Pages

Thursday, July 19, 2012

Scent Of A Woman episode 14


Yeon Jae terkejut melihat Presdir Kang di depan pintu. Ibu keluar dan heran, anda siapa? Ibu tanya apa Yeon Jae mengenalnya.
Yeon Jae mengiyakan. Tuan Kang berkata ingin bicara dengan Yeon jae. Ibu meminta Tuan Kang masuk tapi Yeon Jae mencegah dan berkata akan bicara diluar saja, ini bukan sesuatu yang penting, ya kan?

Tuan Kang : Sepertinya kau belum mengatakan ini pada ibumu, bayangkan betapa terkejutnya ibumu begitu ia mengetahuinya. Jika kau tahu soal penyakitmu, kau seharusnya meninggalkan orang yang kau temui.
Kau tetap bersama Ji Wook dan tidak membiarkannya pergi. Bagaimana kau bisa seegois ini. Dia satu-satunya putraku yang berharga, apa kau memang ingin menghancurkan hidupnya?

Yeon Jae : Bukan seperti itu.
Tuan Kang : Apa maksudmu kau mencintai Ji Wook?

Yeon Jae membenarkan. Tuan Kang tidak mengerti, dengan kondisi seperti ini bagaimana Yeon Jae bisa jatuh cinta. Kau hanya memiliki beberapa bulan lagi untuk hidup. Kau mungkin bahagia dengannya tapi bagaimana dengan Ji Wook?
Apa kau tidak memikirkan orang-orang yang kau tinggalkan? Agar kau bahagia, kau suka melihatnya patah hati? Apa itu membuatmu bahagia? Segera tinggalkan Ji Wook!
Karena kondisimu, Ji Wook jelas tidak bisa melepaskanmu. Kaulah yang harus memutuskannya.

Yeon Jae minta maaf, tapi ia tidak bisa putus dengan Ji Wook.
Tuan Kang tidak percaya, kau pikir aku akan membiarkannya? Yeon jae janji akan membuat Ji wook bahagia karena bertemu dengannya. Aku tidak akan membuat Ji Wook menderita.

Tuan Kang marah, Ji wook sudah mengundurkan diri dari perusahaan agar ia bisa bersama denganmu. Karena kerja adalah buang waktu menurutnya, dia sudah seperti ini, bayangkan apa yang akan terjadi kalau kau meninggal nanti.
Yeon Jae menangis dan berkata akan meyakinkan Ji Wook. Aku akan membuatnya kembali bekerja dan juga..setelah aku meninggal, aku akan memastikan kalau ia akan hidup dengan baik. Aku akan berusaha keras.

Tuan Kang tidak butuh janji2 itu, ia hanya ingin putranya kembali seperti sebelumnya, atau kalau tidak aku tidak akan memaafkanmu.

Yeon Jae kembali ke rumah dan ibu tanya siapa pria itu. Yeon Jae berkata dia presdir perusahaan dan datang untuk masalah pekerjaan.
Ibu langsung tahu, apa pria mobil merah itu adalah anaknya? Tidak heran, dia memang kelihatan kaya. Ibu tahu kalau Presdir tidak setuju dengan hubungan mereka. Yeon Jae mencoba menyangkalnya.

Tapi Ibu sudah tahu, ia minta Yeon Jae tidak menyerah. orang tua pasti kalah dengan anak-anaknya. Kakek-nenekmu juga menentang kami. Tapi ayahmu dan aku tetap saja menikah.
Yeon Jae : Wow..ibuku sungguh luar biasa.

Ibu kesal kenapa Ji Wook membiarkan ayahnya datang kesini, seharusnya ia membereskan sendiri masalah ini.
Yeon Jae masuk kamar dan menangis tanpa suara.

Ji Wook memandang tempat tidurnya dan ingat apa yang terjadi disana kemarin. Lalu ia menggelengkan kepala agar tidak memikirkannya hehe.
Ji wook membuka laptopnya dan mulai mencari sesuatu.

Se Kyung minum-minum dan ingat kata2 Presdir Kang kalau Yeon Jae kena kanker dan itulah mengapa Ji Wook tidak bisa putus dengan wanita itu.

Ji wook ternyata mencari rumah baru. Se Kyung datang dalam kondisi mabuk. Se Kyung minta air.
Ji wook menahan Se Kyung, jangan datang ke rumahku mulai sekarang. Se Kyung marah dan menamparnya.

