Pages

Friday, July 20, 2012

Scent Of A Woman episode 15

Yeon Jae memberanikan diri mengaku kalau ia sakit kanker pada Ibu. Ibu tertegun sejenak, apa katamu? Itu mustahil, kau masih sangat muda.

Ibu masuk dalam tahap penyangkalan. Ia menyuruh Yeon Jae berdiri, kita ke RS untuk periksa. Berdiri, cepat. Ayo ke RS bersamaku. Yang kita perlukan adalah ke RS untuk konfirmasi.
Yeon jae menangis, Ibu.
Ibu teriak : Kenapa kau tidak mendengarkan Ibu? Ayo cepat! Cepat pergi bersamaku untuk memastikannya.

Yeon Jae hanya bisa menangis, maafkan aku ibu, maafkan aku. Ibu melepaskan tangan Yeon Jae dan teriak, aku mau pulang. Ayo pulang.

Keduanya naik taksi tapi semuanya diam. Ibu melihat lewat jendela dan Yeon Jae menangis. Sesampainya di rumah, Ibu langsung masuk kamar tanpa bicara apapun.

Yeon jae mengatakan pada Ji wook apa yang terjadi. Ibu terpukul sekali setelah mendengar berita itu. Ji wook menanyakan kondisi Yeon jae, kau bagaimana? apa kau baik2 saja?

Yeon Jae : Aku tidak tahu, aku mencemaskan Ibuku dan aku juga mencemaskan Eun Seok.
Ji Wook : Sekarang di saat seperti ini, kau mencemaskan Chae Eun Seok
Yeon Jae : Apa kau cemburu?
Ji Wook pura2 tersinggung, kau bahkan tidak memperhatikanku. Yeon Jae minta Ji wook kembali ke kantor, jangan sampai membuat ayahmu marah.

Ji wook mengiyakan dan jalan pergi. Lalu berbalik. Tunggu dulu, ada sesuatu..ada sesuatu di wajahmu. Yeon Jae heran, dimana? Tiba2 Ji Wook mencium Yeon Jae. Ha!

Ji wook sengaja melakukan itu untuk menyemangati Yeon Jae. Agar kau lebih kuat.

Yeon Jae : Pasti, aku akan mendapatkan kekuatanku kembali.
Keduanya saling melambaikan tangan. Yeon Jae masuk ke dalam dan wajah Ji wook berubah.

Yeon Jae membaca tulisan Hee Joo dalam webtoon-nya tentang Eun Seok. Yeon Jae menemui Eun Seok, apa kau mau keluar cari udara segar?

Yeon Jae mengatakan pada Eun Seok kalau ia sudah mengaku pada ibunya tapi Ibu masih belum bisa menerima kenyataannya.
Eun Seok yakin tidak lama lagi pasti bisa.

Yeon Jae minta tolong agar Eun Seok bicara pada ibunya, kau kan dokterku. Apa kau bisa membantuku? Jangan berhenti jadi dokterku.
Eun Seok : Yeon Jae.
Yeon Jae : Kau minta aku hidup. aku akan hidup. Sampai aku meninggal nanti, aku akan hidup dengan sungguh2.

Ibu Yeon Jae mulai mengingat lagi sikap Yeon Jae akhir2 ini dan sakit kanker yang dideritanya. Ibu mulai bisa menghubungkannya.

Yeon Jae menyembunyikan obatnya saat Ibu pulang. Ibu ingin tahu sejak kapan Yeon Jae tahu kalau ia menderita kanker. Apa kau berhenti kerja karena ini? Itu berarti sudah lebih dari 2 bulan.

Ibu : Waktu itu saat kau tidak pulang ke rumah..apa karena kau harus pergi ke RS? Gadis jahat. Bagaimana kau bisa tidak mengatakannya padaku? Bagaimana kau bisa melakukan ini? Apa kau pikir aku ini tidak ada artinya?
Aku ini ibumu! Bagaimana kau bisa merahasiakan ini dariku?

