Jae Hee mencoba gaun pengantin dan semua memuji kecantikannya. Ponsel Jae Hee berdering, dari Kang Ma Ru. Tapi saat diangkat ternyata dari Han Jae Sik, kakak Jae Hee.
Jae Sik : Jae Hee, ini oppa. Sudah lama sekali, adikku. Kau dimana sekarang?
Jae Hee syok dan terlihat ketakutan. Pengacara Ahn juga melihat ketakutan Jae Hee.
Ma Ru juga terkejut mendengar Jae Sik mencari Jae Hee dari Choco. Jae Gil minta Ma Ru tidak ikut campur. Choco berkata Jae Sik masuk ke kamar Ma Ru untuk mencari kontak Jae Hee. Jae Sik mengambil ponsel Ma Ru.
Ma Ru langsung lari ke dalam kamarnya. Ia tampak cemas.
Jae Gil kesal kenapa Choco memberi tahu masalah Jae Sik pada Ma Ru. Apa yang akan kau lakukan kalau terjadi sesuatu?
Choco tidak bisa diam saja karena Jae Gil dipukuli di depannya. Lagipula, ia juga mencari di rumah kakakku..aku tidak tahu kalau kakak akan marah.
Jae Gil duduk dan berkata ia ingin bicara dengan Choco. Jae Gil pusing, kalau Choco terus seperti ini, bisa-bisa ia akan jadi biarawan.
Choco bingung, kenapa?
Jae Gil berkata ia adalah orang yang bisa membuat orang lain tergila-gila. Choco membenarkan (wkk). Jae Gil minta Choco tidak seperti ini. Aku tahu kalau kau menyukai seseorang, sangat sulit untuk menolaknya dengan kekuatanmu sendiri.
Choco menunduk dan berkata ia tahu ia masih harus banyak belajar dan kalau Jae Gil menyukai wanita dengan tubuh yang indah. Choco melihat dadanya sendiri dan menghela nafas. Hehe.
Choco berdiri : Aku akan tetap menyukaimu. Aku tidak akan menyusahkanmu, jadi ijinkan aku menyukaimu diam-diam. Tidak apa-apa kan?
Choco jalan ke dalam. Jae Gil menghela nafas, kenapa aku ini tampan sekali? (Gubrag!)
Ma Ru jalan keluar dan minta ponsel Jae Gil. Ia telp Jae Sik : ini bukan Jae Gil, tapi Ma Ru. Kau dimana sekarang? Aku akan mengatakan dimana Jae Hee nuna. Kita ketemu dulu.
Eun Gi bertemu tetangga Ma Ru. Bibi itu memberikan foto pigura dan minta Eun Gi menyerahkan foto itu pada Ma Ru. Eun Gi menerima foto itu. Bibi itu berterima kasih dan pergi.
Sekretaris Jo melihatnya dari jauh. Eun Gi ingin tahu dan membalik pigura itu. Ia syok karena melihat foto Han Jae Hee saat diwisuda bersama Ma Ru yang datang dengan bunga di tangan. Keduanya berpose dengan mesra dan tersenyum bahagia, jelas hubungan mereka bukan hanya sebatas teman biasa.
Sekretaris Jo mengirim sms pada Pengacara Ahn. Ia lapor kalau Direktur Seo sudah menerima foto itu.
Ahn mengamati Jae Hee. Jae Hee terlihat blank. Ia tidak mendengar pertanyaan dari reporter yang mewawancarai tentang pernikahannya dengan Presdir Tae San.
Ma Ru jalan keluar dan melihat Eun Gi. Ma Ru mendekat dan tersenyum. Tapi Eun Gi tidak membalasnya. Ia menyembunyikan foto Ma Ru.
Ma Ru tanya apa urusan Eun Gi sudah beres. Eun Gi mengiyakan. Lalu tanya apa Ma Ru akan pergi.
Ma Ru : Aku harus bertemu seseorang. Apa ada yang ingin kau katakan?
Eun Gi : Tidak ada.
Ma Ru mengangguk lalu berkata ia harus pergi. Ma Ru jalan pergi, lalu berbalik dan mengamati wajah Eun Gi. Kau tidak kelihatan sehat. Ma Ru mengulurkan tangan memeriksa dahi dan pipi Eun Gi.
Eun Gi mengingat kembali pertemuan mereka bertiga, dia, Ma ru dan Jae Hee di hotel. Eun Gi mengingat semua percakapan mereka dan mulai sadar kalau Ma Ru dan Jae Hee memang bukan orang asing.
Ma Ru : Sepertinya kau demam.
Eun Gi menatap tajam Ma Ru. Ma Ru berkata Eun Gi minum alkohol sebanyak itu, tidak heran kalau Eun Gi sakit.
Eun Gi ingat lagi saat Jae Hee memperingatkannya tentang hubungannya dengan Ma Ru. Jae Hee berkata kalau pada akhirnya Eun Gi-lah yang akan menderita.
Kembali ke saat ini, Ma Ru berkata akan membawa Eun Gi ke RS. Eun Gi menolaknya, ini bukan masalah besar sampai harus ke RS. Aku akan pulih setelah istirahat sedikit.
Ma Ru mengangguk. Eun Gi bahkan berkata, cepatlah pulang.
Ma Ru : Aku mengerti, aku akan membeli obat saat kembali nanti.
