Pages

Monday, October 7, 2013

Good Doctor episode 11

Lee Soo Jin diseret paksa keluar RS oleh ibu mertuanya. Yoon Seo, Do Han dan Shi On berusaha menghalanginya. Soo Jin juga memutuskan untuk melakukan pembedahan di RS ini.
Ibu mertuanya mengancam akan memaksa Soo Jin bercerai dengan putranya dan tidak akan mengurus Soo Jin maupun calon cucunya. Soo Jin terpukul, tapi ia memutuskan untuk bercerai, ia memilih melahirkan dan membesarkan anaknya sendiri.

Shi On menyadari Soo Jin dalam kondisi berbahaya. Benar saja, setelah mengatakan semua itu, Soo Jin jatuh pingsan di lengan Yoon Seo. Sepertinya jantungnya lemah ditambah kontraksi bayinya.
Do Han langsung memeriksa Soo Jin dan minta laporan EKG serta minta dibawakan tocolytic (obat anti kontraksi dan mencegah kelahiran prematur.)

Para dokter dan perawat melarikan Soo Jin ke ruang UGD.

Prof Min lari-lari ke arah mereka, jangan memberinya epinephrine! (Obat untuk melegakan pernafasan, memacu jantung, meningkatkan tekanan darah, mengurangi pembengkaan) Soo Jin mulai sadar dan menanyakan bayinya. Yoon Seo menenangkannya, bayinya baik2 saja. Soo Jin mulai normal. Mereka mulai memeriksa laporan rekam jantung Soo Jin.

Prof Min heran dan tanya pada Do Han+Yoon Seo, apa yang terjadi? Keduanya melirik ke arah ibu mertua dan Prof Min langsung mengerti kalau penyebab semua kekacauan ini adalah ibu mertua Soo Jin. Wanita itu langsung meninggalkan RS.

Direktur Choi bertemu ibu Shi On di kantornya. Ibu Shi On minta maaf pada Direktur Choi. Direktur tidak mengerti, kemana saja ibu Shi On selama ini. Ia sudah mencarinya selama 20 tahun.

Direktur Choi kesal kenapa ibu Shi On tidak meneleponnya. Ibu Shi On tidak memberikan alasan jelas, ia hanya berkata memiliki masalah dan tidak bisa menghubungi Direktur Choi.
Direktur Choi tanya apa Shi On tidak tahu soal ibunya. Ny Oh membenarkan, meskipun ia melihat wajah saya, tapi ia tidak mengenali saya. Sampai ia bisa mengenali saya, saya akan berpura-pura tidak mengenalnya.

Ny. Oh memohon agar Direktur Choi juga bersikap pura2 tidak mengenalnya. Direktur tanya, bagaimana kalau Shi On benar2 tidak mengenali ibunya, apa kau akan tetap bersikap seperti itu?
Ny. Oh merasa ia sangat bersalah pada putranya, dan bagaimana ia bisa muncul begitu saja dan mengaku kalau ia adalah ibu Shi On? Ny. Oh menangis. Direktur Choi hanya menghela nafas.

Do Han, Prof Min dan Yoon Seo duduk membahas pasien Lee Soo Jin dan bayinya. Yoon Seo tanya apa yang akan mereka lakukan pada ibu mertua Soo Jin. Do Han berkata kalau ibu mertua itu bukan gangster atau semacamnya, tapi tetap minta Yoon Seo menempatkan petugas keamanan di dekat kamar Soo Jin.

Yoon Seo tanya pada Prof Min tentang kondisi bayi Soo Jin. Prof Min berkata kalau bayinya baik2 saja. Gambar rekam jantung Soo Jin juga menunjukkan kondisinya stabil. Yoon Seo tidak menduga kalau stres yang tiba-tiba bisa memicu cardiomyopathy (jantung gagal memompa darah karena otot2nya melemah, ini kadang terjadi pada ibu hamil yang bahkan tidak memiliki riwayat sakit jantung.)

Prof Min membenarkan, Soo Jin memang tidak memiliki riwayat sakit jantung. Yoon Seo tanya apa mereka tidak sebaiknya menunda operasi sampai kondisi Soo Jin stabil? Prof Min setuju tapi Do Han berkata mereka hanya memiliki waktu yang sangat sempit karena kontraksi dan masalah jantung tadi.

Waktu yang mereka miliki untuk melakukan operasi memberikan jalan nafas untuk janin akan semakin pendek. Bukan 30 menit lagi tapi 15 menit. Mereka harus menyelesaikan semua operasi itu dalam 15 menit. Geez..
Shi On berdiri diam di dekat tempat tidur Soo Jin sampai Soo Jin sadar. Soo Jin langsung menanyakan bayinya, bagaimana dengan bayi saya? apa dia baik-baik saja?

Shi On menenangkan Soo Jin, dia baik-baik saja. Tolong jangan cemas. Karena ada pria seperti Batman diluar sehingga para pria yang seperti Joker itu tidak akan bisa membawa anda pergi. (wkk, aku suka gaya Shi On menjelaskan siapa hero dan bad-guy-nya)
Soo Jin lega, terima kasih dokter.
Shi On : Tidak, saya yang harus berterima kasih karena anda akan melahirkan dan membesarkan anak yang sehat itu.

Soo Jin tersenyum, ini seharusnya kata-kata yang dikatakan oleh seorang suami, tapi saya mendengarnya dari anda. Shi On segera minta maaf karena sudah bersikap tidak sopan.
Soo Jin : Tidak, meskipun kata-kata ini dari dokter, saya merasa bersemangat.
Shi On mengangkat kepalan tangannya dan memberi semangat pada Soo Jin, calon ibu..fighting! Soo Jin tersenyum, fighting!

Shi On mengaku pada Yoon Seo, ia sangat benci dengan ibu mertua Soo Jin. Dia mirip sekali dengan ibu tiri penyihir dalam cerita Snow White.
Yoon Seo tanya apa Shi On sedang memaki Ny itu. Shi On berkata ia mengerti sekarang kenapa orang memaki.