Yeon Jae merasa takut kalau Ibu akan syok. Ibu marah, kenapa tidak sekalian saja mengatakan ini setelah Yeon Jae meninggal. Bagaimana kau bisa membuatku merasa begitu menyedihkan?
Putriku menderita, tapi sebagai ibunya, aku tertawa setiap hari.

Yeon Jae menangis, aku salah ibu, aku salah.
Ibu menghentikan Yeon Jae, ia tahu ilmu pengobatan maju dengan pesat, situasi ini berbeda dibanding saat Ayah Yeon Jae meninggal. Pengobatan kanker juga pasti maju pesat. Kau harus mendapatkan pengobatan setelah operasi dan kau akan baik2 saja. Kau tahu Yang Hee kan? Dia mengidap kanker payudara, dan setelah kemo selama 5 bulan, dia hidup dan sehat sekarang.

Ibu mengajak Yeon Jae ke RS itu, ayo kita berangkat kesana sekarang.

Yeon Ja : Ibu, ibu..jangan lakukan ini. Ini tidak ada gunanya. Aku sudah melewati masa dimana kanker itu bisa dioperasi. Ini tidak bisa disembuhkan. Tapi aku baik-baik saja.
Aku tidak apa-apa, bu.

Ibu menangis di lantai, putriku yang malang, apa yang harus kulakukan? Putriku yang malang..
Yeon Jae memeluk ibunya.

Yeon Jae berkata pada Ji Wook kalau ia akan RS bersama ibunya besok. Ji wook tanya apa tidak apa-apa, jika ia tidak ikut. Yeon Jae berkata tidak masalah. Ji Wook mengerti dan minta Yeon jae tidur.

Eun Seok dapat peringatan dari RS. Mengundurkan diri atau pergi ke MD Anderson. Kau harus memutuskan hari ini. Agar pihak RS bisa cari penggantinya. Eun Seok mengerti.
Eun Seok ternyata memutuskan untuk tidak pergi ke MD Anderson.

Yeon Jae akan berangkat ke RS dan mencari ibu, tapi ibu tidak ada.

Ibu pergi mengunjungi makam ayah Yeon Jae. Ibu berkata kalau Yeon Jae sakit. Kau mengetahuinya, ya kan?
Ibu : Kenapa kau tidak menghentikannya? Kau yang sudah ada di surga, kenapa kau tidak menghentikannya?

Ibu menangis, apa yang harus kita lakukan? Apa yang harus kita lakukan dengan putri kita? Aku ini ibunya, tapi aku tidak tahu putriku jadi seperti ini. Hatiku hancur. Hatiku sangat sakit, tapi aku tetap harus hidup, ya kan? Karena aku adalah ibunya.

Yeon Jae ke RS dan gembira melihat Eun Seok. Eun Seok sebenarnya juga menunggu Yeon Jae, dimana ibumu?
Yeon Jae berkata ibunya belum sanggup menerima kondisi ini. Eun Seok ingin mengatakan hasil tesnya.

Ibu Yeon Jae muncul, ia tersenyum dan tampak tabah. Ibu minta Yeon Jae tetap diluar, ia akan mendengar hasil tes darah Yeon Jae dari Eun Seok.
Yeon Jae : Apa ibu akan baik-baik saja?
Ibunya mengangguk.

Ibu : Kau membantu menemukan Yeon Jae saat ia menghilang dan kau menjemputnya di depan rumah kami. Semua ini kau lakukan untuk menjaganya, ya kan?
Eun Seok membenarkan. Ibu tampak lega, karena kau adalah dokter Yeon Jae.

Eun Seok mengerti, ibu pasti sangat syok. Tapi melihat ibu sekarang, Eun Seok lega. Ibu cerita, saat ayah Yeon Jae sakit ia terlalu takut dan tidak bisa berada disisinya dan memberinya kekuatan.

Aku hanya bisa menangis tiap hari. Jadi, setelah melalui banyak pengalaman menyakitkan. Aku tetap saja bukan ibu yang bisa dijadikan tempat bergantung untuknya. Ini membuatku marah.
Bahkan aku tetap merasa sangat ketakutan, sangat ketakutan. Tapi aku harus mempertahankan semangatku karena aku adalah ibu Yeon Jae dan Yeon Jae adalah putriku. Bagaimana kondisi Yeon Jae-ku?