Ma Ru jalan pergi. Eun Gi memandanginya. Setelah Ma Ru menjauh, Eun Gi langsung jatuh lemas di jalan.
Eun Gi memandangi foto Jae Hee dan Ma Ru dengan marah. Ia sudah dibohongi. Eun Gi lalu membuka map hijau pemberian Joon Ha dan isinya ternyata dokumen saat ia mengajukan tuntutan hukum pada Ma Ru. Kang Ma Ru yang dituntutnya adalah Kang Ma Ru yang dicintainya. Eun Gi tidak percaya ini.
Eun Gi segera bertemu Jun Ha. Eun Gi tampak blank, ia tanpa sadar memasukkan gula satu per satu ke kopinya. Jun Ha tampak resah melihat tingkah laku Eun Gi.
Jun Ha menjelaskan, orang yang menyelamatkan Eun Gi di pesawat adalah Kang Ma Ru. Dia dan Nyonya telah saling mengenal selama lebih dari 19 tahun. Uang yang diberikan Nyonya padanya saat itu adalah untuk menutupi hubungan Nyonya dengan Ma Ru.
Ma Ru mendekati anda mungkin karena...
Jun Ha melihat Eun Gi akan minum kopinya. Ia segera menghentikan tangan Eun Gi. Direktur! Anda biasanya tidak minum kopi dengan gula. Saya akan memesankan lagi untuk anda.
Eun Gi menyingkirkan tangan Jun Ha. Ia tersenyum dingin dan tetap meminum kopinya (Gak kebayang manisnya..brr). Teruskan perkataanmu.
Ma Ru menemui Han Jae Sik di bar-karaoke. Jae Sik berkata sudah lama tidak bertemu Ma Ru. Ia minta Ma Ru duduk dan mengulurkan tangan. Tapi Ma Ru tidak mengacuhkannya.
Jae Sik menarik tangannya dan tanya kenapa Ma Ru tidak mengunjunginya saat ia dipenjara. Lalu melanjutkan, saat itu kau juga masuk penjara kan? Kudengar kau membunuh seseorang.
Wanita di samping Jae Sik tertegun, ia berhenti mengupas buah. Jae Sik berkata Ma ru kelihatannya polos seperti kutu buku. sepertinya kau memang tidak boleh menilai buku hanya dari sampulnya saja.
Ma Ru : Kudengar kau mencari Kak Jae Hee.
Jae Sik tanya dimana adiknya. Ma Ru berkata Jae Hee sudah meninggal 6 tahun lalu.
Jae Sik mendengus, dasar brengsek. Lelucon seperti apa ini? Ma Ru melihat ke arah pisau di tangan wanita itu, kalau kau mau, aku bisa membawamu ke makamnya. Lalu kau akan mengerti ini lelucon atau bukan.
Jae Sik menoleh ke arah wanita di sampingnya dan memintanya keluar dulu. Ia sepertinya ngeri dengan sikap Ma Ru.
Ma Ru meminta ponselnya kembali. Jae Sik segera mengembalikan ponsel itu. Aku sudah mengingat nomor Jae Hee. Berkat dirimu, aku bisa bicara dengannya di surga. Ma Ru terkejut.
Jae Sik menatap tajam Ma Ru : Jae Hee yang melakukannya, ya kan? Jae Hee yang membunuh pria itu dan kau menanggung kesalahannya. Benar kan?
Ma Ru terdiam. Jae Sik kesal, hei..brengsek, bagaimana kau bisa membunuh seseorang? Kau pikir aku tidak mengenalmu? Jae Hee itu orang yang bisa melakukan hal seperti itu.
Joon Ha masih menjelaskan tentang Ma Ru, dia membunuh seseorang 6 tahun lalu. Eun Gi meletakkan mugnya, ia jelas syok. Jun Ha berkata meskipun itu sebuah kecelakaan, tapi tetap saja pria itu terbunuh.
Dia dihukum penjara selama 5 tahun dan ia dikeluarkan dari Universitas karena itu.
Eun Gi tampak menantang : Dan?
Jun Ha : Apa?
Eun Gi : Apa ada yang lainnya lagi?
Jun Ha terkejut, apa yang saya katakan belum cukup?
Eun Gi masih dalam tahap penyangkalan, lalu? Lalu apa? Jun Ha bingung dan menekankan kalau Ma Ru dan Nyonya punya hubungan mendalam. Eun gi berkata Jun Ha sudah mengatakan itu tadi.
Jun Ha mencoba mengingatkan Eun Gi, kalau Ma ru mendekatinya karena ingin membalas Nyonya Han. Eun Gi marah, kau juga sudah mengatakan itu.
Eun Gi berdiri dan berkata ini bukan masalah besar. Jun Ha tanya lalu apa yang ingin dilakukan Eun Gi pada orang itu. Jika anda mau, saya bisa mengajukan tindakan hukum padanya.
Eun Gi : Awas kalau kau berani menyentuhnya.
Jun Ha : Direktur.
Eun Gi : Jangan pernah menyentuh sehelai saja rambutnya.
Jae Sik masih bicara dengan Ma Ru, apa kau begitu menyukai Jae Hee? Dia menghancurkan hidupmu dan kau masih ingin melindunginya?
Ma Ru berkata ia tidak mengerti kata2 Jae Sik dan minta Jae Sik tutup mulut dan hidup dengan tenang saja. Ini bukan nasihat tapi peringatan.