Se Kyung teriak, bagaimana kau bisa membuat seseorang merana seperti ini! Sementara kalian berdua saling jatuh cinta, aku berusaha agar bisa cocok denganmu. Dan aku bahkan tidak tahu apapun. Bagaimana kau bisa membuatku jadi bahan tertawaan?
Jika kau menyukainya terus saja menemuinya. Aku akan menunggumu. Kudengar ia tidak bisa hidup lama, aku dengar dari Presdir, paling lama 3 atau 4 bulan.

Ji wook marah, tutup mulutmu!
Se Kyung : Ini akan segera berakhir, ya kan?
Ji Wook : Aku benar2 kecewa padamu, Sekarang, apa kau bisa pergi?
Se Kyung : Aku benci wanita itu. Aku sangat membencinya.

Yeon Jae ingat kata-kata Tuan Kang kalau Ji wook bahkan mengajukan pengunduran diri. Ji wook telp dan mengajak Yeon Jae pergi ke satu tempat.

Ji wook menunjukkan sebuah rumah pada Yeon Jae. Bagaimana menurutmu?
Yeon Jae : Apa?
Ji Wook : Rumah ini.
Yeon Jae mengira Ji wook ingin pindah rumah. Ji wook berencana pindah ke rumah ini bersama Yeon Jae. Udaranya sejuk kan? Di belakang sana ada tempat yang bagus untuk jalan2 ke arah bukit.
Yeon jae tidak terlalu tertarik. Ji wook tampak bingung, kau tidak menyukainya? kalau begitu aku dalam masalah. (Jangan2 dah dibeli hehe..)

Yeon Jae mengajak Ji wook pergi, aku juga harus ke satu tempat. Yeon Jae ternyata kerja sebagai sukarela di sebuah penitipan anak-anak.
Ji wook bingung, kenapa kita disini?
Yeon Jae : Untuk mencari anakku yang hilang.

Yeon Jae asyik main dengan anak2 itu. Sementara Ji Wook menggendong seorang anak laki, ia menjauhkan anak itu, hei..hei..sepertinya ia pup! Ji wook ketakutan.
Yeon Jae tersenyum : Kau harus mengganti popoknya.

Ji Wook meletakkan bayi itu diatas bed kecil, ia tampak tegang. Ji wook minta bayi itu tenang. Diam ya..diam ya..jangan bergerak..(buahaha..ini mengingatkanku saat pertama ganti popok anakku, pokoknya persis Ji Wook)
Kita sama-sama dalam kesulitan..tenang, kita bisa melakukannya hahaha.

Yeon Jae memandikan anak2 dan Ji wook sibuk menenangkan seorang anak yang menangis.
Ji Wook : Yeon Jae. Ia terus menangis.
Yeon Jae minta Ji wook memeluk dan menenangkannya.
Ji Wook : Tapi dia basah.
Ji wook berusaha memeluk dan menenangkan bayi itu. Yeon Jae melihatnya dan tiba2 merasa sedih, ia menangis.

Pemilik day care datang dan berterima kasih, pasti berat ya mengurus anak-anak. Ibu itu merasa senang mendapatkan pasangan muda yang mau sukarela kerja di tempat ini.
Yeon Jae : Ini pertama kalinya kami melakukan ini, nanti kami akan sering berkunjung.

Wanita itu memuji Yeon Jae dan Ji Wook yang masih menggendong anak kecil itu, kalian semua terlihat serasi, seperti keluarga. Ji Wook tersenyum lebar, benarkah?

Ibu Yeon Jae berangkat kencan dengan Pak Kim. Pemilik rumah menyindirnya, kau terlalu tua untuk kencan.
Pak Kim : Ya benar Kek, Janda tua dan bujangan tua ini ingin mulai kencan lagi.
Pak Kim mengajak ibu pergi.

Ji Wook mengeluh ia lelah sekali. Yeon Jae berkata Ji Wook cuma memandikan 3 orang anak.
Ji wook : Tapi sepertinya lebih dari 30 orang. Kapan kau punya waktu untukku?

Ji wook ingin bersama Yeon Jae sepanjang hari, hanya kita berdua saja. Tapi apa benar kau tidak menyukai rumah yang kita lihat barusan?
Yeon Jae tidak menjawab tapi tanya soal pengunduran diri Ji wook.

Ji wook : Bagaimana kau tahu itu?
Yeon Jae : Aku bertemu ayahmu.
Ji wook terkejut, apa ayah mengatakan hal2 aneh padamu?
Yeon Jae : Tidak apa-apa, tidak ada yang harus kutakuti lagi.

Yeon Jae ingin Ji Wook kembali kerja, bukannya tidak ingin bersama Ji wook, tapi selain Ji Wook, Yeon Jae juga memiliki orang2 lain yang ia sayangi. Ibu.

