Dr. Kim Jae Joon dari bagian Bedah Pankreas pergi ke bagian anak sambil marah-marah. Ia menuduh Dr. Kim Do Han mengambil pasiennya lagi. Yoon Seo mencoba menjelaskan, ini pasti salah paham, tapi dibentak oleh Kim Jae Joon.
Kim Do Han tidak mengerti, ia merasa tidak mengambil pasien Dr. Kim Jae Joon. Dr. Kim berkata, salah seorang dari dokter pria di bagian anak yang bicara dengan orang tua bayi itu. Dr. Kim melihat ke arah para dokter, pasti salah satu dari kalian.
Park Shi On membuka mulut : Saya yang melakukannya.
Semua terkejut. Do Han kelihatan marah sekali pada Shi On.
Flashback, Shi On mendekati orang tua bayi prematur itu dan berkata
mereka bisa menyelamatkan bayi itu, bukan di bagian bedah pankreas, tapi
bagian anak. Prof. Kim Do Han yang akan melakukan operasinya.
Dr. Kim tidak percaya, ia menyindir Kim Do Han. Park Shi On memotongnya, saya yang melakukannya. Prof Kim Do Han tidak salah.
Kim
Jae Joon merasa tersinggung, apa aku terlihat gampangan, seperti Kepala
bagian kalian? Apa bagian anak melakukan bisnis dengan anak-anak?
Sebagai dokter, apa kalian ingin memikat pasien?
Yoon Seo minta Dr. Kim tidak menghina mereka. Dr. Kim membentaknya, diamlah Cha Yoon Seo! Kalau kalian tidak ingin mendengar perkataan ini, maka bersikaplah profesional. Dr. Kim minta Kim Do Han menyelesaikan masalah ini. Kalau tidak, Kim Do Han harus bertanggung jawab pada RS. Ia keluar dengan kesal.
Kim Do Han diam saja. Shi On tampak ketakutan dan Yoon Seo mulai mengomeli Shi On. Sebenarnya apa alasannya kau melakukan ini? Shi On berkata, karena bagian bedah pankreas tidak mau mengoperasi bayi itu, maka bagian anak akan melakukannya.
Yoon Seo tidak percaya, hanya itu alasannya? Shi On mengangguk.
Tiba-tiba orang tua bayi prematur itu masuk dan ingin bertemu Prof Kim Do Han. Shi On menjelaskan, mereka orang tua bayi itu. Kim Do Han menghela nafas.
Kim Do Han menerima orang tua bayi itu bersama Yoon Seo. Ia menjelaskan bahwa mereka tidak bisa membedah bayi prematur itu. Ibu bayi tampak kecewa, apa maksud dokter?
Kim Do Han menjelaskan, Prof Kim Jae Joon adalah ahli bedah pankreas yang paling bagus di negeri ini dan pendapatnya juga sama dengan Prof Kim.
Ayah bayi berkeras, dokter diluar tadi mengatakan bahwa anda bisa menyelamatkan bayi kami. Yoon Seo menjelaskan, dokter itu masih baru, dia dokter training. Dia hanya melihat penderitaan orang tua pasien dan dia sudah melakukan kesalahan.
Kim Do Han berkata ini adalah tanggung jawabnya, kami minta maaf.
Ibu bayi itu menangis, anda keterlaluan. Bagaimana anda bisa meruntuhkan harapan terakhir kami? Do Han dan Yoon Seo hanya bisa menghela nafas dan minta maaf.
Shi On kena marah para seniornya. Dr. Woo langsung berkata dengan pedas, apa yang kau lakukan begitu kau masuk ke sini? Dr. Hong minta Shi On tidak melakukan kekacauan lagi. Aku tidak peduli dengan kondisimu, tapi kenapa kau membuat Profesor dalam masalah lagi?
Kim Sun Joo kesal, kukira aku akan mati karena malu. Shi On diam saja.
Orang tua bayi keluar dari kantor Kim Do Han. Ibu bayi itu melihat ke arah Shi On sambil menangis, kenapa anda melakukan itu? Anda tidak bisa melakukan itu pada kami! Keduanya akhirnya keluar dari bagian Anak.
Para dokter juga keluar untuk bertugas. Yoon Seo menatap tajam Shi On, ia kesal tapi tidak mengatakan apapun.
Orang tua bayi itu memandangi anak mereka. Ibu ingin mencoba sekuat tenaga untuk menyelamatkan anaknya, tapi Ayah tidak tahu lagi harus pergi kemana, karena RS ini adalah yang terbaik di seluruh negeri. Keduanya tampak putus asa dan menangis.
Shi on memandangi mereka, ia tampak sedih.
Kim Do Han menghadap Dr. Kim Jae Joon, ia sudah mengembalikan pasien Kim Jae Joon. Do Han minta maaf karena insiden ini. Jae Joon tanya, kalau insiden seperti ini terjadi lagi, apa yang akan dilakukan Do Han.
Do Han hanya berkata tidak akan terjadi masalah seperti ini lagi.
Jae Joon ingin tahu kenapa Kim Do Han terus berada di bagian anak. Apa karena Direktur? Do Han tidak ingin menjelaskan. Kim Jae Joon menawarkan promosi pada Do Han jika Do Han bersedia kembali ke bagian bedah pankreas. Kim Do Han tidak menjawab, ia hanya membungkuk dan mohon diri.
Yoon Seo melihat Shi On berdiri di dekat boks bayi prematur itu. Shi On mengamati bayi itu lekat-lekat, ia melihat tangan bayi itu bergerak.
Yoon Seo ingat kata2 Do Han, bahwa Park Shi On hanya memikirkan menyelamatkan pasien dan pikiran itu tidak berasal dari penilaian yang rasional tapi hanya reaksi mekanik yang diperoleh dari latihan. Park Shi On ini seperti robot. "Harus menyembuhkan pasien apapun yang terjadi." Robot yang sudah terprogram.
Yoon Seo melihat dua dokter dari bagian bedah Pankreas memanggil Shi On ke toilet pria. Shi On dengan patuh mengikuti mereka.
Kedua dokter ternyata menyudutkan Shi On dan mulai memakinya. Apa kau ini tidak waras? Kenapa kau terus melihat pasien itu? Shi On diam saja.
Shi On berkata kondisi bayi itu tidak membaik. Kita harus membedahnya. Kedua dokter itu kesal sekali dan salah seorang ingin memukul Shi On.