Yoon Seo : Katanya kau benci memaki dan mendengar makian?
Shi On : Tidak, sekarang saya tahu bagaimana caranya memaki.

Yoon Seo tertarik, benarkah? cobalah, cobalah. ayo cobalah. (ha! senior tidak boleh memberi contoh buruk pada junior. Wkk)

Shi On mencoba memaki, ia menarik nafas dalam-dalam lalu bicara dengan sangat cepat, dasar kau..aku akan menjepit jarimu ke pintu dan membuatmu mengunyah aluminium foil pembungkus kimbap dan memencet jerawatmu sambil menggaruk kepalamu! haha..makian apa itu.

Yoon Seo juga tampak kecewa. Itu makian? Saat mendengarnya terdengar lucu, tapi bukan makian. Shi On heran, anda tidak merasa kesal?
Yoon Seo : Tidak sama sekali. wkk..

Ibu Kyu Hyun mendekati keduanya, dokter. Yoon Seo dan Shi On langsung bersikap sopan lagi, ya Nyonya.
Ibu Kyu Hyun ingin mengadopsi Eun Ok, meskipun mereka ragu untuk mengambil anak lagi, tapi ini permintaan Kyu Hyun dan mereka juga ingin melakukan sesuatu untuk Eun Ok. Tapi ia tidak yakin apa bisa membesarkan Eun Ok dengan baik.

Shi On yakin Ibu Kyu Hyun bisa melakukannya, Ibu Kyu Hyun..anda yang terbaik! Shi On mengacungkan jempol. Ibu Kyu Hyun tersenyum geli.

Do Han dan Chae Kyung mencoba bicara lagi. Do Han minta maaf atas sikap kerasnya waktu itu, ia ingin berdamai dengan Chae Kyung. Do Han ingin Chae Kyung mempertimbangkan lagi rencananya untuk menyingkirkan Presdir Lee dan menguasai RS Seongwon.

Chae Kyung setuju untuk memikirkan permintaan Do Han, tapi jelas terlihat Chae Kyung tidak berniat mengubah rencananya. Do Han ingin mereka berpisah saja untuk sementara waktu. Do Han berkata mereka sama-sama lelah dan sibuk, sehingga jadi sensitif.
Chae Kyung tidak terlalu terpengaruh, lakukan saja apa yang oppa inginkan, aku akan selalu ada di tempat yang sama. Sebelum Do Han pergi, Chae Kyung sempat mengucapkan selamat ulang tahun untuk Do Han.

Hari itu ternyata adalah ulang tahun Prof Kim Do Han. Bagian bedah anak sudah sibuk dengan kue dan pesta kejutan kecil untuk Do Han. Do Han mau tidak mau tampak geli dan meniup lilin ultahnya. Ia minta mereka kembali belajar.
Sun Joo menyerahkan kado. Do Han menerimanya, ia minta mereka tidak merayakan ulang tahunnya lagi. Yoon Seo menganggap ini sebagai perintah untuk merayakan ultah Do Han tahun depan. Rekan2nya setuju. Do Han tidak bisa melawan mereka. Wkk..

Shi On terlihat bingung karena belum menyumbang untuk membeli kado. Yoon Seo menenangkannya, Shi On adalah yang paling akhir bergabung dalam tim, ia tidak perlu repot membayar kado. Tapi Shi On tetap pergi, sepertinya mencari kado untuk Profesor. Hehe..so sweet.

In Young, kakak In Hae telah melakukan test darah dan menemui Prof Kim Jae Joon. Ia yakin bisa mendapatkan uang untuk biaya operasi dan perawatan bulan depan. In Young ingin Prof Kim segera melakukan operasi transplantasi untuk adiknya.

Prof Kim Jae Joon terlihat ragu, tapi Na In Young-ssi, apa anda tidak akan mempertimbangkannya lagi? Seperti yang sudah sering saya katakan, kalau terjadi sesuatu dalam operasi ini, maka anda mungkin juga harus menerima infus gizi setiap saat seumur hidup anda seperti In Hae.
Kedua, anda mungkin harus hidup dengan resiko terkena hepatitis.

In Young: Saya..tidak apa-apa. Selama masih ada kemungkinan untuk melakukan operasi transplantasi dengan aman.

In Young minta tolong satu hal lagi, ia ingin semua ini dirahasiakan dari In Hae dan juga bagian bedah anak. Astaga..In Young ingin menjadi donor untuk adiknya? hiks..terharu.

Shi On menemui Do Han dan memberikan kado khusus darinya. Do Han berkata ia sudah menerima kado tadi. Shi On mengaku tidak ikut patungan, jadi ia memberikan kado secara terpisah. Shi On juga mengucapkan terima kasih karena Do Han tidak membencinya.

Shi On : Karena anda tidak membenci saya lagi, saya tidak merasa anda menakutkan lagi. Sebelumnya, saya merasa anda sangat menakutkan. Meskipun saya masih sedikit takut, tapi itu sedikit...saya hanya sedikit takut.
Shi On menunjukkan kalau ketakutannya hanya seujung kuku. (Taruhan, JSW pasti nahan ketawa wkk) Shi On membungkuk dan mengucapkan selamat ulang tahun. Ia keluar dari kantor bossnya.

Do Han membuka kado dari Shi On, isinya ternyata stetoskop mainan (hahaha) berwarna kuning, Do Han ketawa geli. Ia teringat kado dari mendiang adiknya.

Perawat Jo tanya pada In Hae, kebetulan ada Dr. Han dan juga Dr. Park, siapa diantara mereka bertiga yang paling tampan.

Jawaban In Hae sudah pasti Dr. Park. (yup, setuju.) Dr. Han berseru, sebelum Dr. Park datang, aku ini ranking satu. Perawat Jo berkata, kalau begitu aku ranking 2.
Chief Nam merasa itu tidak masuk akal. Perawat Jo mengeluh, apa pria tampan selalu memiliki pendapatan lebih besar dari yang biasa saja?