Ibu keluar bersama Eun Seok. Mereka menemui Yeon Jae. Ibu berkata, kankernya tidak bertambah buruk.
Ibu memeluk Yeon Jae. Bulan2 ini kau pasti sangat menderita, putriku banyak menderita.
Yeon Jae : Ibu.

Ji Wook rapat bersama Ayah dan Direktur Kim. Ji Wook ingin mengembangkan Line Tour menjadi agen perjalanan global. Direktur Kim seperti biasa merasa ragu dengan rencana Ji Wook. Apa ini mungkin, sementara kau sibuk kencan?
Ji wook : Direktur Kim.
Presdir Kang minta keduanya diam. Kim masih tidak terima, itu benar kan?

Manager Noh buka suara membela Ji Wook (tumben). Paket Tur Wando yang dikerjakan Direktur memenangkan penghargaan dari Kementrian Budaya dan Pariwisata. Dipilih sebagai produk perjalanan terbaik. Kurasa aku harus segera mengatakan berita bagus ini pada anda.

Noh menemui anak buahnya yang sibuk makan. Yoon Bong Gil berkata mereka belum sempat makan siang, manager silahkan makan juga.
Noh mengeluh, siapa yang akan mengira kalau satu hari ia akan memihak Direktur. Yoon berkata Noh harus melakukannya karena ia dulu tidak memperlakukan Yeon Jae dengan baik.

Noh heran bagaimana Lee Yeon Jae bisa membuat Direktur jatuh cinta. Apa dia membuatnya mabuk dan merayunya? Hye Won kesal, dan meneriaki Noh.
Nam Na Ri ingin bertaruh, tidak akan lebih dari 3 bulan.

Ji Wook muncul, kita mulai rapat. Semua terkejut dan bergegas duduk.

Ji wook menoleh ke arah Nam. Nam Na Ri, jangan lupa apa yang baru saja kau katakan.

Ji wook jalan keluar dan mendapat telp. Tiba2 ia bersikap sempurna. Ji wook tanya kenapa ibu telp?

Ji Wook menemui Ibu. Ibu tanya apa Ji wook tahu kondisi Yeon Jae.
Ji wook mengiyakan. Ibu tidak mengerti, kau tahu tapi kau tetap ingin terus menemuinya?

Ji Wook : Ya.
Ibu : Kau tidak pernah berpikir untuk putus? Akan sangat sulit untuk bersama seseorang yang sakit.
Ji Wook : Saya tidak akan pernah putus dengannya. Saya sangat mencintai Yeon Jae.

Ibu menghela nafas dan minta tangan Ji Wook. Ji wook mengulurkan tangannya. Ibu menggenggam tangan Ji wook dengan dua tangannya, terima kasih.
Ibu : Aku mempercayakan Yeon Jae-ku kepadamu. Jagalah dia sampai akhir.
Ji Wook : Ya.

Ibu pulang dengan bis. Ia mendapat telp dari Pak Kim. Ibu berkata akan segera ke sana.

Ibu bertemu Pak Kim di cafe. Pak Kim cemas karena Ibu tidak mengangkat telpnya, apa terjadi sesuatu?
Ibu berkata ia sangat bahagia bertemu lagi dengan Pak Kim, sudah lama sekali aku tidak merasa seperti bibi2 atau ibu Yeon Jae tapi sebagai Kim Sun Jeong. Ini membuatku merasa senang. Tapi aku tidak bisa melanjutkan ini.

Pak Kim terkejut kenapa tiba2 seperti ini. Ibu terus terang dan berkata kalau Yeon Jae sakit parah. Sebagai ibu, ia tidak bisa pergi kencan sementara putrinya sakit. Aku tidak akan bisa memaafkan diriku sendiri. Aku minta maaf atas kejadian 10 th lalu dan juga untuk saat ini.
Aku harus pergi.

Pak Kim ingin mengantarnya tapi Ibu menolak. Ia cuma berterima kasih karena sudah diingat. Pak Kim tampak bingung dan patah hati. Kasihan.