Yoon Seo muncul, apa yang kalian lakukan? Kedua dokter itu langsung ketakutan. Hehe lucu juga. Yoon Seo tanya apa mereka ingin memeras Shi On, apa perlu aku memberi kalian uang?
Mereka sedikit gugup: B-bukan seperti itu..
Yoon Seo membela Shi On, apa dia tidak boleh masuk NICU dan melihat pasien? meskipun itu bukan pasiennya? Kedua dokter itu menunduk. Yoon Seo marah, beraninya kalian menindas juniorku seperti itu! Apa kalian mau mati? wkk sekarang siapa yang menindas siapa? dua dokter itu asli takut dengan Yoon Seo.
Yoon Seo mengajak Park Shi On pergi. Shi On langsung lari mengikuti Yoon Seo.
Chief Go bertemu Kim Jae Joon, ia terkejut kenapa Jae Joon tidak mengatakan soal insiden ini kepadanya. Jae Joon menjawab, kalau aku mengatakan soal ini kepadamu, apa kau bisa menyelesaikannya?
Kalau kau kurang bagus dalam keahlian medis, paling tidak kau bisa menguasai anak-anak itu. Aku mengatakan ini karena peduli kepadamu, bagaimana kalau kau kembali ke RS cabang saja? Dengan begitu, kau tidak akan dipermalukan lagi. (wkk..dokter Go ini memang payah dan hanya mengandalkan koneksi saja.)
Yoon Seo mentraktir Shi On makan es krim (so cute, tapi bukannya penderita autis tidak boleh makan produk susu dan sejenisnya?). Yoon Seo tanya, Park Shi On, apa arti dokter bagimu?
Shi On mengutip sumpah dokter ala Hipocrates : Saya akan mengutamakan kesehatan dan nyawa pasien. Seorang dokter adalah orang yang mengutamakan keselamatan dan nyawa pasien.
Yoon Seo : Lalu, apa artinya seorang pasien bagimu?
Shi On : Pasien adalah orang yang membutuhkan bantuan dari dokter. Jika mereka membutuhkan bantuan, kau harus mengobati mereka apapun yang terjadi.
Yoon Seo tidak mengerti, bagaimana Shi On bisa berpikir seperti itu. Shi On menjawab, itu yang dikatakan Direktur Choi mengenai Hippocrates.
Yoon Seo : Bukan yang dikatakan Direktur, tapi menurutmu seperti apa pekerjaan sebagai dokter itu?
Shi On mengulang lagi jawabannya. Yoon Seo memotongnya, sudah cukup, aku mengerti. Yoon Seo berkata, selama beberapa hari ini saat Shi On terus membuat masalah, awalnya ia bisa menerima semua itu, meskipun itu sulit dan membuatnya sakit kepala. Itu karena Shi On mengingatkan Yoon Seo pada dirinya sendiri saat masih baru dan penuh dengan antusiasme.
Dan Yoon Seo merasa senang karena akhirnya akan mendapat rekan junior yang hebat. Tapi setelah memikirkannya kembali, sepertinya kau tidak bekerja berdasar kemauanmu sendiri. Seorang dokter tanpa jiwa tidak ada bedanya dengan robot dalam ruang operasi. Kembangkan penilaian dan pemikiranmu sendiri sebelum kau merawat dan menyelamatkan pasien.
(Aku sedikit bingung dengan Yoon Seo, bukannya dia itu dokter, seharusnya dia mengerti kekurangan Shi on untuk soal seperti ini. Shi On tidak bisa mengungkapkan perasaan atau arti lain sebagai dokter kecuali yang sudah ia pelajari dari sumpah Hippocrates itu kan? Yoon Seo seharusnya membantu Shi On untuk mengerti arti sebagai dokter, Shi On tidak akan bisa menemukannya sendiri. Dia akan mengerti kalau ada orang yang mengajarinya.)
Chief Go teriak-teriak pada Do Han karena tidak melaporkan insiden itu kepadanya. Go menuduh Do Han tidak menghormatinya, bukan hanya dia saja, melainkan tidak hormat kepada semua senior di RS ini.
Do Han membalasnya, kalau demikian, apa tidak masalah mengabaikan etika dasar? Kalau anda tidak mengabaikannya, anda pasti tidak akan menggunakan obat sampah seperti Heta Vizen.
Chief Go terdiam. Do Han tersenyum, saya ada janji, jadi saya mohon diri.
Chief Go menahannya, Prof Kim Do Han. Baik, Aku tahu kau tidak menghormatiku, tapi paling tidak di dalam RS, apa kau bisa pura-pura menghormatiku?
Do Han berbalik dan membungkuk, seperti ini? Do Han tersenyum tipis lalu jalan keluar. Jelas ini mengejek Chief Go. Chief Go marah2.
Chief Go minta Dr. Woo Il Kyu mengamati Prof Kim Do Han dan Park Shi On, jika mereka membuat kesalahan, Woo Il Kyu harus segera melapor padanya. Woo juga harus melakukan semua perintah Chief Go.
Woo tampak ragu. Chief Go mengancamnya, siapa yang sudah mengangkatmu sampai seperti ini?
Chae Kyung menemui Do Han di resto mewah, tapi wajahnya berubah saat melihat ibu tirinya, Presdir Lee. Chae Kyung menolak membicarakan masalah pernikahan, atau ia tidak jadi makan bersama ibu tirinya. Karena itu akan merusak selera makannya.
Presdir Lee mengalah. Ia tidak akan membicarakan soal itu. Presdir Lee minta Do Han dan Chae Kyung pergi ke AS untuk beberapa waktu. Ia ingin Do Han pergi ke RS Anak di Boston untuk pertukaran Profesor dan Chae Kyung bisa memulai divisi luar negeri di yayasan mereka disana.
Do Han menolak dengan alasan tidak ada orang yang menggantikannya di bagian bedah anak. Presdir Lee minta Do Han tidak khawatir soal itu, ia dan Direktur Choi akan mengurusnya.
Chae Kyung kelihatan geram, tapi memaksa dirinya tersenyum. Presdir Lee, tujuan anda mengirim kami ke LN adalah untuk mendekatkan kami dan untuk menyingkirkan Kepala Manajemen Perencanaan yang tidak setuju dengan pendapat anda dengan mengirimnya ke AS.
Do Han mencoba mendinginkan suasana, dia tidak mengatakan itu dengan pemikiran seperti itu. Presdir Lee membenarkan, ia minta mereka ke AS bukan untuk menyingkirkan Chae Kyung.
