Di dalam, diperlihatkan foto mereka saat pertama kali foto di depan apartemen lama dengan rambut masih panjang. Dan tiba2 ke-4 pria itu akan menghilang, tinggal Park Ha saja. Wow ini menakutkan. Lalu muncul lagi.
Chi San : Apa kau lihat? tanganku menembus cangkir itu, sepertinya tubuhku transparan, bisa ditembus.
Yong Seol masih bingung, waktu apa. Man Bo berkata tentang pertunangan Yang Mulia dan Sekretaris Hong yang semakin dekat, maka mereka akan segera tahu kenapa mereka datang ke jaman ini lalu bisa kembali ke Joseon.
Alasannya pasti akan segera terungkap.
Yong Seol mencemaskan Park Ha (walah...nanti kalau di Joseon jangan2 naksir Bu Yong haha), apa yang akan terjadi padanya kalau kita semua kembali?
Chi San berkata mereka hanya bisa merasa menyesal untuk Park ha, karena sudah mengalami banyak hal.
Man Bo : Kenapa dia harus menyukai Yang Mulia?
(Astaga Man Bo, itulah jawabannya. Yi Gak memang seharusnya dengan Bu Yong. Jadi di jaman ini, Se Na sebenarnya hanya dimanfaatkan saja oleh Yi Gak.)
Park Ha : Sampai kau merasa muak dengannya, aku akan memastikan kau makan omurice sesering mungkin.
Yi Gak hanya diam saja.
Apa yang harus kau lakukan dengan Chi San, Yong Seol dan Man Bo. Kepalamu pasti sakit dan pundakmu pasti terasa berat tapi ini adalah takdir. Kau harus bertunangan. Itu adalah yang terbaik yang harus dilakukan.
Park Ha berbalik dan menangis sambil jalan masuk ke rumah.
Tapi Park Ha tetap ingin pergi, karena akan terlihat aneh kalau ia tetap tinggal di apartemen atap ini.
Yi Gak murka, ia minta Park ha pergi jauh2 saja, agar ia tidak bisa melihatnya.
Park Ha kesal, kalau tahu seperti ini seharusnya dulu Yi Gak tidak menghalanginya kembali ke AS. Yi Gak berkata ia juga menyesalinya.
Park Ha : Oh, jadi kepalamu sakit karena aku.
Yi Gak : Ya, kepalaku sakit karena dirimu!
Park Ha berkata kalau begitu, jika ia pergi maka semua akan jadi lebih baik. Yi Gak kesal dan mengiyakan, ya pasti akan jadi lebih baik kalau kau ke AS, jadi aku tidak perlu melihatmu dan merasa tersiksa.
Park Ha : Kau benar2 tidak bisa mengubah kebiasaan melakukan segala sesuatu sesukamu, ya kan?
Park Ha pergi. Yi Gak teriak, memangnya siapa yang berbuat semaunya?!
Tae Mu akan mengurus Tae Yong.
Se Na heran kenapa Tae Mu terburu-buru. Tae Mu ingin menyingkirkan Park Ha sebelum Presdir Jang datang lagi ke Korea. Apa kau ingin semua harta Jang jatuh ke tangan Park Ha?
Se Na cemas, bagaimana kalau Presdir Jang menemukan Park Ha lebih dulu.
Tae Mu yakin, kalau Park ha tidak di Korea maka Jang juga tidak bisa menemukannya, apapun yang terjadi kau harus mengirimnya ke AS.
Se Na berkata ia belum setuju melakukan perintah Tae Mu, kenapa kau menunjukkan semua kartumu kepadaku?
Tae Mu tahu karakter Se Na, paling tidak aku tidak memanfaatkanmu, ini demi kebaikanmu sendiri, jadi percayalah padaku.
Yong Seol, Chi San dan Man Bo tos, mereka gembira sekali karena proyeknya sukses.
Tae Mu dan asisten Hwang melihat dengan kesal, Hwang heran bagaimana mereka melakukannya, telp yang masuk jumlahnya tidak main2, padahal ia sudah menghalangi semua produk mereka.