Shi On membenarkan dan bahkan mengutip statistik, menurut penelitian yang dilakukan oleh Universitas Nasional Australia dan Universitas Melbourne, bahwa pria tampan memang memiliki penghasilan 36 ribu USD lebih besar per tahun daripada pria dengan tampang biasa-biasa saja.
Hahaha..Dr. Han langsung ketawa geli. Semua perawat dan In Hae juga geli. Membuat Perawat Jo semakin kesal. In Hae tampak prihatin, berarti setiap tahun, perawat Jo kehilangan 36 ribu dollar.
Chief Nam menambahkan, ini benar2 pemborosan, sayang sekali. Aigoo.

Perawat Jo : Akhir2 ini Dr. Park tidak lagi memihak saya.

In Young mendekati mereka dan membuat Jin Wook sedikit kaku. In Hae kelihatan kesal dengan perubahan sikap Dr. Han.
Shi On justru menyadari plester di lengan In Young, apa anda baru saja tes darah? In Young terkejut dan berkata ia hanya sedikit terluka. Tapi Shi On tidak bisa dibohongi, ia mengenali plester khas lab RS Seongwon.

Dr. Han dan In Hae tampak terkejut. In Hae membuka plester di lengan kakaknya, benar, ini memang test darah. In Young akhirnya berkata ia memang melakukannya karena merasa sedikit kelelahan.
In Hae : Sudah kubilang jangan terlalu berlebihan.
In Young tersenyum dan mengajak adiknya kembali ke kamar.

Jin Wook menemui In Young secara pribadi. Jin Wook minta maaf karena ia sudah menyatakan perasaannya saat itu, tapi ia serius dengan perasaannya.
In Young mengerti, ia juga sudah mengenal Jin Wook sejak dulu. Tapi In Young tidak bisa menerima perasaan Jin Wook saat ini. In Young membungkuk dan jalan pergi. Jin Wook tampak sangat sedih dan kecewa.

Shi On jalan lewat tangga dan menemukan In Hae menangis sendiri di tangga. Shi On mendekat, kenapa kau menangis? In Hae mengaku, ia merasa bersalah karena membuat kakaknya harus bekerja banting tulang siang-malam demi menyembuhkan penyakitnya. Kakaknya harus mendapatkan uang untuk operasi transplantasi ususnya.
In Hae : Kalau saja ayah dan ibu masih ada, kakak tidak perlu seperti ini. Kalau saja kami bisa menemukan orang yang menabrakku. Paling tidak kami bisa menuntut tunjangan padanya.

Shi On terkejut, ia baru tahu kalau In Hae kecelakaan. Shi On minta maaf, ia janji akan mempelajari kasus In Hae lebih dalam. In Hae menggeleng, tidak perlu. Ia tidak apa-apa, ia justru merasa marah kalau ingat kasus tabrak lari itu yang membuatnya kehilangan hampir sebagian besar ususnya.
In Hae hanya ingin hidup dan membuat kakaknya bisa menikmati kehidupannya sendiri. Shi On menghibur In Hae, kalau ia ada di posisi In Hae, kakaknyajuga pasti akan bersikap seperti kakak In Hae. In Hae menangis, ia tetap merasa bersalah. Shi On perlahan mengulurkan tangan dan merangkul sambil menepuk-nepuk bahu In Hae untuk menghiburnya.

Direktur Choi menemui Presdir Lee, ia mengatakan bahwa kemungkinan besar RS Seongwon akan diubah menjadi RS Anak dan rumah sakit jenis ini akan sulit mendapatkan profit.
Presdir Lee merasa tidak perlu mencemaskan itu. Direktur memperingatkan lagi, bahwa pihak manajemen sepertinya ingin menjadikan RS Seongwon sebagai RS yang mengutamakan profit.

Direktur Choi merasa ada orang yang sedang menunggu perubahan dalam sistem pelayanan kesehatan untuk melegalkan RS yang mengutamakan profit. Ongkos untuk mendapatkan semua peralatan medis dan obat-obatan anak sangat besar, tapi para orang tua akan membayar berapapun demi kesehatan anak mereka.
Ini artinya keuntungan besar untuk perusahaan asuransi swasta tapi juga akan membuat orang tua serta keluarga mereka menderita karena besarnya biaya kesehatan anak.

Malamnya, Yoon Seo mengira Do Han akan merayakan ulang tahunnya dengan Chae Kyung. Ia terkejut saat Do Han justru mengajaknya pergi untuk makan.
Di dalam mobil, Yoon Seo penasaran dan ingin tahu apa Do Han sedang bertengkar dengan Chae Kyung. Do Han menyangkalnya, ini sering terjadi pada pasangan yang sedang pacaran, tapi Yoon Seo tidak akan tahu karena belum pernah benar-benar pacaran.

Yoon Seo kesal karena seperti dijadikan pengganti Chae Kyung, ia berjanji akan segera mencari pacar. Do Han geli, apa gunanya pacaran? Mereka semua pasti akan melarikan diri begitu minum denganmu.
Yoon Seo membantahnya, ia tidak pernah menjadi kacau saat minum di depan pria yang ia sukai.

Do Han mengingatkan Yoon Seo, kau melakukannya padaku dulu, saat hari penyambutan dokter baru.
Yoon Seo : Apa?
Do Han : Sunbaenim...sejak dulu saya su..apa anda suka jorim?
Yoon Seo terkejut, bagaimana Do Han bisa ingat hal itu. Do Han bahkan tidak bisa melupakan bau makgulli-nya. Yoon Seo malu sekali. Yoon Seo membuka jendela kaca mobil dan teriak karena malu. Do Han tersenyum lebar.

Shi On ada di cafe RS. Ia membeli muffin dan kopi, Shi On melihat Chae Kyung duduk sendiri. Shi On mengambil tempat duduk di meja dekat Chae Kyung, tapi tidak menyapanya.
Chae Kyung melihat Shi On dan menyapa lebih dulu, apa kabar? Shi On membungkuk dan membalas salam Chae Kyung. Shi On minum kopinya dan kepanasan. Ia kebingungan sendiri.