Jae Sik berkata akan membalas dendam demi Ma Ru. Bukankah dia wanita jahat yang meninggalkanmu setelah memanfaatkan dirimu? Aku tidak bisa menjelaskan semuanya padamu, tapi wanita itu bukan wanita jahat biasa. Dendamku, dendam ibuku, dan dendam-mu juga, aku akan membalasnya dengan senang hati. Kau hanya perlu membayar tagihan minuman ini dan katakan dimana Jae Hee sekarang.
Kudengar ia menjadi simpanan Presdir Grup Tae San, tapi itu tidak masuk akal.
Ma Ru diam dan menatap tajam Jae Sik. Jae Sik marah dan melempar Ma ru, brengsek! berhenti melihatku seperti itu! Bukankah kita ada di posisi yang sama? Hidup kita sama-sama dihancurkan oleh Jae Hee dan kau bahkan tidak mau membantuku?
Tiba-tiba Ma Ru menyerang Jae Sik, ia memukuli Jae Sik dan teriak.
Ma Ru mengancam Jae Sik, jangan pernah mendekati Jae Hee nuna. Jika kau melakukannya, aku akan membunuhmu dengan tanganku sendiri! Aku bukan lagi Kang Ma Ru yang kau kenal. Aku tidak tahu apa rencanamu, tapi benar bahwa aku telah membunuh seseorang. Tanganku sudah pernah berlumuran darah. Tidak ada alasan untuk tidak melakukannya lagi.
Jun Ha menghadap Presdir Seo. Ia lapor bahwa Direktur Seo Eun Gi telah berhasil menghentikan pemogokan jam 4 sore ini. Jun Ha minta Presdir memanggil kembali Direktur Seo.
Tuan Seo tampak kesal, aku memang memintanya menyelesaikan masalah pemogokan tapi tidak pernah memintanya memberikan semua warisannya.
Jun Ha membela Eun Gi, anda tidak mengatakan bagaimana caranya, anda hanya memberikan waktu 2 hari untuk menyelesaikannya. Direktur telah melakukan yang terbaik yang ia bisa.
Tuan Seo tidak mau mendengar lagi dan mengusir Jun Ha.
Jun Ha : Kalau anda tidak menepati janji anda, saya akan mengundurkan diri dari Tae San. Saya tidak mau bekerja untuk seseorang yang tidak menepati janjinya.
Tuan Seo kesal, apa kau mengancamku? Jun Ha berkata akan mengajukan surat pengunduran diri besok pagi. Jun Ha membungkuk dan jalan keluar.
Tuan Seo memanggilnya : Park Jun Ha!
Jun Ha menoleh dan menghela nafas, Pak, jika anda tidak mengijinkan Direktur kembali, dia mungkin berpikir tidak akan pernah kembali lagi. Dia mungkin akan melepaskan semuanya disini.
Tuan Seo terkejut, apa maksudmu?
Jun Ha : Maksud saya, dia mungkin merasa kalau dunia yang dibangun Presdir tidak lebih nyaman dan lebih baik. Dia mungkin tidak punya niat untuk menjadi penerus Grup Tae San lagi. Itu kalau anda ingin tetap membiarkannya pergi.
Tuan Seo tampak cemas, jelaskan dengan lebih baik agar aku bisa mengerti.
Jun Ha : Eun Gi...sepertinya telah menjadi gila, Presdir.
Eun Gi jalan luntang lantung di sekitar lingkungan rumah Ma Ru. Ia ingat saat bicara dengan Ma ru di mobil. Waktu itu Ma Ru tanya apa yang akan dilakukan Eun Gi kalau yang ia inginkan bukan jam tangan. Tapi Eun Gi, yang bisa membeli 100 jam tangan tanpa berkedip. Apa yang akan kau lakukan?
Ma Ru : Saat ini, aku...punya gunung yang ingin kudaki, tapi aku benar2 membutuhkan sebuah tangga. Kalau itu kau, pasti akan menjadi tangga yang cukup sempurna. Jika aku mengejarmu, apa yang akan kau lakukan?
Sekarang Eun Gi mengerti apa arti perkataan Ma Ru saat itu. Eun Gi melihat sebuah toko dan memberi bir 10 kaleng. Astaga ini anak...lambungnya pasti penuh alkohol.
Jae Hee ingat telp dari Jae Sik. Ia kelihatan marah. Ma Ru memarkir mobilnya dan mendapat telp. Dari Jae Hee.
Jae Hee marah dan memaki Ma Ru. Jae Hee mengira Ma Ru sengaja menyeret kakaknya ke dalam masalah mereka. Ma Ru diam saja. Jae Hee menantang Ma Ru, apapun cara yang kau pakai, lakukan saja. Lakukan saja apa yang ingin kau lakukan, Kang Ma Ru. Kita lihat sampai sejauh mana ini akan berlangsung dan kita lihat sejauh mana kita akan pergi. Kita tunggu dan lihat saja.
Jae Hee menutup ponselnya. Ma Ru tidak menjawab sama sekali.
Jae Hee dipanggil Presdir Seo. Presdir tampak kesakitan dan berusaha minum obatnya. Jae Hee kelihatan cemas, apa anda merasa sakit?