Ji wook datang ke rumah Yeon Jae dan menunjukkan penghargaan yang diperolehnya dari Kementrian Budaya dan Pariwisata untuk tujuan wisata Wando. Ibu kagum, omo..coba lihat, ada nama Ji wook disini.
Ji Wook berkata ini semua sebenarnya adalah jasa Yeon jae.

Ibu minta Ji Wook makan siang bersama. Ji wook setuju. Ibu senang dan menyuruh Ji wook masuk ke kamar Yeon Jae saja, ia akan memanggil kalau sudah selesai.
Yeon Jae berkata akan membantu Ibu. Ibu menolak, kau cuma merepotkan saja. Kalian masuk saja dan main sana.

Ji wook tidak sungkan lagi, ia menarik tangan Yeon Jae. Kenapa kau tidak mendengar kata2 ibumu? Ayo cepat kita masuk. Ji wook menarik Yeon Jae ke kamar.

Ji wook menutup pintu. Yeon Jae heran, kenapa kau seperti ini? Ji wook berkata ia punya hadiah untuk Yeon Jae.
Yeon Jae menggodanya, apa kau akan berkata "Hadiahnya adalah aku" seperti ini? Yeon Jae menirukan gaya Ji wook waktu itu.

Ji wook : Ah bukan itu.
Ji wook membelikan ponsel untuk Yeon Jae. Yeon Jae heran, kenapa beli ini? aku sudah punya ponsel.
Ji wook : Aku juga punya. Ini ponsel pasangan. Ringtone-nya juga sama. Hee..

Ji Wook minta Yeon Jae dan Ibu meluangkan waktu akhir pekan depan, ia ingin mengajak keduanya ke Jeju-do. Ji Wook mengerti, ibu butuh rekreasi dan hiburan, karena meskipun kelihatan baik2 saja dari luar, di dalamnya pasti terasa berat.

Yeon Jae memeluk Ji wook erat2, ia sangat berterima kasih.
Ji wook jadi bangga dengan dirinya sendiri haha..
Suara ibu terdengar, aku sudah selesai menyiapkan makan. Keduanya melepaskan diri.

Presdir Im merasa terganggu karena Se Kyung masih sedih karena Ji wook. Se kyung bahkan tidak masuk kerja.
Tuan Kang mendengar Presdir Im ingin bertemu Ji wook, ia minta anaknya tidak mengacau dan membuat Im marah.

Presdir Im marah karena Ji wook menyakiti hati Se Kyung dua kali. Ji wook minta maaf. Im dengar kalau wanita itu menderita kanker, ia tidak suka dengan Ji wook dan wanita itu.
Tapi Im tidak akan melakukan apa-apa lagi untuk menyerang Ji Wook, perusahaan atau wanita itu. Tapi dengan satu syarat, jangan sampai Se Kyung melihat Ji wook dan wanita itu lagi.

Ji Wook heran, apa maksudnya. Tuan Im ingin mereka meninggalkan negara ini.
Ji wook : Presdir!

Im : Meskipun kalian menderita tapi putriku juga lebih menderita. Tolong menghilang dari pandangan Se Kyung. Apa kau dapat melakukan itu? (Ini orang kena delusi kali ya, emang yang punya negara, bisa ngusir orang seenaknya. Se Kyung aja kali yang ngungsi ke LN)

Jelas Ji wook menolak. Rumah, keluarga dan teman-temannya semuanya ada disini. Kami tidak bisa pergi.

Tuan Im marah, apa kau tidak merasa bersalah pada Se Kyung setelah menyebabkan semua masalah ini?

Se Kyung datang dan berkata ayahnya tidak perlu sejauh itu. Se Kyung berkata Ji wook bukan orang yang cocok untuknya. Aku tidak ingin terus menahan pria ini.

Ji wook heran kenapa tadi Se Kyung membantunya. Se Kyung berkata sedikit banyak ia bisa mengerti perasaan Ji wook. Meskipun ia tidak mendukung hubungan Ji Wook dengan Yeon Jae.