Chae Kyung tanya apa Shi On baik-baik saja? Shi On menjawab, rasanya ia seperti memasukkan kentang panas ke dalam mulutnya. Chae Kyung tersenyum geli.
Chae Kyung juga tanya apa jawaban Shi On soal permintaannya dulu, untuk tidak menyusahkan Prof Kim Do Han.

Shi On sudah memikirkannya, pertama, tidak melanggar perintahnya. Jika Profesor melarang saya melakukan sesuatu, saya tidak boleh melakukannya.
Chae Kyung geli. Shi On menambahkan, dan juga..menemaninya saat ia sendirian.

Chae Kyung tertegun, apa Profesor sering sendirian?

Shi On membenarkan, Profesor bermain basket sendiri, dan makan sendirian juga. Dan juga dia jarang tersenyum. Itu sama seperti saya.
Orang yang tersenyum membutuhkan 17 otot, tapi Profesor tidak pernah menggunakan otot-otot itu. Chae Kyung tersenyum tipis.

Shi On langsung memakan muffin-nya dengan lahap. Chae Kyung mengamati Shi On dan tersenyum geli. Chae Kyung merenung dan memikirkan kata2 Shi On.


Do Han dan Yoon Seo pergi main bowling. Yoon Seo lebih jagoan main bowling daripada Do Han dan Yoon Seo jelas-jelas menyindir Do Han, tangan emas Do Han di ruang operasi ternyata biasa2 saja di arena bowling. Ha!

Do Han : Kau ini bukan anak kecil lagi, kenapa masih suka permainan seperti ini?
Yoon Seo mengingatkan Do Han, andalah yang membawa tim kita kesini musim semi 2008. Do Han tidak percaya, aku? Yoon Seo membenarkan, waktu itu kami semua bau alkohol, anda menyuruh kami main dengan cara sehat lalu pergi.

Do Han ingat sekarang, ah ya. Bukankah itu saat kau menyatakan perasaanmu padaku? Atau sebelumnya? wkk
Yoon Seo tidak percaya karena Do Han membahas masalah itu lagi.
Do Han heran, kenapa Yoon Seo tidak pernah mengatakan kalau ia menyukai Do Han lagi setelah hari itu?

Yoon Seo sudah mengubah perasaannya terhadap Do Han. Do Han heran, kalau memang ingin menyerah, kenapa Yoon Seo pernah ingin mengakuinya. Yoon Seo mengaku, biasanya ia bukan orang yang akan menyerah begitu saja. Tapi Yoon Seo merasa bukan tandingan General Manager Chae Kyung.
Chae Kyung sangat keren, bahkan di mata sesama wanita. Do Han berkata Yoon Seo juga keren.

Yoon Seo tidak percaya, saya? Saya selalu mabuk dan jalan kesana kesini dengan baju kotor, apa itu keren?
Do Han : Kalau aku bilang keren, artinya keren. Kenapa kau selalu menentang kata-kataku?
Do Han menjitak Yoon Seo.

Yoon Seo kesal : Saya akan menahan semuanya karena hari ini adalah ulang tahun anda.

Shi On mimpi buruk lagi, ia bermimpi melihat Dr. Choi yang berusaha menyelamatkan kakaknya di dalam tambang tapi gagal. Shi On terbangun dan duduk di tempat tidurnya.

Direktur Choi juga teringat saat memberikan terapi pada Shi On pasca kejadian di tambang. Ia mengajari Shi On memberi salam dan Shi On berhasil melakukannya dengan baik meskipun terbata-bata. Dr. Choi tersenyum senang dan membelai pipi Shi On, bagus.
Dr. Choi menoleh ka arah ibu Shi On yang duduk di luar kamar sambil memandang kosong ke arah luar. Dr. Choi menghela nafas.

Kembali ke masa kini, Shi On menemui Direktur Choi. Wajahnya terlihat murung. Direktur tersenyum dan tanya kenapa Shi On menemuinya, apa terjadi sesuatu?
Shi On masih diam saja. Direktur memanggilnya, Shi On-ah.

Shi On : Selama beberapa waktu ini, saya terus bermimpi. Mimpi saat kejadian dalam bekas tambang, saat kakak pergi ke surga. Saya tidak bisa mengingatnya dengan baik saat itu, tapi saya terus mendapatkan mimpi dan saya mulai ingat sedikit demi sedikit. Sekarang saya ingat semuanya. Tapi kenapa anda menyelamatkan saya?
Direktur Choi terlihat syok, ia tidak mengharapkan pertanyaan ini. Shi On-ah.

Shi On : Kenapa anda tidak menyelamatkan kakak tapi justru menyelamatkan saya? Kakak lebih kuat dan pintar daripada saya, jika anda menyelamatkan kakak, orang-orang akan merasa lebih bahagia. Meskipun saya tidak bisa mengingatnya, tapi ibu dan ayah juga pasti akan merasa senang.

Direktur Choi berusaha menghibur dan mengubah cara berpikir Shi On, bukan seperti itu.
Shi On : Tidak, Saya tahu anda menyelamatkan saya karena saya memiliki kemampuan istimewa dan anda ingin saya menjadi dokter seperti anda.
Direktur Choi : Sudah kubilang bukan seperti itu.

Shi On merasa bersalah dan berkata, seharusnya ia yang pergi ke surga saat itu. Kakak seharusnya tetap hidup. Direktur Choi akhirnya mengatakan alasannya, alasan kenapa aku menyelamatkanmu..apa kau benar2 ingin tahu? Karena kesempatan hidupmu lebih tinggi dibanding kakakmu. Dari nafas dan denyut jantungmu, kau memiliki kesempatan hidup lebih tinggi. Kalau kakakmu memiliki kesempatan hidup lebih tinggi, aku pasti akan menyelamatkan kakakmu.
Karena..aku seorang dokter.

Shi On jalan pulang dan minum soju sendirian di depan toko. Sudah beberapa botol tapi Shi On tidak kelihatan mabuk.
Direktur Choi juga tampak tertekan di kantornya, ia menenggelamkan wajahnya di tangannya lalu menangis.

