Sunday, June 5, 2011

Lovers Vanished part 1

Judul lain : The Day Before atau Eve of the Storm (Pokpungjeonya)
Produksi : April 2010
Sutradara : Jo Chang Ho
Skenario : Jo Chang Ho
Time : 104 menit

Warning : 17 th keatas.

Cast :
Kim Nam Gil as Chef Su In
Woo Seul Hye Hwang as Mia
Jung Yoon Min as Sang Byun
Nam Sung Jin as Ki Yeon
Shin So Yul as Min Jung
Kim Jae Rok as priest/Pastur

Mia, pemilik cafe kecil di tepi pantai mempelajari sulap dari Sang Byun, pria yang dicintainya.
Dia tampak bahagia sekali.

Jin Ho teman Sang Byun masuk dan mengajak mereka pergi. Sudah waktunya.

Sang Byun dan Mia pergi ke sebuah acara sulap dan mempertontonkan kebolehan mereka. Penonton menyukainya.

Keduanya pulang dan Mia ingin Sang Byun mengajarinya teknik sulap yang lebih berat. Mia berkata ia kagum pada Sang Byun, bagaimana kau bisa begitu berkarisma?
Malam itu mereka tidur bersama meskipun Sang Byun sebenarnya menderita AIDS.

Paginya, Sang Byun minum obat dan mengeluh pada Jin Ho kalau ia mencemaskan Mia. Jin Ho mengingatkan Sang Byun untuk lebih berhati-hati. Keduanya sama-sama menderita AIDS.
Mia keluar dari cafe dan memanggil mereka makan.

Satu hari Mia pergi ke rumah Sang Byun. Mia langsung membuka kamar Sang Byun dan dia syok.

Sang Byun sedang bercinta dengan Jin Ho? Ia kaget melihat Mia. Mia langsung pergi.
Sang Byun bergegas ke cafe untuk menemui Mia tapi cafe terkunci dan Mia tidak ada.

Mia ternyata membeli senapan. Astaga...wanita memang menakutkan. Mia pergi menemui Jin Ho, ia menodongkan senapan ke arah Jin Ho.
Mia : Katakan padaku siapa yang dicintai Sang Byun!
Jin Ho memetik gitarnya dan minta Mia tenang, letakkan senapanmu.

Sang Byun datang, ia kaget, Mia! Mia marah, katakan!
Jin Ho teriak, Sang Byun katakan siapa yang kau cintai! Sang Byun bingung.

Jin ho kesal, aku lebih baik mati ditembak daripada karena penyakit sialan ini! Ayo tembak!
Jin Ho menarik senapan Mia. Mia kaget dan reflek menarik pelatuknya. Tepat ke jantung Jin Ho. Jin Ho tersungkur, meninggal.

Sang Byun menangis dan memanggil Jin Ho. Sang Byun memutuskan pergi ke polisi, ia mengaku sudah membunuh pacarnya. Sang Byun berkata kalau dia membunuh Jin Ho (pacar gay-nya) pada polisi.
Demi menyelamatkan Mia.

Beberapa tahun kemudian...
Sang Byun sedang antri makan di penjara.
Di tahanan juga ada seorang pria, Chef Su In. Su In tidak tahan di penjara dan ia ingin sekali keluar dari sini.

Seorang pria berkata pada Su In kalau pesulap itu mungkin bisa membawamu keluar dari sini.

Su In mendekati Sang Byun, keduanya main basket bersama sampai kelelahan. Sang Byun tanya, apa kau ingin keluar dari sini?

Sang Byun menutupkan telapak tangan ke depan matanya, begini caranya. Su In ikut menutupkan telapak tangan ke depan matanya, memang benar mereka "keluar" sebentar, tapi kenyataannya mereka tetap di penjara.

Su In menemui rekannya, Ki Yeon. Pria itu menunjukkan foto wanita yang ingin dinikahinya. Su In tersenyum, ia senang.
Su In tanya apa mereka sudah menemukan penjahat sebenarnya? Ki Yeon berkata semuanya sudah terlambat, sepertinya Su In harus tetap dipenjara.

Su In panik, ia tidak mau tinggal disini selamanya.