Chae Kyung tersenyum : Anda salah paham Presdir Lee, saya marah bukan karena anda ingin saya segera menikah, tapi saya marah karena anda terus mencampuri kehidupan saya. Saya minta tolong, jangan campuri kehidupan saya.
Chae Kyung bersikap sopan tapi kata-katanya tajam. Chae Kyung pergi. Do Han tersenyum dan ikut mohon diri, ia kelihatan tidak enak.
Do Han mengejar Chae Kyung. Ia tahu Chae Kyung tidak bisa menganggap Presdir Lee sebagai ibunya, paling tidak Chae Kyung bisa memperlakukannya sebagai orang yang lebih tua. (menghormatinya)
Chae Kyung menghela nafas, ia sudah melakukan yang bisa ia lakukan pada Presdir Lee.
Do Han : Chae Kyung..apa kita menikah saja?
Chae Kyung ketawa dengan lamaran Do Han yang terkesan asal-asalan. Chae Kyung menginginkan hati Do Han. Kalau seperti itu, jika mereka tidak menikah, itu sudah cukup.
Para perawat membicarakan Dr. Park Shi On lagi. Perawat Jo menegur kedua perawat itu. Lalu ia melihat Dr. Woo dan Dr. Hong menarik Shi On. Perawat Jo mengeluh, aigoo..kenapa mereka menyeret Dr. Park kesini seperti itu?
Woo Il Kyu minta Shi On tidak mondar-mandir di NICU dan tetap berada di bagian anak saja.
Perawat Jo tanya, kalau Dr. Park ada di sini terus, siapa yang menerima panggilan darurat?
Dr. Hong berkata mereka yang menerimanya, itu karena Prof melarang Park
Shi On menerimanya. Dr. Hong mengeluh, awalnya ia merasa senang mendapat
rekan baru, tapi kenyataannya..
Dr. Woo mengeluh, kau ini benar-benar ancaman untuk karir medisku.
Terdengar teriakan pasien anak yang marah karena tidak mau makan. Ibu anak itu keluar dan mengeluh pada perawat Jo serta para dokter. Ibu itu ingin minta bantuan para dokter untuk menegur anaknya agar mau makan.
Dr. Woo dan Hong melirik Shi On, Dr. Park Shi On, tolong kau pergi melihatnya kali ini. Shi On mengangguk dengan patuh.
Tapi baru saja masuk ke kamar, Shi On sudah dilempar bantal oleh Seo Joon, pasien anak yang tidak mau makan itu. Seo Joon marah, ia tidak mau makan nasi, ia ingin pizza. Ibu Seo Joon kesal, kau tidak boleh makan pizza. Apa tidak dengar kata dokter kemarin?
Shi On : Seo Joon kau belum bisa mencerna dengan baik, jadi tidak boleh makan makanan yang mengandung tepung gandum dulu.
Seo Joon semakin keras menangis. Shi On melihat mainan robot milik Seo Joon, ia tertarik dan mengambilnya, apa ini Playmodel versi FS? Seo Joon langsung diam dan membenarkan, bagaimana dokter bisa tahu?
Shi On kagum, ini sangat keren, dimana kau membelinya?
Seo Joon : Ayahku yang membelinya saat pergi ke Jepang.
Shi On tahu semua seri robot itu dan Seo Joon awalnya kagum, wow..dokter kau adalah dokter pertama yang tahu semua seri-nya! Ibu Seo Joon dan perawat Jo tersenyum lega, merasa kali ini anaknya pasti patuh.
Shi On : Lalu, apa kau bisa meminjamkannya untukku sehari saja?
Seo Joon tidak mau. Shi On memohon, sehari saja, besok pagi akan kukembalikan. Seo Joon menolaknya dan mulai menangis lagi. Ibu dia dokter yang jahat, dia ingin mencuri mainanku!
Shi On : Saya tidak mencurinya, tapi ingin meminjamnya sebentar.
Perawat Jo membujuk Shi On, Dr. Park..kita hentikan dulu agar ia mau makan..tapi Seo Joon sudah keburu menangis lagi. Shi On mengancam akan menarik tangan robotnya kalau Seo Joon terus menangis. Shi On tanpa sengaja mematahkan tangan robot milik Seo Joon.
Dan menangislah Seo Joon, semakin keras..sigh.
Lee Hyuk Pil mendengar kalau Shi On membuat onar lagi tanpa ijin Kim Do Han. Chief Go berkata, Chief Kim Jae Joon mengira Dr. Kim Do Han mengetahui masalah itu.
Lee kesal, seharusnya Kim Jae Joon diam saja dan biarkan saja mereka melakukannya. Jika terjadi sesuatu, kita akan dengan mudah menyingkirkan keduanya sekaligus. Chief Go berkata kemungkinan bayi prematur itu untuk bertahan hidup sangat kecil.
Kang Hyun Tae menggunakan analogi pertandingan baseball, jika ini baseball, ada banyak pelari yang tertinggal dalam base. Tim yang paling banyak memiliki pemain yang tertinggal adalah yang kalah.
Lee tanya apa yang harus mereka lakukan. Kang Hyun Tae berkata mereka hanya bisa menunggu para dokter itu menghancurkan dirinya sendiri. Dan yang terbaik adalah menunggu satu kesalahan fatal. Chief Go, apa ada orang yang bisa kita percaya?
Para Ibu di RS mulai membicarakan Park Shi On. Terutama Ibu Seo Joon yang anaknya menangis selama 2 jam gara-gara robot mainannya tanpa sengaja dirusak Shi On. Ibu lain berkata, kalau Dr. Park bisa menjadi dokter di RS ini, kukira ia sudah tidak apa-apa. Kurasa masih ada masalah. Maksudku, tidak masuk akal untuk orang yang dulunya autis menjadi seorang dokter. (Hello..? kukira autistik tidak akan hilang meskipun penderitanya sudah dewasa? hanya mungkin dengan terapi dan pengobatan, gejalanya berkurang?)
Ibu 4 tanya, lalu kenapa RS mempekerjakan dirinya?
Ibu 3 : Kau tahu, ini adalah kewajiban organisasi pelayanan publik atau perusahaan untuk mempekerjakan orang dengan kekurangan. Untuk kesejahteraan mereka.
Ibu 4 : RS seharusnya tidak melakukan itu, nyawa orang yang jadi taruhannya.
Ibu Seo Joon sudah memeriksa Shi On, dia bahkan tidak kuliah di Universitas Seongwon. Tapi kuliah di Universitas kecil di desa. Para Ibu jadi panik, kenapa bisa seperti itu? Ibu Seong Woo (pasien Chief Go) berkata kalau anaknya selamat karena Dr. Park.