Yeon Jae ingin hidup seperti orang normal bersama Ibu dan Ji Wook. Aku tidak ingin diingatkan kalau aku adalah pasien kanker, berapa lama lagi waktu yang kumiliki dan hidup seperti layaknya orang normal.
Jadi, Ji Wook apa kau bisa memperlakukanku seperti biasanya? Karena aku bahagia saat ini.

Eun Seok membuka buku milik Yeon Jae. Ia melihat foto mereka saat SD dan tersenyum.

Eun Seok menepuk kepala Malbok, penolongmu pasti baik-baik saja kan? tapi apa yang harus kulakukan denganmu?

Eun Seok mempertimbangkan untuk pergi ke MD Anderson dan ingin menitipkan Malbok pada temannya.
Eun Seok berkata Malbok suka mengunyah barang2.

Bukan masalah bagi teman Eun Seok karena Malbok akan tinggal di halaman. Eun Seok terkejut, di halaman? bukankah dingin kalau musim salju nanti?
Eun Seok tampak ragu, tapi ia tetap ingin menitipkan Malbok.

Eun Seok jalan masuk dan bertemu Hee Joo serta ibunya. Hee Joo memperkenalkan ibu.

Eun Seok membungkuk. Ibu Hee Joo tersenyum, saya banyak mendengar tentang dokter, saya dengar anda benar2 tampan. Ternyata memang benar.
Hee Joo malu, kapan aku mengatakan itu? Ibu heran bukannya tadi barusan kau mengatakannya?

Hee Joo menyeret ibu pergi, karena ibu aku bisa mati karena malu.
Eun Seok menoleh melihat keduanya lalu tersenyum geli.

Ibu Yeon Jae sibuk memandangi wajahnya, ia ingin kelihatan lebih muda, apa perlu pakai mentimun? Yeon Jae komen, ibu aneh akhir2 ini.
Yeon Jae berkata kalau Ji Wook ingin berkunjung hari ini.

Ibu : Si mobil merah?
Yeon Jae membenarkan. Ibu teriak, kenapa kau tidak mengatakan ini sebelumnya! Aduh bagaimana ini?
Yeon Jae kaget, ibu membuatku takut.

Ibu akhirnya pergi belanja bersama Yeon Jae. Ibu membeli daging iga terbaik. Yeon Jae merasa ibu berlebihan. Tapi ibu ingin menunjukkan perhatiannya pada calon menantunya.

Ibu mendapat telp, dari Pak Kim. Ibu langsung curhat, kalau Yeon Jae akan mengenalkan pacarnya malam ini dan ibu merasa bahagia. Yeon Jae tersenyum melihat ibu.
Ji wook bersiap untuk pergi ke rumah Yeon jae. Ia bolak balik memilih baju.

Ji wook datang. Ia mengenalkan diri dan memberikan rangkaian bunga, saya dengar ibu menyukai bunga mawar merah muda.
Ibu tampak dingin dan mengiyakan. Ia menerima rangkaian bunga itu. Terima kasih, masuklah.

Ji wook tampak tegang, ia melihat ke arah Yeon Jae. Yeon Jae hanya mengangkat bahu.

Ibu berkata ia tidak tahu makanan kesukaan Ji Wook, jadi ia membuat semuanya dalam jumlah sedikit.
Ji wook : Ya, saya suka semuanya.

Ji wook segera makan dengan lahap. Ibu tanya bagaimana cara Ji wook meyakinkan ayahnya.
Yeon jae terkejut, ibu!

Ibu berkata ia tidak tahan melihat anaknya diperlakukan tidak baik.
Ji wook janji akan meyakinkan ayahnya. Ibu mengerti dan menyuruhnya makan lagi.
Ibu : Kudengar kau adalah Direktur Line Tour, ya kan?
Ji wook : Ya.

Ji wook akan pulang dan Yeon Jae tampak cemas, apa kau baik2 saja? Kau sakit perut?
Ji wook tidak tahu.
Yeon Jae tanya kenapa Ji wook bohong, kau sekarang ini pengangguran/baeksoo. Jika ibuku tahu dia pasti kecewa sekali. Apa kau benar2 tidak akan kembali kerja?

Yeon Jae masuk dan melihat ibu mengamati bunga mawarnya. Yeon Jae heran apa ibu tidak menyukai Ji Wook.
Ibu tampak menangis, Yeon Jae terkejut, ibu ..kau menangis? Ada apa?