Hwang tidak menyangka kalau mereka akan kembali ke produk semula.
Se Na minta hadiah, yaitu waktu Yi Gak sehari ini, karena kau sakit waktu itu dan kita tidak bisa pergi memilih cincin pertunangan, jadi kita pergi saja sekarang.
Se Na akan memilih desainnya dengan Nenek dan Yi gak hanya perlu diukur jarinya saja. Tapi Yi Gak minta maaf, Se Na pasti bisa melakukannya sendiri.
Se Na : Tapi itu cincin pertunangan kita.
Yi Gak : Apa saja tidak masalah bagiku.
Se Na melihat semuanya dengan perasaan kesal.
Se Na melihat dokumen itu dan ternyata itu kontrak apartemen baru untuk Park ha.
Chi San minta maaf karena membuat Park Ha mengalami kesulitan, kami merasa menyesal. Chi San pergi.
Se Na menukar isi amplopnya dengan tiket pesawat.
Lalu saat Yi Gak telp dan berkata sudah memutuskan mengenai masalah Park Ha. Park Ha salah paham, ia mengira Yi Gak memutuskan mengusirnya pergi.
Sementara Yi Gak mondar mandir di apartemen baru Park Ha dan bingung karena Park Ha tidak mengangkat telp-nya.
Man Bo tanpa sengaja bertabrakan dengan Mimi saat turun dari apartemen. Man Bo melihat sebuah alamat, ia berkesimpulan itu adalah lokasi pekerjaan Park Ha yang baru. Tapi Mimi tidak mau mengatakannya.
Man Bo segera menghafal alamat itu.
Park Ha benar-benar pergi. Yi Gak tersinggung dan tidak ingin mendengar nama Park ha disebut2. Chi San cemas, tapi ini sudah beberapa hari. Dia bukan orang yang akan pergi tanpa pamit, bagaimana jika terjadi sesuatu padanya.
Yong Seol masuk dengan permen mint, Yang Mulia..Park Ha (permen mint)..
Tapi Yi Gak langsung murka, awas jika kau menyebut nama Park Ha lagi. Jika kau menyebut nama itu sekali lagi, aku akan menjahit mulutmu!
Manager Pyo menyukai ide baru mereka tentang paket liburan. Ide yang lumayan. Pyo minta mereka mencari perjalanan yang bisa dinikmati setiap orang, mau keluarga, pasangan, sahabat mereka bisa pergi bersama.
Chi San menyebut nama2 lokasi yang biasa menjadi tujuan wisata, Jejudo, Nam Hae, Gangneung, Jinan.
Man bo langsung berseru, Jinan! Karena Jinan itu tempat Park Ha.
Yi Gak tidak setuju. Jejudo adalah the ultimate destination di Korea ini dengan pantai2nya.
Man bo tetap berkeras harus ke Jinan, karena ini merupakan lokasi terbaik untuk menikmati bunga ceri yang sedang mekar.
Manager Pyo setuju, di Jinan adalah tempat dimana kau bisa menikmati bunga ceri terakhir sebelum bunga2 itu berguguran. Ia minta Yi Gak pergi ke sana sendiri.
Yi Gak akhirnya setuju dan Man Bo tampak puas.
Park ha diperintah mengantar seorang klien VIP dari Seoul dan nama baik perusahaan travel ini tergantung pada Park ha hari ini. Park Ha mengerti dan janji akan melakukan yang terbaik.
Park Ha mendekati tamu VIP itu dan mengenalkan diri dengan ramah. Yi Gak memunggungi Park Ha. Yi Gak berbalik dan berkata, aku dari home shopping, Ketua Tim Yong Tae Yong.
Park ha terkejut, tapi ia bisa mengendalikan diri. Ya, Ketua tim Yong Tae Yong, mohon bimbingan anda.
Keduanya debat, siapa yang lebih berhak mohon bimbingan. Yi Gak akhirnya setuju dan menunggu Park Ha membukakan pintu untuknya.