Para ibu mengingatkannya, yang mengoperasi anakmu bukan Park Shi On, melainkan Prof Kim Do Han. Ibu Seo Joon minta para ibu saling memperingatkan ibu lainnya, agar berhati-hati jika Dr. Park yang bertugas.
Para Ibu menemui Kepala perawat Nam, mereka ingin mengganti dokter jaga. Chief Nam tanya siapa dokter yang bertanggungjawab.
Ibu-ibu mulai teriak, kami ini orang tua pasien Dr. Park Shi On!
Chief Nam tanya kenapa mereka ingin berganti dokter. Ibu-ibu menjawab, kami hanya ingin mengganti dokter. Perawat Jo mencoba membujuk, Dr. Park Shi On juga dokter yang sangat berbakat.
Ibu-ibu tetap protes, dia baru jadi dokter tahun ini, memangnya seberapa berbakatnya dia? Ganti! Lagipula dia tidak sepenuhnya normal.
Shi On muncul dan mendengar semua kata-kata mereka. Para ibu membuang muka melihat Shi On. Chief Nam dan Perawat Jo tampak serba salah. Shi On kelihatan sedih, ia berbalik dan jalan pergi. Perawat Jo menghela nafas.
Pasien remaja Na In Hae kebetulan ada disitu dan mendengar semuanya. Ia kasihan pada Shi On.
Direktur Choi melihat Shi On duduk sendiri di bangku taman. Ia menghela nafas dan duduk di samping Shi On. Kau sedang apa disini? bukannya bekerja? Apa kau mendapat masalah lagi?
Shi On menggeleng, tidak. Saya rasa semua orang membenci saya lagi. Tapi
saya tidak merasa sedih, karena selalu seperti ini. Direktur Choi
menghela nafas.
Shi On tanya, robot yang melakukan operasi..
Direktur Choi heran, robot yang melakukan operasi? Shi On menggelengkan kepala, tidak. Saya akan kembali kerja sekarang. Shi On berlari masuk ke dalam.
Untung ada Dr. Han Jin Wook yang baik pada Shi On. Ia mencari Shi On, kau kemana saja? tegakkan bahumu, kalau kau tidak membuat masalah saat praktek di RS lalu mau kapan lagi? Jangan melakukan yang seperti itu lagi. Shi On hanya mengangguk.
Tiba-tiba seorang anak laki lari ke arah mereka, dokter tolong..In Hae..
Jin Wook dan Shi On langsung lari ke kamar In Hae. In Hae menutup kedua matanya, aduh bola mataku..mataku. Ada apa?
In Hae teriak2 : bola mataku seperti akan melompat keluar.
Salah seorang anak memberi kode pada Jin Wook kalau ini hanya lelucon. Jin Wook mengerti dan minta Shi on memeriksanya. Shi On dengan serius tanya mana yang sakit, ia akan memeriksanya.
In Hae masih menutup matanya. Bola mataku..bola mataku. Shi On minta In Hae menurunkan tangannya. In Hae melepas tangannya, ternyata ia mengenakan kaca mata mainan yang bentuknya seperti bola mata meloncat keluar. Hahaha
Dr. Han dan semua anak tepuk tangan. Selamat datang di bagian bedah anak!! In Hae tersenyum lebar. Tapi Shi On sama sekali tidak tertawa, ia terkejut.
Shi On : Apa itu menyenangkan? Itu sama sekali tidak lucu bagiku. Kalian mempermainkanku.
Shi On berbalik dan jalan keluar. In Hae melepas kacamatanya, ia terlihat bersalah, bukan itu maksudku. In Hae hanya ingin menghibur Shi On. Jin Wook mengerti dan berkata ini cuma salah paham, ia keluar untuk mengejar Shi On.
Dr. Han bertemu seorang gadis di pintu masuk, ternyata itu adalah kakak In Hae, Na In Young. Dr. Han kelihatan grogi, apa kabar? sudah lama tidak bertemu. In Young membalas salam Dr. Han. Jelas kelihatan Dr. Han naksir In Young (ahaihai..) In Hae menyadari itu.
Shi On bersiap pulang, ia membungkuk tanpa suara ke arah Cha Yoon Seo lalu pergi.
Direktur Choi mengajak Kim Do Han minum bersama. Direktur Choi sudah mendengar insiden dengan bagian bedah pankreas, ia minta maaf pada Do Han.
Do Han : Guru, kata-kata guru yang berterima kasih dan minta maaf itu menjadi beban untuk saya dan lama-lama membuat saya gila.
Guru, anda marah jika saya membuat kesalahan sedikit saja, dan guru memarahi kami habis-habisan jika kami salah merespon. Saya merindukan itu. Tolong jawab sejujurnya, kenapa guru selalu membela Park Shi On? Dia melakukan semua hal yang sangat guru benci.
Direktur Choi : Kali ini kau salah, Shi On adalah anak yang istimewa bagiku. Kau adalah murid terbaikku sejak awal, sementara Shi On adalah yang paling buruk. Jika ia memulai dengan kondisi yang sama dengan orang lain, kurasa dia bisa menjadi yang terbaik. Seperti dirimu.
Do Han menundukkan kepala dengan lemas. Direktur Choi ingin memperbaiki kehidupan Shi On meskipun hanya sedikit.
Do Han : Apa artinya untuk guru?
Dir. Choi tersenyum : Karena aku..adalah seorang dokter. Mengobati hidup seseorang adalah satu keinginan terakhir dokter tua ini. Suatu harapan yang ingin kupenuhi sebelum aku mati.
Shi On jalan pulang, ia berhenti di sebuah toko elektronik dan melihat film 3D. Shi On ingat kakaknya lagi.
Kakak Shi On menggunting kertas warna-warni lalu membuatkan kaleidoscope (silinder dengan cermin yang ditempel kertas warna-warni. http://en.wikipedia.org/wiki/Kaleidoscope) untuk Shi On. Kalau anak itu pamer kaleidoscope-nya, tunjukkan ini padanya.
Shi On menerima silinder itu lalu memutar-mutarnya. Kakak Shi On tanya, apa yang kau lihat?
Shi On : Kupu-kupu, bunga lily macan, kodok, cicak, azalea, dan jangkrik.
Kakak Shi on kagum, wah adikku memang jenius. Kakak Shi On mengelus kepala adiknya. Mata Shi On berkaca-kaca mengenang kakaknya, lalu ia melanjutkan menonton TV 3D.