Ibu : Aku sangat bahagia. Kau membawa seorang pacar yang sangat hebat. Aku benar2 bahagia.
Yeon Jae heran, lalu kenapa tadi seperti itu?

Ibu : Jika aku langsung setuju dan merelakanmu begitu saja, dia tidak akan tahu betapa berharganya dirimu itu.
Yeon Jae tertegun, ia baru mengerti perasaan ibunya. Yeon Jae menangis dan memeluk ibu.

Ji wook ternyata memikirkan kata2 Yeon Jae, bagaimana kalau ibunya tahu bahwa saat ini Ji wook pengangguran.
Ji wook akhirnya telp temannya dan tanya bagaimana cara membuat calon mertuanya terkesan. Haha..ini kaya Hyun Bin dalam Kim Sam Soon aja.

Ji wook pergi ke toko tempat ibu kerja. Ibu heran tapi menyambutnya dengan ramah, kenapa kau kesini?
Ji Wook ingin beli baju. Ibu mengantarnya melihat-lihat.

Rekan ibu tampak kagum, pria itu tampan sekali. Ibu langsung berkata, dia itu pacar putriku. Temannya terkejut, benarkah?

Ibu menyarankan sebuah jaket, ini terbuat dari bulu angsa. Ringan dan hangat jadi sangat nyaman dikenakan.
Ji wook : Benarkah? Kalau begitu saya akan mengambil ini. Size 95 kan? Ini untuk ibu dan Yeon Jae.

Yeon jae mengunjungi Pak Kim dan tanya perkembangan hubungannya dengan Ibu. Pak Kim geli, apa kau ingin tahu? Yeon jae berkata ia juga akan membeli hadiah.

Yeon Jae mengamati foto ayahnya. Apa Ayah marah? Karena Ayah sudah tidak ada lagi, ibu memiliki aku sebagai ganti Ayah. Dan sebagai ganti diriku, pasti menyenangkan kalau Ibu memiliki seseorang di dekatnya.

Ibu pulang dan dengan gembira menunjukkan jaket yang dibeli Ji wook untuk mereka berdua. Ibu memuji kebaikan dan selera Ji Wook.
Yeon Jae minta ijin pergi beberapa hari, ia akan kemo tapi berkata pada Ibu kalau ia pergi perjalanan dinas.

Ibu mengira Yeon Jae pergi dengan Ji Wook. Selama ini kau selalu berkata melakukan tugas kantor, sebenarnya pergi bersama Ji wook kan? itu semua cuma alasan ya kan?

Yeon Jae sepertinya minta Ji wook ikut sandiwara dan Ji wook memang datang menjemputnya.

Ibu : Ya, pergi sana dan bersenang-senanglah. Hati-hati di jalan.
Ji wook membungkuk, ya. Kami akan segera kembali.

Mereka berangkat. Ji wook tanya sampai kapan Yeon Jae akan merahasiakan ini dari ibu. Yeon Jae masih belum ingin mengatakannya pada Ibu. Dia tampak bahagia sekarang ini.

Presdir Im menemui Se Kyung dan tanya apa benar setelah putus tunangan, Ji wook kencan dengan wanita yang menggelikan.

Se Kyung : Apa Ayah mendengar semua gosip itu?
Tuan Im marah, kenapa kau tidak mengatakan apapun? Se Kyung menangis, ia tidak bisa melepaskan Ji wook. Se Kyung sepertinya benar2 menyukai Ji wook.

Ji Wook mengantar Yeon Jae. Tapi Yeon Jae tidak mau Ji Wook keluar dari mobil dan melihatnya seperti pasien.
Ji Wook berkata saat ini yang terpenting baginya bukan pekerjaan maupun ayahnya. Tapi Yeon Jae.

Yeon Jae juga sama, Ji wook juga paling penting untuknya. Tapi Ji Wook bukan seluruh hidup Yeon Jae, aku masih punya Ibu, teman dan hal-hal yang ingin kulakukan. Apa kau ingin aku hanya memilikimu? Aku tidak suka kalau aku adalah satu-satunya dalam hidupmu. Jika kau membuang pekerjaan dan ayahmu lalu datang padaku, kurasa itu akan membuatku tidak enak. Aku pergi dulu.

Yeon jae keluar dari mobil. Ji wook menyusulnya, ia langsung memeluk Yeon Jae erat2, semoga pengobatanmu lancar dan kembalilah.

Eun Seok dan Hee Joo jalan bersama, mereka melihat Yeon Jae dan Ji Wook. Hee Joo terkejut, Yeon Jae-eonni punya pacar?
Hee Joo sadar kalau Eun Seok pasti patah hati selama ini. Eun Seok mengajak Hee Joo masuk.

