Tuesday, October 24, 2017

TV Movie : If We Were a Season - Part 1


Sutradara Kang Soo Yeon
Script writer Im Ye Jin
KBS2

Starring :
Chae Soo Bin as Hye rim
Jang Dong Yoon as Gi seok
JIn Young as Dong kyung

..and yes, this is my first post after a long hiatus...^^

Hari pertama sekolah di awal bulan Maret. Anak-anak mulai masuk dengan mood ceria sambil menikmati bunga ceri yang bermekaran. Gi Seok (Jang Dong Yoon) asyik merekam pemandangan sekitar sekolah dan teman-temannya ngobrol soal kemungkinan bertemu siswi-siswi cantik.

 Mereka sama sekali tidak menyadari bencana yang akan datang....


Yup, dalam bentuk Hye Rim (Chae Soo Bin). Awalnya Hye Rim bersepeda dengan santai sambil menikmati wangi bunga ceri, sampai ia sadar....remnya blong.
Hye Rim hanya bisa membunyikan bel sambil teriak ...Aaahhhhhh!!!!!!

Anak-anak lain langsung menghindar menyelamatkan diri, tapi di mata Gi seok...semua mendadak menjadi melambat. Slow motion mode on. Pandangannya terpaku pada Hye Rim..
Sepeda Hye Rim menabrak sesuatu dan membuat tubuh Hye Rim terpental. Tanpa pikir panjang, Gi Seok membuang camcordernya (dibuang cuy!) dan bersiap menangkap Hye Rim.

Well, it's a cliché thing haha...Hye Rim mendarat dengan selamat dalam pelukan Gi Seok. Ia sempat membaca name-tag Gi Seok, Eom Gi Seok.

Keduanya duduk dan Gi Seok langsung komen, apa itu tadi? Apa kau masih belum bisa naik sepeda?
Hye Rim menggerutu, apa katamu? Aku bersepeda jauh lebih baik daripada dirimu!

Gi Seok tersenyum lembut, lama tidak jumpa, Yun Hye Rim. Hye Rim tersenyum.

Flashback,
Gi Seok dan Hye Rim adalah teman sejak kecil (baca : bayi). Sama-sama lahir tanggal 7 Mei, merayakan ulang tahun bersama, bermain bersama.
 


Serta masa-masa berantem ala anak-anak 14 tahunan..

Kembali ke masa kini. Hye Rim bertemu Gi Seok di depan rumahnya dan berkata kalau sepedanya sudah tidak bisa diperbaiki. Orang tuanya akan membelikan sepeda baru untukknya. Hye Rim berterima kasih atas pertolongan Gi Seok kemarin.
Gi Seok menawarkan diri memboncengkan Hye Rim ke sekolah. Hye Rim melihat tangan Gi Seok yang diperban dan memutuskan dia-lah yang akan memboncengkan Gi Seok.

so cute..
Sepanjang jalan, Gi Seok bingung mau meletakkan tangannya dimana. Ia ragu memegang Hye Rim tapi dia harus pegangan sesuatu.
Hye Rim melihat kekikukkan Gi Seok dari spion sepeda dan tertawa geli. Hye Rim tiba-tiba menarik rem, membuat Gi Seok memeluknya. 

Hye Rim ketawa, pegangan yang erat! Gi Seok tersenyum dan berhasil berpegangan pada tas Hye Rim. Keduanya berangkat dengan gembira,

Musim semi, usia 19 tahun

Gi Seok masih tidur sementara Hye Rim sudah mengenakan seragam. Ia teriak ke arah jendela Gi Seok minta buku matematika. Gi Seok masih setengah tidur, ia membuka jendela dan melempar buku matematika ke arah Hye Rim.
Waktu Hye Rim keluar rumah, Gi Seok sudah siap dengan sepedanya. Hye Rim menggigil tapi berkata tidak kedinginan waktu Gi Seok tanya.

Hye Rim langsung mengomel panjang pendek soal rantai sepeda Gi Seok. Gi Seok mengambi syal merah dan membebatkannya ke leher Hye Rim dengan alasan untuk menutup mulut cerewet Hye Rim. Keduanya berangkat bersama.
Akhirnya rantai sepeda Gi Seok memang putus dan Gi Seok hanya nyengir. Hye Rim tidak percaya, kita bisa terlambat ke sekolah.