Kim Do Han dan Direktur Choi jalan pulang dengan kondisi mabuk. Do Han minta Dir. Choi janji kepadanya, jangan mundur begitu saja. Anda harus bertahan. Kalau anda mundur begitu saja, saya akan marah sekali pada dokter selamanya.
Direktur Choi menepuk bahu Do Han, baiklah aku mengerti. Do Han teriak dan menepuk dadanya sendiri, tidak. Saya tidak akan membiarkan anda pergi. Kim Do Han tidak akan membiarkannya!
Yoon Seo jalan keluar dari RS dan melihat keduanya. Ia lari membantu Do Han, anda berdua minum banyak sekali. Direktur Choi heran, kau masih di RS? Yoon Seo sedang menyiapkan tesisnya. Direktur minta Yoon Seo melanjutkan pekerjaan-nya, tapi Yoon Seo memutuskan mengantar Kim Do Han pulang dan minta Direktur Choi untuk pulang juga.
Direktur Choi melihat keduanya pergi sambil menghela nafas.
Yoon Seo berhasil mengantar Do Han pulang ke rumahnya. Untung kali ini Chae Kyung tidak ada di rumah Do Han wkk. Yoon Seo membaringkan Do Han ke atas tempat tidur dan melihat koleksi foto masa lalu Do Han.
Salah satu foto membuat Yoon Seo teringat masa lalu mereka. Do Han, Han
Jin Wook, Yoon Seo dan rekan lain minum di bar "Library" milik paman
Byung Soo. Mereka minum untuk departemen baru mereka, ini untuk
departemen bedah anak, bersulang..! Do Han menyuruh mereka makan dan
minum sampai puas, karena besok mereka semua harus kerja keras.
Yoon Seo tampaknya naksir Do Han.
Yoon Seo mabuk, akhirnya harus digendong pulang oleh Do Han. Yoon Seo berusaha mengakui perasaannya, aku..kau tahu, aku..berpikir kalau Sunbae..
Do Han menghentikannya, hei..jangan meniupkan nafas berbau soju padaku. Yoon Seo masih berusaha mengatakan perasaan pada Do Han, aku..sejak dulu, Sunbae..aku menyukai..
Do Han : Apa?
Tapi Yoon Seo tidak berani mengatakannya, akhirnya yang keluar adalah apa kau suka jorim? Jangjorim ..ikan atau daging yang dimasak dengan kecap?
Do Han geli, kau ini bicara apa?
Yoon Seo memandangi Do Han yang tertidur, Yoon Seo tersenyum.
Yoon Seo pulang dan melihat Shi On duduk di depan apartemen melihat ke arah langit. Yoon Seo jalan masuk tanpa mengatakan apapun pada Shi On.
Malamnya, Shi On tampak gelisah dalam tidurnya. Ia bermimpi saat ia dan kakaknya terjebak dalam tambang. Dr. Choi berusaha keras menyadarkan Shi Deok, kakak Shi On. Shi Deok..Shi Deok. Tangan Shi Deok bergerak. Jadi Shi Deok masih hidup? Shi On memanggilnya, Hyung..
Shi On terbangun, Hyung..!
Paginya, Do Han berterima kasih pada Yoon Seo karena menolongnya semalam. Tidak masalah, kata Yoon Seo. Tapi anda harus menjaga berat badan anda, karena anda berat sekali.
Do Han : Kelebihan beratku itu karena stres. Kalian semua harus berhenti membuat masalah. (wkk)
Yoon Seo : Kalau berat badan anda adalah salah kami, kami benar-benar harus bekerja keras.
Do Han mengambil sebuah kado dan dengan santai menyerahkannya pada Yoon Seo, ini ambillah. Yoon Seo menerima kado itu, wajahnya kelihatan heran, apa ini? Ini parfum?
Do Han menjawab tanpa melihat ke arah Yoon Seo, kau tidak punya kan? Itu bukan untukmu tapi demi para pasien. (Bisa aja haha..) Kau juga harus mengendalikan minum-mu.
Yoon Seo membungkuk, bagaimanapun, terima kasih.
Yoon Seo keluar dari kantor Do Han dan melihat Shi On tampak gelisah di mejanya. Shi On langsung pergi keluar. Shi On pergi ke bagian NICU lagi. Yoon Seo menghadangnya.
Shi On diam saja tidak melihat ke arah Yoon Seo.
Yoon Seo marah, kau benar-benar tidak mengerti ya? Apa kau tidak bisa mendengarku? Kau pikir ini demi bayi itu atau tim kita? Kenapa kau selalu sesukamu sendiri? Aku sudah bilang dengan jelas. Berpikirlah dulu sebelum bertindak.
Shi On : Aku..bukan robot.
Yoon Seo : Kau merawat pasien tanpa perasaan. Kau hanya ingin menyelamatkan mereka.
Shi On menggelengkan kepala, ia bisa merasakannya. Bayi itu...ingin hidup. Apa kau melihat tangan bayi itu? Itu caranya mengatakan ingin hidup. (Shi On pasti ingat gerakan tangan Shi Deok, kakaknya) Dia benar..benar ingin hidup.
Yoon Seo membantah, itu cuma reflek. Shi On tetap berkeras, tidak. Ia
benar-benar ingat gerakan tangan kakaknya. Bayi belum bisa bicara,
karena bayi itu sangat muda, ketakutan dan sangat kesakitan. Jadi mereka
tidak bisa bicara. Tapi mereka ingin hidup. Mereka ingin bertemu ibu
mereka.
Yoon Seo pergi ke bagian NICU dan mengamati bayi prematur itu. Yoon Seo menghela nafas.
Do Han menerima pasien dan berkata kalau anaknya tidak apa-apa. Pasien itu memang membutuhkan operasi, tapi tidak sekarang. Para dokter mencatat semua keterangan Do Han.
Dr. Woo tidak konsentrasi karena memikirkan perintah Chief Go. Ia tidak mendengar perintah Do Han untuk menunjukkan foto rontgen.
Dr. Woo mengejar Do Han dan berkata ia mendengar dokter2 bagian bedah pankreas membicarakan Prof Kim Do Han. Kata mereka, anda mengembalikan bayi itu karena anda tidak yakin dan mereka menyebarkan berita itu. Prof Kim Jae Joon pasti yang mengatakan itu. Menurutnya, anda tidak ingin disalahkan jika terjadi sesuatu.
