Tuesday, March 20, 2012

The Moon That Embraces The Sun 15

Once Again Two Suns and Two Moons

Seol bertemu dengan Wol. Wol memberi tanda pada Seol untuk diam, lalu menariknya masuk ke dalam kamar.

Seol terkejut, agassi..apa yang terjadi. Ia mendengar Wol dibawa ke Seohwalinseo lalu tiba-tiba menghilang. Seol sangat mencemaskan Wol.
Wol berkata ia kehilangan kesadaran. Seol tidak mengerti, apa sekarang sudah tidak apa-apa?
Wol mengiyakan, saat aku kehilangan kesadaran aku ingat apa yang terjadi di masa lalu.

Seol terkejut, kau ingat kejadian masa lalu? Wol mengiyakan, saat aku menjadi peramal ..waktu itu aku juga kehilangan kesadaran. Kau juga ingat kan?

Seol berkata ia tidak tahu, ia tidak ada disana saat itu terjadi.
Wol tanya sejak kapan Seol mulai tinggal bersama Nok young, sebelum ia menjadi peramal atau sesudahnya.

Seol berbohong pada Wol, aku sudah bilang setelah dijual pada majikan lain, aku melarikan diri dan bertemu dengan bibi juga dirimu. Mulai dari saat itu.

Wol : Seol.
Seol : Ya?

Wol : Kenapa kau berbohong padaku. Aku melihatmu dengan jelas..saat aku dikeluarkan dari dalam kuburan, kau melihatku.

Mata Seol membesar, ia syok.

Menteri Na menghadap Ibu Suri Tua dan berkata kalau peramal itu bertahan hidup. Ibu Suri terkejut, anak itu bertahan hidup?

Menteri Na mengiyakan, dia membawa roh itu dalam tubuhnya dan dia tidak gila. Ini pertama kalinya saya melihat seorang peramal melakukan itu.

Ibu suri kagum, berarti anak itu punya kemampuan yang hebat. Ibu Suri menyesalkan semua kejadian ini, kalau ini semua tidak terjadi, pasti akan sangat berguna mendapatkannya disisiku, sayang kemampuannya terbuang percuma.
Ibu Suri ingin tahu apa Wol sekarang ada di Seohwalinseo.

Menteri Na : Itu..sebenarnya..

Lalu ia cerita kalau Wol minta bantuan padanya. Wol berbohong dan berkata ia sudah mengambil roh itu, jika ia tidak bergegas dan melepaskan roh itu, maka bukan hanya Wol tapi semua orang akan menghadapi kemarahan roh itu.
Menteri Na : Lalu apa yang kau inginkan?

Wol hanya minta waktu untuk menenangkan roh yang ada di dalam dirinya, ia minta ijin untuk berdoa bagi roh itu di seongsucheong.

Ibu Suri tanya apa Menteri Na memberikan ijin untuk melakukan itu. Menteri Na tidak punya pilihan selain mengijinkannya, karena tiba2 saja Wol berubah menjadi seperti orang lain dari sebelumnya.
Menteri Na takut, jika ia tidak hati-hati dengan peramal yang punya roh hantu di dalamnya, maka jika roh itu marah bisa membuat semua orang jadi kacau.
Ibu Suri : Bagaimana jika ia melarikan diri?

Menteri Na menenangkan Ibu Suri, ia sudah meminta orang menjaga Wol jadi itu bukan masalah.
Ibu Suri minta Menteri Na menyelesaikan semuanya dengan baik.

Seol menangis, ia merasa sangat bersalah, Agassi..saya salah.
Wol tidak punya waktu mendengarkan penyesalan Seol, nanti saja. Sekarang ia ingin tahu semua yang diketahui Seol. Apa yang dikatakan Shinmu, apa yang dikatakannya sampai kau menutup mulutmu selama 8 th ini dan tidak mengatakan-nya padaku.

Seol : Demi menyelamatkan Nona, yang ada di bawah pengaruh magis, Tuan dan Ny. besar memutuskan memberikan obat pada Nona. Dan menyelamatkan anda nanti dari kuburan.

Wol : Mereka memberikan obat untuk menyelamatkanku?

Seol menjelaskan, akan dianggap sebagai konspirasi jika keluarga Heo membiarkan putri mereka yang sakit terus menjadi Putri Mahkota, mereka tidak punya pilihan selain menyembunyikan penyakit anda, Nona.
Mereka tidak punya pilihan selain membiarkan anda hilang dari muka bumi ini.

Wol : Jadi, ayah tahu kalau aku masih hidup?

Seol : Ya. Demi menyelamatkan hidup seluruh keluarga dan klan, pengorbanan ini harus dibuat. Jadi, saya tidak boleh mengatakan kalau anda masih hidup, Agassi.

Wol : Jadi, penyakitku itu benar..

Seol : Itu yang saya ketahui. Tapi..seperti yang anda katakan sebelumnya, saya merasa anda tidak memiliki kekuatan spiritual jadi saya tanya Shinmu.
Dan jawabannya, itu karena kekuatan spiritual anda belum sepenuhnya terbentuk atau melemah karena efek sihir hitam itu, atau mungkin itu karena kau kehilangan ingatanmu.
Itu yang dikatakannya pada saya.