Do Han mengantar Yoon Seo pulang dan berterima kasih atas kesediaan Yoon Seo menemaninya hari ini. Yoon Seo bercanda dan berkata, ia harus selalu tampil baik di depan boss.
Tapi Do Han serius, ia benar2 berterima kasih karena Yoon Seo selalu ada di sisinya. Yoon Seo mengangguk lalu tersenyum. Do Han juga tersenyum sebelum pulang.

Yoon Seo jalan ke apartemennya dan melihat Shi On duduk terpuruk di depan pintu pagar. Park Shi On? Apa kau minum lagi?
Beberapa saat kemudian, Yoon Seo sudah mendengar cerita Shi On dan ia menghiburnya. Jangan terlalu stress, Direktur telah membuat keputusan yang tepat saat itu.

Shi On tahu kalau Direktur tidak memiliki pilihan lain. Tapi ia merasa semakin sedih untuk kakaknya. Hyung masuk ke dalam tambang karena saya. Dia tidak bisa mengenakan respirator/alat bantu pernafasan juga karena saya.
Yoon Seo merangkul Shi On dan minta Shi On tidak berpikir seperti itu. Di dunia ini ada banyak hal yang tidak bisa kita kendalikan, kita ini dokter kan? Nanti kau akan mengalami hal-hal seperti ini lagi. Yoon Seo mengingatkan Shi On tentang pengalamannya saat kehilangan Min Hee di meja operasi.
Shi On, kau hanya perlu melakukan yang terbaik untuk membayarnya dan bekerja sekeras mungkin agar kau bisa tetap hidup. Jika kau baik dan menyembuhkan anak-anak, maka itu cukup untuk membayarnya.

Shi On menangis : Tetap saja, itu tidak mengubah kenyataan kalau kakak benar-benar bernasib malang. Sepertinya akan lebih baik kalau saya tidak pernah dilahirkan di dunia ini. (Nooo..!) Sehingga Direktur tidak perlu mengalami banyak masalah, dan kakak tidak perlu pergi ke surga. (belum tentu, kalau memang sudah waktunya?) Ini semua karena saya.

Yoon Seo memegang kedua pipi Shi On dan menghadapkan wajah Shi On ke arahnya. Siapa yang bilang kalau kau ini seperti anak-anak? Penyesalanmu ini adalah hal yang tidak bisa dilakukan anak-anak. Yoon Seo menghapus air mata Shi On. Kau menyalahkan diri sendiri karena kau menyayangi mereka, bahkan orang dewasa juga jarang melakukannya. Shi On menangis lagi.
Shi On : Saya..yang terburuk.
Yoon Seo : Tidak, itu jelas tidak benar.

Yoon Seo juga menangis, lalu menarik Shi On agar menyandarkan kepalanya ke bahu Yoon Seo. Kau..adalah orang yang sangat baik. Shi On menangis sesenggukan. (Joowonie, how can you act like this? just wow.)
Yoon Seo bahkan terus di samping Shi On sampai Shi On tertidur. Yoon Seo membelai rambut Shi On.

Direktur Choi bertemu dengan Do Han. Ia mengatakan rencana Kang Hyun Tae untuk mengubah RS Seongwon menjadi RS khusus anak yang mengutamakan keuntungan. Kang Hyun Tae itu seperti perwakilan dari pihak yang ingin mengambil alih RS. Kang juga minta Direktur Choi tetap ada di RS setelah perubahan status RS Seongwon.
Ini adalah rencana untuk mempertahankan Do Han sebagai Direktur pusat bedah anak. Pihak yang ingin mengambil alih RS ini membutuhkan dokter yang memiliki pengaruh secara moral dan juga keahlian akademis tinggi.

Do Han baru mengerti rencana Kang Hyun Tae secara utuh. Ia tampak menyesal, saya tidak tahu itu dan saya..
Direktur Choi : Kenapa? Apa dia juga memberikan penawaran kepadamu?

Do Han menjelaskan, kalau Kang tidak memberikan seluruh rencananya dan ia menerima permintaan untuk mencari sebanyak mungkin dokter bedah anak yang terkenal dan bagus di seluruh negeri ini.

Direktur Choi mengerti, Kang Hyun Tae pasti akan membangun database, sehingga membutuhkan bantuan Do Han.

Do Han mengaku menerima tawaran Kang Hyun Tae karena awalnya ia berpikir ini akan berguna untuk pengembangan bagian bedah anak. Tapi ada sesuatu yang membuatnya ragu, jadi Do Han berhenti.

Direktur tanya apa yang membuat Do Han ragu. Do Han menjelaskan rencana Kang Hyun Tae yang ingin mempertahankan Park Shi On di RS ini dan memanfaatkannya untuk daya tarik publik. Sebagai seorang dokter spesialis anak yang sudah mengalahkan kekurangannya. Direktur mengerti, Jadi itu sebabnya Kang pura-pura sangat peduli pada Shi On. Dia bukan orang yang baik.
Direktur memutuskan untuk menunggu, karena ia belum melihat ada pergerakan.

Do Han tanya apa Presdir Lee sudah tahu. Direktur Choi membenarkan dan minta Do Han mengatakan hal ini pada Chae Kyung. Do Han diam saja. Direktur berterima kasih karena akhirnya Do Han bersedia menerima Shi On secara resmi. Dia bukan lagi muridku, tapi muridmu. Ajari dia dengan caramu.


Ayah-Ibu Kyu Hyun memutuskan untuk mengadopsi Eun Ok. Eun Ok dan Kyu Hyun juga sudah semakin sehat dan sudah waktunya pulang. Shi On dan semuanya melepas mereka. Shi On minta Eun Ok mematuhi orang tua angkatnya. Eun Ok menangis, ia menyentuh pipi Shi On, dan berkata dengan terbata, dokter..saya menyayangimu.
Shi On membalasnya, aku juga menyayangi Eun Ok. Shi On menghapus air mata Eun Ok.