Yeon Jae pergi menemui Pak Kim dan mengundangnya ke rumah. Pak Kim lega melihat Yeon Jae tampak bahagia, kudengar kau sakit.

Yeon Jae tanya apa Ibu yang memberi tahu. Ia berkata sekarang ibunya sedang mengalami masa sulit, Guru apa kau bisa menghibur dan berada disisinya?

Pak Kim tentu saja dengan senang hati melakukannya, tapi Sun Jeong tidak ingin melihatku lagi. Aku mengerti perasaannya, itulah sebabnya terasa sakit.
Yeon Jae memohon Pak Kim jangan melepaskan ibunya.

Pak Kim : Aku tidak berniat untuk menyerah. Sejak pertama aku melihatnya lagi, aku sudah membuat keputusan. Pasti sangat berat untuk kalian berdua.

Yeon Jae pulang dan melihat ibu sibuk menyiapkan makanan sehat untuk Yeon Jae. Menu malam ini adalah nasi merah, sup rumput laut, nasi dalam daun labu.
Yeon Jae justru ingin mengajak ibu makan malam diluar. Ibu tidak mau, makan di rumah saja. Masakan rumah baik untukmu.

Yeon Jae memohon, hanya untuk hari ini saja bu. Sekali ini saja.

Ibu akhirnya setuju dan ikut Yeon jae ke sebuah resto. Ternyata Pak Kim sudah menunggu mereka di dalam. Ibu terkejut, apa yang terjadi?
Yeon Jae : Kurasa pasti menyenangkan makan bersama.

Ibu tampak tidak senang dan jalan keluar. Yeon Jae minta Pak Kim menunggu sebentar.
Yeon Jae mengejar ibu. Ibu! kenapa? Ibu membuat Guru Kim malu. Kenapa ibu seperti ini? Jangan mengusirnya karena aku.

Ibu kesal, apa kau menyuruhku terus kencan? Yeon Jae membenarkan, ia mencemaskan ibu dan akan lebih baik kalau ibu menikah lagi.

Ibu marah : Bagaimana kau bisa seperti ini? apa akan membuatmu bahagia jika aku terlihat seperti ibu yang buruk? Saat kau sakit dan tidak mengatakannya padaku, aku merasa sangat tidak berguna. Ibu yang bahkan tidak bisa memberikan penghiburan untukmu. Kau masih ingin aku bertemu pria di kondisi seperti ini?

Yeon Jae hanya ingin ibunya bahagia. Ibu teriak, bagaimana ia bisa bahagia? Bagaimana aku punya hak untuk bahagia? Putriku sekarat. Apa gunanya aku berbahagia?

Pak Kim keluar dan menghentikan kemarahan ibu. Hentikan Sun Jeong. Jangan mengatakan itu.

Ibu sudah tenang dan Pak Kim cerita kalau selama ini, Yeon Jae-lah yang mencarinya, berusaha minta maaf, dan Yeon Jae juga yang memberikan alamat toko tempat ibu kerja. Dia pasti mencemaskan ibunya yang kesepian.

Pak Kim sudah merasakannya, semakin tua, ia semakin sadar tidak banyak waktu lagi untuk hidup. Kau tidak bisa membawa uang dan popularitas bersamamu, tapi selama kau bisa hidup dan melihat wajah-wajah orang yang kau cintai setiap hari..saat kau pergi nanti, itu bisa disebut kebahagiaan dalam hidup. Jangan merasa bersalah, aku ingin bersama denganmu. Ini tidak berarti aku mengambilmu dari Yeon Jae.
Pikirkan saja kalau didunia ini, Yeon jae dicintai dan disayangi oleh satu orang lagi.

Ibu pulang dan menemui Yeon Jae. Ia mengulurkan tangan, kemarilah. Yeon Jae berdiri dan ibu memeluknya.

Ibu dan Yeon Jae mengunjungi makam ayah. Yeon Jae menuang anggur, Ayah musim panas pasti sangat membuatmu kepanasan, kau senang kan kalau sekarang sudah lebih dingin? Ini terakhir kalinya aku membawa anggur, lain kali aku akan membawa makanan sehat untuk tubuhmu.
Ibu tersenyum.