Wol merasa marah, paling tidak pada keluarga..paling tidak pada keluarga..kau tidak seharusnya menyembunyikan kenyataan kalau aku masih hidup.
Seol : Dia berkata ini akan membahayakan nyawa anda, Nona.

Wol tidak mengerti, mengatakan pada keluargaku kalau aku masih hidup, akan membahayakan nyawaku?

Seol : Ya. Sebenarnya saya juga ragu, tapi setiap saat saya membicarakan ini, Shinmu berkata 'kau tidak mengerti', atau 'lebih baik tahu sedikit saja.' Jadi demi keselamatan Nona, saya harus tetap diam. Saya benar2 bersalah, Nona.
Saya tidak bisa melakukan apapun kecuali tutup mulut.

Wol merasa ini aneh. Wol tidak ingat Nok Young memberikan obat magis. Seol tidak mengerti, lalu kenapa? wol berkata jika kau ingin jadi peramal, kau harus minum obat magis itu. Tapi tetap saja Shinmu membawanya ke Seongsucheong sebagai peramal, membiarkannya jadi jimat hidup dan masuk ke Daejeon.

wol mengingat, saat ia memberi hormat pada keluarga Raja pertama kali, ia ingat 8 th lalu Shinmu adalah Seongsucheong Gukmu, Seongsucheong mendapatkan perhatian dari Ibu Suri Tua, semua tahu itu.
Wol : Bukankah ini aneh, bukankah ini kebetulan kalau aku menderita sakit aneh saat aku menjadi Putri Mahkota? Kenapa dari semuanya, Kepala Seongsucheong yang menyelamatkanku? Yang kukira adalah kekuatan spiritualku, justru sebenarnya adalah ingatan masa laluku. Jika aku tidak mendapatkan kekuatan gaib itu, lalu sebenarnya aku sakit apa?
Kenapa Shinmu menyelamatkanku, dan apa aku benar2 sakit karena punya kekuatan gaib?

Seol usul untuk tanya langsung pada Shinmu. Tapi Wol melarangnya, kita tidak bisa mempercayai siapapun saat ini. Kita tidak boleh bertindak terburu-buru. Tunggu sampai waktu yang tepat, sampai kita menemukan siapa penjahat sebenarnya dibelakang ini.
Percakapan mereka terhenti oleh seruan Hyung Sun.

Hyung sun menanyakan Jang nok young. Tapi peramal yang menemuinya berkata kalau Nok Young pergi ke gunung untuk berdoa.
Hyung Sun tampak kecewa.

Hyung sun lapor pada Raja. Kalau Gukmu Jang pergi berdoa selama beberapa hari di gunung.
Raja memegang kepalanya dan berkata dalam hati, kalau ini bukan kebetulan, ini tampak mencurigakan.

Hyung Sun heran, ada apa Yang Mulia?
Raja berdiri dan berkata ingin keluar cari udara segar.

Raja dan rombongan bertemu dengan Ratu di taman. Ratu memberi hormat dan dengan manis tanya Raja mau kemana.
Raja : Aku hanya..pergi jalan2.

Ratu : Saya akan menyiapkan teh panas di Daejojeon.
Raja : Aku sudah minun teh.

Raja akan jalan pergi. Ratu menunduk, ia tampak kecewa. Raja berhenti dan tanya apa mau jalan2 bersama. Ratu tampak senang dan jalan bersama Raja.
Hyung Sun juga tersenyum simpul.

Ratu berkata kalau beberapa hari lalu udara terasa sangat dingin, tapi angin hari ini membawa wangi musim semi, apa Yang Mulia juga merasakannya?
Raja tidak mendengar perkataan Ratu, ia memandang Paviliun Bulan Tersembunyi dengan wajah sedih.

Ratu beberapa kali memanggilnya. Raja akhirnya menoleh, apa katamu Ratuku?

Ratu Yoon : Saya akan menunggu.
Raja : Menunggu apa?

Ratu : Sampai Yang Mulia akhirnya bersedia menerima saya. Saya akan menunggu tidak peduli berapa lama waktu yang dibutuhkan. Saya tidak akan memaksa Yang Mulia untuk melupakannya.
Katanya, Raja (Wang) adalah Matahari dan Ratu (Wangbi) adalah Bulan. Seperti Matahari dan Bulan tetap ditempatnya, selama Yang Mulia mengakui saya, tidak peduli dimana, saya akan disana menunggu.

Kata2 Ratu justru membuat Raja ingat saat menyelinap ke kamar Yeon woo dan menyerahkan binyo Bulan Memeluk Matahari itu.

Wol menemukan binyeon-nya dan ingat saat PM Hwon berkata jika Raja adalah matahari, maka Ratu adalah bulan.

Binyo phoenix ini menggambarkan bulan putih memeluk matahari merah, jadi kunamakan "Haereul Pumeun Dal"

Yeon Woo : Bulan memeluk matahari.
PM Hwon : Putri Mahkota dalam hatiku hanya kau, Yeon Woo.
Wol menangis

Raja kembali ke masa ini dan menoleh, ia melihat Yeon woo berdiri di depannya sebagai Ratu. Raja tertegun. Lalu ia melihat binyeo Bulan memeluk matahari itu.

Raja tersenyum memandangnya. Tapi kemudian Raja sadar, ia sebenarnya melihat ke arah Ratu Yoon. Senyum-nya mendadak lenyap. Wajah Ratu juga berubah.