Do Han ketawa dan minta Woo Il Kyu tidak menyebarkan kata-kata seperti itu. Do Han pergi.
Tapi sepertinya Do Han jadi sedikit panas dan pergi ke NICU untuk melihat laporan medis bayi prematur itu. Bagian bedah pankreas jadi tidak enak, Prof jika anda melakukan ini, maka akan sulit bagi kami. Kami melakukan apa yang bisa kami lakukan.
Do Han marah pada mereka : Sulit? Kalau begitu aku akan mempermudahnya. Aku akan menangani bayi itu. Kalian berkata sudah melakukan yang terbaik, dan hanya ini yang kalian lakukan?
Do Han memukuli kepala mereka, kalian, yang sama sekali tidak berusaha untuk menyelamatkan seorang bayi yang besarnya hanya sekepalan tangan dan kalian menyebut diri kalian sebagai dokter bedah? Berhenti saja jadi dokter, dasar brengsek! Kalian ini dokter bedah yang tidak punya dasar keahlian!
Tim Do Han mulai berkumpul. Yoon Seo heran, apa yang terjadi, kenapa ia tiba-tiba berubah pikiran? Jin Wook juga tidak mengerti pikiran Prof Kim. Keduanya bertemu Shi On. Yoon Seo mengingatkan Shi On, nanti kau harus mengucapkan terima kasih pada Prof. Bukan hanya kau saja yang ingin menyelamatkan bayi itu, ingat itu.
Kim Do Han langsung memberikan briefing soal bayi ini. Dia sangat prematur, lahir di usia 22 minggu dan 3 hari (kurang dari 6 bulan!), berat 547 gr, dari foto rontgen di perutnya, terlihat ada udara di dalamnya. Dari sonografi terlihat adanya necrotizing enteritis (NEC= penyakit saluran pencernaan yang terjadi pada bayi prematur, kerusakan dan kematian sel-sel usus kecil, infeksi dan peradangan pada usus besar.)
Tapi mereka tidak bisa mengetahui semuanya dari sonograph. Mereka tidak akan tahu kondisinya 100%. Tapi mereka harus mencobanya, karena bayi ini bisa bertahan. Pembedahan akan dilakukan secepat mungkin. Paling tidak dalam 24 jam. Tapi ingat ini, rasio keberhasilan operasi pada bayi prematur ini kurang dari 20%. Semua dokter kecuali Shi On, menunduk.
Shi On mengamati foto sinar X, Uh..? Sepertinya ada sesuatu yang terkumpul di bawah liver. Shi on maju dan menunjuk kantung empedu, ini dibawah kantung empedu ini, sepertinya ada yang terkumpul disini meskipun jumlahnya sedikit. Yoon Seo berkata itu pasti hanya kesalahan gambar. Tapi Shi On yakin sekali ada sesuatu disitu. Woo Il Kyu komen, apa kau bisa melihat secara 3D? Do Han menghentikan debat mereka.
Prof Kim Jae Joon menemui Do Han. Ia marah sekali, apa yang sedang kalian lakukan?
Kim Do Han : Kami akan membedah pasien ini. Anda tidak berusaha menyembuhkan pasien, melainkan mengabaikannya. Saya tidak pernah tahu kalau pengabaian tanpa rencana alternatif bisa disebut sebagai perawatan. (I love Kim Do Han)
Kim Jae Joon meminta Kim Do Han memberikan pertanggung-jawaban di depan anggota dewan RS. Do Han bersedia melakukannya.
Shi On mengangkat tangan, saya juga akan bertanggung jawab. Tapi..saya harus tanggung jawab untuk apa? Semua rekannya menghela nafas.
Direktur Choi bertemu dengan Kang Hyun Tae, ia menghela nafas dan tanya apa mereka perlu meminta Komite untuk berkumpul hanya karena masalah ini? Kang Hyun Tae membenarkan, karena ini sudah ditulis dalam peraturan RS jadi harus dilakukan. Chief Kim Jae Joon juga adalah salah satu dokter terbaik di negeri ini, saya rasa kita harus menghormati harga dirinya.
Direktur Choi : Kalau begitu kita juga harus membahas tindakanku dalam pertemuan ini. Dr. Park Shi On adalah orang yang memulai semuanya ini. Bukan hanya Dr. Park, tapi aku juga harus bertanggung jawab.
Kang Hyun Tae merasa itu tidak perlu.
Jin Wook berkumpul dengan semua dokter bedah anak, ia tidak percaya mereka harus mengadakan sidang hanya untuk masalah kecil ini. Yoon Seo berkata ini karena para petinggi ingin menyelesaikan ini. Karena harga diri dokter bedah pankreas terkenal dipertaruhkan.
Kim Sun Joo tanya apa mereka bisa mulai operasi atau tidak. Dr. Hong kesal, kalau komite berkata tidak bisa, kita tidak bisa melakukan operasi, sementara kondisi bayi itu semakin memburuk. Woo Il Kyu masih ingin melimpahkan kesalahan pada Park Shi On. Yoon Seo menghentikannya, ini juga adalah keputusan Profesor. Kita hanya mengikutinya.
Shi On menemui Do Han untuk mengucapkan terima kasih karena bersedia membedah bayi itu. Do Han melakukan ini bukan demi Shi On. Kau sudah bersalah pada pasien dan juga keluarganya. Kau sudah memberikan harapan pada mereka tanpa rencana alternatif. Harapan itu akan mendatangkan kekecewaan yang lebih besar.
Seorang dokter bukanlah orang suci. Kau seharusnya tidak pernah memberikan harapan kosong atau kemungkinan.
Do Han berdiri di depan Shi On, karena semua alasan itu, maka pendapatku bahwa kau adalah dokter paling buruk tidak berubah. Itulah mengapa aku tidak akan mengusirmu keluar dengan tanganku sendiri.
Setelah kau menyelesaikan tugas praktekmu disini, kau akan melihat
betapa besarnya kesalahan yang sudah kau perbuat kepada para pasienmu.
Jika saat itu kau menyadarinya, maka segeralah tanggalkan jubahmu
(berhenti sebagai dokter).
Chief Go, Lee Hyuk Pil dan Kang Hyun Tae minum bersama. Chief Go senang karena Kim Do Han akhirnya terprovokasi. Orang dengan percaya diri berlebihan adalah kelemahan mereka. Kang Hyun Tae menanggapi dengan santai, kita sudah melepaskan anak panahnya, kita hanya tinggal melihat saja.