Tuan Seo hanya berkata kondisinya sedang tidak baik. Tuan Seo ingin Jae Hee pergi untuk membawa Eun Gi pulang.
Jae Hee terkejut. Tuan Seo berkata kalau anakmu melarikan diri dari rumah, bukankah tanggung jawab ibu untuk mencarinya, meskipun harus mencari sampai ke ujung dunia?
Jae Hee mengiyakan. Ia berkata sebenarnya ia ingin mencari Eun Gi besok pagi.
Tuan Seo memberikan alamat Ma Ru, sepertinya Eun Gi ada di rumah anak ini. Tuan Seo menegur Jae Hee, kenapa tidak segera membereskan orang itu.
Jae Hee memberi alasan kalau Ma Ru bukan lawan yang mudah dihadapi. Eun gi juga tidak mau mendengarkannya. Sementara Ma Ru tidak bisa dibujuk dengan uang.
Tuan Seo heran, dia tidak mau mundur meskipun diberi uang? Kalau begitu gunakan alasan pemerasan untuk memasukkannya ke penjara. Jae Hee berkata itu lebih sulit karena jika tidak hati-hati semua orang akan tahu masalah ini.
Tuan Seo : Lalu apa tidak ada cara lain, dan kita harus diam saja? Untuk saat ini, pergi saja ke rumahnya dan bawa Eun Gi kembali secepatnya.
Jae Hee mengiyakan. Ia jalan keluar. Lalu berbalik dan tanya, orang-orang yang disewa Sekretaris Jang, bukan orang yang akan membuat masalah pada kita di kemudian hari kan?
Ma Ru jalan pulang. Ia tidak sadar kalau Eun Gi jalan di belakangnya. Eun gi teriak memanggil Ma Ru. Awalnya cuma memanggil, Hei!
Ma Ru tidak bereaksi. Eun Gi memanggil lagi tapi Ma Ru baru bereaksi saat ia memanggil, hei! pria tampan! Ma Ru berhenti dan menoleh.
Eun Gi tampak takjub, wow orang ini benar-benar sadar kalau dirinya tampan.
Ma Ru heran, kenapa Eun Gi ada disini? Eun Gi berkata ia juga harus pergi ke satu tempat.
Eun Gi menunjukkan bir dan mengajak Ma Ru minum, ia tahu tempat yang bagus.
Ma Ru jalan dan mengecek dahi Eun Gi, ia tampak kesal, bagaimana kau masih bisa munum dengan kondisi tubuh seperti ini?
Eun Gi cemberut, kalau tidak mau aku akan minum semuanya sendiri.
Keduanya duduk di atas bukit memandangi kota Seoul di malam hari. Eun Gi membuka bir dan memberikannya pada Ma Ru.
Ma Ru berkata ia tidak tanggung jawab kalau Eun Gi mati karena keracunan alkohol. Eun Gi tersenyum, tentu saja. Ia membuka bir untuk dirinya sendiri.
Ma Ru mengambil bir Eun Gi dan meminumnya sebagian. Lalu memberikan sisanya pada Eun Gi. Hari ini kau hanya bisa minum sebanyak ini. Karena sepertiga alkohol yang kemarin masih ada dalam tubuhmu. Itu tidak akan membuatmu keracunan.
Eun Gi tersenyum dan menerima kaleng birnya. Ia minum dan memandangi lampu2 Seoul.
Eun Gi komen, lihat lampu2 itu, apa ada begitu banyak orang di Seoul? Kau tahu berapa populasi Seoul? Lebih dari 10 juta.
Diantara mereka, berapa jumlah pria dan wanitanya?
Ma Ru : Tidak tahu.
Eun gi : Diantara mereka dibawah lampu itu, ada calon suami Seo Eun Gi dan calon istri Kang Ma Ru. Benar kan?
Ma Ru tampak terkejut. Eun Gi terus bicara, saat kau menikah nanti, kau harus mengirimkan undangan kepadaku. Meskipun aku tidak tahu apa aku bisa datang, tapi pasti aku akan mengirimkan hadiah untukmu.
Ma Ru menoleh dan menatap Eun Gi. Eun Gi pura2 heran, kenapa ekspresimu seperti itu?
Eun Gi pura2 terkejut, jangan-jangan kau mengira kalau kita bakalan
menikah? Itu terlalu jauh. Pohon yang bisa kau panjat dan pohon yang
bermimpipun kau tidak bisa memanjatnya, kau tentu tahu perbedaannya, ya
kan, Kang Ma Ru-ssi? Apa yang kukatakan, kau tahu maksudnya kan?
Ma Ru : Aku mengerti.
Eun Gi berkata ia senang karena Ma Ru orang yang pintar. Diantara pria2 yang pernah kencan denganku sebelumnya (ini jelas bohong hehe..Ma Ru yang pengalamannya banyak dengan cewek. Eun Gi sama sekali belum pernah pacaran dan itu pasti kelihatan wkk), ada orang idiot yang tidak mengerti maksudku sampai akhir.
Ma Ru tanya kenapa Eun Gi tiba-tiba seperti ini. Eun gi menyangkal, ini bukan tiba-tiba tapi sudah direncanakan sejak semula. Terpesona oleh orang seperti Kang Ma Ru adalah pengalaman yang luar biasa dalam hidupku yang malang. Itu artinya cepat atau lambat pasti akan berakhir.