Wol memeluk binyeo itu lalu menangis. Seol memanggilnya, Agassi..saya akan masuk. Seol masuk dan berganti baju hanbok wanita biasa. Wol tertegun, lalu memuji Seol. Saat kau mengenakan baju seperti ini..kau benar2 gadis yang cantik. Kau cantik.

Seol cemberut, apa saya..pernah jadi laki-laki?
Wol tersenyum, dan berkata setelah Seol menyelesaikan tugas yang diberikannya, Seol harus menemuinya di Seohwalinseo.

Kim Chae Woon membebas tugaskan semua pengawal yang mengurung kediaman Yang Myung-gun. Yang Myung melihat woon dan dengan sinis tanya, jadi sepertinya aku bisa mendapatkan kebebasanku kembali?

Woon berkata kalau Raja berhasil membujuk para menteri dan akhirnya membebaskan P. Yang Myung dari tahanan rumah.
Yang Myung senyum dan berkata dengan sarkastis, Oh langit, oh langit, Yang Mulia sungguh berkuasa.

Yang Myung segera masuk ke dalam. Woon mengikutinya. Yang Myung sudah siap2 pergi. Woon tanya Yang Myung mau kemana. Woon melarang Yang Myung-gun pergi ke sana.

Yang Myung : Apa kau menahanku karena kau tahu aku mau kemana?
Woon : Seohwalinseo..bukankah anda akan ke sana?

Yang Myung : Kau lumayan juga sebagai teman lama. Tapi kenapa aku tidak bisa pergi? Apa karena dia adalah milik Yang Mulia?
Woon : Tuanku.

Yang Myung : Heo Yeon Woo, jika itu dia, Raja bisa melakukannya. Tapi ini peramal Wol. Bukankah itu lain?
Yang Mulia tertarik pada Wol karena ia mirip adik Heo Yeom, tapi bukan aku. Aku ..aku hanya..menyukai peramal Wol. Jadi, kau seharusnya menganggapnya sebagai milikku dan bukan milik Yang Mulia, benar kan?

Woon mengingatkan lagi, kalau Yang Myung adalah Pangeran. Yang Myung kesal dan mengibaskan tangan Woon, itu panggilan yang melelahkan! Aku bisa membuang sebutan itu kapanpun aku mau. Hanya satu hal itu saja yang kumiliki, yang tidak dimiliki oleh Yang Mulia.

Yang Myung pergi. Ia segera ke Seo-hwalinseo dan berteriak ke petugas farmasi disitu. Kau belum menemukannya? Ini sudah hari ke-4. Meskipun ia tahanan, kau tetap harus menemukannya.
Petugas itu kesal, apa Yang Myung ingin memeriksa seluruh negeri karena seorang peramal rendahan menghilang dan seharusnya Naegeumbu yang bertanggung jawab, kenapa ia yang harus tanggung jawab?

Seorang pria lari masuk sambil teriak panik, tolong bantu saya Tuan! Putri saya sekarat.

Petugas minta pria itu menunggu sampai ada tabib yang ditugaskan ke sini. Pria itu bingung karena tidak ada tabib dan putrinya akan segera mati.
Petugas minta dia memanggil tabib sendiri kalau punya uang.

P. Yang Myung marah dan membentaknya, ada orang sekarat, bagaimana kau bisa memperlakukannya seperti itu? Kau digaji dengan uang negara, apa kau tidak merasa malu?
Petugas itu kesal, aku setuju bertemu dengan bangsawan ini, tapi ia sungguh mengesalkan. Pria itu mengusir Yang Myung.

Wol dikawal masuk ke Seohwalinseo dan ia tertegun menyaksikan kondisi menyedihkan rakyat miskin di negri ini. Banyak yang kelaparan dan sakit. Orang2 tetap saja melempari Wol.

wol dilempar ke ruangan penuh orang sakit. Mereka dicampur begitu saja, tanpa dilihat penyakitnya, menyedihkan. Wol melihat Yang Myung yang menolong anak perempuan itu.

Yang Myung minta anak itu duduk tegak, lalu tanya apa dia bisa bernafas. Yang Myung berkata ini bukan muntah biasa atau diare, ini kolera. Ia menyuruh ayah anak itu mengambil jahe dan memasukkannya ke air, kita harus membuatnya muntah agar ia bisa bernafas.

Yang Myung tanya perawat, apa bisa melakukan akupuntur, ia minta perawat itu menusuk bagian tertentu. Yang Myung minta perawat menahan anak itu, karena anak itu terus meronta karena kesakitan.

Yang Myung melihat Wol dan ia tertegun sesaat. Yang Myung minta anak itu minum air jahe bagaimanapun caranya agar ia muntah.

Yang Myung teriak ke Wol, kenapa kau diam saja? ayo cepat tekan hidungnya agar dia minum.
Wol bergegas maju dan menekan hidung anak itu. Akhirnya anak itu muntah dan mengeluarkan semua makanan-nya..ke baju Yang Myung.

Yang Myung tampak lega, meskipun bajunya yang rancangan desainer kena muntahan. Ayah anak itu menangis, anakku..anakku kau selamat.
Yang Myung tersenyum pada Wol.