Chief Go akan menjadikan Park Shi On sebagai target dalam pertemuan komite besok. Lee Hyuk Pil ingin sekali Direktur Choi bertanggung jawab dan mengundurkan diri karena masalah ini.
Kang Hyun Tae mohon diri karena masih ada urusan. Ia pergi ke lapangan baseball dan mulai berlatih memukul bola. Tapi Kang Hyun Tae tidak pergi kesitu hanya untuk olah raga. Seorang pria lewat dan meninggalkan sebuah amplop untuk Kang Hyun Tae.
Kang mengambil amplop coklat itu dan membaca isinya dalam mobil. Dokumen yang dibacanya adalah dokumen tentang Prof Kim Do Han. Foto-foto, catatan keuangan Do Han. Ada catatan tentang adik Do Han, Kim Su Han yang sudah dihapus dari kartu keluarga. Kang Hyun Tae menelepon seseorang. Kang Hyun Tae ingin mempertahankan keduanya. Oya, ada ..anak baru yang sangat menarik.
Kim Do Han membuka buku2 teks dan menarik sebuah buku anak-anak tentang anatomi tubuh manusia. Ada selembar foto jatuh dari buku itu. Do Han memungutnya, itu fotonya dan Su Han, adiknya. Do Han merobek foto itu dan meremasnya.
Paginya, Kim Do Han dan Park Shi On duduk menghadapi komite RS. Chief Go ingin tahu siapa yang akan bertanggung jawab. Siapa yang meyakinkan orang tua pasien, apa itu Prof Kim Do Han atau tindakan pribadi Dr. Park Shi On.
Direktur Choi menyuruh Shi On menjawab. Shi On mengaku, saya. Saya yang melakukannya. Tanpa perintah saya..
Kim Do Han memotongnya : Saya yang memerintahnya.
Shi On mencoba menjelaskan, dia yang membujuk orang tua bayi. Do Han minta Shi On diam. Chief Go berkata ia mendengar Dr. Park Shi On yang membuat keputusan sendiri.
Do Han : Coba kita pikir dengan rasional. Dokter residensi tahun pertama tidak bisa memutuskan hal seperti ini dan tidak akan diijinkan.
(Dokter residensi adalah lulusan kedokteran yang sudah mendapat gelar Medical Doctor/Sarjana Kedokteran, tapi harus melakukan praktek di RS dibawah pengawasan dari Dokter yang sudah mendapat ijin penuh seperti Kim Do Han atau Kim Jae Joon. Tingkat senioritas mereka tergantung berapa lama mereka latihan praktek di RS itu. Satu tahun residensi mulai dari Akhir Juni sampai Awal Juli th berikutnya. Di Indonesia peraturannya lain sepertinya.)
Kang Hyun Tae tanya, lalu apa alasan Do Han mengubah keputusannya.
Do Han tidak peduli lagi : Ini karena bagian Bedah Pankreas mengabaikan pasien mereka. Pasien itu diabaikan.
Direktur Choi menghela nafas. Kim Jae Joon marah, Apa maksud anda mengabaikan? hanya karena kau membedah pasien, tidak berarti itu akan menyembuhkan mereka.
Kim Jae Joon marah karena Do Han memaksakan membedah pasien yang tidak memiliki harapan. Itu hanya keegoisan dokter bedah.
Shi on ikut bicara : Operasi ini memiliki kemungkinan berhasil 20%. Tidak benar kalau mereka tidak memiliki harapan.
Kim Jae Joon membentak Shi On, tutup mulutmu! beraninya seorang dokter residen ikut bicara. Do Han juga melotot ke arah Shi On. Shi On menunduk.
Kim Jae Joon : Alasan kenapa saya tidak melakukan pembedahan adalah demi pasien dan keluarganya.
Kim Do Han : Karena jelas pasien itu akan meninggal meskipun dia dibedah. Apa alasannya karena ini akan membuang waktu dan biaya?
Kim Jae Joon marah. Direktur Choi minta Do Han menghormati seniornya dan minta Kim Jae Joon mengendalikan emosinya.
Mereka tidak tahu kalau kondisi bayi prematur itu semakin menurun. Yoon Seo yang terus memonitor bayi itu langsung terkejut dan lari.
Direktur Choi memberikan dua pilihan untuk Kim Do Han. Pertama, mengembalikan pasien ke bagian sebelumnya, menulis surat permintaan maaf dan pemotongan gaji sebulan.
Kedua, pasien akan tetap dibedah. Tapi akan ada kesan tidak baik dalam karir, skorsing 3 bulan, pemotongan gaji dan pemotongan dana untuk riset. Profesor Kim Do Han, mana yang akan anda pilih?
Kim Do Han berpikir sebentar, saya akan..melakukan pembedahan.
Direktur Choi kelihatan kesal dengan keputusan Do Han. Chief Gu dan Kim Jae Joon diam saja, mereka memang menunggu reaksi ini. Kang Hyun Tae mengingatkan Do Han, jika pembedahannya tidak berjalan lancar, anda akan diminta bertanggungjawab atas etika sikap anda.
Do Han yakin : Saya pastikan itu tidak akan terjadi.
Semua dokter jadi terkejut dan tidak senang. Kim Do Han terkesan arogan dan terlalu percaya diri.
Kim Jae Joon : Tidak, ini tidak akan bagus, kalau gagal maka RS ini bisa dituntut!
Tiba-tiba Dr. Cha Yoon Seo menerobos masuk ke ruang rapat. Chief Go langsung menegurnya. Yoon Seo minta maaf dan langsung lari ke arah Do Han. Profesor, tanda vital bayi prematur itu tidak stabil. Denyut jantung dibawah 100 dan ketergantungan oksigennya semakin meningkat.
Level pH-nya 7:1, metabolis keasamannya semakin buruk dan sejak 3 jam lalu ia tidak bisa mengeluarkan urine. Perutnya juga semakin bengkak.
Shi On langsung berdiri dan tanpa menunggu keputusan siapapun, ia langsung lari, kita harus segera membedahnya. Kim Do Han berdiri dan ingin lari juga, tapi ia sempat berhenti untuk minta maaf, saya akan kembali setelah melakukan operasi. Do Han dan Yoon Seo langsung lari.
Kang Hyun Tae langsung menghentikan meeting. Direktur Choi setuju dan berkata akan ke NICU juga.
Do Han lari ke ruang NICU, bersiap untuk pembedahan.
Dr. Hong mengerti dan akan segera menyiapkan kamar bedah. Do Han menghentikannya, kita akan melakukan pembedahan disini. Shi On mengangguk. Tapi dokter lain bingung, kenapa disini?