Saat makan, Su In duduk di samping Sang Byun. Sang Byun tanya apa kejahatan Su In.

Su In : Mereka bilang aku membunuh istriku. Kalau kau?
Sang Byun : Aku membunuh pacarku, apa itu membuatmu lebih baik? Berapa lama hukumannya?
Su In : Seumur hidup.

Su In berkata kalau Sang Byun bisa menyulap saus untuknya, dia akan membuat makanan ini lebih baik. Sang Byun ketawa, memangnya kau ini chef?
Su In membenarkan, tapi tidak punya banyak pelanggan. Hanya ada satu pelanggan yang makan masakannya, itu juga tidak sering.

Sang Byun heran.
Su In : Maksudku pacar istriku.

Su In mendekat, ia membujuk Sang Byun untuk membantunya lari. Sang Byun berdiri dan pergi meninggalkan Su In.

Su In mengendap-endap ke klinik penjara. Su In tahu Sang Byun menderita AIDS.

Sang Byun sedang diinfus. Su In melepaskan infus dan menusukkan jarum itu ke vena-nya. Su In kesakitan dan terjatuh di lantai.

Sang Byun bangun, ia menghela nafas sambil memandang Su In. Apa kau tahu? kau tetap tidak akan bisa keluar dari sini dengan alasan sakit AIDS kecuali kau mati. Kau pikir untuk apa aku disini selama 4th ini?

Su In kaget, apa? Lalu tersenyum getir, apa kau bisa bercanda disaat seperti ini? dasar brengsek!

Su In marah dan menyerang Sang Byun. Su In mencekiknya.
Sang Byun berhasil melepaskan diri dan mendorong Su In. Su In lemas dan ia jalan keluar.

Sang Byun berkata, apa kau tahu? kalau terinfeksi lewat tranfusi darah jika kau bisa bertahan hidup 3 th saja, itu sudah bagus.
Su In tertegun lalu berkata dengan sarkastis : Selama itu?

Su In pura-pura tidur dengan Sang Byun untuk mengelabui penjaga. Su In mengeluh, sialan bagaimana kalau aku terinfeksi?

Paginya, penjaga membawa Su In untuk diperiksa di klinik. Sang Byun jalan dan berkata jika Su In bisa lolos, pergilah ke Cafe Le Luth di Namryangpo. Temuilah seorang wanita, namanya Mia.

Su In : Apa dia istrimu?
Sang Byun : Bukan.
Su In : Pacar?
Sang Byun : Bukan.

Su In tanya apa dia harus mengatakan kabar Sang Byun pada Mia?
Tidak, kata Sang Byun. Katakan kabarnya padaku. Itu kalau kau berhasil lolos.

Su In dirawat di klinik. Ia tampak tertidur dan tangan kanan diborgol di tempat tidur.
Ada dua polisi yang menjaganya. Polisi yang lebih muda ingin keluar, ia melihat seniornya tertidur dan Su In juga. Polisi itu keluar.

Setelah polisi itu keluar, Su In langsung membuka matanya. Ia melepaskan borgol, kemungkinan besar belajar dari Sang Byun.
Su In melepaskan jarum infus lalu keluar.

Polisi muda itu memergokinya dan menodongkan pistol. Tapi Su In berhasil menakut-nakuti polisi itu dengan penyakitnya.

Su In : Kau tahu, penyakit ini membuatku tidak hidup lama, aku tidak mau menghabiskan hidupku di tempat seperti ini. Tolong mengerti. Jika kau menembakku, apa kau mau terkena darahku?

Polisi itu ketakutan, jangan menyentuhku! Karena ketidaktahuan-nya akan AIDS. Akhirnya Su In bisa lari. (Meskipun kena darah penderita AIDS, kalau tidak ada luka di tubuh kita, maka tidak akan terinfeksi.)

Su In menemui Ki yeon. Sepertinya Ki Yeon sudah menemukan pembunuh istri Su In.

Su In masuk gereja. Ia menemui Pastur untuk pengakuan dosa. Pastur minta Su in bicara.
Su in : Ini pertama kalinya aku mengaku.
Pastur : Ya, teruskan..
Su In : Aku akan membunuhmu!