Yang Myung asyik makan, ia tidak peduli hanya makan bubur nasi sederhana. Mungkin selama mengembara, Yang Myung sering makan bubur di hwalinseo.

Wol masuk membawa baju Yang Myung. Yang Myung tanya apa sudah dicuci bersih. Wol bisa membersihkan kotorannya, tapi tidak bisa menghilangkan nodanya. Bayangkan..baju Yang Myung hasil perancang terkenal haha..

(Kenapa aku suka menekankan ini, karena aku suka karakter Yang Myung, di satu sisi ia suka dandan dengan baju mahal, tapi disisi lain, dia bisa membuang barang mahal demi sesamanya. Sebenarnya ia bagus di bidang sosial.)

Yang Myung hanya tersenyum dan melanjutkan makan. Wol tanya darimana Yang Myung mempelajari ilmu pengobatan.

Yang Myung : Ini tidak bisa disebut ilmu pengobatan, karena orang seperti aku yang bukan tabib bisa melakukannya.
Yang Myung cerita, di masa lalu, gurunya Kepala Sarjana (Tuan Heo) pernah berkata, 'setelah kau mempelajarinya, kau bisa menyelamatkan orang di dunia, jadi ingatlah buku2 pengobatan.' Dan semua rekan sekelas yang belajar bersamaku semuanya punya kemampuan pengobatan.

Wol menahan perasaan-nya, mereka sedang bicara tentang ayahnya. Ia berkata kalau guru Yang Myung sepertinya adalah orang yang sangat baik.

Yang Myung membenarkan, ia seorang yang sangat baik, sulit menemukan orang seperti dirinya. Dia memberikan kehangatan seorang ayah dan cinta pada orang yang tidak pernah merasakannya. Termasuk pengetahuan dan emosi, dia menjadi guruku sepanjang masa. Tidak saja dia menganggapku sebagai anggota keluarganya sendiri, dia memperlakukan semua orang dengan adil dan dengan ketulusan.

Wol berusaha menahan tangisnya.

Wol mengantar Yang Myung pergi dan berkata hari ini adalah hari yang sangat sibuk. Wol berkata Yang Myung sudah menolong banyak orang. Yang Myung senang bisa melihat Wol lagi.

Yang Myung : Pasti berat untukmu, meskipun sangat sakit, terima kasih karena tetap hidup. Jangan khawatir, aku tidak akan kembali lagi.
Aku cuma cemas karena kau menghilang, jadi aku datang. Untuk melihat apa kau selamat dan baik-baik saja, juga untuk melihat wajah jelekmu itu. semuanya sepertinya baik2 saja, aku akhirnya tenang. Jaga dirimu.

Wol tampak terharu, Yang Myung tetap tidak berubah.

Beberapa perawat menahan Yang Myung, mereka memohon agar Yang Myung datang ke Seohwalinseo lagi, karena mereka sangat terbantu oleh Yang Myung.

Yang Myung menghela nafas dan melirik Wol, yah mau bagaimana..aku ini memang cukup populer dimana-mana. Apa yang harus kulakukan?
Wol tersenyum geli, seperti biasa..seperti waktu itu..Yang Myung-gun selalu tampak cemerlang kalau sedang ceria.

Kim Chae Woon mengamati mereka dari jauh.

Paginya, Raja tanya apa Wol baik2 saja. Woon mengiyakan, dari yang saya lihat dia baik2 saja. Raja menanyakan luka2 Wol dan Woon berkata tampaknya Wol bisa menahannya dengan baik.

Raja tanya bagaimana kakaknya. Woon diam saja. Raja tanya apa Woon tidak pergi ke tempat kakaknya.
Woon berkata setelah pengawal ditarik, Yang Myung-gun tampak senang.

Raja menatap tajam Woon, kau menyembunyikan sesuatu dariku. Kalau kau berbohong, kalau kau berbohong demi aku, matamu yang menghianatimu. Apa hyungnim bersama dengan anak itu?
Woon tertegun dan tidak bisa menjawab.

Woon jalan keluar dan tampak serba salah. Ia berpapasan dengan Hong Kyu Tae. Hong memberi hormat dan Woon mengangguk. Hong masuk ke Daejeon, sementara Woon jalan pergi.
Tapi bukan Kim Chae Woon jika ia tidak menangkap basah menteri Keuangan yang mengintip Hong Kyu Tae. Woon tahu pihak Perdana Menteri Yoon mengamati Hong.

Menteri Keuangan bertemu dengan Perdana Menteri dan rekan lainnya, ia berkata mengapa petugas dari Naegeumbu mengunjungi Daejeon? Pasti bukan dalam rangka ramah tamah. Ini mencurigakan.

Menteri Han : Jika kita tanya, dia akan mengatakan kalau ia sedang menyelidiki kematian Mantan Sang Seon, ya kan? Ini juga tidak biasa, kasus ini jelas harus diselidiki Kementrian Keadilan, tapi Yang Mulia dengan keras kepala memberikan hak penyelidikan pada Naegeumbu.

Menteri Keuangan berkata Raja memberikan kasus pada Naegeumbu yang tidak termasuk dalam pelanggaran Tiga Prinsip dan Lima Kebajikan, jadi pasti ada rahasia dibaliknya. Raja juga tanya masalah dana mantan Raja dan memanggil mantan Sang Seon (Kasim Kepala) ke istana. Tapi sebelum ia masuk istana, ia bunuh diri.
Ini bukan masalah Harta Kerajaan. Masalah tentang dana Kerajaan, tidak seorangpun boleh mencampurinya. Jadi hak penyelidikannya diberikan pada Naegeumbu. Yang Mulia benar2 tidak punya cacat.