Yoon Seo mengucapkan terima kasih pada ibu Kyu Hyun, tapi ibu Kyu Hyun berkata, ia yang justru belajar banyak hal dari kejadian ini. Kyu Hyun juga mengucapkan terima kasih pada kedua dokter, wajahnya terlihat ceria dan sehat. Shi On ingin mendengar nyanyian Kyu Hyun lagi setelah suaranya pulih. Kyu Hyun setuju.
Orang tua Kyu Hyun membungkuk pada semuanya untuk berpamitan. Perawat Jo sampai meneteskan air mata wkk.

Mereka jalan ke lift. Yoon Seo dan Shi On melepas keluarga baru itu. Shi On melambai pada dua anak itu.

Begitu pintu lift tertutup, Yoon Seo langsung memiting leher Shi On sambil bercanda, aigoo, kau sudah membuat pencapaian besar, Dr. Park Shi On.
Shi On gugup luar biasa, jantungnya mulai disko lagi. Shi On langsung berusaha melepaskan diri dari Yoon Seo dan lari.

Shi On bersembunyi di sudut favoritnya sambil menenangkan diri. Jantung..jantung..

In Hae melihatnya dan langsung mengejutkan Shi on. In Hae sadar, Shi On berdebar-debar lagi. Apa dokter sudah mengatakan perasaanmu pada gadis itu? Kau sudah memujinya secara tidak langsung dan ia tidak bereaksi?
Shi On membenarkan. In Hae akhirnya memberi saran, apapun yang terjadi, Shi On harus mengakui perasaannya pada gadis itu. Kenakanlah baju yang rapi dan bagus, bawakan dia setangkai mawar.

Shi On tidak mau, ia takut. Bagaimana kalau ia ditolak. In Hae tetap minta Shi On melakukannya, jangan ditahan. Itu akan membuat Shi On merasa lebih lega. Kalau Shi On tidak mau, ia bisa mati karena sakit cinta.
Shi On berkata kalau sakit cinta itu bukan penyakit sebenarnya. Wkk. In Hae ingin tahu siapa gadis itu, Shi On tidak mau mengatakannya pada In Hae.

In Hae membujuk Shi On, kalau ia tidak mengatakan namanya, maka In Hae tidak mau memberikan nasihat untuk Shi On lagi soal cinta.
Shi On setuju menulis nama "gadis" itu di kertas. Shi On memunggungi In Hae dan menulis sesuatu, lalu memberikan kertas itu sebelum lari. In Hae membukanya, ternyata isinya : Aku tidak akan mengatakannya padamu! Wkk..

Do Han menemui Kang Hyun Tae. Ia sudah tahu niat Kang dan minta Kang Hyun Tae meninggalkan RS ini. Kami yakin RS ini tidak akan apa-apa, meskipun anda meninggalkan kami begitu saja.
Kang Hyun Tae tampak santai, anda mengatakan ini seolah saya sudah melakukan dosa besar Profesor.

Do Han berkata RS Seongwon tidak akan berubah. Sayang sekali, kata Kang Hyun Tae, padahal saya ingin memberikan bantuan untuk Direktur dan anda.
Do Han merasa itu tidak perlu dan tidak berharap bertemu dengan Kang Hyun Tae lagi. Do Han tanya satu hal lagi, apa GM Yoo Chae Kyung mengetahui rencana ini.
Kang Hyun Tae : GM Yoo?
Do Han sadar, Chae Kyung pasti sudah tahu. Ia memaksakan senyuman dan berkata lupakan saja. Do Han membungkuk lalu keluar dari kantor Kang Hyun Tae.

Di jalan, Do Han bertemu Shi On. Ia minta Shi On ikut dengannya. Do Han memberikan file berisi dokumen2 untuk setiap tesis yang diajukan pada Akademi Bedah Anak sejak th 1985.
Do Han minta Shi On mempelajari dan menghafalnya secepat mungkin.

Shi On terkejut, uh..apa?
Do Han: Setelah mengingatnya dengan seksama, datanglah untuk kuuji per-bab.  Metode ujiannya tidak sesederhana seperti mengingat saja, tapi kau harus menjawab pertanyaanku berdasarkan fakta-fakta ini. Tingkat kesulitannya, tentu saja paling tinggi. (What? haha..Shi On langsung test spesialisasi)
Kalau kau gagal menjawab pertanyaan, kau akan kena hukuman.

Shi On terbata-bata : Hu-hukuman, kata anda?

Do Han : Kau dilarang masuk ke ruang operasi meskipun hanya mengamati atau mencuci tangan. (Hehe..Do Han sadis, ia tahu persis kelemahan Shi On)
Shi On : P-Pr-Profesor, saya yakin soal mengingat, tapi jika anda membuat Jjambong (mie seafood campur, tapi maksudnya jika Do Han mencampur semua materi dan mengetes Shi On. Hehe..istilahnya ini lo),
Do Han menahan senyum : Kau bagus soal Jjambong. Menyerah saja kalau kau tidak sanggup.

Do Han ingin mengambil file2nya lagi, tapi Shi On menahannya. Saya..saya akan melakukannya.
Do Han : Ambillah.
Shi On membungkuk lalu jalan keluar. Do Han tersenyum geli. Hee..

Shi On meletakkan tumpukan hardisk itu di depan rekan2nya. Semua geleng kepala, ini benar2 tidak manusiawi. Ada berapa terabyte isi semua ini? Ini sulit bahkan untuk asisten profesor.
Il Kyu setengah menyindir, tapi itu bukan masalah untuk manusia super Park Shi On. Sun Joo berkata, ia ingin muntah hanya dengan memikirkannya saja.

Shi On juga berkata sama, ia juga merasa akan muntah. Ini seperti lari cepat 100 m, setelah makan 3 gulung kimbap.

Jin Wook geli dan menepuk bahu Shi On, hei, ayolah. Kau tahu kau bisa melakukannya.
Sun Joo memberi semangat, kami akan mendukungmu seonbae. fighting!

Yoon Seo juga mendengar tugas mustahil yang diberikan Do Han pada Shi On, bahkan ia juga tidak pernah menerima tugas seperti itu.
Do Han tersenyum dan berkata ia juga tidak sanggup jika mendapat tugas seperti ini. Hehehe..