Dokter Kim mengeluh kenapa Direktur RS tidak mengirimnya ke AS sebagai pengganti Eun Seok, dia justru mengirim dokter lain. Bagaimana ia bisa merekomendasikan Dr. Nam yang sangat kubenci?
Eun Seok geli, ya seharusnya memang kau yang berangkat.

Dr. Kim berpikir Eun Seok akan trauma setelah kepergian Hee Joo. Eun Seok berkata, di MD Anderson juga pasti akan ada pasien yang meninggal. Jadi sama saja.
Eun Seok menanyakan soal Malbok.

Dr. Kim semangat dan cerita kalau ia dan Malbok sudah jadi sohib. Setiap kali kupanggil Malbok! ia pasti mengibaskan ekornya dan segera lari kepadaku.
Eun Seok : wow..itu bagus sekali. Apa kau bisa mengembalikannya padaku?
Dr. Kim : Apa?

Yeon Jae telp Eun Seok dan cerita soal gathering. Yeon Jae tanya apa Eun Seok tidak akan pergi. Eun Seok berkata ingin pergi. Yeon Jae akan ketemu Eun Seok disana.

Ibu membuat jus sehat untuk Yeon Jae. Ia tanya apa Yeon jae akan kencan dengan Ji wook malam ini. Yeon Jae berkata akan kencan dengan 2 pria malam ini. Ibu geleng kepala dan memberikan jus itu sebelum Yeon jae pergi.
Keduanya saling mengucapkan kata2 aku menyayangimu.

Yeon Jae pergi ke kelas tango dan mendapat sambutan meriah. Veronica senang, lama tidak ketemu. Ramses berkata sebagian dari kelasnya sudah naik tingkat ke kelas advance.
Ji Wook telp dan berkata akan segera kesana, tapi Yeon Jae tidak boleh dansa dengan pria lain sebelum ia datang.

Eun Seok muncul dan Veronica mengumumkan saatnya menari, jadi semua mulai menari.
Yeon Jae dan Eun Seok menari bersama. Ji wook datang dan melihat keduanya. Ia cemberut tapi kemudian senyum.

Ji wook menemui Yeon Jae. Yeon Jae tanya kapan Ji wook datang.
Ji wook : Sudah dari tadi.
Ji wook membuka jaketnya dan menutupi kaki Yeon Jae haha lalu salaman dengan Eun Seok.

Ji Wook pura2 cemburu, aku tadi jelas bilang agar kau tidak berdansa dengan pria lain sebelum aku datang.
Yeon Jae : oh ya benar.
Dia pura2 lupa.

Eun Seok tanya apa Ji Wook cemburu. Ji wook berkata tidak, untuk apa cemburu?
Yeon Jae merasa senang, aku menyukai ini..dua pria memperebutkanku. Ini memang yang kuharapkan.

Yeon Jae lalu menemui Veronica dan bicara dengan gurunya itu. Ji wook dan Eun Seok menatap Yeon jae dengan pandangan sayang.
Keduanya saling minta untuk menjaga Yeon jae baik-baik. Eun Seok minta Ji wook menjaga sebagai kekasih Yeon Jae dan Ji Wook minta Eun Seok menjaganya sebagai Dokter Yeon Jae.

Ji wook tanya apa ada kasus pasien kanker yang hidup lebih lama dari yang diharapkan. Eun Seok membenarkan, memang ada mujizat, hanya kasus2 seperti itu sangat langka.

Ji wook mulai pamer, ada yang ingin kukatakan padamu, kami akan ke Jeju-do untuk liburan dengan Ibu mertua. Apa kau ingin dibelikan souvenir?
Eun Seok geli, lupakan kita akan minum saja setelah kalian kembali.

Yeon Jae bertemu Pak Kim. Yeon Jae tanya apa yang ingin dikatakan Pak Kim.
Pak Kim ingin melamar Ibu Yeon Jae dan harus mengatakannya pada Yeon Jae dulu, apa tidak apa-apa?