Yeon Jae ternyata membeli kue di toko Pak Kim untuk Hee Joo. Ibu Hee Joo tampak senang, ini kelihatannya enak. Hee Joo tidak terlalu semangat karena kesal dengan apa yang ia lihat tadi.
Yeon Jae memuji ibu Hee Joo yang tampak cantik. Ia minta Hee Joo menjaga ibunya baik2. Ibu mencicipi roti pemberian Yeon Jae, rasanya enak. Ibu minta Hee Joo mencicipinya, Hee Joo menolak. Ia keluar kamar.

Yeon Jae mengikutinya, apa kau marah padaku? apa terjadi sesuatu yang membuat cintamu padaku lenyap? Bukankah waktu itu kau ingin masuk ke RS bersama-sama? Kenapa?
Hee Joo : Aku marah karena Dr. Chae Eun Seok. Kakak, bagaimana kau bisa menyakiti hatinya?

Yeon Jae tidak mengerti. Hee Joo kesal, kau pura2 tidak mengerti.

Yeon Jae bertemu Eun Seok dan mendengar penjelasan kalau tumornya semakin membesar, kali ini mereka akan menggunakan metode pengobatan yang lebih agresif lagi.
Yeon Jae justru ingat kata2 Hee Joo kalau Eun Seok menyukainya. Eun Seok tanya pendapat Yeon Jae.

Yeon Jae hanya berkata itu bagus. Eun Seok bingung, bagus? Yeon Jae minta ijin kembali ke kamarnya.

Se Kyung pergi ke RS dan melihat Yeon Jae duduk sambil diinfus. Se Kyung tiba2 menangis lalu berbalik. Untung saja ia tidak mendekati Yeon Jae.

Yeon Jae melihat Hee Joo dan ibunya yang tampak akrab. Hee Joo senang mendengar cerita ibu saat ia masih kecil. Ibu juga tersenyum dan memeluk Hee Joo. Hee Joo berkata pasti menyenangkan kalau bisa selalu bersama Ibu.
Yeon Jae hanya menghela nafas.

Ji Wook ingat kata2 Yeon Jae yang tidak ingin hanya ada dirinya dalam hidup Ji wook.

Paginya, Ji wook pergi ke kantor dan menemui ayahnya.

Tuan Kang menyindir, apa yang membuatmu kembali? Bukankah kau ingin bersama wanita itu dan bahkan sudah mengundurkan diri?
Ji Wook tidak suka sikap ayahnya pada Yeon Jae. Tuan Kang kesal, bahkan dia juga mengatakan itu padamu? Jadi apa kau datang untuk marah padaku tentang itu?
Ji Wook : Tidak, aku datang untuk kerja.
Tuan Kang : Dasar..
Ji wook : Karena dia ingin aku kembali kerja di kantor.

Tuan Kang marah, anak menyedihkan. Jika ia ingin kau mati, apa kau akan melakukannya?
Ji wook : Kalau itu yang ia inginkan, aku akan melakukannya. Tapi orang itu tidak akan menginginkan sesuatu seperti itu. Karena ia ingin aku bahagia.

Ayahnya kesal dan segera minta Ji Wook ke AS. Ji wook menolak dengan tegas, Ayah mengalah saja padaku. Kami tidak punya banyak waktu lagi. Aku pergi.

Para Dokter bagian Onkologi tampak terkejut mengamati perkembangan kanker seseorang. Astaga apa ini? kapan perubahan ini terjadi? Beberapa saat lalu terlihat baik-baik saja. Apa yang akan kita lakukan?

Eun Seok tampak pucat, ia menundukkan kepalanya.

Eun Seok masuk ke kamar Yeon Jae dan Hee Joo. Eun Seok menyapa mereka dan mendekat ke Yeon Jae, ia tanya apa Yeon Jae bisa menahan kemoterapinya.
Yeon Jae menjawab dengan kaku, ya, tidak apa-apa.
Eun Seok : Kau makan dengan baik kan?

Yeon Jae membenarkan. Eun Seok senang, itu bagus. Eun Seok sedikit bingung melihat sikap Yeon Jae. Hee Joo menyadarinya.

Eun Seok tanya apa perut Hee Joo sakit. Hee Joo membenarkan, tapi ia bisa menahannya.

Eun Seok tersenyum dan mengajak Ibu Hee Joo keluar dulu untuk bicara. Ibu tampak terkejut lalu keluar mengikuti Eun Seok.