Eun Gi berkata ia ingin tahu seberapa jauh ia bisa jatuh cinta pada pria misterius ini. Kukira biasanya akan berakhir dalam sebulan, tapi ternyata ini lebih lama dari yang kuharapkan. Ini adalah sebuah pujian. Ini aneh kan? Kurasa kau pasti terkejut. Kau pasti merasa marah, kau ingin mencekikku, ya kan?
Eun Gi : Situasi ini pasti membuatmu tidak bisa berkata apapun. Pasti sangat berat untuk diterima dan dimengerti.
Diluar dugaan Eun Gi, Ma Ru justru berkata ini tidak sulit. Ia bisa mengerti.
Giliran Eun Gi yang tampak terpukul, kau bisa...mengerti?
Ma Ru : Maksudmu ini akhirnya, ya kan? Kalau begitu kita lakukan saja.
Eun Gi menahan kesedihannya, untungnya kau ini orang yang punya harga diri tinggi. Kalau kau terus menempel padaku, aku tidak akan tahu apa yang harus kulakukan.
Aku mencemaskan itu.
Beberapa saat kemudian, Eun Gi jalan terhuyung-huyung. Wajahnya pucat, Eun Gi menahan tangisnya.
Ma Ru tetap duduk di tempat mereka tadi sambil menghabiskan bir Eun Gi.
Pandangan Eun Gi mulai kabur. Ia melihat seseorang di depannya. Ternyata Han Jae Hee.
Jae Hee mendekat dan tersenyum pada Eun Gi. Aku sedang berpikir bagaimana jalan ke atas sana malam-malam seperti ini, baguslah kalau kita bertemu sekarang. Aku datang untuk menjemputmu, pulanglah bersamaku, Eun Gi.
Tiba-tiba Eun Gi jatuh pingsan. Jae Hee terkejut, Eun Gi! Ia panik dan mencoba membangunkan Eun Gi. Eun Gi! bangunlah, Eun Gi! Seo Eun Gi!
Ma Ru menghabiskan birnya dan meremas kalengnya. Akhirnya ia berdiri dan jalan pulang. Ketika hampir membuka gerbang rumah, seseorang memanggilnya. Kang Ma Ru-ssi!
Ma Ru menoleh. Tiba-tiba kepalanya dipukul oleh sebuah papan kayu. Ouch!
Jae Hee mengantar Eun Gi pulang. Ia menyetir sendiri dan ingat percakapannya dengan Tuan Seo.
Jae Hee tadi tanya apa preman yang disewa Sekretaris Jang tidak akan membawa masalah bagi mereka. Tuan Seo justru melarang Jae Hee membawa preman itu. Ini belum waktunya, bawa saja Eun Gi pulang. Untuk cara mengatasinya, akan kita pikirkan pelan-pelan.
Tapi Jae Hee tetap membawa preman untuk memukuli Ma Ru. Kedua preman itu memukuli Ma Ru habis2an. Wajah Ma Ru bersimbah darah.
Ponsel salah satu preman itu berdering. Ternyata dari Han Jae Hee. Orang itu mengarahkan ponsel pada Ma Ru.
Jae Hee : Lama tidak bertemu, Kang Ma Ru-ssi. Sebenarnya aku ingin mengatakan ini padamu sambil makan, tapi karena keadaan, sayang sekali. Mereka akan memberikan dokumen padamu. Isinya adalah kontrak gedung 10 lantai, sebuah peternakan dan rumah tinggal di California. Juga akan ada persetujuan kalau kau tidak akan pernah menemui putriku lagi.
Kalau kau menandatangani persetujuan itu, gedung, peternakan, dan rumah itu semua akan menjadi milikmu. Jika kau ingin pergi besok, aku juga sudah menyiapkan tiketnya. Tentu saja aku juga sudah menyiapkan tiket untuk adikmu.
Karena Presdir yang sangat mencintai putrinya sudah menyiapkan semua ini, kalau kau menolaknya, orang berikutnya yang akan terluka mungkin adalah orang yang paling disayang oleh Tuan Kang. Bagaimanapun, kau tidak akan menang berperang melawanku. Jangan keras kepala dan tanda tangani saja.
Ma ru diam dan mendengar semuanya. Ia marah sekali. Eun Gi mulai sadar dan mendengar perkataan Jae Hee, meskipun tidak jelas
sebanyak apa yang ia dengar. Ia tampak marah tapi saat ini Eun gi tidak
berdaya.
Paginya, Jae Gil berusaha telp Ma Ru tapi hanya bisa meninggalkan voicemail.
Jae Gil : Kang Ma Ru, kenapa kau mematikan ponselmu, kau membuat orang cemas saja. Bagaimana kondisimu? Apa kau sudah pergi ke dokter? Choco dan aku sudah tiba dengan selamat dan Choco tidak tahu kalau kau dipukuli, jadi jangan khawatirkan adikmu.
Seperti yang kau perintahkan, aku akan menjaga Choco disini sampai kau benar2 pulih.
Choco muncul mencari Jae Gil. Jae Gil segera menyudahi pesannya dan pasang senyuman untuk Choco.
Choco tidak mengerti dan kelihatan cemas, Kak, apa kau sekarat? wkkk...
Jae Gil : Apa?
Choco benar2 cemas, kudengar jika kau mendadak berubah maka kau akan mati. Jae Gil bingung, kenapa kau bicara seperti itu memangnya aku kenapa?