Gi Seok hanya berkata masih untung rantainya putus saat jalanan belum menurun. Gi Seok menyandarkan sepeda dan membetulkan tali sepatu Hye Rim. 
Hye Rim heran, apa yang kau lakukan?
Gi Seok : Yun Hye Rim...
Hye Rim : ...
Gi Seok : Lari...!!
Gi Seok lari mendahului Hye Rim ke sekolah. Hye Rim ngamuk, ya! Eom Gi Seok! Gi Seok ketawa, ayo cepat! kita sudah terlambat!
Hye Rim : Aku akan membunuhmu!

Keduanya berusaha memanjat dinding belakang sekolah. Hye Rim menggunakan kepala Gi Seok sebagai tumpuan. 
Hye Rim : Awas..jangan mengintip (roknya)..!
Gi Seok : Tidak dan tidak akan!

Saat itulah Hye Rim melihat seorang pemuda duduk, berusaha merokok sembunyi-sembunyi. 
Gi Seok naik ke dinding dan membuat Hye Rim jatuh. Pemuda itu berusaha menangkap Hye Rim tapi gagal. Gi Seok melompat turun dan membantu Hye Rim berdiri, ia melihat rokok di tanah, siapa kau? Gi Seok tampak tidak suka pada pemuda itu.

Pak Lee mengenalkan pemuda itu sebagai siswa pindahan dari Seoul. Pemuda itu mengenalkan diri dengan sopan, apa kabar, namaku Oh Dong Kyung (Jin Young). Pak Lee memanggil Hye Rim, dia ketua kelas, tanya saja dia kalau kau ada pertanyaan.

Gi Seok hanya mendengus. Dong Kyung jalan ke arah bangkunya sambil mengangguk pada Hye Rim. Gi Seok membuang muka.

Dong Kyung mengamati interaksi Hye Rim dan Gi Seok, keduanya jelas dekat sekali.

Gi Seok selalu menjaga Hye Rim. Saat keduanya pulang bersama naik bis, Hye Rim dengan cueknya tidur nyenyak. Gi Seok meletakkan tasnya dekat jendela agar kepala Hye Rim tidak terantuk kaca dan menyimpan karet rambut Hye Rim. "Kau ini selalu tidur begitu naik bis, bagaimana aku bisa turun duluan? Kau pasti akan berakhir di terminal."

Anak-anak harus menyerahkan laporan tentang apa yang ingin diraih di tahun terakhir sekolah. Gi Seok hanya menulis asal-asalan. Temannya merebut kertas Gi Seok dan menuliskannya untuk Gi Seok. Para guru juga mengeluh, anak-anak ini tidak ada yang menulis serius apa yang ingin diraih.

Saat makan siang, Min Jun dan Jung Ho tanya apa yang ingin diraih Hye Rim. Hye Rim dengan bangga berkata ingin mencetak skor sempurna dalam basket untuk pelajaran olah raga. Gi Seok diam saja.
Hye Rim tanya apa yang ditulis Eun Young. Eun Young hanya ingin makan dengan G-Dragon. wee.. Min Jun dan Jung Ho menertawakan Eun Young. Gi Seok kesal dan membanting sendoknya. Hye Rim heran, ada apa?

Min Jun ingin mengatakan sesuatu tapi batal karena Gi Seok marah dan meninggalkan meja. Aku akan membunuhmu! 
Gi Seok menemui Pak Lee dan mengatakan kalau yang di formulir itu bukan yang ia tulis.  Pak Lee santai menanggapinya, jadi kau tidak menulisnya? 
Gi Seok : Saya tidak tahu kalau itu akan menjadi pencapaian kami.
Pak Lee : Ya, itulah hidup. Kau tidak akan tahu apa yang akan terjadi. Tapi hidup itu menyenangkan karena kau tidak bisa mengambilnya kembali. Jadi lakukan saja.

Gi Seok panik, ia berlutut memohon agar Pak Lee mengembalikan formulirnya. Pak..saya mohon..
Pak Lee mendorong Gi Seok melakukannya, buatlah rencana sesuai aturan dan tulis satu per satu. Mudah kan?