Su In dan Ki yeon membawa Pastur itu ke tepi pantai. Su In memukuli Pastur habis-habisan.

Pastur itu sudah babak belur : Aku minta maaf. Aku sudah berusaha menahannya, tapi godaan-nya terlalu besar.
Su in : Lalu?
Pastur : Aku jatuh dalam godaan.
Su In marah, bagaimana Pastur bisa jatuh dalam godaan setan?

Pastur : Aku sudah mengaku dosa dan bertobat, lalu menjadi hamba Tuhan. Tapi dia terus saja mendatangiku. Dan mengancam jika aku tidak mencintainya maka dia akan mengatakan pada semua orang.

Su in : Lalu kau membunuhnya?
Pastur : Tidak, itu kecelakaan. Itu benar2 kecelakaan.

Su In dan Pastur itu duduk. Pastur berkata kalau istri Su In hamil. Katanya itu anak-ku.
Su In : Apa yang harus kulakukan denganmu?
(Istrinya Su In ini aneh bin ajaib, punya suami KNG malah selingkuh ama Pastur ngga jelas kaya gini, jauh langit dari bumi.)

Pastur berkata dia akan mengaku. Dia akan pergi ke polisi dan mengatakan segalanya.
Su In dan Ki Yeon mengantar Pastur kembali ke mobil mereka. Tapi tiba-tiba di tengah jalan Pastur melarikan diri.

Ki Yeon langsung mengejarnya. Su In tertegun saat tahu kemana arah lari Pastur.

Ki yeon berdiri termangu di tepi tebing. Su In menyusulnya.
Pastur itu memutuskan untuk terjun dari atas tebing. Ia mati seketika.

Su In hanya bisa memandang mayat Pastur, lalu jalan pergi. Su In tidak tahu apa yang harus dilakukan-nya sekarang.

Mia memulai harinya seperti biasa, membuka cafe dan beres-beres. Menerima satu atau dua pelanggan, menggunting kertas untuk trik sulapnya dan memberi makan burung.
Mia memandang pantai dan ia melihat seseorang yang duduk tidak bergerak di salah satu batu karang.

Orang itu Su In, yang duduk memandang laut lepas. Tidak bergerak. Hanya duduk.
Su In duduk di situ sampai senja, sampai menjelang malam.

Mia terus mengamati Su In. Tiba-tiba Su In berdiri dan jalan ke arah laut.

Mia kaget. Ia bergegas jalan ke pengeras suara miliknya, daerah ini terlarang untuk melakukan bunuh diri. Tolong pergi ke tempat lain. Daerah ini tidak boleh untuk bunuh diri.
Su In berhenti. Mia mengucapkan terima kasih lewat pengeras suara.

Akhirnya Su In duduk di cafe Mia. Mia menunjukkan menu dan berkata kalau makanan yang ada di menu tidak tersedia karena chefnya tidak ada.

Mia : Aku hanya bisa membuat sushi, tapi itu kalau kau mau. Karena banyak yang diare setelah memakannya. Mia ketawa sendiri.

Su In : Aku pesan Singaporean Sling. (minuman tiga rasa ala Singapore, kalau ngga pakai alkohol aku suka juga, seleranya sama ya wkk)

Su In mendapatkan minumannya. Ia minum sambil merenung.

Ada dua tamu datang, mereka memesan sesuatu. Su in pergi ke counter, ia tidak punya uang.
Mia berkata kalau begitu kau harus masak. Apa kau bisa masak? Kau bisa membuat salad, raviolli, dan steak?

Su In mengiyakan dan langsung masak. Teman Mia datang dan heran melihat Su In, kau dapat chef baru?
Mia tersenyum dan makan snack. Sepertinya buatan Su In juga.

Masakan Su In sepertinya enak, tamu tampak puas. Mia langsung merekrut Su In dan menunjukkan tempat tinggalnya. Mia ini tinggal di motel milik Min Jung.
Mia masuk ke kamarnya sendiri dan minum obat. Sepertinya dia sakit.

Paginya, Mia mengajak Su In belanja. Mia minta Su In nanti yang membawakan barang. Su In mengiyakan.
Mia beli ikan dan Su in menunggu di dalam mobil. Su In sempat ketawa geli ketika melihat ikan yang dibeli Mia meloncat keluar.