Choco menyebutkan satu persatu keanehan Jae Gil, mendadak menemuinya di tempat kerja dan mengajaknya berlibur, bahkan tanpa memberinya waktu berpikir. Choco tidak pikir panjang karena terlalu senang dan ikut pergi bersama Jae Gil begitu saja.
Tapi sekarang setelah aku memikirkannya, aku merasa ada yang salah.
Jae Gil berkata saat ini konsentrasi ozone di Seoul tinggi sekali, itulah mengapa ia mengajak Choco mencari udara segar. Choco tidak mau tahu dan ingin pulang ke Seoul. Jae Gil melarangnya, kau tidak bisa pulang! Kau harus disini bersamaku.
Jangan memikirkan hal lain, jangan berpikir tentang kakakmu dan jangan telp dia. Lihat ke Jae Gil oppa saja, pikirkan Jae Gil oppa saja.
Choco bingung, oppa aka kau tidak takut padaku?
Jae Gil geli, kenapa aku harus takut padamu? Apa kau ini hantu?
Choco : Bukan..hanya saja...Sudahlah tidak apa-apa. Kalau aku bicara nanti kau memukulku.
Jae Gil menyembunyikan tangannya dan janji tidak akan memukul Choco, katakan saja. Choco akhirnya memberanikan diri dan berkata, aku mungkin ..akan mencoba mendekatimu. (wkk anak ini..)
Jae Gil langsung ketawa, apa? Apa katamu? Choco serius dan berkata karena hanya ada mereka berdua saja di tempat ini, ia mungkin akan mencoba mendekatimu.
Jae Gil tidak menganggapnya, bagaimana caranya? Choco mengaku, waktu itu saat ia membawa Jae Gil pulang karena mabuk, ia diam-diam mencium dahi Jae Gil. Jae Gil terkejut dan spontan menjitak Choco.
Choco kesakitan dan menangis, sakit oppa! Aku tahu kau pasti akan memukulku. Aku mau pulang!
Jae Gil menjelaskan, berapa kali kubilang, kita ini bukan pria dan wanita. Tapi kakak dan adik. Dan kau bukan tipe idealku. Choco ngambek dan langsung berkata ia mau pulang ke Seoul. Aku ingin kembali ke kakakku! Choco langsung pergi. Jae Gil teriak memanggilnya, ia kesal pada dirinya sendiri.
Eun Gi sudah pulang ke rumahnya. Ia berbaring sambil diinfus. Jae Hee mengamati Eun Gi. Jae Hee keluar kamar. Eun Gi membuka matanya.
Jun Ha datang sambil membawa obat herbal untuk Eun Gi. Jae Hee melihatnya dan menyapa Jun Ha. Tapi Jun Ha sama sekali tidak menjawabnya. Jun Ha menyerahkan obat herbal pada bibi, hangatkan ini untuk Direktur kalau dia sudah bisa makan.
Jae Hee berkata kalau Eun Gi saat ini masih diinfus dan tidur nyenyak. Lebih baik tidak menemuinya saat ini. Jun Ha berkata ia kesini untuk menemui Presdir. Jun Ha mengangguk sekilas pada Jae Hee lalu jalan masuk.
Jae Hee tampak tidak senang karena tidak diacuhkan Jun Ha. Yee...Han Jae Hee kau harus sadar ada pria seperti Park Jun Ha yang tidak mudah ditipu.
Jun Ha menemui Presdir Seo. Presdir memperlihatkan rekaman dari CCTV antara Jae Hee dan Pengacara Ahn. Jun Ha terkejut karena ternyata Presdir juga sudah tahu.
Presdir Seo : Apa kau tahu ini?
Jun Ha bingung, ia tampak serba salah. Presdir jadi marah, jadi kau sudah tahu masalah ini? Kenapa kau tidak mengatakannya padaku? Apa kau juga dipihak mereka?
Jun Ha : Saya takut kalau anda mungkin tidak sanggup menghadapinya setelah mendengar masalah ini, jadi saya tidak mengatakannya saat itu.
Direktur juga memerintah saya untuk tidak mengatakannya pada anda.
Tuan Seo terkejut, Eun Gi juga tahu masalah ini? Jun Ha membenarkan, ia minta maaf karena tidak melaporkan ini pada Tuan Seo lebih cepat.
Tuan Seo diam saja dan menahan murka. Jun Ha tampak cemas dan memanggilnya beberapa kali.
Tuan Seo : Jangan biarkan ada yang tahu kalau kita sudah tahu masalah ini. Terutama Eun Gi, jangan biarkan ia tahu kalau aku sudah tahu.
Jun Ha, aku serahkan semuanya padamu. Gunakan semuanya yang kau tahu mengenai hukum, tuntut semua yang bisa kau tuntut. Jika itu tidak bisa, tidak peduli apa itu tuduhan palsu atau bukan, Pengacara Ahn dan Han Jae Hee harus membusuk dalam penjara paling tidak 30 tahun. Kau akan bertanggung jawab untuk itu.
Dengan begitu aku..akan bisa menutup mataku. Aku ..akan bisa menyerahkan Eun Gi dalam tanganmu, dan istirahat dengan tenang.