Pak Lee menghela nafas, sebenarnya apa yang kau tulis? Pak Lee mencari formulir Gi Seok. Gi Seok tampak hampir menangis karena malu. Pak Lee membaca formulir Gi Seok, ia terkejut. Apa ini benar?
Gi Seok menjelaskan kalau temannya yang menulis tidak tahu kalau yang ditulis itu harus dicapai, dan dia hanya bercanda. 

Pak Lee heran, kau tidak pernah melakukannya? Gi Seok bengong. 
Pak Lee : Coba lihat usiamu. Kau harus berubah. Cobalah. 

Gi Seok tidak percaya ini, bagaimana bisa? Pak Lee tidak mau tahu, ia bahkan ingin Gi Seok membuat laporan secara mendetil. Buat analisa dan tulis 200 bukan 300 lembar esai! Tidak boleh diketik.wkwk kasihan.. sebenarnya apa yang ditulis, pasti ada hubungannya dengan Hye Rim.

Dan kita lihat malamnya, salah satu yang ingin diraih Gi Seok disitu tertulis : Ciuman pertama yang menggairahkan ..astaga..pantas Gi Seok panik.
Gi Seok bahkan harus menulis kapan, dimana, apa, bagaimana dan dengan siapa hal itu dilakukan ck..ck..

Gi Seok ragu saat menulis dengan siapa ciuman itu dilakukan. Gi Seok nyaris terlompat dari kursinya waktu Hye Rim tiba-tiba masuk ke kamarnya. Hei! kenapa kau tidak mengetuk pintu?

Hye Rim tertawa, aku tidak pernah mengetuk pintu. Gi Seok berusaha menyembunyikan laporannya dari Hye Rim yang ingin melihatnya. Gi Seok teriak, kenapa? kau mau apa?

Hye Rim menyodorkan ramen, ibuku di rumah, tolong masakkan ini. Hye Rim mengacak rambut Gi Seok dan mengambil komik di rak.
Gi Seok menggerutu, apa gunanya melarang mie cup instant di rumah kalau kau memakannya disini? Bukannya ibumu harusnya di studio hari ini?
Hye Rim : Ada guru baru yang cantik dan anak-anak tampaknya lebih menyukainya daripada ibuku. 

Hye Rim menikmati mie cup-nya sambil menonton film. Gi Seok mengamati Hye Rim, ia menggelengkan kepala, ini gila.
Hye Rim mengiyakan, ia tidak tahu isi pikiran Gi Seok, kau masak satu lagi saja. Aku akan menghabiskan mie ini dan juga supnya. 

Gi Seok : Apa yang kupikirkan..
Hye Rim : Huh..?
Gi Seok : Bukan apa-apa. Makan saja mie-mu.

Hye Rim meletakkan mie dan mendekat, Gi Seok-ah..Gi Seok tampak salah tingkah, ya..?
Hye Rim : Apa kau punya nasi?
Gi Seok menghela nafas dengan keras. Ia berdiri untuk mengambil nasi. Hye Rim berseru, yang banyak ya....
Setelah kenyang dengan triple carbo-nya, mie instant+nasi+cola, keduanya duduk nonton film jadul "When Harry Met Sally"  adegan terakhir saat keduanya berciuman di pesta dansa,
Gi Seok membuang muka dengan tegang. Sementara Hye Rim komen, ia benci kalau filmnya berakhir dengan ciuman.

Gi Seok tiba-tiba nyolot, memangnya kenapa? apa salahnya dengan ciuman?
Hye Rim geli, kau kenapa? aku cuma tidak suka kalau berakhir dengan ciuman. Sepertinya akan benar-benar berakhir. 

Gi Seok : Memang berakhir. Memang itu akhirnya. Coba pikir, apa tahap-tahap pacaran? Kalian gandengan tangan, berpelukan dan akhirnya berciuman. Itulah sebabnya berakhir dengan ciuman.
Hye Rim : Kurasa pelukan erat lebih cocok untuk akhirnya. Terasa lebih hangat dan rasanya kisah mereka belum berakhir.
Gi Seok memandangi Hye Rim lalu menyuruhnya pulang. Pulanglah, aku mau tidur. Hye Rim menyuruh Gi Seok cuci muka dan belajar baru tidur.