Yoon berpikir, sebenarnya ia menyelidiki kembali kasus 8 tahun lalu.

Menteri Shim : Pura2 menyelidiki kasus bunuh diri, tapi sebenarnya ia menyelidiki kasus lain?
Yoon minta mereka menyuruh orang mengikuti Hong Kyu Tae.

Hong Kyu Tae menghadap Raja, ia sulit menemukan orang yang bisa dijadikan sumber dalam kasus ini, jika Yang Mulia ingat seseorang, saya akan pergi dan menyelidikinya.

Raja ingat satu orang, No Sanggung. Dia adalah Dayang istana yang bertanggung jawab dalam pendidikan Putri Mahkota, dia pasti tahu sesuatu. Dari malam sebelum Putri Mahkota pingsan, kau harus menemukan sebenarnya apa yang terjadi.
Tanya juga setelah dia kembali ke istana, apa ada barang milik Putri Mahkota yang tertinggal. Hong mengerti.

Woon minta ijin masuk, ia lapor kalau pihak Yoon sudah mulai bergerak. Raja tanya ke Hong, apa kau mendengar itu?
Hong : Saya dengar.

Raja minta Hong hati-hati. Hong berkata ia petugas Naegeumbu, meskipun tidak sehebat Woon, tapi ia bisa jaga diri. Yang Mulia tidak perlu cemas.

Seol tiba di depan kediaman No Sanggung. Wol memberikan perintah yang sama seperti perintah Raja, yaitu mencari No Sanggung yang dulu mengajarkan etiket di Paviliun Bulan Tersembunyi dan tanya apa yang terjadi pada tubuhku hari itu. Kurasa ia tahu. Aku mengandalkanmu Seol.

No Sanggung menyajikan teh, dasik, dan kue untuk Seol. Ia ingat kalau Yeon Woo adalah orang yang sangat cantik dan pintar. Saat ia harus meninggalkan istana, dia berdiri di depan dan dengan air mata di mata mereka, mereka berdua saling memandang.
Aku masih mengingatnya dengan jelas sampai sekarang.

Seol : Tapi apa ada yang aneh pada hari itu? Misalnya, apa ada perubahan dayang istana, atau makanan-nya berbeda. Atau mungkin ada seseorang yang mengunjunginya.
Tolong katakan apa saja yang anda ingat.

No Sanggung ingat sekarang, benar..aku ingat satu hal kecil. Malam itu, Tuan Putri datang untuk menemui Putri Mahkota.
Seol : Tuan Putri?

No sanggung : Putri Mahkota adalah teman main Tuan Putri. Kukira ia hanya ingin mengunjunginya.
Seol ingin tahu apa Tuan Putri bertemu Putri Mahkota?

No Sanggung : Tidak, seperti ada yang ia pikirkan. Aku tidak yakin kenapa, tapi dia tidak masuk ke dalam.
Putri pergi sebelum ia menanyakan tentang kesehatan Putri Mahkota.

Hong Kyu Tae tanya kediaman mantan Gungnyeo yang tinggal di sekitar sini. Seorang pria menunjuk, dia tinggal di ujung jalan.

Hong berpapasan dengan Seol, tapi keduanya sama sekali tidak saling curiga. Hong sampai di kediaman No Sanggung, ia curiga karena pintunya terbuka sedikit.

Hong masuk ke halaman dan bertemu dengan seorang pria bertopeng. Hong segera bertempur dengan orang itu, lalu satu orang lagi keluar lewat jendela. Hong tidak mengejar keduanya.

Hong masuk ke rumah No Sanggung dan terkejut, No Sanggung sudah meninggal, dibunuh oleh pria bertopeng tadi.

Raja marah besar, ia memukul meja. Satu lagi korban telah jatuh.
Hong minta maaf, ia tidak bisa menyelesaikan perintah Raja. Tolong hukum saya, Yang Mulia.

Raja : Ini bukan salahmu, kau hampir kehilangan nyawamu. Ini salahku. Aku sudah membuat semua orang dalam bahaya.
Hong : Yang Mulia, jangan menyalahkan diri anda.

Raja : Sekarang, kau pun ada dalam bahaya. Jika kau mau mundur, jangan ragu-ragu katakan saja. Aku akan mengijinkannya.
Hong menolaknya, saya sudah memberikan nyawa saya pada Yang Mulia, tidak peduli seberapa bahaya tugas ini, sebagai pelayan anda, saya tidak akan menyerah.

Raja : Terima kasih. Aku tidak akan pernah lupa kesetiaanmu.
Hong : Saya tersanjung dengan kemurahan anda, Yang Mulia.

Raja yakin sekarang, semakin dalam penyelidikan kita, sepertinya ada orang yang menghalangi langkah kita. Tapi ini juga membuktikan sesuatu, meskipun tidak kelihatan, tapi ada musuh yang masih hidup.

Raja bertemu Yoon. Yoon memberi hormat. Raja tanya apa Yoon baru saja dari perpustakaan.
Yoon membenarkan, ia ingin menemukan sesuatu dan ia pergi untuk membaca beberapa buku.