Su In masak banyak makanan. Ia menyajikan untuk Mia.
Mia : Apa namanya?
Su In : Eugene Lim
Mia geli, maksudnya makanan ini.

Su in : Cod meuniere dalam saus mawar. (Untuk peran ini, KNG benar-benar belajar masak.)

Mia terpesona dengan sajian Su In. Ia makan dan tersenyum.
Mia : Kuharap hanya aku yang akan makan masakanmu ini. Enak sekali.

Su In menelepon Ki Yeon. Ki Yeon mencemaskan Su in, apa kau sehat2 saja?
Su In berkata dia baik2 saja. Hanya tenggorokannya sakit.

Ki yeon berkata kalau polisi terus mendatanginya, apa kau tidak berpikir untuk menyerahkan diri?
Su in : Aku tidak bersalah.
Ki Yeon tanya apa dia lapor saja. Su In melarangnya, nanti semakin kacau. (Ki Yeon bisa dituduh menyembunyikan buronan)

Mia dan Min Jung jalan di kota. Min Jung tanya, apa Chef Eugene itu sudah menikah?
Mia geli, kenapa? kau suka padanya? tanya saja sendiri.

Min Jung melihat anak pemilik toko mainan dan ia menyapanya. Pemilik toko melihat Mia dan jalan mendekatinya. Apa kau tidak pergi berburu akhir2 ini?

Mia berkata tidak. Pemilik toko menawarkan senapan baru pada Mia. Tapi Mia berkata tidak dan langsung pergi. Min Jung lari menyusulnya.

Mia langsung pulang dan telp Su In kalau dia tidak akan ke cafe. Mia minta Su In beres2 lalu tutup saja.

Suatu hari, seseorang mengamati Mia dengan teropong. Orang itu juga mengamati Su In yang sedang memancing di tepi laut.
Orang itu mengarahkan senapan ke Su in, lalu tiba2 menembak ke air.

Su In kaget. Su In langsung angkat tangan dan menoleh.

Ternyata itu si pemilik toko mainan. Su In menurunkan tangannya.

Pria itu ketawa, apa kau kerja di cafe? Namaku Cho. Aku tinggal di kota, jika kau bosan memancing ikan apa mau ikut berburu denganku?
Su In tersenyum, aku tetap memancing saja.

Pria itu mengarahkan senapan dan berkata kontak aku kalau ingin ikut.

Cho mengajak anaknya pergi dan ia mendekati cafe Mia. Tapi tidak masuk ke dalam, cuma mengamati Mia saja.

Malamnya, saat pulang ke motel. Mia tanya apa yang dibicarakan Su in dengan pria pemburu itu.
Su In berkata hanya mengajaknya berburu. Itu saja. Memangnya ada apa?
Mia : Tidak apa-apa.

Keduanya sampai losmen dan Min Jung mengamati Su In. Di tangan Min Jung ada selebaran dari polisi.

Min Jung berbalik ke neneknya yang buta. Nek, jika kau punya rahasia apa yang akan kau lakukan?
Nenek : Jika rahasiamu bagus, aku akan mendengarkannya. Jika jelek simpan saja sampai mati.

Min Jung : Rahasia jelek. Nek, kau bisa mengatakan seseorang itu baik atau jahat dari suaranya kan? menurutmu, Chef Eugene itu baik atau jahat?
Nenek bingung : Apa?

Hari-hari berikutnya, Su In dan Mia kerja di cafe seperti biasa. Su In masak dan Mia beres-beres.

Mia juga membelikan Su in jaket. Tapi saat dikenakan, lengannya kurang panjang.

Su In sedang mempersiapkan masakan, tiba-tiba kepalanya sakit sekali. Sepertinya penyakitnya semakin parah.

Mia mengajak Su In naik kereta gantung ke puncak bukit. Mia tanya, ada komentar?

Su In terpesona dengan pemandangan sekitar, ini keren sekali.
Mia : Bukan itu. Maksudku bosmu ini, apa dia baik atau tidak?
Su In tidak menjawab. Ia hanya tersenyum.