Park Ha berkata itu cuma legenda dan ia tidak tahu yang sebenarnya.
Park Ha kesal, bagaimana aku tahu karena pohon2 itu ditanam ratusan tahun lalu sebelum aku lahir.
Yi gak telp boss Park Ha dan mengeluh. Park Ha kena marah boss, membuatnya terpaksa minta maaf pada Yi Gak. Yi Gak senang.
Yi Gak tidak dengar, kau bilang apa barusan? Park Ha berkata bukan apa-apa.
Yi Gak meminta Park Ha naik dan mengambilkan beberapa foto untuknya. Park ha tidak tahan lagi, ia mengepalkan tangan.
Park ha bersikap seolah akan melakukan perintah Yi Gak, tapi ia pura2 terkilir dan telp ke kantor untuk minta pengganti. Yi Gak tahu Park ha hanya pura2 untuk menghindarinya.
Manager memberi kode agar Park Ha menuangkan soju untuk Yi Gak. Yi Gak merasa kikuk dan mencoba mencari alasan untuk pergi, tapi pihak perusahaan menahannya dan memaksanya ikut makan.
Park ha mau tidak mau harus menuang soju untuk Yi Gak, apalagi ia adalah karyawan paling baru di perusahaan itu. Yi gak menerima soju dari Park Ha. Park ha juga menuang soju untuk dirinya sendiri.
Rombongan perusahaan travel itu akhirnya pergi dan meninggalkan Park Ha beserta Yi Gak sendirian. Yi Gak menyanyikan lirik lagu yang tadi dinyanyikan Park Ha.
Yi Gak : Apa?
Park Ha : Kau yang memegang kendali, apa kau bahagia karena kau mendapatkan apapun yang kau inginkan?
Yi Gak berkata ia lelah, Yi Gak jalan pergi sambil menyanyi lagu tentang tali itu lagi. Park Ha memanggilnya, ada yang ingin kutunjukkan padamu. Ikut aku.
Park Ha mengajak Yi Gak ke kontrakannya. Ada yang harus kau lihat sendiri.
Park Ha pulang dan bertemu Nenek pemilik rumah bersama cucu lelakinya. Park Ha mengenalkan Yi Gak ke Nenek, sebagai mantan rekan kerjanya.
Yi Gak memberi salam pada Nenek, sementara anak lelaki itu, namanya Se Jun. Yi Gak berkata anak itu lucu sekali, tapi Se Jun cemberut melihat Yi Gak. Park Ha mengajak Yi Gak masuk kamarnya.
Park Ha kesal, apa kau pura2 tidak tahu? Yi Gak berkata Park Ha mabuk dan akan pergi.
Park Ha : Apa maksudmu kau tidak tahu apa yang kau berikan padaku? Padahal ada buktinya seperti ini.
Yi Gak mau pergi lagi. Park Ha minta Yi Gak mengaku saja, maka aku akan mengerti. Ini tiket pesawat yang kau berikan padaku untuk pergi ke AS.
Yi Gak bingung dan menyangkalnya, ia tidak pernah memberikan tiket pesawat untuk Park Ha. Park Ha marah, jelas2 Yi Gak memberinya tiket. Keduanya saling menyangkal dan tidak mau disalahkan.
Se Jun mendengar pertengkaran keduanya dari luar kamar. Ia tampak kesal dan menaruh poop anjing ke sepatu ked Yi Gak. Buahaha..kebayang baunya.
Yi Gak berpikir sejenak, tunggu.
Park Ha : Bukankah kau menyuruh Chi San memberikan ini padaku?
Yi Gak membenarkan, tapi isinya bukan tiket pesawat, entah bagaimana isinya tertukar.
Park Ha : Tertukar?
Yi Gak : Untuk apa aku mengirimmu ke AS? Kau masih tidak tahu itu? Apa ini alasan-nya kenapa kau menghilang? Kau tidak bisa mempercayaiku dan menyembunyikan dirimu?
