap menari sambil mendengarkan musik lewat earphone-nya. Pertanyaanku, gimana cara Chi San charge baterainya?
Yong Seol harus membuka ear-phone Chi San dan teriak, sudah waktunya melakukan pengiriman!
Chi San : Baik, ayo pergi.
Yi Gak : Kenapa kalian terlambat sekali?
Mereka membawakan omurice untuk Yi Gak.
Chi San mengeluh, kalau anda ada waktu, anda seharusnya langsung datang dan makan disana. Kami sangat lelah.
Man bo : Dan juga, tolong bayar tagihannya sekarang. (Haha..Yi Gak tidak pernah bayar kalau minta dibuatkan omurice. Man Bo benar2 business-minded)
Yi Gak : Aku tidak punya uang. (Ha?yang bener aja...bukankah Joseon adalah miliknya?)
Man Bo, Chi San dan Yong Seol makan omurice mereka di bawah meja. Ketiganya makan seperti saat pertama kali mendarat di Seoul waktu itu. Yi Gak tersenyum geli melihatnya.
Man Bo, Chi San, Yong seol terkejut melihatnya, Yang mulia..
Yi gak berkata ini karena omurice-nya terlalu enak.
Yi Gak mengambil satu, begitu pula yang lain. Yong Seol langsung mengunyah begitu saja permen Park Ha itu, membuat yang lain marah kepadanya.
Haha..ini kebalikan dari waktu Yi Gak kesal dan memberikan permen Park ha untuk dikunyah sementara Yong Seol cuma mengulumnya.
Yi Gak : Rasa manisnya benar-benar enak.
Park Ha pergi ke toko dan terkejut karena ada kartu pos diselipkan di pintu toko.
Ada pesan : Temui aku di Menara Seoul Utara jam 5 sore.
RP [1], [2], [3], [4], [5], [6], [7], [8], [9], [10], [11], [12], [13], [14], [15], [16], [17], [18], [19]
Sepertinya drama ini parodinya Dong Yi. Ibu kandung Yi Gak yang dihukum minum racun dan Ibu P. Mu Chang yang diusir keluar istana, mirip2. Tapi tetap ini fiksi, tidak ada hubungannya dengan Dong yi hehe.
Yang penting sebenarnya cinta Yi Gak dan Park Ha, yang biarpun sudah ratusan tahun, mereka akan tetap saling mengenali dan saling menemukan.
Tae Yong mungkin memang bukan Yi Gak, tapi Park Ha menemukan Yi Gak dalam diri Tae Yong. Sebenarnya kasihan juga Tae Yong, sampai Park Ha bisa melihatnya sebagai Tae Yong dan bukan Yi Gak, ia masih harus menunggu.
Aku tidak percaya reinkarnasi, tapi idenya memang membuat kisah ini lebih menyentuh.
Kunci semuanya ada dalam Bu Yong, karena kematian-nya, hidup Bu Yong jadi berarti.
Love this drama so much, semoga diputar di TV lokal..and thank's for reading!
Ji Min : Aku juga...
dengan tujuan berbeda pastinya hahaha...