Shi On yang menjelaskan, untuk bayi prematur, perubahan ruang yang terlalu besar akan membuat mereka sulit mengendalikan suhu badannya, sehingga bisa membuat suhu badan bayi itu akan turun drastis sampai pada level hipotermia. Jadi akan sulit mengendalikan suhu badannya jika ia dipindah ke kamar operasi. Juga sangat berbahaya bagi bayi karena posisi inkubator yang tidak stabil.
Yoon Seo menambahkan, bayi prematur akan terancam nyawanya hanya dengan goncangan yang sangat kecil.
Do Han minta semuanya menyiapkan pembedahan dan memanggil Dr. Jeong untuk anestasi.
Dokter bagian anestasi dan perawat ruang operasi menemui Do Han, mereka tidak bisa mulai menyiapkan operasi karena tidak mendapat ijin dari Supervisor mereka. Lagipula pembedahan diluar ruang operasi sangat besar resikonya.
Ini akan semakin berbahaya karena pasien adalah seorang bayi prematur dengan tanda vital rendah. Mereka juga tidak memiliki perawat dan sebagainya. Tidak mungkin membawa peralatan operasi keluar dari ruang operasi. Dan sederet alasan lainnya.
Do Han : Ini situasi mendesak.
Kepala perawat OR : Meskipun begitu, kami harus tetap mempertahankan peraturan.
Yoon Seo marah : Nyawa seorang bayi dipertaruhkan, peraturan apa lagi yang harus dipertahankan?
Kepala perawat OR tanya jika ada masalah, siapa yang akan bertanggung jawab?
Direktur Choi muncul dan berkata jika menuntut tanggung jawab, maka aku yang akan bertanggung jawab. Dr. Jeong silahkan bersiap, Kepala Perawat..tolong persiapkan peralatan Operasi. Mereka setuju dan keluar.
Direktur Choi memandang Do Han. Do Han membungkuk berterima kasih. Dir. Choi hanya mengangguk.
Operasi dimulai. Mereka menyulap kamar NICU menjadi ruang operasi darurat. Direktur Choi, Kang Hyun Tae dan semua anggota dewan melihat dari luar kamar NICU.
Do Han berkonsentrasi dan minta scalpel. Lalu mulai melakukan pemebdahan. (Astaga bayi sekecil itu dibedah. Kasihan kalau dipikir.) Do Han bekerja dengan tenang dan sangat hati-hati.
Kondisi bayi prematur itu jauh lebih parah dari yang diperkirakan. Necrosisnya lebih luas dari yang diperkirakan. Necrosis terjadi di hampir seluruh usus kecil.
Do Han memutuskan untuk menghilangkan daerah dengan necrosis lalu membuat jalan untuk keluar feces dengan bagian atas usus.
Orang tua bayi hanya bisa berdoa dan berharap.
Do Han mengumumkan, mereka sudah selesai membuang jaringan necrosis dan untungnya fungsi usus kecilnya bisa dipertahankan. Bertahan lebih lama dari yang diperkirakan. Sekarang kita akan membuat fistula di usus kecil (jalan untuk pembuangan feces).
Kang Hyun Tae : Saya tanya karena saya tidak mengerti, apa operasinya berjalan lancar?
Direktur Choi terlihat lega, ini jauh melebihi 'berjalan lancar'. Bahkan diantara kasus pembedahan bayi prematur dengan berat dibawah rata-rata, saya rasa ini adalah kasus pertama yang berhasil. Kasus ini akan menjadi kasus yang tidak tertandingi bahkan diantara kasus yang dilaporkan oleh Akademi bedah anak.
Kang Hyun Tae tersenyum. Ia juga tampak senang dengan tulus.
Do Han selesai membuat jalan untuk keluar feces/fistula. Ia memerintah untuk mulai menutup perut dan menjahitnya.
Shi On buka suara : Tidak, tidak bisa. Tidak bisa. Saya melihat sesuatu yang terkumpul di bawah liver.
Yoon Seo : Apa kau yakin kau tidak salah lihat?
Shi On : Saya jelas melihatnya, melihatnya.
Yoon Seo ingin segera menyelesaikan pembedahan karena kondisi bayi yang sudah sangat lemah. Do Han menahannya, tunggu. Do Han memeriksa bagian bawah liver bayi itu.
Ternyata ada kondisi darurat, CBD Perforation (kebocoran di saluran empedu). Semua dokter dan anggota komite diluar tegang sekali. Orang tua bayi terus berdoa.
Do Han : Empedunya merembes keluar dan ..
Yoon Seo : Menjadi tumor empedu. Kita harus segera menyingkirkan tumor ini dan harus mulai prosedur cholangiojejunostomy (menghilangkan saluran empedu untuk menghubungkan usus 12 jari dengan jejunum = bagian kedua usus halus/usus kosong)
Shi On tidak setuju, kemungkinan terjadinya infeksi sangat besar. kau tidak bisa melakukan cholangiojejunostomy!
Yoon Seo : Apa katamu? saat ini, hanya itu satu-satunya pilihan.
Do Han : Park Shi On benar. Saluran empedunya sangat tipis, dan panjang usus halusnya tidak cukup panjang untuk itu.
Yoon Seo : Apa anda punya alternatif lain?
Do Han mengaku : Tidak ada.
Good Doctor [1], [2]
Notes :
Fiuh..what a drama. Ok, aku akan konsentrasi dengan GD, sepertinya tidak akan membuat yang lain dulu.
Ada banyak hal yang tidak kumengerti. Mungkin karena aku tidak terlalu mengerti tentang autistik. Tapi ada beberapa scene yang aneh. Para dokter itu, mereka tahu Shi On penderita autistic savant syndrome, kenapa mereka seperti terus berusaha ingin menjatuhkan Shi On? Kenapa tidak membantu Shi On. Kalau orang awam, aku bisa mengerti mereka sulit menerima Shi On, tapi ini para dokter. Dr. Han Jin Wook satu-satunya yang bisa langsung menerima Shi On tanpa terlalu menuntut.
Dr. Cha Yoon Seo juga aneh, sejak ep lalu, kenapa memaksa Shi On makan roti atau produk dengan susu? bukannya penderita autistik harus diet makanan2 itu?
Mereka seharusnya tidak boleh memaksa Shi On untuk bisa mengerti arti menjadi dokter dari dalam dirinya.
Tapi untuk penderita autistic savant, Shi On tergolong sangat mandiri dan tangguh.