Park Ha kesal, apa setelah melihat tiket itu, kau pikir aku bisa berpikir jernih. Yi Gak kesal, dasar bodoh.
Park ha : Siapa yang lebih bodoh?
Lalu ia terjatuh di pangkuan Yi Gak dan tertidur. Pinter milih bantalnya.
Yi Gak semakin terkejut, poop anjing?
Se Jun lari dan berkata jika ada orang yang menyakiti Park Ha noona, ia akan melindunginya. Oh so cute.
Yi Gak : Kenapa?
Se Jun : Karena aku menyukainya.
Yi Gak bicara sendiri, aku belajar dari anak kecil seperti dirimu.
Nenek memarahi Se Jun, kalau tidak minta maaf Se Jun tidak boleh ikut acara lomba di sekolahnya besok. Se Jun berkata ia tidak akan ikut acara itu karena dia tidak punya ayah dan ibu.
Nenek kesal : Dasar bandel.
Yi Gak menyuruh Chi San duduk dan menunjukkan amplop milik Park Ha, apa kau ingat ini. Amplop yang kuminta kau memberikannya pada Park Ha.
Chi San mengiyakan, kenapa dengannya?
Yi Gak berkata kalau isinya berbeda. Chi San terkejut, apa maksud anda, saya tidak membukanya sama sekali setelah mendapatkannya dari Yang Mulia, dan langsung memberikannya pada Park Ha.
Yi Gak : Itulah mengapa aku tanya padamu sekarang. Di satu tempat pasti amplop ini tertukar, jadi apa kau ingat sesuatu?
Chi San mengingat lagi dan berkata, saat akan pergi menemui Park Ha hari itu dengan membawa amplop ini, saya bertemu Sekretaris Hong.
Yi Gak : Sekretaris Hong?
Yi Gak bertemu Se Na dan menunjukkan amplop itu. Se Na pura2 tanya tentang amplop itu. Yi Gak mengingatkan Se Na, kudengar beberapa waktu lalu kau minum kopi dengan Do chi San.
Se Na membenarkan, tapi cuma sebentar.
Yi Gak : Ini amplop yang dibawa Chi San, apa kau tidak ingat sesuatu?
Se Na pura2 baru sadar, omo, jadi waktu itu amplopnya tertukar! Yi Gak heran, amplopnya tertukar?
Se Na : Aku heran apa yang terjadi, karena amplopnya tertukar. Tiket pesawat yang seharusnya di dalam, tidak ada.
Yi Gak : Jadi, itu yang terjadi. Isi amplopmu, adalah kontrak sebuah apartemen, ya kan?
Se Na : Ya, benar.
Yi Gak : Aku mengerti, jadi itu yang terjadi. Sekarang aku tahu.
Se Na berpikir sudah lolos dari kecurigaan Yi Gak. Tapi tiket pesawat itu kan ada nama Pak Ha. Aneh juga kenapa Yi Gak tidak curiga. Atau dia belum menyadarinya.
Tae Mu tiba di Incheon.
Setelah itu Yi Gak jalan mendekat, ia memberikan es krim untuk Park Ha dan tanya apa Park Ha punya kakak perempuan.
Park Ha tidak menanggapi. Yi Gak mengajak Park Ha menaiki sesuatu yang menyenangkan.
Aku tidak bisa menaikinya, bagaimanapun juga aku tidak bisa menaikinya. Yi Gak jalan pergi.
Yi Gak berhenti, ia tampak berpikir, lalu jalan balik ke arah Park Ha yang tersenyum geli. Hahaha..gampang banget dibujuk.
Park ha mengiyakan. Yi Gak heran, kenapa selama ini Park Ha tidak pernah menyinggung tentang kakak perempuannya.
Park Ha hanya berkata, hanya karena kau keluarga, bukan berarti kau dekat. Yi Gak memandang Park Ha. Park Ha berkata sekarang sudah waktunya naik kereta.
Park Ha geli, kau takut ya? Kau benar2 ketakutan, jangan seperti ini dan lihatlah pemandangannya. Kau akan menyesal nanti.