Sayangnya, Pengacara Ahn juga sudah tahu mengenai ini. Sekretaris Jo mengatakan padanya kalau pagi ini, Presdir meminta kaset CCTV. Dalam kaset itu ada...anda dan Nyonya Han.
Pengacara Ahn awalnya tidak terlalu peduli, biarkan saja. Lalu ia ingat saat Jae Hee menciumnya. Ahn jadi panik, dimana kaset itu sekarang?
Jo : Sudah di tangan Presdir. Pengacara Park juga sudah tahu masalah kaset ini.
Pengacara Ahn sekarang ada di dalam mobil, di depan kediaman Tuan Seo. Ia marah dan memukul setir mobil.
Bibi tetangga Ma Ru membawakan sup daging sapi untuk Ma Ru dan Choco. Tapi tidak ada jawaban. Padahal pintu terbuka dan sepatu Ma Ru ada. Bibi itu heran, kemana mereka. Lalu ia meninggalkan sup itu di bangku depan rumah.
Sup itu tetap tidak disentuh sampai malam hari.
Eun Gi mulai kuat lagi dan berdiri. Ia jalan ke meja dan mengambil obat dari Ma Ru. Ia ingat saat perpisahan mereka kemarin, Ma Ru tersenyum dan tanya, maksudmu ini adalah akhir hubungan kita kan?
Ma Ru mengangguk, kalau begitu kita lakukan saja. Eun Gi tidak mengira ini adalah respon Ma Ru, ia memaksakan tersenyum dan jalan pergi.
Ma Ru menahan tangan Eun Gi. Tapi ia hanya memberikan obat untuknya, sepertinya kondisi tubuhmu semakin memburuk, kau harus ke RS secepat mungkin.
Eun Gi menerima obatnya, aku mengerti. Apa ada yang lainnya lagi?
Ma Ru : Jaga dirimu. Kuharap kau hidup dengan baik.
Eun Gi meremas obat pemberian Ma Ru.
Paginya, Choco turun dari kamar di villa, ia sebenarnya ingin pulang ke Seoul diam-diam. Tapi Choco justru jongkok dan mengamati Jae gil yang tidur di ruang tamu.
Choco terpesona dengan Jae Gil haha
Jae Gil menggaruk wajahnya. Choco tidak tahan dan menahan tangan Jae Gil agar tidak melukai wajahnya yang tampan wkk.
Jae Gil terbangun dan syok, ia menutupi dadanya, apa yang kau lakukan padaku? Choco terkejut dan berkata tidak melakukan apa-apa. Ia memegang tangan Jae Gil untuk mencegahnya menggaruk wajah.
Choco tetap ingin pulang ke Seoul, ia cemas karena kakaknya tidak mengangkat telp. Selamat tinggal. Choco keluar. Jae Gil menyusulnya dan menggendong Choco kembali ke dalam. Kau harus disini bersamaku.
Jae Gil bohong dan berkata Ma Ru pergi bersama wanita ke luar negeri. Choco tidak percaya begitu saja. Kakakku tidak akan pernah mematikan ponselnya. Ia takut ada telp yang mengabarkan kalau aku pingsan.
Jae Gil ketawa, hei, dia tahu kalau kau bersamaku dan kapanpun kau pingsan di jalan, bukankah aku yang selalu datang dan bukan Ma Ru?
Choco membenarkan, itulah mengapa ia menyukai Jae Gil. Choco menyalahkan Jae Gil karena selalu baik padanya dan tidak mengijinkan Choco naksir Jae Gil. Lalu maumu apa?
Jae Gil : Lain kali aku tidak akan datang, meskipun kau mati.
Choco berkata waktu itu ia bohong saat mengatakan mencium dahi Jae Gil sekali. Sebenarnya bukan sekali, tapi tiga kali. (Astaga anak ini..)
Jae Gil langsung menjitak Choco, anak nakal ini. Lalu Jae Gil mengecek ponsel Ma Ru, ponsel kakakmu masih belum dinyalakan? Jae Gil tampak cemas karena tidak ada jawaban.
Eun Gi siap pergi. Jae Hee masuk ke kamar dengan membawa sarapan. Jae Hee tanya Eun Gi mau kemana. Eun Gi akan ke kantor.
Jae Hee melarangnya, sebelum Presdir memberikan ijin, jangankan pergi ke kantor. Keluar kamarpun tidak boleh. Eun Gi jadi tahanan rumah. Bahkan ada penjaga yang disewa ayah Eun Gi. Kalau kau tidak percaya lihat saja diluar.
Eun Gi melihat keluar jendela. Memang benar ada penjaga di bawah sana. Eun Gi marah.
Jae Hee minta Eun Gi makan dulu, bagaimana kau bisa sama sekali tidak minum?
Eun Gi tidak peduli, ia marah dan tanya apa yang dilakukan Jae Hee pada Kang Ma Ru. Kau mengirim preman untuk mengancamnya, ya kan? seperti sampah kelas tiga saja. Kau sengaja mengatakannya, kau tahu kalau aku mendengarnya.
Jae Hee : Benar, tidak masalah kau mendengarnya atau tidak. Seperti Sampah kelas tiga aku harus mengirim preman untuk menekan dan mengancam, semuanya karena dirimu.
Eun Gi : Lalu apa hasilnya?
Jae Hee : Apa kau tidak bisa menghentikannya? Tidak ada yang tidak bisa dilakukan Presdir ini di dunia. Sebelum masalah menjadi serius, kau seharusnya mengakhirinya. Kau bisa mengakhirinya ya kan?