Yoon Seo tersenyum lebar, berarti anda percaya pada kemampuan Park Shi On kan? Seperti yang sudah kuduga, anda memang pria hebat.
Do Han : Ini baru permulaan saja. (What? sadis)

Ibu mertua Soo Jin ternyata serius dengan ancamannya. Ia mengirim pengacara untuk mengurus perceraian Soo Jin dengan putranya.
Yoon Seo dan Prof Min terlihat stress menghadapi kegilaan ini. Tapi Soo Jin sendiri terlihat tenang. Ia tidak akan membahasnya lagi dengan ibu mertuanya, karena pasti tidak akan didengar.

Para dokter juga minta Soo Jin berdiskusi dengan suaminya dulu. Soo Jin juga merasa itu akan percuma, komunikasinya dengan suaminya juga sudah berakhir.
Soo Jin membubuhkan stempelnya di surat cerai itu. Pengacara itu menerimanya lalu pergi. Soo Jin hanya minta kedua dokter segera menjadwalkan operasinya.

Para dokter memeriksa kondisi jantung Soo Jin dan sepakat kalau kondisinya semakin baik. Paling tidak untuk saat ini. Do Han tanya pendapat Prof Min.
Prof Min setuju dan mereka harus segera mengoperasi Soo Jin. Kalau tidak mereka tidak tahu kondisi yang sebenarnya, ia memutuskan untuk melakukan operasi besok pagi. Do Han setuju, ia minta Yoon Seo menyiapkannya. Yoon Seo mengerti dan segera pergi.

Shi On duduk belajar sendirian di ruangan dokter jaga. Shi On teringat semua perhatian Yoon Seo kepadanya, terutama saat Yoon Seo memeluknya.
Shi On menghela nafas.

Yoon Seo muncul di dekat Shi On. Yoon Seo ingin melihat apa yang dipelajari Shi On dan tampak kagum dengan tingkat kesulitan tesis itu. Shi On jelas kelihatan tidak nyaman dengan kondisi itu haha.

Yoon Seo tanya apa Shi On yakin bisa menguasai materi tesis ini. Shi On grogi sekali, sampai tidak bisa menjawab Yoon Seo. Yoon Seo main-main dan menirukan gaya Shi On, pali-pali jawab aku!
Shi On : Ss..saya yakin bisa menguasainya.

Yoon Seo geli dan merangkul leher Shi On. Astaga..bisa terkena serangan jantung nanti dokterku wkk.. Yoon Seo tampak gembira dan berkata kalau Prof Kim Do Han sudah menganggap Shi On sebagai muridnya, jadi kau harus percaya diri dan jangan mudah ditekan, ok?
Shi On diam saja. Yoon Seo tersenyum sambil mengacak rambut Shi On. Yoon Seo akan pulang lebih dulu, ia minta Shi On mempelajari materi operasi untuk Lee Soo Jin dan bayinya besok. Kerjakan tugasmu, ok? Yoon Seo pergi.

Shi On duduk menenangkan diri. Ia mengeluarkan stetoskop dan memeriksa jantungnya sendiri. Astaga..adegan ini lucu sekaligus manis.
Shi On ingat kata2 In Hae dan menghela nafas. Wow..Shi On akan melakukan pengakuan!

Malamnya, Yoon Seo sibuk mempelajari kasus operasi untuk Soo Jin dan bayinya. Sementara Shi On sibuk menyeterika setelan sambil berlatih mengungkapkan perasaannya. Shi On memandang lukisan kakaknya, Hyung-ah tolong bantu aku.

Next..kita lihat Park Shi On sudah berdiri di depan apartemen Yoon Seo. Yoon Seo bengong melihat Shi On yang rapi jali, tangannya disembunyikan di balik punggung. Kau mau pergi? kenapa kau berpakaian rapi sekali malam2 seperti ini?
Shi On bingung menjawabnya. Yoon Seo mengajak Shi On masuk, ayo ..masuk saja.

Yoon Seo berbalik ke dalam, ia tidak melihat saat Shi On mengeluarkan bunga mawar dari balik puggungnya. Tapi Shi On gugup sekali dan menyembunyikan bunganya lagi.

Shi On akhirnya memberikan bunga itu pada Yoon Seo. Yoon Seo terkejut, tapi ia tersenyum dan mengambil bunganya. Hei, kau ingin minta sesuatu padaku ya?

Shi On tidak bisa menjawab. Yoon Seo memotongnya dan berkata akan memberikan semua permintaan Shi On. Ayo katakan saja.
Shi On : Dok..dokter..
Yoon Seo : Ini benar-benar membuatku frustasi, ayo cepat katakan saja.
Shi On : Apa anda sudah makan malam? Ha!
Yoon Seo : Sudah.

Shi On langsung cemberut. Shi On tidak tahu mau omong apa, ia komen soal wallpaper dan selimut Yoon Seo. Yoon Seo bingung, kau kenapa? katakan padaku.

Shi On garuk-garuk kepala, ia bingung. Yoon Seo menggoncang bahu Shi On dengan geli setengah tidak sabar, ada apa denganmu?

Shi On : Tidak ada, saya hanya mampir. Anda tahu saya tidak bisa berbohong. Hehehe..
Yoon Seo masih belum percaya, ia mengetok kepala Shi on, lalu kenapa mengenakan baju serapi ini. Shi On bohong, kadang di hari Senin malam, saya berdandan seperti ini. Ini hobi saya. (nyahaha)
Yoon Seo : Hobimu lumayan istimewa.

Shi On cepat-cepat berpamitan dan kabur. Yoon Seo berusaha mencegah tapi Shi on tetap pergi.
Shi On pulang dan langsung duduk di tempat tidur. Shi On menenggelamkan wajahnya ke dalam bantal.

Yoon Seo memandang bunga mawarnya dan tersenyum.


Paginya, Shi On menghindari Yoon Seo. Yoon Seo langsung mengejar Shi On. Dr. Park! Apa kau melakukan kesalahan padaku? Kau menghindariku terus. Pria ini, pria ini.

Yoon Seo curiga, jelas terjadi sesuatu. Shi On berbeda sejak semalam. Shi On gugup sekali, seperti anak kecil yang ketahuan berbuat salah.