Park Ha tanya apa hasilnya.
Yi gak menceritakan kalau Chi San bertemu Hong Se Na sebelum memberikan amplop itu pada Park Ha.
Park Ha tertegun, Hong Se Na?
Yi Gak heran melihat ekspresi Park Ha. Yi Gak berkata ia juga tidak tahu kenapa ada tiket pesawat di amplop itu.
Yi gak yakin, bagaimana aku tidak mengenalinya.
Park Ha : Tidak, bukan penampilan luarnya tapi siapa dia di dalamnya, di dalam hatinya. Kepribadiannya yang sesungguhnya.
Yi Gak tertegun, seperti mendapat pewahyuan baru. Selama ini ia tidak pernah memikirkan itu.
Yi Gak dan Park Ha pergi ke sekolah Se Jun. Mereka menjadi orang tua Se Jun untuk satu hari. Karena mereka tidak ingin Se Jun tidak bisa mengikuti acara ini hanya karena tidak memiliki orang tua.
Mereka bertekad memenangkan lomba karena hadiah pertama adalah sepeda. Park Ha memberi semangat pada Se Jun untuk lari cepat, ia juga meminta Yi Gak ikut memberi semangat. Tapi Se Jun kalah dan Park ha memukul Yi Gak karena tidak memberi semangat dengan sungguh2.
Adegan ini sepertinya sekaligus untuk merayakan Hari Anak di Korea Selatan.
Park Ha : Kenapa kau datang padahal anak itu tidak menyukaimu.
Yi Gak : Untuk membayar pelajaran yang sudah kudapatkan.
Park Ha : Kemanapun kau pergi, kau tidak menerima cinta.
Keduanya bertekad menang, semangat!
Park Ha teriak, Se Jun, tunggu! Itu palsu, kau tidak akan dapat hadiah dengan itu!
Yi Gak tertegun dan percakapan sederhana itu memicu sesuatu dalam sel kelabu otaknya.
Yi Gak ingin Se Na jujur, katakan padaku apa yang sebenarnya terjadi pada amplop ini?
Se Na berkeras berkata ia tidak tahu dan ini sudah mulai menjengkelkanku.
Yi Gak berkata ia tanya baik-baik dan ingin tahu yang sebenarnya.
Se Na : Tentang apa? Kenapa kau seperti ini?
Yi Gak cerita tentang lomba yang ia ikuti di SD. Juara satu akan mendapatkan stempel di tangannya dan anak laki-laki yang kukenal, larinya sangat lambat jadi dia tidak pernah mendapatkan stempel.
Anak itu lalu mengopi stempel juara satu ke tangannya sendiri.
Se Na tidak sabar, sebenarnya apa yang ingin kau katakan?
Yi Gak mengulang perkataan Se Na kalau amplop Se Na tertukar dengan amplop yang dibawa Chi San.
Se Na mengiyakan. Yi Gak menegaskan, jadi menurut perkataanmu, amplop ini sebenarnya milikmu?
Se Na : Ya, itulah mengapa amplopnya tertukar.
Yi Gak membuka amplop itu dan menunjukkan bagian dalamnya, ada stempel merah yang menempel di amplop itu.
Kenapa kau berbohong padaku?
Se Na terkejut, ia tidak mengira kebohongannya diketahui.
RP [1], [2], [3], [4], [5], [6], [7], [8], [9], [10], [11], [12]
ga sabar nunggu kelanjutannya nih.....
ReplyDeletehuah, akhirnya dikit2 bisa kebongkar 'serigala' nya si se na...
ReplyDeleteini kayanya udah mau abis yaa...mulai masuk ke penyelesain2...>,<
tetep semangat ya eon ! ditunggu sinop selanjutnya...once again gomawoyo ! ^^
ehehee.. mbak tirza sampai upload adegan Park Ha nyanyi di karaoke sambil ngikat Yi Gak, senang rasanya lihat park ha bersemangat seperti itu ^_^
ReplyDelete