Eun Gi menyeringai, kau tidak berhasil kan? Aku benar2 pintar menilai seorang pria.
Jae Hee tampak marah, ia menghela nafas dan minta Eun Gi istirahat saja. Jae Hee jalan keluar.
Eun Gi dikurung dalam kamar. Eun gi benar2 tidak bisa pergi kemanapun.
Jae Hee dapat telp dari Jae Sik. Jae Hee kelihatan panik. Lalu ia mendengarkan. Jae Sik tanya dimana Jae Hee dan ingin bertemu.
Jae Hee tanya apa yang diinginkan Jae Sik.
Jae Sik : Bagaimana kau bisa bicara seperti itu setelah kita berpisah 8 tahun? Aku tidak ingin apapun kecuali bertemu dengan adikku yang cantik.
Jae Hee tidak ingin bertemu Jae Sik. Aku sama sekali tidak ingin bertemu kakak. Aku sibuk, aku tutup sekarang.
Jae Sik berkata kalau Jae Hee berhasil membesarkan anjing setia seperti Kang Ma Ru. Dia mengancamku, kalau aku muncul di depanmu, ia akan membunuhku. Dia bahkan berkata karena ia sudah pernah membunuh sekali, ia tidak takut membunuh untuk yang kedua kalinya. Dia benar2 berubah setelah membunuh seseorang.
Jae Sik masih bicara tapi Jae Hee tidak mau mendengarnya. Jae Hee terpukul, ia harus bersandar di tangga. Selama ini Jae Hee salah paham. Ia pikir Ma Ru kerja sama dengan kakaknya, itulah mengapa Jae Hee membiarkan preman memukuli Ma Ru. Jae Hee tampak menyesal.
Eun Gi duduk dan memandangi Barbie di kamarnya. Ia ingat saat Ma Ru bertaruh nyawa hanya demi mengambil Barbie ini di jurang.
Lalu saat di Aomori dan Ma Ru mencium dahi Eun Gi, memberinya bahan untuk melawan orang yang ingin menjual resortnya. Saat di Hirosaki Castle, saat Ma Ru menciumnya dan terakhir waktu Ma Ru memperingatkannya untuk lari.
Eun Gi sudah mengambil keputusan. Ia mencoba membuka pintu, tapi masih terkunci. Eun Gi melihat keluar jendela. Pria yang menjaganya sudah tidak ada karena hujan.
Eun Gi nekad. Ia menarik tirai kamarnya.
Sementara itu, Jae Hee sibuk masak. Ia mengemas makanan dalam kotak bekal, sepertinya untuk Ma Ru.
Eun Gi berhasil turun dari kamarnya dengan bantuan tirai kamar. Eun Gi tidak pakai sepatu atau sandal. Ia melihat ke arah kamar ayahnya dan pergi.
Presdir Seo tidur lelap. Jae Hee sibuk merias diri.
Eun Gi menyetir ke rumah Ma Ru. Ia jalan ke atas tanpa alas kaki. Eun Gi menekan bel rumah Ma Ru. Tidak ada jawaban.
Eun Gi menggedor pintu gerbang dan teriak2 memanggil nama Ma Ru. Ma Ru-ssi! Kang Ma Ru! Tapi tidak ada jawaban.
Eun Gi menunggu beberapa lama di bawah hujan. Akhirnya Eun Gi berbalik dan jalan pergi.
Tiba-tiba gerbangnya terbuka. Eun Gi menoleh, ia terkejut melihat kondisi Ma Ru.
Ma Ru babak belur wajahnya, ia sulit jalan dan membuka matanya. Eun Gi menahan tangisnya.
Eun Gi : Aku...itu adalah ciuman pertamaku. Ciuman yang kita lakukan di depan Kastil Hirosaki. Pada seseorang...mengatakan bahwa aku mencintai seseorang, juga adalah yang pertama kalinya bagiku.
Yang pertama dalam 29 tahun hidupku. "Aku mencintaimu, Seo Eun Gi." Aku mendengar pengakuan yang membuat hati berdebar seperti itu untuk pertama kalinya. Semuanya karena dirimu. Karena seorang pria bernama Kang Ma Ru, untuk pertama kalinya aku merasa senang bangun, bernafas dan hidup.
Ma Ru jalan perlahan mendekati Eun Gi dan menghapus air matanya.
Eun gi melanjutkan, jadi..satu-satunya keinginanku saat ini, adalah melihatmu setiap hari. Mengatakan kalau aku mencintaimu setiap hari, dan mendengar kalau kau mencintaiku setiap hari. Memimpikan impian yang sama, melahirkan anak-anak dan membesarkan mereka, lalu menua bersamamu.
Apa itu mungkin?
Ma Ru akhirnya memeluk Eun Gi. Tapi pandangannya jatuh ke seseorang yang jalan dibelakang Eun Gi.
Han Jae Hee. Jae Hee terkejut melihat mereka.
Ma Ru menatap tajam Jae Hee dan semakin erat memeluk Eun Gi.
Nice Guy [1], [2], [3], [4], [5], [6]
terima kasih mbak tirza...
ReplyDeletekacian bgt...majah imoet gitu dibikin bengep2 babak-belur...
Matanya maru jelek.......
ReplyDelete