Hee Joo langsung tahu apa yang mungkin terjadi. Ia berkata sepertinya kondisiku memburuk. Kalau kondisi pasien baik, ia akan langsung mengatakannya padaku. Kalau memburuk, ia akan mengatakan pada wali lebih dulu. Itu jelas sekali.
Yeon Jae tampak cemas. Hee Joo berkata Yeon jae juga kelihatan jelas.

Yeon jae : Apa yang kulakukan?
Hee Joo : Kau dingin pada Dr. Eun Seok, ini karena aku kan? Karena omong kosong yang kukatakan padamu. Aku tidak seharusnya mengatakan itu, kasihan Dr. Eun Seok.

Eun Seok mengatakan kondisi Hee Joo pada ibunya. Ibu tampak syok dan menangis. Eun Seok minta maaf.

Hee Joo mencari Eun Seok dan tanya apa Eun Seok depresi karena Yeon Jae? Hee Joo mengaku semua karena salahnya, ia berkata pada Yeon Jae kalau Eun Seok menyukai Yeon Jae.
Hee Joo memejamkan mata, siap menerima kemarahan Eun Seok.

Tapi Eun Seok justru ketawa. Hee Joo heran, apa kau tidak marah?

Eun Seok : Aku merasa lebih baik sekarang. Selama ini aku selalu merasa ada sesuatu yang membuat hatiku berat dan aku merasa tertekan selama ini. Lebih baik mengatakan semuanya sekarang. Sudah waktunya mengatakan semuanya.

Hee Joo cemburu, aku tidak tahu kenapa, tapi hatiku rasanya sakit. Lebih baik kalau kau marah.
Eun Seok menggoda Hee Joo, kalau aku marah, aku takut kalau kau jadi bertambah jatuh hati padaku.
Hee Joo tersenyum.

Eun Seok minta Hee Joo mengembalikan lagi webtoon-nya, lakukan saja. Kau bilang itu adalah impianmu, ya kan?
Eun Seok mengajak Hee Joo masuk ke dalam.

Hee Joo menahannya, aku punya permintaan padamu. Karena aku mungkin tidak bisa kembali ke RS, apa kau mau berdansa tango denganku sekali ini saja?
Eun Seok tertegun, ia sadar Hee Joo mungkin sudah menyadari kondisinya.

Eun Seok mengajari Hee Joo berdansa tango. Hee Joo tidak banyak mengikuti gerakan Eun Seok, ia hanya menikmati kebersamaan-nya dengan Eun Seok.

Hee Joo melepaskan tangannya dari tangan Eun Seok dan bergelung di dada Eun Seok.

Eun Seok menahan kesedihannya dan memeluk Hee Joo. Hee Joo tersenyum dan menangis sekaligus. Keduanya berdansa sambil berpelukan.

Ibu Hee Joo berkata ke Yeon Jae, bagi Hee Joo, Yeon Jae seperti kakak-nya sendiri. Ibu Hee Joo merasa lega karena ternyata selama ini putrinya tidak terlalu kesepian di RS.
Yeon jae juga merasa berterima kasih karena Hee Joo menemaninya selama ini. Ibu Hee Joo heran kenapa Yeon Jae sendirian.

Yeon Jae : Aku punya ibu tapi aku tidak sanggup mengatakan padanya, aku takut ia akan syok.

Ibu Hee Joo menasihati, semakin Yeon Jae menundanya akan semakin membuat Ibu menderita. Coba pikirkan dari sudut pandang ibumu. "Putriku mengalami masa sulit dan ia tidak mengatakan ini padaku." Nanti jika ia tahu, bayangkan betapa sakit hatinya. Jika itu aku, pasti aku berpikir seperti itu.

Hee Joo menemui mereka. Yeon Jae berkata ia iri karena Hee Joo akan keluar dari RS. Hee Joo minta ibunya pergi dulu, ia ingin pamitan pada Yeon Jae.
Hee Joo : Aku punya sesuatu untuk dipamerkan padamu kakak.
Yeon Jae : Apa itu?

Hee Joo dengan bangga berkata ia berdansa tango dengan Dr. Eun Seok. Yeon Jae pura2 terkejut, kau bilang ia menyukaiku. Berarti itu bohong.
Hee Joo : Eonni, jaga hubunganmu dengan pacarmu! Eun Seok itu milikku!
Yeon Jae : Kalau begitu, kita baikan.
Keduanya bersalaman. Hee Joo mengaku, kue yang dibawa Yeon Jae benar2 enak.

Yeon Jae : Lain kali aku akan membeli untukmu lebih banyak lagi.