Yeon Jae terharu, terima kasih. Kuharap guru bisa bersama Ibuku untuk waktu yang sangat..sangat lama.

Yeon Jae membantu ibu bersiap untuk kencan, ia merias Ibu dan melarang Ibu pulang cepat2 haha. Yeon Jae yang akan mengemasi baju ibu untuk liburan ke Jejudo. I love this.

Ibu dan Pak Kim berdoa di kuil. Pak Kim tanya apa doa ibu. Ibu berkata apa lagi, tentu saja berdoa untuk kesehatan Yeon Jae.
Pak Kim : Apa kau mau tahu apa yang kudoakan?
Ibu : Apa doamu?

Pak Kim berdoa untuk dua hal, pertama kesehatan Yeon Jae. Dan yang kedua, untukmu Sun Jeong. Kuharap aku bisa menghabiskan sisa hidupku bersama denganmu, Sun Jeong.
Kau tidak perlu memberikan jawaban sekarang, sampai kau bisa memberikan jawaban dari hatimu, aku akan menunggumu.

Ibu : Kim Dong Myeong
Pak Kim : Aku tahu, tapi..jangan membuatku menunggu sampai aku menjadi kakek. Aku tidak akan menyukainya.

Akhirnya Ibu dan pasangan Ji wook+Yeon Jae tiba di Jejudo. Ibu terpesona dengan pemandangan Jeju.
Ji wook tanya apa Ibu senang. Tentu saja! jawab ibu.

Ibu : Apa kau menyiapkan semua ini Ji wook?
Ji wook mengiyakan. Ibu berterima kasih, bagaimana aku bisa membalasmu? Ji wook minta ibu selalu menyayanginya. Cute.

Ibu tanya soal pembagian kamar. Ji wook menjelaskan dengan wajah menderita, tentu saja Yeon Jae dan aku..akan menggunakan kamar terpisah. Aku akan memakai kamar itu, aku yang pasti akan kesepian. Haha..

Ketiganya keluar dan menikmati alam Jeju. Ji Wook memotret Yeon Jae bersama Ibu.
Ibu menawarkan diri mengambil gambar untuk Ji wook dan Yeon Jae. Keduanya mulai pose.


Ji wook lalu mengatur timer dan mengambil foto mereka bertiga.

Yeon Jae main sendiri di pantai. Ji Wook datang membawakan minuman untuk Ibu. Ibu berterima kasih, ia senang sekali karena sudah lama tidak pergi liburan bersama Yeon Jae.
Ji wook : Apa kita pergi saja tiap minggu?
Ibu : Kau dan Yeon Jae saja yang pergi, kalau tidak akan buang2 waktu saja.

Ji wook berkata sejujurnya ia berkata pada Yeon Jae kalau ia ingin bersamanya. Tapi Yeon Jae tidak mau. Bagi Yeon Jae, ibu adalah yang pertama di hatinya. Apa aku boleh menunjukkan buktinya?
Ji wook mengeluarkan ponsel dan menunjukkan daftar keinginan Yeon Jae, aku kebetulan melihatnya dan sengaja memotretnya untuk jaga jika sesuatu terjadi.

Ibu membacanya dan menangis. Ia memeluk ponsel Ji Wook dan melambai pada Yeon Jae di pantai.

Malamnya, Yeon Jae mulai kesakitan. Tapi ia menahannya saat ibu keluar dari kamar mandi. Yeon Jae berkata tempat tidurnya halus sekali.
Ibu tanya apa Yeon Jae baik-baik saja. Yeon Jae mengiyakan dan masih sempat menggoda ibu.

Ibu berkata ia bahagia. Yeon Jae minta ibu tersenyum kalau bahagia. Ji wook mendengar pembicaraan mereka dan tersenyum.

Yeon Jae kesakitan dan tidak ingin membangunkan Ibu. Ia menyelinap ke kamar Ji wook dan menahan sakit di lantai.

Ji wook terbangun dan melihat Yeon Jae, kau kenapa? Apa sakit? Tidak, ayo kita ke RS dulu. Yeon Jae berkata tidak apa-apa.