Raja tanya apa Yoon menemukan buku yang menarik. Yoon membenarkan.

Raja ingin tahu apa isinya dan Yoon berkata : Jangan terlalu suka mengoreksi, saat sudah menemukan penjelasan. Ini adalah kebijaksanaan. Tidak menunjuk kelemahan orang lain. Untuk bersikap sopan, dan tidak suka membantah, ini adalah kebijaksaan yang baik.

Raja dalam hati : Maksudmu adalah untuk menghentikan penyelidikan ini.
Yoon dalam hati : Apa anda mengerti, Yang Mulia?

Raja : Kalimat yang sangat bagus, tapi tidak mengoreksi kesalahan orang lain dan terus saja menutupinya bagaimana ini bisa disebut kebijaksanaan?

Yoon berubah wajahnya, ia berkata jika tidak menimbang konsekuensinya, maka akan menjadi penyesalan dan naif, siapa yang harus disalahkan jika terjadi pergolakan politik?

Raja : Dengan kata2 peringatan, seseorang bisa menghindari kenaifan dan penyesalan. Masalah ini benar2 cocok didiskusikan dengan pelajar2 muda. Aku akan mengatakannya dalam pertemuan sore ini.

Yoon di mulut : Saya tersanjung. Semoga Yang Mulia tidak gagal melakukan kebijaksanaan, itu adalah harapan pelayan anda.

Yoon dalam hati : Jika anda tidak berhenti sampai disini, maka akan semakin berbahaya untuk anda.
Raja pergi dengan wajah geram.

Seol menemui Wol. Wol heran, Tuan Putri? Seol membenarkan, apa anda ingat sesuatu? Wol tidak tahu.

Seorang perawat masuk dan menyuruh Wol pergi ke farmasi untuk mengambil obat, perawat itu ketus dan mengingatkan Wol jangan main2 atau menggoda orang dan membuat kami jadi buruk. Aku tidak akan melepaskanmu, mengerti?
Wol mengiyakan. Seol tampak ingin memenggal perawat itu, tapi ia menahan diri dan menawarkan diri mengambil obat agar Wol bisa istirahat.

Wol menolak, kau harus pergi ke satu tempat bersamaku.

Wol minta diantar ke kuburan ayahnya. Seol menuangkan arak untuk Wol dan Wol meletakkan arak dengan hati2 di altar kuburan ayahnya.

Wol memberi hormat beberapa kali. Lalu menangis, Ayah..ini Yeon Woo.


Wol ingat saat-saat manis bersama ayahnya. Tuan Heo yang selalu bangga kepadanya, putri kita ini bisa dikatakan yang terbaik diantara semua gadis muda..Saat ayahnya menangis memeluknya waktu ia harus minum obatnya.
Wol menangis, ayah..ayah..ayah..

Beberapa saat kemudian, Ny. Heo, Yeom, dan P. Min Hwa bersama pelayan mereka naik ke gunung untuk menjenguk makam Tuan Heo. P. Min Hwa kesulitan naik gunung, ia tergelincir batu. Yeom bergegas menolong istrinya, perjalanan ini tidak mudah, kenapa kau tidak dirumah saja.
Min Hwa : Aku yang berkeras ingin ikut, karena kita akan menemui Ayah, sedikit menderita tidak berarti apa-apa.

Yeom berkata ia selalu belajar sesuatu dari Min Hwa, karena Min Hwa selalu ceria dan punya bakat untuk membuat orang di sekitarnya bahagia. Yeom berterima kasih.

Min Hwa menolaknya, diantara suami dan istri, tidak perlu ada ucapan terima kasih. Min Hwa minta Yeom menolong ibunya saja, beberapa waktu lalu, setelah pergi ke tabib ..ibu jadi depresi.

Rombongan keluarga Heo tiba di makam. Yeom membantu ibunya dan Min Hwa naik ke makam. Ny. Heo langsung jalan mendekati makam dan membersihkan rerumputan.

Yeom melihat bekas bakaran dupa dan ia berkata ada yang datang ke makam. Orang itu belum lama pergi, karena harum dupanya masih tercium.
Min Hwa mengira Yang Myung-gun yang datang. Lalu ia pergi menyiapkan perlengkapan sembahyang.

Ny. Heo memanggil Yeom, ia berkata kalau ayah tidak meninggal karena penyakit. Yeom terkejut.
Ny. Heo : Ayahmu..bunuh diri.

Yeom tidak percaya. Ibunya menjelaskan, setelah Ayah mengirim Yeon Woo pergi seperti itu, ia berkata kalau ia membuat Yeon Woo meninggal dan ia menyesalinya dan sangat menderita.
Ny. Heo berkata, setelah Yeom menikah dengan Putri Min Hwa, ayah berkata sudah melakukan apa yang bisa ia lakukan, lalu ia sakit semakin parah dan perlahan melepaskan nyawanya.

Min Hwa terkejut mendengar itu, ia menjatuhkan buah2an dan menangis. Min Hwa tampak sangat bersalah.

Ny. Heo menangis sampai terjatuh, setelah ia mengirim anaknya pergi, kesedihannya membuat hatinya dipenuhi penderitaan. Siapa yang akan tahu?