Hye Rim pulang dan bertemu ayahnya. Tanpa sengaja ia melihat pesan di smartphone ayahnya. Hye Rim tertegun, ada chat mesra dari seorang wanita dengan nama Lee Yong. Oh no..is daddy having an affair? 

Hye Rim tidak ikut makan siang dan menyendiri di kelasnya, terganggu dengan pesan di smartphone ayahnya. Teman-temannya datang dengan makanan. Gi Seok menegur Hye Rim, kau kenapa?biasanya kau tidak pernah melewatkan jam makan. Gi Seok bahkan merelakan susu coklatnya untuk Hye Rim.
Dong Kyung mendekati Hye Rim, ia ingin diantar menemui guru OR untuk urusan seragam. Hye Rim akan berdiri tapi Gi Seok menahannya, aku bisa mengantarmu. Dong Kyung menolak, ia ingin diantar Hye Rim. Teman2 mereka terlihat tegang.
Gi Seok merangkul Dong Kyung, aku juga perlu menemui guru. Ayo. Ia menyeret Dong Kyung pergi.
Gi Seok membantu Hye Rim membuat rekaman untuk nilai OR. Gi Seok tanya apa Hye Rim dekat dengan Oh Dong Kyung, kenapa dia selalu memanggil Hye Rim. Gi Seok tampak kesal.
Hye Rim justru ingin tahu laporan sosial yang dibuat Gi Seok tapi Gi Seok tidak mau memberi tahu.

Keduanya jalan pulang. Hye Rim ingin sekali bisa kuliah di jurusan pendidikan Universitas Seoul. Gi Seok protes, kau kan tidak suka anak-anak SD dan kenapa harus ke Seoul? di sini juga banyak universitas bagus.
Hye Rim : Aku mau ke Seoul karena aku ini pintar! Kau ini siapa mau menghentikanku?
Bagi Hye Rim cocok tidak cocok menjadi guru tidak penting, ia hanya ingin mendapatkan pekerjaan dan memenuhi harapan orang tuanya lalu menyombongkan itu saat liburan.

Gi Seok menawarkan diri membantu Hye Rim lagi besok tapi Hye Rim ada janji dengan seseorang yang tidak dikenal Gi Seok. Gi Seok penasaran dan Hye Rim geli, jadi ini rasanya. Kau ingin tahu dan aku tidak ingin mengatakannya padamu. wkk
Keduanya bercanda sambil lari pulang.

Paginya, Hye Rim ternyata mengikuti mobil ayahnya. Ia turun dari taksi dan melihat ayahnya berjalan bersama seorang wanita di lokasi konstruksi yang sepi. Keduanya jalan masuk ke dalam sebuah rumah jaga.

Hye Rim lari ke arah rumah dan berusaha mendengar suara di dalam. Ia jalan ke arah jendela dan hampir bertabrakan dengan...Oh Dong Kyung!

Dong Kyung dan Hye Rim jongkok dekat rumah. Dong Kyung tidak percaya, jadi ibuku dan ayahmu...Hye Rim tidak sanggup mendengarnya dan menangis.
Dong Kyung tidak mengerti, kenapa mereka melakukannya di sini. Ia ingin melihat ke dalam. Hye Rim juga, keduanya memberanikan diri mengintip. Ayah Hye Rim tiba-tiba membuka jendela. Membuat mereka merunduk lagi.

Keduanya mengintip dan ternyata...ayah Hye Rim dan Ibu Dong Kyung tidak melakukan hal aneh haha...sepertinya ibu Dong Kyung ingin memberikan partitur musik pada ayah Hye Rim untuk ibu Hye Rim.
Dong Kyung dan Hye Rim berpandangan..lalu tertawa lega. Ibu Dong Kyung merasa mendengar sesuatu dan kedua anak itu langsung kabur.

Hye Rim lari sambil bergandengan tangan dengan Dong Kyung. Keduanya melepaskan diri dengan kikuk. Dong Kyung mengajak Hye Rim makan sesuatu, karena keduanya belum sarapan sejak pagi.
Mereka makan kimbab, seafood dan soju di tepi pantai. Dong Kyung tertarik pada Hye Rim, kau manis. Hye Rim nyaris tersedak. Dong Kyung menggodanya, apa kau mau memikirkan kata-kata itu lagi sebelum kau tidur malam ini?
Hye Rim batuk, kurasa aku bisa tersedak. Dong Kyung geli.

