"Ini memalukan tapi aku belum makan apapun selama beberapa hari. Tolong ketuk pintu jika kau punya nasi matang dan kimchi untuk dibagi".
Itu adalah pesan yang tergantung di pintu kamar apartemen Sutradara Film pendek dan juga penulis skenario Choi Ko Eun, yang ditemukan meninggal dunia oleh tetangganya.
Choi Ko Eun, 32 th (my God, hanya 3 tahun lebih muda dari aku sigh..) meninggal dunia setelah menderita sakit kronis dan kesulitan keuangan. Di tengah kehidupan selebriti Korea yang glamor ada juga cerita seperti ini ya.
Choi Ko Eun, Sutradara "Passionate Sonata" (2006) ditemukan sudah meninggal dunia oleh tetangganya 29 Jan 2011. Di rumahnya di Anyang, Propinsi Gyeonggi. Mayatnya sudah dikremasi tgl. 1 Feb 2011.
Kematiannya menarik simpati dan membuat kegoncangan di internet (khususnya Korea), ratusan netizen mengucapkan bela sungkawa atas kematiannya.
Menurut Kepolisian Anyang, Choi sudah menderita hyperthyroid dan sakit pankreas tapi tidak mendapat perawatan yang memadai (karena kesulitan keuangan). Polisi juga menduga dia sudah tidak makan selama beberapa hari sebelum meninggal, yang memicu kematiannya.
"Ketika kami masuk ke rumahnya, dia sangat kurus. Kami menduga dia kelaparan sampai mati, khususnya menderita penyakit kronis. Tapi penyebab kematian yang lebih akurat akan dikonfirmasikan setelah hasil otopsi keluar dalam 3 minggu", kata seorang polisi.
Atas berita tragis ini, industri film resmi dan pengguna internet menulis pesan duka cita dalam blog mereka. Mereka berkata kematian Choi mengungkapkan kondisi kerja yang menyedihkan dalam industri film.
Aktris Kim Yeo Jin menulis dalam Twitternya : "Ia lebih muda dariku. Dia kelaparan sampai mati dalam ruangan yang dingin. Aku tidak bisa melakukan apapun kecuali menangis. Bagaimana ini bisa terjadi?"
Choi Ko Eun membuat debutnya dengan "Passionate Sonata" tahun 2006, yang membuat namanya mulai dikenal dalam Short Award (Festival Film Pendek Asiana ke-4 ). Setelah lulus dari Universitas Nasional Korea jurusan Seni th 2007, dia bekerja juga sebagai penulis skenario.
Notes :
Ini benar2 tragis. Dia lulusan Universitas dan meninggal karena kelaparan. Intinya, kita harus mulai berbagi, mulai buka mata lebar-lebar, terutama orang di sekitar kita, our neighborhood dulu. Siapa yang perlu bantuan kita.
Akhir Jan di Korea, pasti dingin sekali, herannya kenapa tidak ada tetangga yang menemukannya sebelum meninggal. Ketidakpedulian, mungkin itu sebabnya.
Sharing itu tidak sulit, dan tidak perlu habis pesta baru bagi-bagi, beras sekilo atau roti 1, 2 biji itu sangat berarti buat orang yang benar2 membutuhkan. Ada anak-anak yang main di depan rumah kita, bagiin kue atau biskuit untuk mereka juga tidak masalah kan? contoh aja.
Jadi, let's start sharing, agar tidak perlu ada kejadian seperti ini disekitar kita. Tidak perlu tanya ia butuh atau tidak, kita pakai penilaian kita sendiri saja, siapa orang disekitar kita yang paling membutuhkan bantuan kita, and let's start with it.
Source : hancinema
hmmm...
ReplyDeletehidup 32 tahun seperti tidak punya keluarga atau teman...
mengingatkan kita pentingnya komunikasi, bukan sebatas komunikasi verbal, tapi hati juga.
semoga kita bisa saling menjaga..
turut berduka cita, ya ampun mungkin kurang komunikasi dengan tetangga juga kali ya uni?
ReplyDeletesubhanallah ampe segitunyhiksssssssssss
ReplyDeleteSedihnyaaa...Komunikasi itu perlu...
ReplyDeletekasian ya... :(
ReplyDeleteDuh, sedih bgt ndenger berita kya gini. Koq tetangganya jg tega, ada orang pingin minta makan krn kelaparan, gk ditolongin.
ReplyDeletekasihan banget...
ReplyDeletehumhhhh mengenaskan T.T
ReplyDeletesemoga tdak terjadi lagi...