Ny. Heo bicara pada makam suaminya, Tuanku..bagaimana keadaaanmu? beberapa waktu lalu aku melihat seorang gadis yang mirip sekali dengan Yeon Woo kita, itu tidak mungkin, ya kan?
Melihatnya dicerca dan dimaki di tengah jalan..Yeon Woo kita tidak akan hidup sengsara sepertiitu. Tolong katakan kalau dia bukan Yeon Woo. Yeon Woo kita bersama denganmu disana kan? hidup dengan aman, ya kan?

Ny. Heo menangis tersedu-sedu, Tuanku..

Tidak jauh dari situ, ternyata Wol dan Seol mendengar semuanya. Keduanya juga menangis sedih.

Wol jalan pergi sambil menangis. Seol mengikutinya, Agassi..

Wol menyalahkan dirinya, ini semua karena aku, karena aku maka ayah meninggal dunia. Aku masih sangat muda waktu itu dan mengira kalau aku mati, itu akan menyelamatkan semua orang.
Aku seharusnya memohon dan berharap untuk hidup..

Seol merasa ini belum terlambat untuk mengatakan pada semua orang kalau Nona masih hidup. Atau paling tidak, anda harus mengatakannya pada Nyonya.

Wol : Seol, bukankah kau mengatakannya sendiri? Bukankah ini semua demi melindungiku dan keluargaku? Aku juga..sama.
Pasti ada sesuatu dibalik kematianku. Mungkin..keluargaku dan Yang Mulia akan ada dalam bahaya.
Sampai kebenarannya terungkap, Heo Yeon Woo..harus tetap mati.

Ratu melihat rombongan peramal, ia tanya apa yang mereka lakukan. Para peramal itu akan menggantung jimat di paviliun bulan tersembunyi.
Ratu mengerti, lalu ia melihat peramal wanita yang dulu dilihatnya di kamar Raja. Ratu menghentikan mereka lagi.

Ratu heran kenapa peramal itu ada disini. Peramal yang dimaksud bingung, apa? Ratu tanya bukankah kau seharusnya dibuang ke Seohwalinseo?Kenapa kau disini?
Peramal itu menjelaskan, dia bukan orang yang pergi ke Seohwalinseo. Tapi peramal lain. Dia adalah jimat untuk hariitu saja di Daejeon, sedangkan Peramal Wol, dia yang pergi ke Seohwalinseo.

Ratu terkejut : Apa?

Ratu kembali ke kamarnya dan memanggil Jo Sanggung. Kirim orang ke Seohwalinseo dan cari peramal yang bernama Wol dan bawa dia kesini. Hal ini..tidak boleh diketahui siapapun.
Jo Sanggung mengerti.

Wol jalan pulang dan Yang Myung sedang main bersama anak-anak. Sebuah tongkat melayang ke arah Wol. Wol reflek menangkapnya.
Yang Myung langsung menunjuk Wol, karena kau menangkap tongkatnya, maka kau adalah musuhku.

Wol mana ada mood untuk main. Ia jalan tanpa mempedulikan Yang Myung. Yang Myung tidak menyerah dan berkata Wol tidak mengerti, dia sudah jadi tim lawan dan harus main.
Anak-anak menarik Wol. Yang Myung mengambil barang bawaan Wol dan memberikan tongkat pada Wol, mulai. Anak2 juga mendesak Wol.

Akhirnya Wol ikut main, seperti baseball. Nama permainannya memukul jangkrik. Yang Myung menuduh Wol salah mengukur jarak dsb, keduanya main dengan seru bersama anak-anak.

Setiap kali Yang Myung menang, ia selalu menjentik dahi Wol. Wol kesakitan.

Wol hampir memukul Yang Myung dengan tongkatnya. Yang Myung menghindar sambil ketawa.

Yang Myung akan mengambil tongkat di tangan Wol, tapi Wol menahannya, Yang Myung tidak percaya, keduanya tarik-tarikan tongkat sambil ketawa.


Yang Myung tiba2 menyadari ada yang mengamati mereka, ia menoleh dan melihat Raja bersama Woon.
Raja memandang dengan perasaan kacau. Wol heran dan akan menoleh, tapi Yang Myung tiba-tiba memeluknya. Agar Wol tidak melihat Raja.

Raja memandang kakaknya dan Yang Myung membalas dengan pandangan menantang.

Raja akhirnya berpaling dan pergi. Wol heran kenapa Yang Myung tiba2 seperti itu. Tapi Yang Myung tidak melepaskan Wol sebelum ia yakin kalau Raja dan Woon sudah benar2 pergi.

Yang Myung melepaskan Wol dan berkata ia mengira Wol akan jatuh tadi dan ia melakukannya tidak ada maksud lain, jadi jangan terkejut lagi.

Raja dan Woon jalan pergi. Raja tampak syok dan diam saja. Woon memanggilnya, Yang Mulia..
Raja : Jangan bicara apapun, jangan katakan apapun.

Permainan selesai dan anak2 pamit pulang. Yang Myung dan Wol tampak gembira. Yang Myung tanya apa Wol sudah merasa lebih baik sekarang.
Yang Myung tanya ada masalah apa kenapa tadi kelihatan murung sekali. Wol sadar, jadi itulah mengapa anda mengajak saya main?