Gi Seok minum es sambil bersenandung. Ia melihat ibu Hye Rim dan membantu membawa belanjaannya. Ibu langsung menegur Gi Seok, jangan makan es, itu tidak baik untukmu. Kau sudah besar.  Gi seok nyengir dan janji ini yang terakhir.

Ibu Hye Rim tahu ibu Gi Seok akan pulang terlambat, jadi dia mengundang Gi Seok makan di rumah mereka. Ibu heran kenapa Gi Seok tidak ke perpustakaan bersama Hye Rim. Gi Seok tertegun, perpustakaan?
 Hye Rim dan Dong Kyung menunggu bis. Hye Rim tahu sekarang, ayahnya sengaja mencari partitur musik sebagai hadiah ulang tahun ibunya. Dong Kyung tanya kapan ulang tahun Hye Rim, kalau dia tanggal 6 Nov. Hye Rim menjawab, 7 Mei.
Dong Kyung juga tanya banyak hal. Hye Rim heran, tapi Dong Kyung hanya menjawab, guru memintaku bertanya padamu kalau ada sesuatu yang ingin kuketahui. Aku ingin tahu tentang dirimu, jadi aku tanya. Apa tidak boleh?

Hye Rim : Kau pintar ngegombal
Dong Kyung : Apa hatimu tidak bergetar? tidak? ya sudah lupakan.
Keduanya tertawa geli.

Hye Rim tidak mengangkat telp dari Gi Seok dan membuat Gi Seok tampak gelisah.

Hye Rim jalan pulang dan berusaha "mengusir" Dong Kyung, kau tidak berusaha mengantarku pulang kan? Dong Kyung tertawa, ia benar-benar punya urusan di sekitar sini. Dong Kyung les piano. Hye Rim syok, jangan bilang les piano Kim Mi hee! 

Gi Seok membantu Ibu Kim mengiris daun bawang, ia membuka percakapan, Bibi..ini soal "teman" saya..

Gi Seok : Saya...maksud saya, teman saya..dia benar-benar bingung soal perasaannya dan perasaan gadis itu.
Ibu Hye Rim tersenyum, jelas mengerti apa dan siapa yang dimaksud Gi Seok. Gi Seok bingung, kalau "teman-nya" mengaku dan ditolak, hubungan pertemanan mereka bisa berakhir. "Teman-nya" benar-benar takut soal itu.
Ibu Kim : Ada hal yang selalu kukatakan pada muridku, "Bertanyalah kalau kau tidak tahu." Jika ada yang membuatmu bingung dan kau tidak bisa memilih, bertanyalah pada orang yang bisa memberimu jawaban. Itu adalah cara tercepat dan paling tepat.

Gi Seok mengangguk, saya mengerti. Ibu Kim melanjutkan, tapi bertanyalah setelah kau diterima di Universitas. Itu belum terlambat. Gi Seok tertegun lalu batuk-batuk. Ibu Kim tersenyum, katakan pada temanmu apa yang kukatakan.


Hye Rim pulang dan tertegun saat melihat Gi Seok. Gi Seok komen, apa? kau baru pulang? dari perpustakaan? Hye Rim mengiyakan dengan kikuk. Ibu minta Hye Rim cuci tangan lalu makan.
Hye Rim mendengar Gi Seok pamit pulang dan bingung, kenapa aku merasa bersalah? hehehe..

to be continued ....

Notes,

Apa kabar..? maaf laamaaa...sekali hiatusnya. Sekarang akan mulai menulis lagi meskipun akan memilih film-film atau drama pendek saja. Sekali lagi maaf ya dan terima kasih untuk kesabaran kalian, love you..^^

4 comments:

  1. Aaah...kak tirza akhirnya nulis lagi...

    ReplyDelete
  2. Mbak Tirzaaa kog gak woro2 di fb kalo dah nulis di sini lagi. Btw, so happy to be your silent reader lagi, eh ini lagi gak silent koq xixixi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha..thank's for visiting ya..
      Btw, gpp gak silent2 amat disini kok ^^

      Delete