Shi On minum jusnya untuk menenangkan diri, ia menggeleng, tidak.

Yoon Seo mengancam Shi On, kalau nanti ketahuan, kau akan kena masalah dua kali lebih besar!
Shi On : Benar-benar bukan seperti itu.

Baiklah, kata Yoon Seo. Ia hanya ingin segera menyelesaikan operasi Lee Soo Jin dan bayinya dengan baik, agar ibu dan anak selamat dan sehat semuanya. Mengerti?
Shi On mengangguk, ya.

Yoon Seo mengulurkan kepalan tangannya dan keduanya tos.

Do Han, Prof Min, Yoon Seo dan Shi On menemui Soo Jin. Do Han minta Soo Jin tidak cemas, operasinya pasti akan berjalan lancar.

Soo Jin mulai menangis. Yoon Seo menghiburnya, jangan menangis, sebentar lagi kau akan melihat bayimu yang cantik.
Soo Jin minta satu hal, jika terjadi sesuatu padanya dan bayinya, anda harus janji untuk menyelamatkan bayi saya. Saya mohon. Prof Min minta Soo Jin tidak berpikir seperti itu, tenangkan pikiranmu, ok?

Do Han dan Prof Min mengumpulkan kedua tim mereka. Semuanya membahas kondisi Soo Jin dan bayinya. Kalian semua sudah tahu kalau pembedahannya akan sangat sulit. Karena banyaknya hal-hal yang tidak kita ketahui. Kita hanya memiliki waktu kurang dari 15 menit.
Jika kita melakukannya lebih dari 15 menit, maka nyawa ibu dan bayi ada dalam bahaya. Tolong fokus.

Do Han menggoda Prof Min untuk meredakan ketegangan, ini pertama kalinya saya melihat senior tegang sejak hari pernikahan anda. Prof Min jadi tersenyum, semua dokter tersenyum dan suasana sedikit mencair.

Para dokter jalan ke ruang operasi, wow banyak sekali, ini gabungan dua tim bedah. Apa di Ind juga seperti ini? keren juga.

Do Han dan Prof Min masuk bersama tim mereka ke ruang OR. Di bagian atas sudah menunggu Chief Go dan Chief bagian Ob/Gyn.  Prof Min minta scalpel, kita akan mengeluarkan bayinya.

Prof Min melakukan irisan pertama, lalu minta Dr. Jung menyiapkan intubasi untuk bayinya.

Do Han : Mulai penghitungan waktu!
Hong Gil Nam menyalakan timer digital untuk memberi petunjuk lama operasi. 15 menit.
 

Dr. Jung mulai bekerja membuat jalan nafas untuk bayi itu. Dr. Jung kesulitan membuat jalan nafas untuk bayi itu.
Dr. Jung tampak tegang, sepertinya lehernya semakin membengkak dibandingkan dengan hasil sonogram kemarin. Berbeda sekali dengan hasil MRI yang kita ambil kemarin.

Do Han maju untuk menanganinya. Yoon Seo tampak heran, baru satu atau dua hari lalu, tidak mungkin bisa membengkak secepat itu.

Shi On : Itu karena pendarahan di dalam. Ini karena pengaruh syok karena serangan jantung sang ibu, sehingga menyebabkan pendarahan di dalam lymphangioma/tumor yang menyebabkan ukurannya membesar.

Do Han merasa Shi On benar. Dr. Jung berkata ia tidak bisa melihat ke dalam karena rongga nafas bayi tertekan dan pipa intubasi tidak bisa masuk dengan baik.


Do Han ingin mencobanya, ambilkan stylet. Do Han akan melakukannya di tengah waktu yang semakin menipis, kurang dari 7 menit.

Prof Min ingin melakukan tracheotomy (membuat jalan nafas dari luar, dengan membuat irisan.) Perawat lapor, saya rasa sang ibu mulai pendarahan. Prof Min tegang sekali, tolong cepat Prof Kim.
Do Han minta bantuan Yoon Seo untuk menahan kepala bayi itu. Yoon Seo dan Jin Wook jalan ke sisi seberang untuk mulai menahannya.

Do Han siap membuat irisan untuk jalan nafas. Tapi Shi On memperingatkan, mungkin tumor di dalam itu menekan saluran nafas.

Chief Go dan yang lain juga terlihat sangat tegang. Do Han mengecek leher bayi itu, ia merasa bengkaknya semakin besar, ini diluar perkiraannya.
Yoon Seo : Lalu, tracheotomy-nya?
Shi On : Tidak bisa dilakukan. Anda tidak bisa melakukan tracheotomy.

Kondisi Soo Jin dalam bahaya. Semua dokter panik. Pendarahan sang ibu semakin parah, sangat berbahaya kalau dilanjutkan. Denyut nadi 120, tekanan darah turun dari 90 ke 60. Sang ibu dalam bahaya!
Prof Min : Kita tidak bisa menunda kontraksi rahim, cepat ambilkan RBC pack! (Red Blood Cell transfusion pack)

Yoon Seo tanya apa mereka bisa melakukan tracheotomy dari sisi lain.
Shi On : Tidak. Tidak bisa.
Do Han : Tidak peduli dimanapun kau melakukan irisan, bayi ini bisa meninggal karena pendarahan yang berlebihan.

Waktu tinggal 4 menit lagi, dan terus berdetak, 3:59..3:58..

Semua melihat ke arah Do Han. Do Han menatap bayi di tangannya dan Soo Jin. Do Han memejamkan mata. Prof Min memanggilnya, Prof Kim!
Do Han memeras otaknya. (Just lift your hands Professor and let God does His part.)


Good Doctor [1], [2], [3], [4], [5], [6], [7], [8], [9], [10]

Notes :
Fiuh, what an episode! Malam ini dan besok, ep 19+20, jadi Good Doctor akan segera tamat. Jadi deg2an, apa Yoon Seo akan jadian dengan Shi On? Bagaimana tanggapan orang tua Yoon Seo nanti? Sigh..stigma masyarakat memang berat.

No comments:

Post a Comment