Yang Myung berkata main bersama anak2 yang polos dan ceria membuat semua masalah dunia, semua kekhawatiran dan persoalan, terlupakan, menghilang tanpa jejak.
Wol berterima kasih, karena anda saya merasa lebih bahagia. Yang Myung menggodanya, dan bukannya karena kau main bersama aku yang tampan dan luar biasa?

Yang Myung dalam hati : Mungkin, lebih baik kalau kau adalah peramal. Paling tidak, aku bisa tetap berada di sisimu dan melihat wajahmu yang tersenyum.

Yang Myung mengambil batu di tanah dan berkata, apa kita akan main dengan batu besok pagi?
Wol meminta batu di tangan Yang Myung, tolong berikan pada saya Tuan.

Yang Myung : Kenapa? Apa kau mau latihan dulu?

Wol menggeleng, tidak. Batu itu terlalu bagus untuk dipukul. Saya ingin menggunakannya sebagai batu pemecah masalah. Agar ia bisa melimpahkan semua masalah dan kekhawatiran pada batu itu.
Wol menyebutnya haewooseok.Seperti cara Yang Myung menamakan batu ajaib di awal episode.

Yang Myung merasa itu ide bagus dan ia membersihkan batu itu di bajunya yang mahal, lalu memberikannya pada Wol. Kalau begitu, ini adalah hadiah dariku.

Perawat muncul dan menanyakan obat. Wol minta maaf dan berkata akan segera mengambilnya. Wol berterima kasih pada Yang Myung dan minta Yang Myung hati-hati di jalan. Wol pergi. Yang myung tersenyum memandang punggung Wol.

Nok Young kembali ke Seongsucheong, ia disambut barisan peramal. Nok Young tanya apa ada yang terjadi selama ia pergi.
Seorang peramal berkata kalau ada perintah kerajaan yang meminta Nok Young masuk ke Daejeon setelah Nok Young pulang. Nok Young mengerti, malam ini ia akan membuat persembahan untuk roh2 dan besok pagi ia akan ke istana.

Jansil lari mendekatinya, Shinmu..Shinmu..Seol eonni..mengenakan baju wanita. Seol muncul dari balik punggung Jansil, ia menunduk. Nok Young tampak terkejut melihatnya.

Wol jalan ke sebuah tumpukan batu dan berkata pada ayahnya, Ayah, sampai aku mengetahui semuanya, semua kekhawatiran dan kesedihanku, akan dikubur disini untuk sementara. Setiap langkah yang diambil putrimu di masa mendatang..Ayah..tolong kau jagai aku.
Wol meletakkan batu dari Yang Myung tadi dan meletakkan ke atas tumpukan.

Seorang dayang mendekati Wol dan tanya apa kau peramal yang bernama Wol.
Wol mengiyakan. Dayang itu minta Wol ikut dengannya, Yang Mulia Ratu ingin bertemu denganmu.

Yang Myung jalan pulang dan ia ingat apa kata Wol tentang batu itu. Ia teringat saat mengatakan hal yang sama pada Yeon Woo remaja.
Yang Myung remaja saat itu berkata kalau Yeon Woo bisa melimpahkan semua kecemasan pada batu itu.

Yang Myung sadar kalau Wol baru saja mengatakan kata2 yang sama, lalu ia ingat saat ia menjentik dahi Wol, reaksi Wol sama dengan reaksi Yeon Woo remaja. Yang Myung terkesiap, apa mungkin Wol sudah sadar siapa dirinya.

Tiba2 terdengar teriakan Raja, Hyungnim! Yang Myung menoleh dan melihat Raja sudah menunggunya.

Keduanya duduk di dalam rumah Yang Myung. Raja kesal kenapa Yang Myung bertindak sembarangan.
Yang Myung : Saya tidak tahu maksud Yang Mulia.
Raja : Kudengar kau sering berkunjung ke Seohwalinseo.

Yang Myung : Ah..saya tidak sering ke sana, saya kesana setiap hari. Yeah..
Wanita yang saya suka sedang jatuh dalam masalah, bagaimana seseorang bisa menyebut dirinya seorang pria jika hanya berdiam diri saja?

Raja : Hyungnim..

Yang Myung : Saya sudah bilang, saya tidak peduli dengan kedudukan saya. Saya siap membuang semuanya.
Apa anda tidak ingat?

Raja membentaknya, aku sudah memberikan perintah kalau kau tidak boleh mendekatinya. Apa kau akan melawan perintah?
Yang Myung : Yang Mulia!
Raja : Hyungnim!
Sebenarnya Raja hanya mencemaskan keselamatan Yang Myung, kalau ia selalu ada di dekat Wol, maka para politikus bisa menggunakan alasan ini untuk membunuh Yang Myung.

Ratu Yoon menunggu Wol dengan gugup, ia menggigiti kukunya.
Wol dibawa masuk menemui Ratu. Wol memberi hormat pada Ratu, lalu mengangkat wajahnya.

Ratu Yoon syok melihat wajah Wol, karena ia segera mengenali kemiripan Wol dengan Heo Yeon Woo.

The Moon [1], [2], [3], [4], [5], [6], [7], [8], [9], [10], [11], [12], [13], [14]

1 comment:

  1. tirza eonni semangat... tulisannya bener-bener bikin dag dig dug.... hwaaaaaa,,, ditunggu kelanjutannya.....

    ReplyDelete