Keduanya sampai diatas bukit dan menikmati pemandangan. The eagle soars.. (susah menerjemahkan soars haha..kayanya rajawali bersiul aneh ya..soaring itu kesannya gagah, beberapa kali memang burung rajawali terlihat terbang dengan anggun.)

Mia : Segala pertengkaran dan perkelahian di dunia, semuanya sia-sia.

Su in diam saja. Mia tanya lagi, saat pertama kali bertemu denganmu, apa waktu itu kau benar2 ingin bunuh diri?

Su In tersenyum, tidak.
Mia : Lalu kenapa kau berdiri di sana seperti itu?

Su In : Aku ingin tahu apa tempat itu adalah daerah terlarang untuk bunuh diri atau tidak.
Mia ketawa, kupikir ada orang yang sedang membuat lelucon.

Keduanya duduk memandangi kaki bukit, Mia berkata diatas sini lebih bagus dari di laut.

Mia : Aku lebih menyukai bukit dari pada laut. Tapi beberapa waktu lalu ada seorang teman berkata, kita akan ke bukit jika kita bosan dengan laut. Itulah mengapa aku tinggal disana.
Jika aku ingin pergi, ombak menarikku kembali.

Su In tanya : Dimana temanmu itu sekarang?
Mia : Tidak tahu. Aku tidak mau tahu. Mungkin hidup di suatu tempat atau mati. Aku tidak ingin tahu.

Su In : Kenapa kau tinggal di motel?
Mia : Tidak ada tetangga disekitarku. Bagaimana denganmu. Aku tidak tahu apapun mengenaimu.

Su In menunduk, jika cinta mereka bisa dipertahankan mungkin akan lebih baik keadaan-nya. Lebih baik dari sekarang (maksudnya mungkin kalau hubungannya dengan istrinya baik dan tidak ada perselingkuhan, mungkin tidak akan ada pembunuhan dan nasib Su In tidak seperti ini.)

Mia ketawa, tipikal cerita seperti biasanya. Orang pendiam tidak punya cerita yang hebat. Aku pikir kau punya rahasia yang besar.

Su In tersenyum. Mia menepuk-nepuk punggung Su In untuk menghiburnya.

Setahun kemudian...
Mia menghias meja dengan lilin-lilin dan minta Su In duduk. Mia minta Su In membuka kotak di depannya.
Su In membukanya dan isinya cuma lilin.
Mia : Tutuplah.

Su In menutupnya lagi dan Mia berkata, sekarang buka. Su In membuka untuk kedua kalinya, voila...ada cake taart dengan lilin no. 1
Mia : Selamat Ulang Tahun
Su In heran, apa ini ulang tahunku?

Mia : Sudah setahun sejak kau pertama kali datang kesini. Tiup lilinnya.
Su In tersenyum dan meniup lilinnya.

Keduanya jalan pulang. Mia mengajak Su in duduk di pantai sebentar.
Mia menyandarkan kepala di bahu Su In : Jika kau menggeser bahumu aku akan membakarmu. Aku cuma ingin menyandarkan kepalaku sebentar. Tidak ada maksud lain.

Su In merenung, lalu berkata kalau dia juga tahu satu trik sulap. Mia ingin tahu.
Su in : Aku bisa membuat diriku menghilang.

Su In merentangkan telapak tangan di depan mata Mia. Mia tertegun, itu trik yang biasa dilakukan Sang Byun.
Su in : Apa kau bisa melihatku? Bagaimana menurutmu?
Mia : Siapa yang mengajarimu?
Su In : Dari Sang Byun.

Mia kaget, ia berdiri sambil menutup mulutnya. Lalu berbalik, dimana?
Su in : Di penjara.
Mia : Jadi kau..

Su in : Benar, aku dalam pelarian. Nama asliku Lim Su In, bukan Eugene. Aku menerima darah Sang Byung.
Mia langsung pergi.

to be continued...

2 comments:

  1. brrr... another suicide story.... miris kenapa tema seperti ini begitu ringan buat mereka ya...? *bencitemaini*

    ReplyDelete
  2. aku benci suicide story....
    nggak enak terus bawaannya... koq mereka ringan banget ngambil tema ini y...

    ReplyDelete