Hee Joo memeluk Yeon Jae dan berkata, kuharap kau benar-benar menjadi kakak-ku. Dalam kehidupan berikutnya, aku ingin memiliki tinggi 170cm juga.
Yeon Jae : 171 cm.

Hee Joo : Kau harus melakukan semua yang ada dalam daftar keinginanmu sampai selesai, Eonni. Fighting!
Yeon Jae : Kau juga, Fighting! Pergilah, anak kecil.
Hee Joo : Eonni, selamat tinggal! (Itu adalah ucapan selamat tinggal yang terakhir untuk Hee Joo)

Ibu Yeon Jae dan Pak Kim pergi nonton film. Ibu menangis karena filmnya sedih, Pak Kim memberikan saputangan untuk Ibu.

Setelah film selesai, Pak Kim tanya soal pacar Yeon Jae. Ibu tampak gembira dan dengan semangat bercerita kalau pacar Yeon Jae sungguh keren. Selain baik, ia juga sopan dan tampan.
Yeon Jae pasti akan bahagia seumur hidupnya. Pak Kim tersenyum, ia juga senang. Lalu tanya jika Yeon Jae menikah apa Ibu tidak akan kesepian? hehe..mulai menjurus ajussi ini. Ibu Yeon Jae hanya tersenyum malu.

Yeon Jae memikirkan kata-kata Ibu Hee Joo kalau ia harus segera mengatakan kondisi ini pada ibunya.

Eun Seok masuk dan minta Yeon Jae tidak memikirkan kata-kata Hee Joo. Ia juga mengembalikan buku milik Yeon Jae. Aku seharusnya mengembalikan ini padamu 25 th yang lalu, tapi baru kukembalikan sekarang.
Yeon Jae : Kenapa? Kau seharusnya tetap menyimpannya.

Eun Seok : Aku sudah membacanya berkali-kali. Aku pergi sekarang.
Jadi secara tidak langsung Eun Seok berkata ia sudah mengakhiri cinta sepihaknya pada Yeon Jae selama 25 th ini.

Eun Seok mengantar Malbok ke rumah rekannya. Ia mengatakan makanan kesukaan Malbok dan rutinitas imunisasi untuk Malbok. Eun Seok kembali ke mobilnya dan mendapat telp. Ia terkejut.

Eun Seok segera lari ke RS. Hee Joo masuk ke RS lagi, kondisinya gawat kali ini. Seorang dokter berkata kalau tumornya menyebar dan menyebabkan pendarahan dalam perut. Eun Seok panik, kau sudah memberikan pertolongan pertama?
Rekannya mengiyakan. Eun Seok minta segera disiapkan kamar operasi, panggil dokter bedah, segera!

Ibu membangunkan Hee Joo, Hee Joo..dokter disini, bukalah matamu. Dr. Eun Seok datang.
Hee Joo hanya bisa mengulurkan tangannya. Eun Seok menggenggam tangan Hee Joo dengan kedua tangannya.

Dokter lain lari dan berkata kamar Operasinya sudah siap, Eun Seok teriak, cepat pindahkan dia.

Hee Joo menutup matanya dan detak jantungnya berhenti.

Eun Seok mencoba menyadarkan Hee Joo dan melakukan CPR. Eun Seok berkali-kali menaikkan tekanan mesin CPR, 100 Joules, naik 200 Joule, Eun Seok masih berusaha menaikkan sampai 250 Joule.
Eun Seok tampak tidak rela Hee Joo pergi begitu saja. Sampai Ibu menghentikannya, Dokter! Tolong biarkan dia pergi. Ibu menangis.

Eun Seok keluar dan bersandar ke dinding, ia tampak sangat terpukul. Eun Seok menangis. Eun Seok jalan terhuyung dan terduduk di lantai, ia mengingat saat2 bersama Hee Joo.

Perawat yang biasa mengurus Hee Joo juga menangis. Yeon Jae heran dan tanya kenapa kau menangis?

Yeon Jae pergi ke upacara kematian Hee Joo di RS itu. Ibu Hee Joo menangis. Yeon Jae menggenggam tangan Ibu dan ikut menangis.

Ia ingat kata2 Hee Joo, aku berharap kau adalah kakak kandungku, kau harus melakukan semua yang ada dalam daftar keinginanmu sampai selesai. Fighting!

Yeon Jae menemukan Eun Seok duduk di lorong gelap. Yeon jae menyentuh bahunya dan memanggil Eun Seok.
Eun Seok : hiduplah..kumohon tetaplah hidup, aku tidak menginginkan yang lainnya. Yeon Jae kumohon tetaplah hidup.
Eun Seok menangis dan Yeon jae memeluknya.