Yeon Jae memberi tanda agar Ji wook tidak ribut, aku tidak ingin membangunkan ibu. Aku akan membaik setelah beberapa saat.

Ji Wook hanya bisa memeluk Yeon Jae dari belakang sampai sakitnya reda.

Paginya, Ibu terbangun dan terkejut karena Yeon Jae tidak ada di sampingnya.

Ibu pergi ke kamar Ji wook dan menemukan keduanya tidur berpelukan di sofa. Ibu tersenyum.

Ibu jalan2 di sekitar hotel dan melihat pasangan suami istri lanjut usia yang jalan sambil bergandengan tangan. Ibu menghela nafas.

Tiba2 ia melihat Pak Kim. Pak Kim terkejut, kenapa kau disini? Ibu juga heran kenapa Pak Kim disini. Pak Kim awalnya berkata ia memang suka kesini kalau akhir pekan, tapi kemudian mengaku kalau Yeon jae yang mengatakan padanya rencana liburan Ibu hehe.

Pak Kim bertemu Ji Wook dan Yeon Jae. Ia kenalan dengan Ji Wook, ini pacar Yeon Jae.

Pak Kim : Kau pacar Yeon Jae? Aku Kim Dong Myeong.
Ji Wook tersenyum, saya Kang Ji wook.


Yeon Jae menyenggol Ji wook dan mengajaknya keluar. Maaf, kami harus pergi ke satu tempat, bukankah kau bilang ada tempat yang ingin kau kunjungi?
Ji wook tampak bengong. Tapi Yeon Jae menyenggolnya lagi dan mengajaknya keluar. Yeon Jae ingin meninggalkan ibu dan Pak Kim berdua saja.

Pak Kim memetik bunga krisan dan memberikannya untuk Ibu. Hehe ..nice move ajussi. Ibu geli melihatnya, tapi ia tampak senang.

Ji wook naik sepeda bersama Yeon Jae.

Setelah itu mereka membuat barbecue bersama. Yeon Jae berbisik, ibu..Guru Kim benar-benar kelihatan tampan.
Ibu : Anak ini..Ji Wooklah yang benar-benar tampan.

Pak Kim tanya ke Ji wook, apa kau tidak merasa berat? Ji wook berkata tidak, jika Yeon Jae tidak ada disisiku, aku akan semakin menderita.
Pak Kim : Benar, kau sungguh dewasa.

Ji wook menanyakan daging, apa ini sudah matang? Pak Kim memeriksanya. Ibu tanya apa dagingnya sudah siap.
Pak Kim dan Ji wook membawa daging ke meja. Ji Wook menyuapi Yeon Jae dan Pak Kim menyuapi ibu. So sweet.

Pak Kim mengajak Ibu melihat pantai. Ia senang pergi bersama ke Jeju, selama ini kita hanya tinggal di rumah saja. Kita seperti keluarga, rasanya menyenangkan.
Pak Kim : Bagaimana kalau kita pergi ke sini setiap minggu?
Ibu merasa malu, aku tidak tahu. Pak Kim tersenyum dan menggandeng tangan Ibu.

Ji wook dan Yeon Jae duduk di pantai menikmati matahari terbenam.
Yeon Jae memegang liontin kalung dan tanya apa Ji wook ingat kalung ini. Kau yang memakaikannya untukku di Okinawa.

Ji wook : Bagaimana aku bisa lupa? Waktu itu, kau ingin menciumku kan?
Yeon jae membenarkan.
Ji wook : Terima kasih karena datang kepadaku.

Terdengar musik khas tango dari speaker, Ji wook sudah merencanakan ini. Ia mengajak Yeon Jae berdansa.
Keduanya dansa tango di pantai sampai matahari terbenam. Lalu keduanya hanya berpelukan saja.

Musik selesai dan Yeon Jae berkata, aku mencintaimu.
Ji wook mencium Yeon Jae.

SOAW [1], [2], [3], [4], [5], [6], [7], [8], [9], [10], [11], [12], [13], [14]

No comments:

Post a Comment