Yeon Jae pergi ke kantor Eun Seok tapi Dokter itu tidak ada. Rekan Eun Seok berkata Dr. Chae tidak masuk kerja hari ini. Dia juga sedikit aneh akhir2 ini. Dia sudah menyesal menjadi Onkologis.
Dia sudah seperti itu sekarang Hee Joo meninggal. Tentu saja dia pasti syok. Dia mendapat rekomendasi untuk MD Anderson lagi tapi aku takut ia tidak akan bisa mengambilnya.
Dr. itu berkata Yeon Jae boleh pulang hari ini.

Yeon Jae bertemu Ibu Hee Joo dan menyapanya, ibu tidak apa-apa?

Ibu Hee Joo berkata ia sudah mendengar kondisi Hee Joo yang memburuk dari dokter Chae. Jadi ia sudah menyuapkan diri untuk menghadapi yang terburuk.
Meskipun ia tidak mengatakannya pada Hee Joo, tapi Hee Joo mungkin sudah tahu. Malam saat ia akan pergi, ia berkata ia baik-baik saja. Dia berkata dia bahagia.

Ibu Hee Joo minta Yeon Jae mengatakan pada Dr. Chae kalau Hee Joo sudah mengupload webtoon-nya lagi. Yeon Jae janji akan menyampaikannya.

Yeon jae jalan ke parkir mobil dan melihat Ji wook.
Ji Wook melambai kepadanya.

Yeon Jae langsung lari dan memeluk Ji Wook. Ji wook ketawa, apa kau begitu merindukanku?
Yeon Jae membenarkan dan minta Ji Wook mengantarnya ke satu tempat.

Yeon Jae pergi ke rumah Eun Seok. Eun Seok tidak mau membuka pintu, menjawab telp Yeon Jae. Akhirnya setelah beberapa saat Eun Seok membuka pintu.
Yeon Jae : Aku merasa cemas. Ibu Hee Joo ingin kau tahu, kalau Hee Joo sudah meng-upload webtoon-nya lagi dan kau harus melihatnya.

Ji wook heran kenapa Yeon Jae pergi ke rumah Eun Seok begitu keluar RS, apa terjadi sesuatu?

Eun Seok membuka webtoon Hee Joo

Terdengar suara Hee Joo : "Aku punya kabar gembira untuk orang-orang yang menyukai webtoon-ku! Ah! Hari ini, aku berdansa tango dengan Dr. Eun Seok. Dadanya benar-benar hangat dan sangat nyaman. Dulu aku selalu menyebutnya 'Raja brengsek' dan 'kasar', aku menariknya kembali, dibatalkan. Dr. Eun Seok kelihatan keren kalau tersenyum. Kuharap selain aku, dia juga tersenyum pada banyak pasien juga. Hari ini, hari Hee Joo di RS, berakhir. Hee Joo benar-benar, sangat bahagia selama ini. Dan mulai sekarang, aku akan terus berbahagia. Jadi kalian semua, termasuk Dr. Eun Seok, semuanya harus berbahagia!"

Eun Seok menangis setelah membacanya.

Ji Wook tanya apa terjadi sesuatu di RS. Yeon Jae membenarkan, aku juga harus mengatakan pada ibu. Apa kau akan mendukungku?
Ji Wook menggenggam tangannya.

Yeon Jae pulang dan tanya apa yang paling ingin dilakukan ibu bersama dengannya.
Ternyata ibu ingin naik kapal menyeberangi sungai Han. Yeon Jae heran, kalau ini kan bisa dilakukan kapan saja.

Ibu ingin melakukan ini karena ia dulu diare saat Yeon Jae ingin naik kapal, jadi sekarang ia ingin menebusnya.

Setelah kapal menepi, ibu dan Yeon jae duduk di tepi sungai. Ibu tampak gembira, udara malam ini sangat bagus.
Yeon Jae : Senang berkencan dengan ibu.
Ibu : Akan lebih baik kalau kau pergi kencan dengan Ji Wook.

Yeon Jae : Ibu, aku sangat mencintaimu. Kau tahu itu kan? Ada yang ingin kuakui pada Ibu.
Ibu : Apa? Apa terjadi sesuatu antara kau dan Ji Wook?
Yeon Jae menggeleng. Ibu lega.

Yeon Jae : Ibu..aku kena kanker. Aku minta maaf Bu.

Ibu tertegun mendengarnya.

SOAW [1], [2], [3], [4], [5], [6], [7], [8], [9], [10], [11], [12], [13]

No comments:

Post a Comment